Friday, 27 November 2015

KEJATUHAN ISLAM ANDALUSIA PENUH TRAGIS




SEJARAH PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA





Sejarah Peradaban Islam di Andalusia

Oleh: Alibas & Hikmah Husnul Khotimah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dari banyaknya buku sejarah yang kita baca dan informasi-informasi yang kita telah dapatkan, para ahli sejarah telah mencatat banyak hal tentang perkembangan peradaban Islam khususnya pertengahan abad ke-8 M hingga permulaan abad ke-13 M. Sejarah peradaban islam telah dicatat dalam sejarah, bahwa pada masa tersebut Islam pernah mengalami masa kejayaan. 

Kejayaan Islam ini diperlihatkan dengan berbagai kemajuan-kemajuan dalam banyak bidang seperti bidang ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, teknologi dan masih banyak yang lainnya. Kemajuan-kemajuan itu terjadi baik dari Daulah Islam di Timur (Daulah Abbasiah) yang berpusat di Baghdad maupun Islam di Barat (Daulah Umayyah) yang berpusat di Cordoba.

Di masa khilafah Bani Umayyah yang berumur kurang lebih 90 tahun telah mencapai keberhasilan ekspansi ke berbagai daerah, baik di Timur maupun di Barat dengan wilayah kekuasaan Islam yang benar-benar sangat luas. Pada zaman khalifah al-Walid Ibn al-Malik, salah satu khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus, umat Islam mulai menaklukan semenanjung Iberia. 

Semenanjung Iberia adalah nama tua untuk wilayah Spanyol dan Portugal. Sejak awal abad 5 Masehi (tahun 406 M), wilayah tersebut dikuasai oleh bangsa Vandals, maka dinamakan Vandalusia. Namun, sejak tahun 711 M, semenanjung Iberia dan wilayah selatan Prancis jatuh ke dalam kekuasaan Islam, diperintah oleh pembesar-pembesar Arab dan Barbar. Sejak itulah, wilayah ini dikenal dengan Andalusia.


Spanyol merupakan tempat paling utama dan jembatan emas bagi Eropa dalam menyerap peradaban Islam dan hasil-hasil kebudayaan Islam, baik dalam bentuk hubungan politik, social, perekonomian, maupun peradaban antarnegara. Orang-orang eropa menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada dibawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan negara-negara tetangga Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan sains. 

Kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini banyak berhutang budi kepada khazanah ilmu pengetahan Islam yang berkembang di periode klasik.
Maka pada makalah ini, kami akan mencoba membahas secara gamblang mengenai bagaimana peradaban Islam di Andalusia. Tentu Islam membawa banyak peranan penting bagi khazanah peradaban di Andalusia (Spanyol). 

Banyak perubahan-perubahan drastis setelah masuknya Islam di Andalusia yang patut kita tahu dan cermati sebagai pemikir umat Islam. Memang banyak saluran bagaimana peradaban Islam mempengaruhi Eropa, tetapi saluran yang terpenting adalah Spanyol Islam.

Dalam bab pembahasan makalah ini, sebelum kami mengkaji kebangkitan kebudayaan Islam di Andalusia, tidak ada salahnya kita perlu meninjau terlebih dahulu tentang situasi di Andalusia sebelum Daulah Umayyah berdiri disana. Untuk itu, kami memaparkan di dalam makalah kami secara gamblang tentang hal tersebut.  

1.2  Rumusan Masalah:


  1. Bagaimana proses masuknya islam di Andalusia?
  2. Bagaimana perkembangan peradaban dan pemerintahan politik di Andalusia sebelum dan sesudah masuknya islam?
  3. Bagaimana system pemerintahan masa-masa kekhalifaan di Andalusia?
  4. Apa faktor-faktor penyebab keruntuhan kekuasaan islam di Andalusia?
 1.3 Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan keislaman dalam peradaban Andalusia setelah masuknya Islam bagi para pembaca. Dimana kita bisa cermati perbedaan peradaban antara sebelum masuknya Islam dan sesudah masuknya Islam di Andalusia.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk menjadi bahan penambah informasi tentang peradaban Islam, khususnya peradaban Islam di Andalusia.

BAB II

PEMBAHASAN     
II.1 Proses Masuknya Islam di Spanyol
Semenanjung Iberia di Eropa, yang meliputi wilayah Spanyol dan wilayah Portugal sekarang ini, menjorok ke selatan ujungnya hanya dipisahkan oleh sebuah selat sempit dengan ujung benua Afrika. Bangsa Grit tua menyebut selat sempit itu dengan tiang-tiang Hercules dan di seberang selat sempit itu terletak di benua Eropa. Selat sempit itu sepanjang kenyataan memisahkan lautan tengah dengan lautan atlantik.[1]

       Semenanjung Iberia, sebelum ditaklukkan bangsa Visighots pada tahun 507 M, didiami oleh bangsa Vandals. Justru wilayah kediaman mereka itu disebut dengan Vandalusia. Dengan mengubah ejaanya dan cara membunyikannya, bangsa Arab pada masa belakangan menyebut semenanjung Iberia itu dengan Andalusia.

Spanyol diduduki oleh umat Islam pada zaman khalifah Al-Walid (705-715 M), salah seorang khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan Spanyol, umat islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari dinasti umayyah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman Khalifah Abdul Malik (685-705 M). 

Khalifah Abdul Malik mengangkat Hasan bin Nu’man Al-Ghassani menjadi Gubernur di daerah itu. Pada masa khalifah Al-Walid, Hasan bin Nu’man sudah digantikan oleh Musa bin Nushair. Di zaman Al-walid itu, Musa bin Nushair memperluas wilayah kekuasaanya dengan menduduki Aljazair dan Maroko. Selain itu, ia menyempurnakan penaklukan ke daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa Barbar di pegunungan-pegunungan, sehingga mereka menyatakan setia dan berjanji akan membuat kekacauan-kekacauan seperti yang pernah mereka lakukan sebelumnya.

Dalam proses penaklukan Spanyol ada 3 pahlawan Islam yang memimpin pasukan kesana yakni Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair. Namun, yang sebagai perintis dan penyelidik kedatangan Islam ke Andalusia adalah Tariq ibn Ziyad. Ia yang telah memimpin pasukan tentera menyeberangi lautan Gibralta (Jabal Thariq) menuju ke semenanjung Iberia. Musa ibn Nushair pada tahun 711 M, mengirim pasukan Islam dibawah pimpinan Thariq bin Ziyad yang hanya berjumlah 7000 orang dan tambahan pasukan 5000 personel yang memang tak sebanding dengan tentera pasukan Gothik yang berkekuatan 100.000 lengkap bersenjata. 

Namun, pada akhirnya, Thariq bin Ziyad mencapai kemenangan, dengan mengalahkan Raja Foderick di Bakkah dan menaklukan kota-kota penting seperti Cordova, Granada, Toledo dan hingga akhirnya menguasai seluruh kota penting di Spanyol.

       Kemenangan-kemenangan Islam terlihat nampak begitu mudah. Tentu hal ini didorong oleh faktor-faktor baik karena tokoh-tokoh pejuang dan prajurit Islam yang kuat, kompak dan penuh percaya diri dan juga didorong oleh faktor-faktor yang menguntungkan Islam yakni kondisi sosial, politik dan ekonomi Spanyol yang buruk pada waktu itu.

II.2 Perkembangan Politik
Pada waktu Bani Umayyah (661-750 M) yang berpusat di Damaskus jatuh pada tahun 132 H (750 M) dan digantikan oleh  Bani Abbasiyah yang berkedudukan di Baghdad. Pada saat itu terjadi pembunuhan massal serta pengejaran terhadap sisa-sisa keluarga Umayyah, terdapat seorang amir yang dapat meloloskan diri dan selamat dari pembantaian, ia bernama Amir Abdurrahman bin Muawiyyah bin Hisyam bin Abdil Malik. Ia memasuki Mesir, Barca (Libya), dan Afrika Utara. Selama berjuang selama tidak kurang dari enam tahun, Abdurrahman berhasil memasuki Andalusia.

Pada awalnya, amir yang memegang kekuasaan terakhir di Andalusia menjelang tahun 138 H (756 M) adalah seorang wali Yusuf ibnu Abdirrahman Al-Fihri dari suku Mudhari yang ditunjuk oleh Khalifah di Damaskus, dengan masa jabatan biasanya 3 tahun. Namun pada tahun 740an M, terjadi perang saudara yang menyebabkan melemahnya kekuasaan Khalifah. Dan pada tahun 746 M, Yusuf Al-Fihri memenangkan perang saudara tersebut, menjadi seorang penguasa yang tidak terikat kepada pemerintahan di Damaskus. 

Namun pada tahun 756 M, Abdurrahman melengserkan Yusuf Al-Fihri, dan menjadi penguasa Kordoba sehingga ia dijuluki “Abdurrahman Addakhil” dengan gelar  Amir Kordoba (Abdurrahman I). Dapat dikatakan bahwa Abdurrahman I merupakan “founding father” Daulah Umayyah di Andalusia dan sekaligus sebagai peletak dasar kebangkitan kebudayaan Islam di Andalusia.[2]

II.3. Periode Kekuasaan/ Islam di Spanyol
Sejak pertama kali Islam menginjakkan kaki di daerah Spanyol hingga masa jatuhnya, Islam memiliki peranan yang sangat penting dan besar dalam perkembangan umat Islam. Islam di Spanyol berjaya dan berkuasa selama tujuh setengah abad dan itu merupakan waktu yang sangat lama untuk mengembangkan Islam. Menurut Dr. Badri Yatim, sejarah panjang Islam di Spanyol dapat dibagi dalam beberapa periode:[3]

  1. 1.      Periode pertama (711-755M)
Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum  tercapai sempurna, berbagai gangguan masih terjadi baik yang datang dari luar maupun dari dalam.
            Gangguan yang datang dari dalam yaitu berupa perselisihan diantara elit penguasa.  Disamping itu, terdapat perbedaan pandangan antar khalifah di Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Adapun gangguan yang datang dari luar yaitu datangnya dari sisa-sisa musuh islam di Spanyol yang tinggal di daerah pegunungan.

  1. 2.        Periode kedua (755-912 M)
Pada periode ini Spanyol di bawah pemerintahan Abbasiyah di Baghdad. Amir yang pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol, tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Abdurrahman Ad-Dakhil. Abdurrahman Ad-Dakhil adalah keturunan dari bani umayyah yang berhasil lolos dari kejaran Bani Abbasiyah ketika Bani Abbasiyah berhasil menaklukkan Bani Umayyah di Spanyol.

            Pada periode ini, umat Islam mulai memperoleh kemajuan, baik dalam bidang politik atau pun peradaban. Islam pada saat itu mulai mengalami perkembangan yang begitu dashyat dan mampu memperluas wilayah kekuasaannya di daerah Spanyol. Abdurrahman Ad-Dakhil mendirikan mesjid cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar di Spanyol.  

  1. 3.      Periode ketiga (912-1013 M)
Pada periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan abdurrahman III yang bergelar “An-Nasir” sampai munculnya raja-raja kelompok  (Muluk al-thawaif). Pada periode ini spanyol diperintah oleh penguasa dengan khalifah. Pada periode ini umat Islam di Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejaaan yang  menyaingi daulah Abbasiyah di baghdad. Abdurrahman An-Nashir mendirikan Universitas Cordoba. Perpustakaannya memiliki ratusan ribu buku. Pada masa ini, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran yang tinggi.

            Abdurrahman III adalah seorang raja yang teramat sangat lama memerintah 50 tahun lamanya. 50 tahun dia membela kerajaan yang telah didirikan nenek moyangnya. Masa pemerintahan Abdurrahman III adalah masa yang amat gemilang dalam sejarah Arab Spanyol. Segala pemberontakan di padamkan, perpecahan disatukan disatukan kembali, perselisihan di hapuskan. 

Pada saat pemerintahan Abdurrahman III, islam telah sanggup mempertahankan kekuasaan arab di Spanyol. Ia juga meninggalkan jejak besar dalam sejarah tidak saja di semenanjung Iberia tetapi juga seluruh Eropa.
 
Setelah masa kekhalifahan Abdurrahman III yang dilanjutkan oleh puteranya, Al-Hakam II (961-976 M) dan putera Al-Hakam II, Hisyam II (976-1009 M). Namun, ketika Hisyam menduduki kepemimpinan dalam usia 11 tahun merupakan awal dari kehancuran Bani Umayyah di Spanyol. Hingga pada tahun 1013 M, Spanyol sudah terpecah menjadi negara-negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu.

  1. 4.      Periode keempat (1013-1086 M)
Pada masa ini Spanyol sudah terpecah-pecah menjadi beberapa negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu. Bahkan pada periode ini Spanyol terpecah menjadi lebih dari 30 negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-mulukuth Thawaif  yang berpusat di suatu kota seperti sevilla, Cordoba, Taledo dan sebagainya.

Pada periode ini umat islam di Spanyol kembali memasuki pertikaian intern. Ironisnya jika itu terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Namun, walau pun demikian, kehidupan intelektual terus berkembang pada periode ini. Istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari istana ke istana yang lain.

  1. 5.      Periode kelima (1086-1248 M)
Pada periode ini Islam di Spanyol meskipun masih terpecah dalam beberapa negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan yakni kekuasaan dinasti marurabithun (1086-1143 M) dan dinasti muwahhidin (1146-1235 M):

  1. a.      Dinasti Murabitun
 Dinasti murabitun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang kuat dan besar yang didirikan oleh Yusuf bin Tasyfim di Marocco, Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan kerajaan yang berpusat di marakesy. Dan akhirnya, islam dapat memasuki Spanyol dan dapat menguasainya. Dalam  perkembangannya selanjutnya, pada dinasti ini dipimpin oleh penguasa-penguasa yang lemah sehingga mengakibatkan wilayah Saragossa dapat dikuasai oleh kaum Kristen pada tahun 1118 M. Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini digantikan oleh dinasti Muwahhidun.

  1. b.   Dinasti Muwahhidun
Dinasti ini berpusat di Afrika Utara yang didirikan  oleh Muhammad ibn Tumart. Pada masa ini telah berdiri dua kerajaan kecil-kecil yang kuat yaitu di Negeri Balansia (Valencia) dan Marsiah (Marcia). Dinasti ini datang ke Spanyol dibawah pimpinan Abd-Al-Mun’im. Dinasti ini mengalami banyak kemajuan dimana kota-kota muslim penting yakni Cordova, Almeria, dan Granada jatuh dibawah kekuasaannya. Akan tetapi dinasti Muwahhidun mengalami kemunduran dimana pada tahun 1212 M, tentara Kristen berhasil memperoleh kemenangan di Las Navas de Tolesa. Dalam kondisi demikian umat muslim tidak mampu bertahan dari serangan-serangan kristen yang besar.  Tahun 1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh pada tahun 1248 M. Hampir seluruh wilayah Spanyol islam lepas dari tangan penguasa islam.

  1. 6.      Periode keenam (1248-1492 M)
Pada peride ini hanya berkuasa di granada di bawah Dinasti Ahmar atau daulat Nasriyah (1232-1492 M). Dinasti ini  yang mendirikan istana Alhambara di kota Granada tu. Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman An-Nasir. Akan tetapi, secara politik dinasti merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. Abbdullah Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya karena menunjuk anaknya yang lain sebagai penggantinya menjadi raja. Ia memberontak dan berusaha merampas kekuasaan. Dalam pemberontakan itu, ayahnya terbunuh dan digantikan oleh muhammad bin sa’ad. Abu Abdullah kemudian meminta bantuan kepada Ferdinand dan Isabella untuk menjatuhkannya. Dua penguasa ini Kristen ini dapat mengalahkan penguasa yang sah, dan Abu Abdullah naik tahta.



Image result for hentikan bunuh muslim jika tak mahu anda di bunuh
Panji Islam yang di Tawan Kristian
   Ferdinand dan Isabella akhirnya mempersatukan dua kerajaan besar Kristen yaitu negeri Aragon dan Castillia melalui perkawinan. Setelah bersatu, mereka mempersatukan kekuatan memerangi kerajaan Granada pada tahun 1492 M. Namun, pada akhirnya mereka menyerang balik terhadap kekuatan Abu Abdullah. Abu Abdullah tidak kuasa menahan serangan-serangan penguasa Kristen tersebut sehingga pada akhirnya Abu Abdullah kalah dalam peperangan tersebut. Abu Abdullah akhirnya menyerahkan kekuasaan kepada Ferdinand dan Isabella, sedangkan Abu Abdullah hijrah ke Afrika Utara. Dengan jatuhnya kerajaan Bani Ahmar, berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol pada tahun 1492 M sampai tinggal sisa-sisanya yang kemudian dipaksa oleh paus-paus di Roma untuk memeluk agama Nasrani. Maka, ada yang memeluk nasrani dengan terpaksa, ada yang dibunuh dan ada yang masih tetap memeluk agama nenek moyangnya dengan diam-diam. Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat islam di wilayah ini. 

Walau pun islam telah berjaya dan dapat berkuasa di sana selama hampir tujuh setengah abad lamanya.

II.4 Perkembangan Peradaban Islam di Andalusia

  1. 1.      Perkembangan Pembangunan
Kemajuan Bani Umayyah di Andalusia diraih pada masa pengganti Abd al-Rahman al-Dakhil. Kemajuan Kordova ditandai dengan pembangunan yang megah diantaranya:

  1.  al-Qashr al-Kabir , kota satelit yang didalamnya terdapat gedung-gedung istana megah.
  2. Rushafat, istana yang dikelilingi oleh taman yang di sebelah barat laut Cordova.
  3. Masjid jami’ Cordova, dibangun tahun 170 H/786 M yang hingga kini masih tegak.
  4. Al-Zahra, kota satelit di bukit pegunungan Sierra Monera pada tahun 325 H/936 M. Kota ini dilengkapi dengan masjid tanpa atap (kecuali mihrabnya) dan air mengalir ditengah masjid, danau kecil yang berisi ikan-ikan yang indah, taman hewan (margasatwa), pabrik senjata, dan pabrik perhiasan.[4]
  5. 2.      Perkembangan Ekonomi
Perkembangan baru spanyol juga didukung oleh kemakmuran ekonomi pada abad ke-9 dan abad ke-10. Perkenalan dengan pertanian irigasi yang didasarkan pada pola-pola negeri Timur mengantarkan pada pembudidayaan sejumlah tanaman pertanian yang dapat diperjual-belikan , meliputi buah ceri, apel, buah delima, pohon ara, buah kurma, tebu, pisang, kapas, rami dan sutera. Pada saat yang sama, Spanyol memasuki fase perdagangan yang cerah lantaran hancurnya penguasaan armada Bizantium terhadap wilayah barat laut Tengah. Beberapa kota seperti seville dan Cordova mengalami kemakmuran lantaran melimpahnya produksi pertanian dan perdagangan internasional.

  1. 3.    Perkembangan Intelektual
Dalam masa lebih dari tujuh abad kekuasan Islam di Spanyol, umat Islam telah mencapai kejayaannya di sana. Banyak sekali kontribusi bagi kebangunan budaya Barat. Kebangkitan intelektual dan kebangunan kultural Barat terjadi setelah sarjana-sarjana Eropa mempelajari, mendalami dan menimba begitu banyak ilmu-ilmu Islam dengan cara menerjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan Islam ke dalam bahasa Eropa. 

Mereka dengan tekun mempelajari bahasa Arab untuk dapat menerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan Islam. Dalam sejarah Andalusia, kota Toledo pernah menjadi pusat penerjemahan. Banyak sarjana-sarjana Eropa yang berdatangan ke kota Toledo untuk belajar dan mendalami buku-buku ilmu pengetahuan Islam. Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentangan sejarah Islam. Sains dan Teknologi.[5]

Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari komunitas-komunitas Arab (Utara dan Selatan), al-Muwalladun (orang-orang spanyol yang masuk Islam), Barbar (umat Islam yang berasal dari Afrika Utara), al-Shaqalibah (penduduk daerah antara Konstantinopel dan Bulgaria yang menjadi tawanan Jerman dan dijual kepada penguasa Islam untuk dijadikan tentara bayaran), Yahudi, Kristen Mujareb yang berbudaya Arab, dan Kristen yang masih menentang kehadiran Islam. 

Semua komunitas itu, kecuali yang terakhir, memberikan sumbangan intelektual terhadap terbentuknya lingkungan budaya Andalusia yang melahirkan kebangkitan llmiah, sastra, dan pembangunan fisik di Spanyol.[6] 

Disamping dari faktor kemajemukan masyarakatnya, negeri yang subur juga mendorong negeri Spanyol dalam mendatangkan penghasilan ekonomi yang tinggi dan pada gilirannya banyak menghasilkan pemikir. Berikut dibawah ini uraian mengenai perkembangan intelektual di masing-masing bidang:

  1. a.      Astronomi
Di bidang astronomi, sarjana Islam al-Khawarizmi banyak sekali memberikan sumbangannya dengan karya-karyanya dan mempunyai pengaruh terbesar terhadap kontribusi ilmu pasti diantara semua penulis di abad pertengahan. Ia menulis buku al Jabr wa al-Muqabalah, yang memuat daftar astronomi yang tertua dan al-Khwarizmi merupakan orang pertama yang menyusun buku ilmu berhitung dan aljabar.[7]

Namun disamping itu, tokoh yang paling terkenal dalam ilmu astronomi adalah Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash. Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang.[8]

Ada pula Al-majiriyah dari Cordova, al-Zarqali dari Toledo dan Ibn Aflah dari Seville, merupakan para pakar ilmu perbintangan yang sangat terkenal saat itu.                                       .

  1. b.      Matematika
Ilmu eksakta yakni matematika mulai berkembang karena didorong dengan adanya perkembangan filsafat. Ilmu pasti dikembangkan orang Arab berasal dari buku India yaitu Sinbad, yang diterjemahkan dalam bahasa Arab oleh Ibrahim al-fazari (154 H/ 771 M).[9] 

Dengan perantara buku ini, kemudian Nasawi seorang pakar matematika memperkenalkan angka-angka India seperti 0,1, 2, hingga 9), sehingga angka-angka India di Eropa lebih dikenal dengan angka Arab.

  1. c.       Filsafat
Sumbangan Islam dalam filsafat tak kurang pula terhadap dunia Barat. Minat filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M di masa Khilafah Bani Umayyah, Muhammad ibn Abd al-Rahman (832-886 M).[10] 

Karya-karya ilmiah dan filosofis dalam jumlah besar diimpor dari Timur, sehingga Cordova menjadi perpustakaan dan universitas besar yang dapat menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan didunia Islam. Dalam keadaan ini, maka Spanyol banyak melahirkan filosof-filosof besar.
Tokoh pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad ibn al-Sayigh (Ibn Bajjah). Ia lahir di Saragosa, lalu pindah ke Sevilla dan Granada. Ia bersifat etis dan eskatologi dalam masalah yang dikemukakannya seperti al-Farabi dan Ibn Sina. Magnum opusnya adalah tadbir al-Mutawahhid.Tokoh kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail, penduduk asli Wadi Asy (sebuah dusun kecil disebelah timur Granada. Karya filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hay ibn Yaqzhan.[11]
 
Abad 12 sampai abad 16, aliran Ibn Rusyd (1126-1198 M) mendominasi lapangan filsafat di Iberia dan Eropa. Ibn Rusyd dari Cordova ini, dikenal sebagai komentator pikiran-pikiran Aristoteles sehingga dijuluki Aristoteles II. Ia juga memiliki ciri kehati-hatian dalam menggeluti masalah-masalah tentang keserasian filsafat dan agama. Sedang al-Kindi terkenal dengan menggabungkan dalil-dalil Plato dan Aristoteles dengan cara Neo-Platonis.[12]

  1. d.      Kedokteran
Ada banyak sumbangan Islam yang sangat menonjol dan telah menjadi dasar kemajuan Barat dalam ilmu kedokteran. Dokter Islam, al-Kindi (809-873 M), telah menulis buku Ilmu Mata yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin menjadi Optics. Selain itu, terkenal pula ar-Razi (865-925 M) yang oleh orang Barat-Latin disebut Rhazez. Ia mengarang sebuah buku kedokteran berjudul al-Hawi. Buku tersebut telah diterjemahkan oleh Faraj bin Salim (seorang tabib Yahudi dari Sicilia) ke dalam bahasa Latin dengan judul Continens atas perintah Raja Farel dari Anyou. Ia memuat dan merangkum ilmu ketabiban dari Persi, Yunani dan Hindu, dan hasil-hasil penyelidikan.

Ahli kedokteran yang terkenal pada saat itu antara lain adalah Abu al-Qasim al-Zahrawi. Di Eropa ia dikenal dengan nama Abulcassis. Beliau adalah seorang ahli bedah terkenal dan menjadi dokter istana. Ia wafat pada tahun 1013 M. Di antara karyanya yang terkenal adalah al-tasrif terdiri dari 30 jilid. Selain al-Qasim, terdapat seorang filosuf besar bernama Ibn Rusyd yang juga ahli dalam bidang kedokteran. Di antara karya besarnya adalah Kulliyat al-Thib.   
                                     
Dokter islam lain yang terkenal adalah Ibnu Sina (Avecinna). Ia menulis buku yang berjudul al-Qonun fit-Thib, diterjemahkan dalam bahasa Latin dengan judul Qonun of Medicine dan menjadi buku pegangan diperguruan-perguruan tinggi selama 30 tahun terakhir dari abad 15. Buku kedoteran lain Ibn Sina berjudul Materia Medica memuat kira-kira 760 macam ilmu dipakai pedoman terutama di Barat. Dikatakan oleh William Osler, bahwa diantara kitab-kitab yang lain, kitab Ibnu Sina lah yang tetap merupakan dasar ilmu ketabiban untuk masa yang paling lama.[13]       
                                                                                                                                  

  1. e.       Sastra
Lahirnya karya-karya sastra di dorong oleh kemajuan bahasa pada waktu itu. Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol baik oleh orang-orang Islam maupun non-islam. Bahkan, penduduk asli Spanyol menomorduakan bahasa asli mereka. Mereka juga banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, baik keterampilan berbicara maupun tata bahasa. Karya-karya sastra yang banyak bermunculan, seperti al-‘Iqd al-Farid karya Ibn Abd Rabbih, al-Dzakhirah fi Mahasin Ahl al-Jazirah oleh Ibn Bassam, kitab al-Qalaid karya al-Fath Ibn Khaqan, dan banyak lagi yang lain.[14]

  1. f.       Sejarah
Dalam bidang ilmu sejarah ternyata karya-karya ilmu sejarah ternyata juga memberikan sumbangan dan pengaruh dalam pemikiran-pemikiran sarjana Barat. Ibnu Khaldun, melalui karya Muqaddimah-nya, dialah yang pertama kali mengemukakan teori perkembangan sejarah, baik berdasarkan penyelidikan faktor jasmani dan iklim, maupun kekuatan moral dan ruhani. Sebagai orang yang mencari dan merumuskan hukum kemajuan dan keruntuhan bangsa, maka Ibnu Khaldun dapat dianggap sebagai pencipta ilmu baru, karena tak ada penulis Arab maupun Eropa yang mempunyai pandangan sejarah yang sejelas itu dan mengulasnya secara filsafat. Buku Muqaddimah Ibnu Khaldun menjadi tumpuan studi para ahli Barat dan ahli-ahli lainnya, dan kebebasan Ibnu Khaldun diakui oleh sejarawan Toynbee.[15]

II.5 Keruntuhan Kekuasaan Islam di Andalusia
          Dalam masa kekuasaan Islam di Spanyol yang begitu lama tentu memberikan catatan besar dalam mengembangkan dan memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi peradaban dunia. Namun, sejarah panjang yang telah diukir kaum muslim menuai kemunduran dan kehancuran. Kemunduran dan kehancuran disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

  1. 1.      Konflik Islam dengan Kristen
Keadaan ini berawal dari kurang maksimalnya para penguasa muslim di Andalusia dalam melakukan proses Islamisasi. Hal ini mulai terlihat ketika masa kekuasaan setelah al-Hakam II yang dinilai tidak secakap dari khalifah sebelumnya. Bagi para penguasa, dengan ketundukan kerajaan-kerajaan kristen dibawah kekuasaan kristen hanya dengan membayar upeti saja, sudah cukup puas bagi mereka. Mereka membiarkan umat Kristen menganut agamanya dan menjalankan hukum adat dan tradisi kristen, termasuk hirarki tradisional, asal tidak ada perlawanan senjata.

Namun, kehadiran Arab Islam tetap dianggap sebagai penjajah sehingga malah memperkuat nasionalisme masyarakat Spanyol Kristen. Hal ini menjadi salah satu penyebab kehidupan negara Islam di Andalusia tidak pernah berhenti dari pertentangan antara Islam dan Kristen. Akhirnya pada abad ke-11, umat Islam Andalusia mengalami kemunduran, sedang umat Kristen memperoleh kemajuan pesat dalam bidang IPTEK dan strategi perang.

  1. 2.      Tidak Adanya Ideologi Pemersatu
Hal ini terjadi hingga abad ke-10 atas perlakuan para penguasa muslim sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah terhadap para mu’allaf yang berasal dari umat setempat. Mereka diperlakukan tidak sama seperti tempat-tempat daerah taklukan Islam lainnya. Kenyataan ini ditandai dengan masih diberlakukannya istilah ibad dan muwalladun, suatu ungkapan yang dinilai merendahkan.

Akhirnya kelompok-kelompok etnis non-Arab terutama etnis Salvia dan Barbar, sering menggerogoti dan merusak perdamaian. Hal ini menimbulkan dampak besar bagi perkembangan sosio-ekonomi di Andalusia. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada ieologi pemersatu yang mengikat kebangsaan mereka. Bahkan banyak diantara mereka yang berusaha menghidupkan kembali fanatisme kesukuan guna mengalahkan Bani Umayyah.

  1. 3.      Kesulitan Ekonomi
Dalam catatan sejarah, pada paruh kedua masa Islam di Andalusia, para penguasa begitu aktif mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, sehingga mengabaikan pengembangan perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang memberatkan dan berpengaruh bagi perkembangan politik dan militer. Kenyataan ini diperparah lagi dengan datangnya musim paceklik dan membuat para petani tidak mampu membayar pajak. Selain itu, penggunaan keuangan negara tidak terkendali oleh para penguasa muslim.

  1. 4.      Tidak jelasnya Sistem Peralihan kekuasaan
Kekuasaan merupakan hal yang menjadi perebutan diantara ahli waris. Karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk al-Thawaif muncul. Maka, Granada yang awalnya menjadi pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol akhirnya jatuh ke tangan Ferdinand dan Isabella.

  1. 5.      Keterpencilan
Spanyol Islam bagaikan negeri terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia selalu berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Oleh karena itu, tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen disana.[16]


KESIMPULAN


Andalusia, sebuah negeri yang meninggalkan jejak begitu besar di sepanjang sejarah umat Islam pada awal perkembangan Islam di dunia Eropa. Tentu hal ini menyita banyak perhatian besar dari berbagai khalayak umat Islam. Dikatakan demikian, karena penguasaan Islam terhadap semenanjung Iberia lebih khusus Andalusia, telah menunjukkan bahwa Islam telah tersebar ke negara Eropa.

Mulai dari tahapan awal proses masuknya Islam, dimana wilayah Spanyol diduduki oleh khalifah-khalifah dalam setiap dinasti-dinasti yang didirikan dalam setiap periodenya. Tentu, hal ini banyak memiliki peranan yang sangat penting dan besar dalam perkembangan umat Islam. Dimana  pada akhirnya Islam pernah berjaya di Spanyol dan berkuasa selama tujuh setengah abad. Suatu masa kekuasaan dalam waktu yang sangat lama untuk mengembangkan Islam.
 
Namun, di balik usaha keras umat Islam mempertahankan kejayaan pada masa sekian abad itu, umat Islam menghadapi kesulitan yang amat berat. Dimana pada suatu ketika, umat Islam diterpa serangan-serangan penguasa Kristen yang sampai-sampai umat Islam tidak kuasa menahan serangan-serangan penguasa Kristen yang semakin kuat itu. Sehingga pada akhirnya Islam menyerahkan kekuasaannya dan semenjak itu berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol.

Demikianlah Islam di Andalusia, walaupun pada akhirnya berakhir dengan kekalahan, namun islam muncul sebagai suatu kekuatan budaya dan sekaligus menghasilkan cabang-cabang kebudayaan dalam segala ragam dan jenisnya. Banyak sekali kontribusi Islam bagi kebangunan peradaban dan kebudayaan baru Barat. Sumbangan Islam itu  telah menjadi dasar kemajuan Barat terutama dalam bidang-bidang politik, ekonomi, sains dan teknologi, astronomi, filsafat, kedokteran, sastra, sejarah dan hukum.


.      DAFTAR PUSTAKA
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2008.
Amin, Samsul Munir,, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2009.
Ismail, Faisal, Paradigma Kebudayaan Islam, Yogyakarta: Titian Ilahi Press,     1996.
Mubarok, Jaih, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004.
Lapidus, Ira. M.. Sejarah Sosial Ummat Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,      1999.
Hamka, Sejarah Umat Islam, Singapore: Pustaka Nasional PTE LTD, 2005.
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                               

[1] Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: AMZAH, 2009), hlm.160
[2] Faisal Ismail, Paradigma Kebudayaan Islam, (Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1996), hlm.145.
[3]Samsul Munir Amin,op. cit., hlm. 168.
[4] Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004), hlm. 71.
[5]Faisal Ismail, op. cit., hlm. 160.           
[6] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2004), hlm. 100.
[7] Faisal Ismail, op. cit., hlm. 158.
[8]Badri Yatim, op. cit., hlm. 102.
[9] Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004), hlm. 73.
[10] Badri Yatim, op. cit., hlm. 101. 
[11]Ibid.
[12]Faisal Ismail, op. cit., hlm. 158-159.
[13] Faisal Ismail, op. cit., hlm. 157-158.
[14] Badri Yatim, op. cit., hlm. 103.
[15] Faisal Ismail, op. cit., hlm. 159.
[16] Badri Yatim, op. cit., hlm. 107

Wednesday, 25 November 2015

ISIS - TERRORIS YANG DI UJUDKAN UNTUK MEMFITNAH MUSLIM




#PrayForParis,  Doa Warga Dunia untuk Perancis  

PrayForParis, Doa Warga Dunia untuk Perancis

, CNN Indonesia
Polis menghalau jurnalis agar menjauh dari lokasi penembakan (REUTERS/Philippe Wojazer)
 

Jakarta, CNN Indonesia -- Serangan bom di Paris, Perancis yang menghebohkan dunia turut mengundang perhatian para netizen di media sosial, khususnya Twitter.

Menggunakan tanda pagar #PrayForParis, netizen mengungkapkan duka cita mereka di akun Twitter masing-masing. Tagar #PrayForParis saat ini pun bertengger di puncak trending topics Twitter.



Dari pantauan situs Topsy.com, kicauan Twitter dari para netizen yang menggunakan tagar #PrayForParis selama beberapa jam terakhir mencapai lebih dari 322 ribu tweet. Tak terkecuali sang pendiri dan CEO Path, Dave Morin yang ikut berkicau di akun Twitternya lengkap dengan tagar #PrayForParis.

"Praying for Paris. Ini adalah serangan kemanusiaan dan kehidupan masyarakat. Saatnya bersatu," cuit nama pengguna @davemorin beberapa jam lalu.

Penggagas Facebook, Mark Zuckerberg juga mengungkapkan belasungkawa terhadap serangan bom Paris pada laman Facebooknya.

"Saya ikut berduka cita untuk semua orang di Paris malam ini. Tindak kekerasan seperti ini tidak seharusnya terjadi di manapun," tulis Zuckerberg.

Ribuan orang berkumpul di stadion Stade de France, Paris, pada Jumat malam (13/11) untuk menyaksikan tim nasional Perancis melawan Jerman. Saat itulah tanpa disangka-sangka serangkaian serangan teror terjadi di sekitar tempat pertandingan.

Setidaknya enam tembakan dan tiga ledakan terjadi di sekitar stadion kebanggan Perancis. Rentetan serangan itu terjadi dalam waktu yang nyaris bersamaan.

Serangan yang paling banyak memakan korban terjadi di gedung konser Bataclan. Di tempat ini, setidaknya 112 orang kehilangan nyawanya.
- (tyo)
Image result for doa untuk gaza 
 

Bagaimana Pula Dengan Derita Gaza, Siapa Yang Peduli?

Aku Ingin Khabarkan kepadamu tentang Gaza. Gaza hidup di dalam sangkar, di dalam sebuah penjara terbuka yang telah lama terisolasi dari dunia. Pokok-pokok oren telah lama jatuh menyembah bumi. Bunga-bungaan tidak lagi dieksport. Juga sayur-sayuran, buah-buahan dan buah zaitun, dahulunya mereka ini perniagaan eksport yang pernah makmur. 
Sejak tahun 2000, tentera Israel telah memusnahkan sebanyak 114,000 pokok zaitun. Yang lain pula telah lama tengkarap semasa perang 2008-9 - banyak yang tercabut dek fosforus putih dan bahan-bahan kimia yang lain. Kini, pertanian sukar untuk dikerjakan dan di sesetengah kawasan adalah mustahil. Gaza kelihatan seperti zon perang - lubang-lubang peluru jelas kelihatan di sisi-sisi bangunan. 
Gaza hidup tanpa pam kumbahan yang teratur - dibom setiap kali siap dibina semula. Perairan Mediterranean pula dipenuhi dengan sisa kumbahan mentah, manakala had 3-batu yang dikawal rapi oleh tentera laut Israel secara kolektif memusnahkan industri perikanan yang pernah makmur seketika dahulu. Kini, airnya bertakung sisa kumbahan dan sisa aktiviti perikanan berlebihan. 
 Ini ialah kisah perang yang paling menggerunkan - kengeriannya tak dapat bayangkan di mana terowong dengan labirin yang berbatu jauhnya berfungsi untuk mengurangkan penderitaan rakyat melalui barang-barang yang dibawa dari Mesir. Terowong ini berbahaya kerana sentiasa dibom oleh roket dan peluru berpandu. 
 Image result for tiada siapa peduli tentang gaza

Ramai orang-orang muda pemberani yang bekerja dalam terowong untuk membawa barang-barang yang diperlukan ke Gaza memperjudikan hidup mereka setiap hari. Barang-barang untuk menampung kehidupan datang melalui terowong ini. Minyak diesel dan petrol dipam melalui terowong pada 1 / 3 harga Israel. Di samping itu, bahan binaan, simen, ubat-ubatan, kain pembebat, alat pertolongan cemas, malah kereta dan mesin basuh melalui jalan ini ke Gaza. 
Bahan-bahan yang dikirim melalui Ashdot, Israel, seringkali harus menunggu berbulan-bulan sebelum mereka diperiksa dan selalunya tidak akan pernah tiba di Gaza. Elektrik masih kurang dan penjana yang digunakan di hospital-hospital hanya boleh diaktifkan 12 kali sehari. Mereka acap kali terpadam semasa pembedahan. Pembaikan penjana dan peralatan lain merupakan sebuah masalah berat kerana alat ganti mengambil masa berbulan-bulan untuk tiba dari negara-negara penderma. 
Hal ini turut sama berlaku pada peralatan pengimejan yang baru, berdiri terbiar apabila diperlukan. Apabila sesuatu barang rosak, seseorang seringkali harus menunggu lebih daripada satu tahun untuk alat ganti yang datang dari NGO [badan bukan kerajaan] yang menyokong rakyat Palestin. Malangnya (setakat yang saya pelajari) A[merika] S[yarikat] tidak lagi menyumbang dan Kongres AS menyalurkan penggunaan dana itu bagi NGO pembangunan agrikultur. Ini ialah satu tragedi untuk rakyat Palestin di Gaza, mereka hanya mampu membekalkan makanan kepada penduduk mereka sendiri. 
Ramai pesakit tidak boleh mendapatkan rawatan lanjut. 40% daripada ubat-ubatan untuk rawatan yang diperlukan tidak boleh didapati. Ubat-ubatan kemoterapi langsung tidak wujud di sini kerana mereka terlalu mahal. Turut sama tiada ialah sarung tangan, jarum jahitan, antibiotik dan keperluan yang paling asas. 
Banyak kerusi roda yang ada disumbangkan oleh negara-negara yang mengambil bahagian [mendukung Palestin]. Kerusi-kerusi ini berada dalam keadaan yang baik untuk dipakai oleh orang-orang muda yang anggota badan mereka diletupkan. Saya diberitahu bahawa kerusi roda yang dihantar oleh Israel tidak boleh digunakan lantaran banyak bahagian yang hilang. Mengapa pula? Hospital telah dibom dan dibina semula. Tanpa terowong, akan ada kelumpuhan total dalam pembinaan semula. 
Hanya pesakit yang memerlukan rawatan lanjutan, dan pesakit yang paling lemah dihantar ke hospital-hospital Israel. Perjalanan ke sana adalah panjang dan sukar dengan tempat pemeriksaan yang banyak. Sesetengah pesakit tidak berjaya melepasinya dalam keadaan hidup. Kanak-kanak mesti pergi bersendirian kerana ibu bapa tidak diberi kebenaran untuk menemani mereka. 

Kini, pesakit lebih mudah dihantar melalui Rafah ke Kaherah untuk 
mendapatkan rawatan. Juga suatu perjalanan yang sukar, tetapi lebih disukai kerana sekatan sempadan mewujudkan lebih banyak kemungkinan untuk tiba di hospital Mesir. 

Namun, ia masih sukar dan panjang. Saya melihat orang menunggu berjam-jam di sempadan untuk pasport dan dokumen-dokumen mereka diluluskan, prosedur membosankan walaupun bagi orang yang sihat. 
Hospital Al-Shifa (diterjemahkan sebagai "Penyembuhan" dalam bahasa Arab) adalah hospital yang terbesar di Semenanjung Gaza. Ia mempunyai 700 katil dan merawat 1200 pesakit sehari. Kesan pengepungan kesihatan Israel tidak kurang daripada dahsyatnya. Saya amat kagum dengan komitmen kakitangan hospital yang merawat orang ramai yang sakit dan cedera walaupun dengan peralatan yang terhad. Lelaki dan wanita Palestin bekerja bergandingan bahu. 

Saya terkesan oleh keindahan dari Palestin dan dorongan mereka ke arah martabat dan kebebasan. Saya terkesan dengan ibu bapa kepada kanak-kanak yang sakit, menjaga mereka dengan penuh kecintaan dan tragedi yang terukir di wajah mereka. 

Sekian banyak dari apa yang saya lihat dan dengar di Gaza telah meninggalkan satu lubang hitam yang mendalam dalam kesedaran saya kerana saya sedar bahawa jenayah yang dilakukan oleh Zionis Israel dan bersama-sama Amerika Syarikat ialah salah satu jenayah yang terbesar terhadap sebuah populasi yang gagal untuk dilihat sebagai manusia.
Sebaliknya rakyat Palestin adalah setan, binatang dalam usaha Israel untuk menghapuskan sejarah Palestin, maruah rakyat Palestin dan hak mereka untuk wujud dalam keadaan yang selamat dan aman. Dalam hemat saya, hal ini tidak boleh dibandingkan dengan bab terakhir Holocaust, ini ialah satu tragedi yang tiada pengampunan. Saya akan terus menulis tentang tanah sitrus yang lara ini, tanah di mana tumbuh-tumbuhan sitrus telah direnggut keluar daripada bumi dan pokok-pokok telah dieksport ke Israel untuk keuntungan mereka.
Semuanya berkisar mengenai keuntungan dan ketamakan manakala manusia tidak lagi menjadi manusia. Saya ingin memberitahu anda tentang uranium dan fosforus putih yang ditemui selepas perang di mana pengeboman berlaku selama tiga minggu berturut-turut tanpa henti.
Saya menyaksikan bagaimana guru-guru dalam projek "Selamatkan Anak-Anak Kita" membantu dua orang kanak-kanak lelaki berusia lapan tahun yang sampai hari ini tidak mampu berbicara setelah Operasi Cast Lead. Namun sehingga hari ini, kita masih menemui bahan kimia di dalam tanah dan di dalam badan-badan kanak-kanak yang dilahirkan pramatang dengan kanser dan kecatatan.
Ya dan 33 tambahan bahan kimia toksik yang berubah dengan setiap kali pengeboman baru, telah diasingkan. Sekiranya anda tidak tahu, lebih daripada 55% daripada penduduk Gaza adalah di bawah umur 18 tahun. Menggigil saya memikirkan kesan kekejaman berterusan ke atas generasi muda ini pada tahun mendatang.
Palestin masih dengan bantuan NGO yang cuba untuk untuk melestarikan kesejahteraan anak-anak Palestin di kem-kem pelarian yang sesak yang mempunyai wajah yang paling indah. Kita harus masih punya harapan kerana anak-anak ini mendatangi saya dengan isyarat keamanan dan kami bersama-sama mengucapkan Viva Palestina. 
Pekerjaan saya baru saja dimulai. Saya juga harus bertahan pada harapan. Dunia harus mendengarkan dan menolak. *Lillian Rosengarten ialah seorang bekas pelarian Nazi Jerman, penganut agama Buddha, penyair, pengarang dan pasifis. Beliau menyumbang artikel ini kepada PalestineChronicle.com .
Saya di London. Sudah dua minggu lebih di sini. Cuti sabatikal yang kedua saya ini selama sembilan bulan lama. Tidak pasti lagi berapa lama di sini dan ke mana pula hendak pergi.

Kajian saya sedikit kaitan dengan isu-isu semasa hadis yang membabitkan pandangan Barat. Jika tidak kaitan dengan Barat, mungkin elok saja saya ke negara Arab. Saya pernah tinggal di Jordan selama 5 tahun.

Di Barat ini jika campur tolak, tidak sampai 2 tahun pun. Kali ini mungkin mencukupkannya. Awal saya bercadang hendak ke US sebab sudah dua kali saya di UK.

Tapi mengenangkan kos yang agak tinggi ke sana, di tambah pula dengan isu-isu politik US di peringkat antarabangsa yang memualkan, saya tukar rancangan. Apatah lagi, cuti sabatikal kedua ini, USM tidak biayai kos ke luar negara.

Semua tanggung sendiri. Pada awalnya saya fikir macam tidak mampu, Alhamdulillah dengan doa maka ALLAH SWT berikan sedikit rezeki dari pelbagai sumber. Satu daripadanya royalti buku "Aku Ingin Kembara Lagi" yang diterbitkan beberapa bulan lalu. Cukup untuk kembara seorang diri dengan kehidupan yang serba sederhana.

Kekejaman ISIS

Semasa artikel ini ditulis, isu jornalis US James Foley yang disembelih oleh ISIS di Iraq menjadi tajuk utama akhbar-akhbar di sini.

Apatah lagi apabila lelaki bertopeng yang menyembelih Foley dengan pisau itu bercakap dengan pelat British London. Maka tajuk seperti US journalist James Foley beheaded by ISIS fighter "with London accent" mengambil tempat bagi banyak akhbar dan berita TV dan internet. Warga Muslim British menjadi pembunuh yang sangat ganas atas nama Islam. Itulah mesej yang terlekat pada kepala ramai pembaca.

Saya tidak pasti apakah game kali ini yang akan tempias kepada Muslim di UK ini dengan berita seperti itu. Jika kita lihat orang Islam memang ramai di UK ini khususnya London. Iklan pun ada yang gambar perempuan Muslimah bertudung. Pasti islamophobia akan meningkat lagi.

Hanya apa yang boleh kita tegaskan bahawa apa yang ISIS buat pastinya bukan ajaran Islam. Kita juga hairan bagaimana ISIS itu begitu kuat dengan segala senjata dan anggotanya. Siapakah sebenarnya di belakang mereka?

Memotong kepala musuh untuk dipertontonkan kepada orang ramai bukan perbuatan yang diiktiraf oleh Islam. Apatah lagi membunuh mereka yang tidak terlibat di medan perang seperti wartawan. Ia sama sekali diharamkan syariat Islam yang mulia.

Tokoh besar tabi’i (murid sahabat Nabi SAW) iaitu al-Zuhri menyatakan: “Tidak pernah dibawa kepada Rasulullah SAW satu kepala pun, tidak sekalipun dalam Perang Badar.

Pernah dibawa kepala kepada (Khalifah) Abu Bakar, beliau membantahnya”.
(Sunan Said bin Mansur, al-Mu’jam al-Kabir oleh al-Tabarani, Marasil Abi Daud dan Sunan al-Baihaqi)

Pada zaman dahulu, peperangan dan pembunuhan memang membabitkan pancung kepala. Semua pihak tanpa mengira agama. Pelbagai cara pembunuhan dilakukan dan pancung termasuk salah satu dari cara manusia membunuh.

Kristian dalam sejarahnya sangat kejam, sering membakar manusia hidup-hidup. Sementara itu, Islam pula menjadikan pancung kepala sebagai cara hukuman bunuh dijalankan kerana ia paling pantas membunuh pesalah dan mengelakkan kesakitan.

Apabila dengan pantasnya terputus badan dan kepala maka, tiada lagi nyawa. Bukan menyembelih manusia seperti yang ISIS lakukan. Nabi SAW bersabda: “ALLAH telah menetapkan simpati untuk setiap perkara. Apabila membunuh maka elokkanlah cara pembunuhan”. (Riwayat Muslim)

Disebut Perang Badar dalam kenyataan al-Zuhri tadi disebabkan perang tersebut membabitkan ramai musuh utama umat Islam termasuk Abu Jahal yang sangat zalim yang telah menyeksa dan membunuh dengan kejamnya ramai pengikut Nabi Muhammad SAW. Dalam Perang Badar Abu Jahal telah dibunuh. Pun begitu tidak dibawa kepalanya kepada Nabi SAW.

Cerita kepala al-Aswad al-’Ansi yang dibawa kepada Nabi Muhammad SAW juga satu kekeliruan kerana al-Aswad itu dibunuh pada tahun ke sebelas hijrah, di masa Baginda SAW telah pun wafat. (lihat: Ibn Hajar al-’Asqalani, al-Talkhis al-Habir jld 4 ms 287. Beirut: Dar al-Kutub al-’Ilmiyyah)

Ketika dibawa kepala musuh iaitu Yannaq yang menjadi ketua di pihak Rome kepada Khalifah Abu Bakar as-Siddiq, beliau membantah. Lalu mereka berkata: “Wahai Khalifah! mereka itu melakukan yang sama kepada kita”.

Jawab Khalifah Abu Bakar: “Apakah kamu jadikan Parsi dan Rome sebagai contoh teladan?! Jangan bawa kepadaku kepala, cukuplah sekadar surat dan berita”. (Riwayat Said bin Mansur)

Abu Bakar as-Siddiq membantah perbuatan tersebut sekalipun pada zaman itu, manusia membunuh dengan cara sedemikian. Bahkan Abu Bakar tidak benarkan umat Islam meniru teladan buruk musuh sekalipun mereka berbuat demikian pada umat Islam.

Perbuatan ISIS di samping tidak mencanggahi Islam, ia hanya menimbulkan fitnah terhadap umat Islam terutama di zaman ini. Pasti, tiada siapa yang waras menyukai apa yang dibuat  ISIS.

Gaza berdarah

Presiden Obama ketika mengulas apa yang ISIS lakukan terhadap James Foley menyebut: “No just God would stand for what they did”.

Kita memang membantah apa yang ISIS buat cuma kita mesti bertanya adakah di sana tuhan yang adil yang akan mempertahankan apa yang Israel telah dan sedang lakukan terhadap rakyat Gaza?

Ribuan kanak-kanak, wanita, orang tua dan rakyat yang dibunuh dengan kejam oleh senjata Israel setiap hari. Hampir setengah juta kehilangan tempat tinggal. Sekolah, hospital, rumah dan segalanya di bom saban hari.

Bukan seorang wartawan, tapi ratusan ribu menjadi mangsa yang tidak berdosa. Bukan mereka pergi melaporkan berita yang mungkin sebahagiannya propaganda untuk media yang berat sebelah, tetapi mereka berada di rumah mereka sendiri.

Tapi Amerikalah mempertahankan dan membekalkan senjata untuk Israel. Kenapa Obama tidak menyebut "no just God would stand for what Israel did"?! Sebaliknya, beliaulah the demon behind the mask.

Di saat kota-kota Eropah bangkit melakukan demonstrasi membantah Israel atas kekejaman mereka terhadap Palestin, berita ISIS menyembelih dijelmakan menjadi tajuk utama keseluruhan media di Barat.

Rakyat Barat yang mempunyai kesedaran tentang hak-hak kemanusiaan kali ini dengan perkembangan media sosial mula nampak kejahatan Zionis. Anti-semitism yang merujuk kepada Yahudi yang lama dipendamkan, mula bangkit semula di Eropah.

Namun dengan isu terbaru ini maka mereka semacam mendapat modal untuk mengalih pandangan umum terhadap Israel.

Mereka seakan menyuruh rakyat melupakan kekejaman terhadap ratusan ribu manusia, berikan perhatian terhadap seorang wartawan yang disembelih oleh ISIS. Padahal ISIS sebelum ini telah menyembelih begitu banyak rakyat di Iraq. Siapakah sebenarnya di belakang mereka?

Islam tidak pernah meredai kezaliman terhadap umatnya, juga terhadap orang lain. Sifat rahmat Islam itu merangkumi setiap kehidupan termasuk setiap juzuk alam ini. Namun semua menjadi keliru.

Atas keadaan yang tidak adil dan kejam terhadap masyarakat yang lemah maka ramai Muslim yang keliru antara ajaran agamanya dan emosinya yang memberontak.



Siapa taja ISIS?

, Ketika tulisan ini digarap seramai 38 orang telah tewas di Tunisia. Satu serangan yang meragut satu nyawa telah juga berlaku di Lyon Perancis. Dalam hari yang sama satu ledakan bom di Kuwait meragut 27 nyawa dan 200 cedera. Semuanya berlaku Jumaat lalu.

Hotel Marhaba di wilayah pelancongan pantai Laut Tengah diserang dengan tembakan Kalashnikov oleh seorang anak muda berumur 23 tahun. Seifeddine Rezgui yang telah ditembak mati dikatakan penyokong ISIS. Kini, 30 orang yang disahkan gugur adalah warga Britain. Bakinya warga Tunisia.

Di Lyon pembunuhan dilihat amat kejam. Yassin Salhi seorang pemandu lori telah memenggal kepala majikannya dan memacakkannya di pintu pagar.
Yassin juga cuba melanggar kilang kimia dengan lorinya, tetapi gagal. Yassin yang lahir di Perancis dari keluarga Algeria kini dalam tahanan. Motif pembunuhan sedang disiasat.

Sementara itu, ledakan bom berlaku dalam Masjid Imam Sadiq, di Kuwait ketika sembahyang Jumaat berlangsung. Dilaporkan pengebom bunuh diri ini bernama Fahad Suleiman, seorang warga Saudi. Mangsa yang gugur dilaporkan dari mazhab Syiah. Penduduk Kuwait berjumlah 3 juta orang dan 30 peratus terdiri dari dari mazhab Syiah.

Untuk memahami semua ini kita wajib melihat kembali babak yang berlaku sebelum ini. Kita wajib melihat kembali garis masa agar kita dapat melihat peta yang besar untuk memahami apa yang sedang terbuka di hadapan mata kita.

Satu masa dahulu, kota Mosul di utara Iraq telah jatuh ke tangan kumpulan yang kini dipanggil gerombolan ISIS. Umum juga membaca bagaimana Maqam Nabi Yunus dimusnahkan oleh gerombolan ini.

Umum juga telah membaca dan mungkin melihat klip video di YouTube yang menunjukkan seorang juruterbang Jordan terkurung dalam ‘sangkar’ dan dibakar hidup-hidup. Dunia juga menjadi  gempar apabila ISIS membunuh, merogol dan menjual warga Iraq dari mazhab Kristian Yazdi.

Paling akhir dunia Islam terperanjat apabila dua budak belasan tahun digantung di utara Iraq kerana dikatakan tidak berpuasa.

Siapa sebenarnya ISIS ini. Nama ISIS ini adalah nama  yang dipopularkan oleh media. Ini dari singkatan Islamic State of Iraq dan al-Sham – ISIS. Dalam bahasa Arab, gerombolan ini juga dikenali dengan nama Daish.

ISIS adalah satu gerakan yang menggunakan Islam sebagai wadah perjuangan. ISIS bertujuan untuk menghidupkan kembali sistem Khalifah. Justeru, sesudah menawan Mosul, gerombolan ISIS telah melantik Abu Bakr al-Baghdadi sebagai Khalifah pada Jun 2014 yang lalu.

Hakikatnya, hari ini dunia heboh tentang keganasan ISIS. Media Barat tidak henti-henti melaporkan berita sensasi seperti gerombolan ini memenggal kepala musuh. Keganasan gerombolan ISIS ini dilihat tidak ada bandingan. Serangan di Tunisia dan Kuwait telah dibuktikan sebagai kerja ISIS. Maka soalan timbul dari mana datangnya ISIS ini?

Secara jujur saya nyatakan di sini bahawa ISIS ini sama seperti Mujahideen dan al-Qaeda yang bertelur, menetas dan mengeram dalam kandang Amerika Syarikat. Mereka dibantu dan dilatih oleh CIA. Ini bukan lagi satu rahsia. Dunia mengetahui perkara ini.

Dunia juga tahu ISIS mendapat bantuan dinar, dolar dan senjata dari Saudi, Kuwait, Qatar dan Negara Teluk. Wartawan Barat yang menulis tentang keganasan ISIS itu dibuktikan berbohong jika mereka tidak mengetahui fakta siapa di belakang ISIS.

Apakah kita melupakan Osama ben Laden? Apakah kita melupakan Abu Musab al-Zarqawi? Mereka ini adalah pemain utama yang membawa keganasan dalam dunia ini.

Osama menjadi protoganis sesudah WTC meledak pada 11 September 2001. Manakala  Zarqawi menjadi ‘pop’ sesudah soldadu Amerika memasuki Iraq pada tahun 2003. Kini media barat heboh menonjolkan satu watak baru – Abu Bakr al-Baghdadi. Kesemua watak ini adalah anak didik Amerika. Untuk memahami kenyataan ini mari kita rungkai sejarah Timur Tengah.

Ektremis Islam bukan satu yang baru. Extremis  memang wujud dari awalnya kemunculan agama Islam.  Dalam kontek politik moden hari ini, ekstremis Islam bermula di Afghanistan. Ini berlaku ketika dunia masih lagi dalam Perang Dingin.  Di Afghanistan berlaku satu rampasan kuasa puak kiri  yang dipanggil Revolusi Saur pada April 1978. Revolusi Afghanistan membawa dasar negara merdeka dan bebas. Afghanistan telah mendekati blok sosialis USSR – Soviet Union.

Tindakan Afghanistan ini mengganggu geostrategi imperial Amerika yang ketika itu dirancang oleh Zbigniew Brzezinski, penasihat majlis keselamatan negara Amerika kepada Presiden Carter sepanjang 1977-1981. Sosok inilah yang bertanggung jawab memulakan gerakan Islam Mujahideen di Afghanistan.

Dari seluruh dunia anak-anak muda dijemput untuk menyertai Gerakan Mujahideen. Mujahideen Afghanistan mendapat dana dari Saudi Arabia dan senjata dari Amerika. Gerakan Islam ini telah digunakan sebagai peluru untuk menentang Soviet Russia.

Apabila Perang Dingin tamat (1991) gerombolan Islam yang telah terlatih di Afghanistan  ini mula bersepah-sepah. Mereka menjadi ejen untuk menubuhkan kumpulan baru. Mereka pulang ke negara asal. Ramai bekas gerombolan Mujahideen Afghanistan pulang ke Bosnia, Kosovo dan Chechen. Ada yang pulang ke negara-negara Arab. Buktinya, Algeria pada tahun 90-an dihantui oleh pengganas ekstremis Islam yang pulang dari Afghanistan.

Apa yang dipaparkan di sini ialah garis masa untuk menunjukkan bahawa semua gerombolan ekstremis Islam ini berpunca dari strategi geopolitik kuasa imperial Amerika.

Strategi sedemikian bukan satu yang baru. Pada tahun 1947 di Tanah Melayu telah wujud gabungan  kaum nasionalis kiri yang berpayung di bawah PUTERA-AMCJA. Gerakan ini menuntut kemerdekaan dari penjajah British. Untuk mematahkan gerakan nasionalis ini British telah menubuhkan dan membina United Malays National Organisation pada tahun 1946.

Strategi ini juga dilakukan oleh Zionis Israel untuk menumpaskan perjuangan PLO di bawah pimpinan Yaseer Arafat. Zionist Israel menubuhkan dan membina Hamas.

Di India pada akhir tahun 1970-an, Perdana Menteri Indira Ghandi membantu puak kanan Punjabi yang dipimpin oleh Jarnail Singh Bhindarnwale. Ghandi melakukan ini untuk mematahkan kekuatan warga Punjab yang tidak menyokong Parti Congress. Akhirnya Akali Dal dan penyokong Bhindarwale  membunuh Ghandi pada tahun 1984.

Hakikatnya semua kumpulan dan gerombolan pasukan gerila ini  diwujudkan untuk menjalankan strateji geo-politik  besar yang dirancang oleh 'deep state' di Amerika. Anak-anak muda yang datang membantu  Mujahideen , al-Qaeda atau ISIS tidak mengetahui percaturan besar yang sedang disusun di Langley – ibu pejabat CIA

ISIS muncul dari serpihan al-Qaeda Iraq. Ketika gerombolan ini muncul Amerika sedang merancang untuk menjatuhkan kerajaan Bashar al-Assad di Syria. Ini bermula pada tahun 2011 apabila Perang Saudara bermula di Syria. Amerika bersama Saudi dan Turki telah membantu apa yang mereka panggil Free Syrian Army.  Gerakan ini ternyata gagal. Dolar dan dinar masuk tetapi semuanya masuk ke dalam poket pemimpin yang korup.

Akhirnya ditubuhkan Islamic Front – di mana gerakan, gerila dan gerombolan yang menentang Assad berkumpul. Dalam barisan ini ada Jabhat al-Nusra – cabang al-Qaeda Syria. Gerombolan pengganas ini lebih cekap, lebih teratur untuk menyerang soldadu Syria. Tetapi sokongan warga Syria kepada Bashar cukup kuat. Selepas hampir empat tahun serangan dilakukan, Bashar masih berkuasa sebagai Presiden Syria.

Dalam perang ini Syria di bawah Bashar mendapat sokongan dan bantuan dari Iran. Iran telah membuat penjanjian pertahanan dengan Syria. Rusia juga menjadi sekutu Syria.

Dalam masa yang sama Rusia secara terbuka tidak mahu lagi menyokong langkah Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu untuk menjatuhkan Bashar. Rusia mengakui telah membuat kesilapan dengan menyokong ketetapan PBB untuk mengebom Libya di bawah Gadafi.  China pula, walaupun tidak terbuka seperti Rusia tetap tidak akan menyokong langkah Amerika untuk menjatuhkan Bashar.

Secara terbuka Amerika telah menyatakan dasar mahu menjatuhkan Bashar. Pada 8 Julai 2012 Hillary Clinton, setiausaha negara Amerika menyatakan bahawa hari-hari akhir telah sampai kepada Bashar al-Assad. Saudi Arabia dan Turki juga telah membuat kenyataan yang sama. Kenapa negara-negara ini mahu Bashar dijatuhkan?

Amerika memiliki agenda induk manakala Saudi, Turki, Qatar atau Kuwait hanya menjadi pelakon pembantu. Agenda Amerika yang utama ialah untuk memastikan tidak akan wujud sebuah negara yang mungkin berkemampuan menandingi Amerika. Ini dasar yang telah dipersetujui oleh gerombolan konservatif baru atau neocon di Washington DC. Dasar ini termaktub dalam Project for the New American Century (PNAC) dan telah diajukan kepada Rumah Putih pada tahun 1997.

Justeru kuasa imperial Amerika akan memastikan Rusia tidak memiliki sahabat di Laut Tengah dan tidak memiliki sahabat di bumi Arab. Pada ketika ini kapal laut Rusia boleh berlabuh di Tartus – pelabuhan milik Syria. Perjanjian agar kapal perang Russia boleh singgah dan berlabuh di Tartus telah dipersetujui dari zaman Hafiz al-Assad lagi. Bashar hanya meneruskan dasar yang sama. Kerajaan Syria yang berbaik-baik dengan Rusia wajib dijatuhkan dan diganti dengan kerajaan boneka pro-Amerika.

Maka dari sini muncullah ISIS. Peranan ISIS ialah membuat huru-hara dan mengganas di Syria dan Iraq. Apakah ini sahaja peranan ISIS. Jika ini sahaja peranan ISIS kenapa serangan berlaku di Perancis dan di Tunisia? Pasti ada lagi peranan ISIS - Hishamuddin Rais

Barack Obama 'Akui' Amerika Serikat Latih Teroris ISIS
Obama tidak sengaja mengatakan AS melatih tentara ISIS. Upaya perbaikan oleh Gedung Putih dalam transkrip malah menambah janggal kalimat tersebut. (Reuters/Gary Cameron)

Barack Obama ‘Akui’ US Latih Teroris ISIS

By Fitra Firdaus 09 Jul 2015

Barack Obama, presiden US tidak sengaja ‘mengakui’ bahwa AS melatih tentara ISIS. Hal ini terjadi dalam konferensi pers pada Senin (6/7/2015) lalu. Keseleo lidah ala Obama ini mengangkat kembali teori konspirasi bahwa memang sebenarnya Negeri Paman Sam yang bertanggung jawab atas organisasi bernama Arab Daulah Islamiyah tersebut.

Pernyataan kontroversial Obama ini berbunyi, “… Jadi dengan langkah tradisional yang saya perintahkan bulan lalu, kami (AS) meningkatkan pelatihantentara ISIL (ISIS-red), termasuk relawan suku Sunni di Provinsi Anbar.”

Obama tampak tidak sadar dengan kekeliruan ucapannya yang bisa salah dimengerti. Semestinya, yang dimaksud Obama adalah, Amerika Serikat tengah berupaya meningkatkan pelatihan bagi kelompok pemberontak setempat untuk bahu-membahu dengan tentara koalisi memerangi ISIS.

Sialnya lagi, pihak Gedung Putih yang menyadari adanya kesalahan ucap dari sang presiden AS, melakukan pembenahan yang tidak lengkap. Dalam transkrip resmi konferensi pers Obama, hanya ditambahkan kata ‘Irak di dalam kurung setelah ucapan ISIL. Alhasil, teks tersebut tetap dibaca, ” … meningkatkan pelatihan tentara ISIL (Irak), termasuk relawan suku Sunni …”

Dalam transkrip tersebut, kalimat Obama ditambahi kata dalam kurung "Iraqi" atau warga Irak. Namun inisiatif Gedung Putih ini juga terasa aneh dan tidak memperbaiki keadaan. Kalimat "Pelatihan pasukan ISIL (warga Irak)" bermakna seolah AS melatih pasukan ISIL yang berada di Irak. (Ikuti Fokus soal Paris Diserbu)

Keseleo lidah ala Obama, dan langkah Gedung Putih yang membubuhkan tambahan kata yang tidak mengubah makna kalimat, menimbulkan berbagai reaksi. Tidak sedikit yang memaklumi kesalahan ucap ini. Namun banyak pula yang menyebut, kesalahan ucap ini, sebenarnya membuka tabir, bahwa Amerika Serikatlah yang menjadi ‘ibu’ terbentuknya ISIS.

Aktivis anti perang Ken Stone berbicara kepada Press TV pada Selasa lalu, “ISIL (ISIS-red) adalah aset Amerika Serikat … yang memberikan dalih, atau bagaikan Kuda Torya bagi Amerika Serikat untuk mempertahankan kehadiran militer mereka di Irak. Juga, untuk perubahan rezim di Suriah.”

Perang Amerika Serikat melawan ISIS sendiri sudah berlangsung sejak Agustus 2014. Operasi diperluas ke Suriah sebulan kemudian, meskipun tidak ada mandat dari PBB dan tidak ada izin dari pemerintah Suriah yang bermarkas di Damaskus.

Selain itu, Washington terus menerus meminta adanya perubahan kekuasaan di Suriah, yang sebenarnya berlawanan dengan niat awal AS memerangi ISIS. Konflik semakin bertambah setelah diketahui, pasukan lokal paling efektif melawan ISIS adalah militan Syiah dan Kurdi.

Negara Turki khawatir, jika suku Kurdi bisa mengalahkan ISIS, maka agenda panjang Kurdistan bakal merdeka, akan terwujud. Polemik berkepanjangan dan kesan Amerika Serikat yang terlalu lembek untuk menggempur ISIS, menimbulkan isu bahwa mereka memang sengaja memperpanjang kisruh di Timur Tengah demi kepentingan AS sendiri.

 Image result for serangan paris kerja US
JAKARTA (Arrahmah.com) – Presiden Amerika Serikat Barack Obama “terpeleset lidah” dalam sebuah konferensi pers yang membahas ISIS. Dalam pernyataannya, Obama mengatakan bahwa AS melatih tentara ISIS. Demikian CNN Indonesia melaporkan pada Kamis (9/7/2015).

Sebagaimana dilansir RT, Rabu (8/7), pernyataan Obama itu disampaikan setelah mendapatkan penjelasan dari para pejabat keamanan terkait strategi AS dalam mengalahkan ISIS. Salah satunya adalah memberikan pelatihan bagi kelompok “pemberontak moderat” di Suriah.
Namun dalam konferensi pers Senin kemarin (6/7), Obama mengatakan bahwa, “Kami meningkatkan pelatihan pasukan ISIL, termasuk relawan dari suku Sunni di Provinsi Anbar (pemberontak moderat, red.).” ISIL adalah sebutan lain ISIS yang biasa digunakan pemerintah AS.

Obama tidak menyadari telah mengucapkan kalimat yang salah dan melanjutkan perkataannya. Namun, pihak Gedung Putih nampaknya menyadari kesalahan kalimat itu dan melakukan perbaikan dalam transkrip resmi di situs pemerintah.

Dalam transkrip tersebut, kalimat Obama ditambahi kata dalam kurung “Iraqi” atau warga Irak. Namun inisiatif Gedung Putih ini juga terasa aneh dan tidak memperbaiki keadaan. Kalimat “Pelatihan pasukan ISIL (warga Irak)” bermakna, seolah AS melatih pasukan ISIL yang berada di Irak.

respon masyarakat AS di medsos tentang keceplosan Obama "AS latih ISIS"
Screeshot respon masyarakat AS di medsos tentang keceplosan Obama “AS latih ISIS”


Kesalahan Obama dan transkrip perbaikan yang janggal memicu kehebohan di media sosial. Beberapa mengatakan bahwa ini adalah Freudian slip, yaitu tidak sengaja mengatakan hal-hal yang terpendam di alam bawah sadar yang biasanya merupakan kejujuran. Artinya, Obama mengakui bahwa mereka telah melatih ISIS.

Sebelumnya teori konspirasi bertebaran di internet, mengatakan ISIS adalah bentukan Amerika. Alasan munculnya teori ini adalah karena AS tidak berani memerangi ISIS secara langsung, tapi melalui serangan udara, dan terus mendesak perubahan rezim di Suriah.

“ISIL adalah aset Amerika yang merupakan kuda Troya bagi AS untuk mempertahankan keberadaan mereka di Irak dan untuk megubah rezim di Suriah,” ujar aktivis anti-perang Ken Stone. (adibahasan/arrahmah.com)

- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2015/07/09/resmi-obama-keceletot-akui-as-latih-isis.html#sthash.h4fVasRH.dpuf

Mantan Anggota Kongres AS Akui ISIS Buatan Washington


Mantan Anggota Kongres AS Akui ISIS Buatan Washington
Mantan anggota Kongres Amerika Serikat menegaskan bahwa kelompok teroris ISIS dibentuk oleh pemerintah negara ini.


Press TV (21/9) melaporkan, Rodney Martin menyinggung statemen Hillary Clinton terkait kekalahan proyek Amerika dalam melatih para pemberontak bersenjata Suriah.

Ia mengatakan, "Kebijakan-kebijakan terkini Amerika dan Barat, tidak jauh berbeda dengan kebijakan pemerintahan George Bush. Kebijakan-kebijakan Bush di Timur Tengah saat itu gagal, begitu juga sekarang."

Martin menambahkan, "Harus diperhatikan bahwa Hillary Clinton sendiri adalah pendukung invasi militer ke Timur Tengah dan penumbangan pemerintahan Bashar Al Assad di Suriah. Karena itu, statemen Clinton adalah upaya untuk menutupi kebijakan haus perangnya."

Mantan pejabat Kongres Amerika itu menjelaskan, "Barat, khususnya Amerika selalu berusaha menciptakan instabilitas dan kekacauan di Timur Tengah, serta  memperkuat kelompok teroris, untuk melemahkan negara-negara kawasan."

Barat, katanya, juga tidak ingin negara-negara kawasan kuat dan tumbuh. Dengan begitu mereka dapat menguras kekayaan kawasan dan memperkuat posisi rezim Zionis Israel di sana.

Rodney Martin juga mengakui kekalahan bentuk kebijakan seperti ini dan menuturkan, "Proyek 500 juta dolar pemerintah Amerika untuk melatih para pemberontak Suriah dalam perang melawan ISIS di negara itu, gagal."

"ISIS adalah binaan Amerika sendiri dan Washington saat ini tidak punya kredibilitas sedikitpun di mata negara-negara Timur Tengah," tandasnya. (IRIB Indonesia/HS)

Hillary Akui ISIS Rekayasa AS untuk Pecah Belah Timur Tengah

- Dipublikasikan: 16 November 2015
Hillary Akui ISIS Rekayasa AS untuk Pecah Belah Timur Tengah
Hillary Clinton

Rimanews-Terkait fenomena munculnya gerakan Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS), sebuah pernyataan mengejutkan dilontarkan mantan Menlu AS Hillary Clinton. Dalam buku terbarunya, Hard Choice, Hillary mengakui bahwa gerakan tersebut dibentuk oleh AS bersama sekutunya untuk membuat Timur Tengah senantiasa bergolak. Demikian dilansir harian Mesir, Elmihwar,  Rabu (6/8).

Dikatakan, ISIS dibentuk dan diumumkan pada 5 Juni 2013 oleh pemerintah AS bersama dan negara-negara barat sekutunya demi memecah belah Timur Tengah (Timteng).

“Kami telah mengunjungi 112 negara sedunia. Lalu kami bersama-sama rekan-rekan bersepakat mengakui sebuah Negara Islam(Islamic State/IS) saat pengumuman tersebut,” tulis Hillary.

Awalnya gerakan tersebut akan didirikan di Sinai, Mesir, sesuai revolusi yang bergolak di beberapa negara Timur Tengah. Namun saat terjadi kudeta yang digerakkan militer meletus di Mesir, semua rencana itu berantakan.
“Kami memasuki Irak, Libya dan Suriah, dan semua berjalan sangat baik. Namun tiba-tiba meletus revolusi 30 Juni-7 Agustus di Mesir. Itu membuat segala rencana berubah dalam tempo 72 jam,” ungkap istri mantan presiden AS, BillClinton, itu.

Pihak barat, menurut Hillary, sempat berpikir untuk menggunakan kekuatan di Mesir. Namun negeri piramida tersebut bukanlah Suriah atau Libya, karena militer negara itu tergolong kuat. Selain itu, warga Mesir cenderung tidak pernah meninggalkan militer mereka.

“Jadi, jika kami gunakan kekuatan melawan Mesir, kami akan rugi. Tapi jika kami tinggalka, kami pun rugi,” tulis dia.

Sebelumnya, mantan karyawan Kontrak US National Security Agency (NSA), Edward Snowden, juga melontarkan pernyataan yang hampir sama.
Snowden, seperti dilansir Globalresearch, menyebut ISIS sebagai produk kerjasama antara Inggris, Amerika Serikat dan Israel dengan tujuan menciptakan sebuah organisasi teroris untuk menarik semua ekstrimis dunia dalam satu tempat.

Dalam berita itu disebut pula bahwa Snowden mengungkapkan strategi yang dikenal sebagai operasi “sarang lebah”. Dokumen NSA menunjukkan operasi “sarang lebah” bertujuan melindungi entitas Zionis dengan menciptakan slogan-slogan agama dan Islam.

Menurut dokumen yang dirilis oleh Snowden, satu-satunya solusi untuk melindungi negara Yahudi itu adalah dengan menciptakan musuh di dekat perbatasannya. Bocoran informasi rahasia ini juga mengungkapkan bahwa pemimpin ISIS dan Abu Bakar Al-Baghdadi merupakan jebolan program pendidikan Mossad. Dia diketahui pernah mengikuti pelatihan militer intensif selama satu tahun di bawah kendali Mossad, selain program dalam bidang teologi.



Sumber: internasional.rimanews.com


AMUKANMelayu - US, BELANDA, British, Perancis, Sepanyol, Israel.......mereka belum puas MENYEMBELIH umat Islam........sampai bila?