Wednesday, 30 March 2016

A NEW DICTATOR






We're witnessing emergence of a new dictator, ex-DPM warns

Suspended Umno deputy president today said Prime Minister Najib Abdul Razak is consolidating his power and warned of the making of a dictator.
"In facing the rakyat's anger against the leadership, Najib is using all the powers he has to suppress dissent and silence critics.
"We are actually witnessing the collapse of democratic institutions and the emergence of a new dictator," Muhyiddin said in a statement this morning.

Muhyiddin's statement came after the Umno supreme council yesterday suspended him as the party's number two leader for his criticism of Najib.
The former deputy prime minister have launched a broadside against Najib after attorney-general Mohamed Apandi Ali refused to prosecute the prime minister for receiving RM42 million from state-owned SRC International and RM2.6 billion from an offshore account.

"The attorney-general is afraid to prosecute Najib simply because he was appointed by the Yang Di-Pertuan Agong on the advice of the prime minister.
"Institutions like the Malaysian Anti-Corruption Commission (MACC) and Bank Negara are unable to function properly as they are being pressured by those in power.

"The National Security Council Act is made to grant the prime minister powers to declare 'security zones' which have the same impact as declaring an emergency," said Muhyiddin.

Muhyiddin said this is amid the closing of democratic space in the country.
"Day by day the country's credibility and image are increasingly affected.
"The economy is uncertain and the rakyat is faced with the rising cost of living, while the democratic and freedom spaces are shrinking.

"Those who are vocal in criticising the prime minister are arrested under security laws, news portals are blocked, and dissenters are pressured with various threats," he said.

However, Muhyiddin said he is prepared to stand with the people against tyranny.

"The rakyat must rise up to oppose tyranny and wrongdoing. Save Malaysia.
"I am prepared to stand with you in this struggle. Do not fear for the almighty is Allah," he said.

Pengadilan Rakyat

Tidak ada satu negara yang dapat bertahan tanpa kepercayaan dari rakyat - Khong Hu Chu.

Revolusi Prancis terjadi pada abad ke 18 karena kesulitan kehidupan terjadi di berbagai sektor, rakyat lapar di mana-mana membutuhkan sepotong roti, sebaliknya keluarga raja bersenang-senang tidak perduli dengan keadaan rakyatnya. Revolusi ini pecah setelah Benteng Bastille dihancurkan oleh rakyat dan gema revolusi ini menjalar ke seluruh Eropa dan pengaruhnya terasa sampai sekarang ke seluruh dunia, yaitu semangat kebebasan, persamaan, dan persaudaraan. Intinya adalah demokrasi di segala bidang.

Banyak revolusi penggulingan pemerintahan di satu negara karena inspirasi dari Revolusi Prancis. Iran mengalami Revolusi Putih setelah penggulingan pemerintahan Shah Iran. Revolusi yang melanda suatu negara, pastilah akan mengalami banyak perubahan secara total dan sifatnya sangat cepat tak terduga sebelumnya. 

Rakyat yang menentukan semua sektor kehidupan harus diubah sesuai menurut keinginan rakyat menuju ke arah tata kehidupan yang lebih baik. Rakyat yang menentukan karena rakyat yang menghakimi. Inilah yang sering disebut Pengadilan Rakyat. Jika sistem pemerintahan suatu negara yang terdiri dari eksekutif, yudikatif, dan legislative berjalan sebagaimana seharusnya, rakyat tidak akan turun ke jalanan. 

Rakyat memerlukan makanan [eksekutif], rakyat mahukan keadilan [yudikatif], dan rakyat juga ingin suaranya didengar [legislative], jika salah satu apalagi ketiga-tiganya tidak dipedulikan , sudah pasti rakyat akan memprotes atau turun ke jalanan.

Orang yang terlalu lama memegang pimpinan suatu negara cenderung akan menjadi seorang diktator dan cenderung juga akan menjadi seorang pemimpin yang korup di segala bidang. Seorang diktator tidak memerlukan ketiga-tiga RUKUN DEMOKRASI  yang telah disebutkan di atas, kerana segala sesuatu di negara yang dipimpin olehnya, dia yang menentukannya. 

Memang tidak semua diktator adalah figure seorang koruptor, sebut saja beberapa nama ini, seperti Lenin, Stalin, Hitler, Mao Ze Dong, Fidel Castro, dan Marcos. Lenin dan Stalin diktator dari negara komunis Sovyet Union yang menganggap agama adalah racun masyarakat. Hitler diktator dari Jerman yang menganggap bangsa Yahudi biang keladi kehancuran bangsa Jerman yang dikerdilkan melalui Perjanjian Versailles, karena itu mereka menurut pikiran diktator ini, bangsa ini harus dimusnahkan dari muka bumi. 

Jerman dibawah diktator ini telah membunuh sebanyak 5 juta orang bangsa Yahudi!!! Mao Ze Dong diktator dari negara Cina komunis terkenal dengan Revolusi Kebudayaan. Marcos terkenal dengan Demokrasi Terpimpin dan ideology Nasakom, yakni ketiga kepentingan ingin dipersatukan di dalam satu negara yang dipimpin olehnya. 

Apakah mungkin, banteng [nasionalisme], palu-arit [komunis], dan santri [agama] dapat berkumpul dengan damai di satu tempat? Waktu itu memang mereka dapat berkumpul, karena Marcos masih mempunyai tangan besi mengendalikan mereka.

Mereka adalah diktator masa lalu yang mencengkeram rakyat melalui ideology yang mereka yakini. Mereka mati tidak ada yang kaya secara materi. Memasuki dekade 60 ke depan adalah masanya semua diktator modern yang menguasai rakyat dengan tangan besi sambil merampok uang rakyat, karena mereka mempunyai kekuatan untuk menguasai negara, yaitu jabatan mutlak sebagai kepala negara. 

Dengan kekuasaan yang dimiliki, mereka membuat banyak undang-undang yang melindungi kepentingan mereka. Sebut saja beberapa nama, seperti Ferdinand Marcos dari Filipina, Antonio Pinochet dari Chile, Saddam Hussein dari Irak, Ben Ali dari Tunisia, dan terakhir Hosni Mubarak dari Mesir. Semua diktator modern yang aku sebutkan di atas telah tergusur dari kekuasaan mereka setelah melalui Pengadilan Rakyat yang menuntut mereka harus segera turun dari kekuasaan mereka. People Power nama yang disebutkan oleh orang Filipina waktu penggulingan Marcos, Hari Kemarahan adalah nama yang disebutkan oleh rakyat Mesir waktu penggulingan Mubarak. Semua nama perlawanan rakyat ini esensinya sama, yaitu Pengadilan Rakyat. Semua diktator modern ini merampok wang rakyat selama kekuasaan mereka berlangsung. 

Marcos dan Mubarak mempunyai gaya yang sama, yaitu rakyat cukup makan dan sedikit tingkat pengangguran, tetapi rakyat tidak boleh banyak bicara. Zaman Marcos berkuasa, Amerika banyak memberi bantuan kepada Filipina dan pembayaran sewa pangkalan angkatan laut di Subic. Rakyat tetap miskin sementara Marcos dan semua kroninya semakin kaya. 

Pada zaman rakyat yang banyak bicara, kalau tidak berakhir di dalam penjara, dia akan dilenyapkan dengan cara yang sopan sampai cara yang kasar, seperti kehilangan jabatan, kecelakaan yang tidak wajar, atau hilang lenyap tanpa jejak; cara yang kasar adalah lawan dipenjarakan melalui mekanisme pengadilan supaya tampak keadilan itu sedang berjalan, padahal yang ada adalah keadilan yang di awasi Pemerintah

Pemerintah meminjam wang dari negara-negara donator, sebagian ada yang dikontribusikan memang untuk pembangunan, tetapi sebagian besar dikorup, sedangkan rakyat cukup asal dapat makan dan jangan banyak bicara.

Hosni Mubarak telah mejadi presiden di Mesir berdekad lamanya setelah dia menggantikan pendahulunya, Anwar Saddat yang mati terbunuh. Ia mengakhiri pemerintahannya yang korup pada tanggal 11 Februari 2011 setelah dia menghadapi Pengadilan Rakyat Mesir yang dimulai pada tanggal 27 Januari 2011. 

Rakyat Mesir menuntut supaya dia meletakan jabatan sebagai Presiden dan meninggalkan Mesir. Ia memang dictator modern yang komplit, rakyatnya lapar dan tingkat pengangguran yang tinggi, rakyat tidak bebas berbicara, dan tidak ada keadilan dalam segala bidang, cukup alasan kepala negara seperti ini harus disingkirkan dari Mesir.

Semua peristiwa yang menimpa para diktator ini seharusnya menjadi pelajaran, bahwa pertama, kediktatoran itu itu muncul karena rakyat mulai mengultuskan seorang pemimpin. Pada perioda berikut pemilihan kepala negara, rakyat kemudian diarahkan oleh antek-antek kepala negara ini supaya memilih  kepala negara ini lagi. 

Rakyat yang mulai mengultuskan seorang kepala negara berarti rakyat negara ini sudah melakukan dosa kolektif, bahwa hanya Tuhan Mahakuasa saja yang boleh dikultuskan. Inilah pelajaran mempunyai negara dengan sistem yang sehat, yaitu pilihlah seorang kepala negara berdasarkan konstitusi yang mempunyai semangat nasionalisme.  

Kedua, seorang kepala negara yang memimpin suatu negara melebihi dari perioda yang seharusnya akan mempunyai potensi untuk menjadi seorang diktator dan koruptor. Tetapi manusia semakin hari semakin pandai menyiasati masalah ini. Sebelum Marcos jatuh, orang ini sebetulnya telah lama mempersiapkan Imelda, istrinya yang saat itu menjadi Gubernur Metro Manila menggantikan dia untuk menjadi presiden Filipina yang berikut. 

Mubarak pun demikian, orang ini sebetulnya telah lama mempersiap putranya, Gamal Mubarak untuk menggantikannya sebagai presiden Mesir berikut. Tetapi … apa daya, semua upaya mereka sia-sia saja, karena Tuhan tidak mengizinkan keserakahan seorang kepala negara menyamun wang rakyat.

Pada masa perioda pemerintahan Presiden SBY ini rakyat memang mempunyai kebebasan berbicara, orang dapat memberi kritik kepada orang ini tidak sebebas pada waktu Suharto masih menjadi presiden dulu, tetapi apakah kebutuhan rakyat hanya bebas bicara saja. Rakyat membutuhkan pemerintahan yang bersih dan juga keadilan. 

Pada perioda Presiden SBY, alangkah banyaknya mereka yang terlibat perkara korupsi, mulai dari kelompok pemerintah, kelompok kehakiman, dan kelompok legislative, laki-laki dan perempuan … dan lintas agama. Dan, … yang menyakitkan sekali adalah hukuman yang diputuskan oleh hakim di pengadilan untuk semua perampok uang rakyat ini sangat jauh dari rasa keadilan. 

Para koruptor yang diseret ke pengadilan obral senyum kepada wartawan, seolah-olah mereka berkata kepada wartawan :”Ah, paling tinggi hukuman saya hanya 5 tahun penjara dikurangi remisi, tinggal 3 tahun saja”.   

PBB menunjukkan kepada rakyat Indonesia, bahwa di negara ini jumlah orang miskin sebesar 66 juta orang, sedangkan menurut laporan pemerintah adalah separuh dari laporan badan dunia ini. Aku lebih percaya kepada badan dunia ini, karena bukti di lapangan menunjukkan bahwa dunia usaha di negeri ini semakin sulit, jumlah pengangguran juga semakin meningkat, berita penduduk yang mati kelaparan juga sering terdengar, dan negara semakin banyak mengimpor pangan. Jumlah koruptor tikus negara juga semakin banyak. 
Belajarlah dari sejarah bahwa jika rakyat sudah tidak percaya lagi kepada seorang kepala negara, kekuatan sebesar apa pun yang dikerahkan oleh negara tidak akan mampu mengahadapi kemarahan rakyat. Rakyat marah karena ada unsur demokrasi yang tidak memenuhi keinginan rakyat. Rakyat mana-mana Negara pun menginginkan keadilan dan pemerintahan yang bersih di negara mereka. Koruptor harus dihukum dengan hukuman yang memenuhi rasa keadilan bangsa ini. Jangan sampai terjadi Pengadilan Rakyat yang berikut!!! 


GUSTI ALLAH ORA SARE!!! Tuhan itu tidak tidur!!! God Lord never sleep!!!
















5 Diktator yang Mati dengan Tragis dan Penuh Penghinaan

Kala jaya, mereka adalah penguasa mutlak. Sekali bertitah, tak ada yang bisa membantah. Memerintah dengan tangan besi, dan tak jarang berlumuran darah.

Beberapa dari para diktator dunia menemui akhir yang tragis dan penuh penghinaan. Bahkan di tangan rakyatnya sendiri.

Ada Benito Mussolini yang jasadnya digantung terbalik dan diperlakukan penuh penghinaan. Juga 'Singa Afrika' Moammar Khadafi yang tewas setelah jadi bulan-bulanan rakyatnya sendiri. Dan meski bunuh diri, Hitler masuk dalam kategori ini. -
By
 


Berikut 5 diktator yang tewas secara tragis: 

 

1. Benito Mussolini, Italia (1883-1945)

Pemimpin Fasis Italia Benito Mussolini digulingkan pada Juli 1943, seiring menipisnya peluang menang dalam Perang Dunia II.

Setelah lengser, Mussolini langsung ditangkap dan ditahan di Hotel Campo Imperatore sampai September. Ia lalu diselamatkan pasukan terjun payung Jerman -- dibawa ke Jerman, lalu ke Lombardy di utara Italia. Namun, Mussolini sudah punya firasat, ajalnya makin dekat. Pada tahun 1945 dia mengaku pada reporter, "Tujuh tahun lalu aku sosok yang menarik. Tapi sekarang, aku mayat hidup."

Ramalannya terbukti, hanya beberapa bulan kemudian, ia nyata-nyata menjadi mayat. April 1945, Mussolini dan simpanannya, Clara Petacci mencoba lari ke Spanyol.

Namun gagal, mereka dicegat partisan komunis, disandera, lalu ditembak.

Jasad mereka lalu dibawa ke Piazzale Loreto, Milan -- lokasi eksekusi 15 aktivis anti-fasis setahun sebelumnya -- dan digantung terbalik.

Orang-orang yang lewat meludahi tubuh-tubuh tak bernyawa itu, dan melemparinya dengan batu. Demikian laporan BBC kala itu.

Foto-foto jasad-jasad yang diperlakukan penuh penghinaan itu menyebar luas, bahkan dijual ke pada prajurit Amerika sebagai suvenir. 


2. Adolf Hitler, Jerman (1889-1945)

Jika para diktator umurnya mencapai usia tua, Adolf Hitler adalah pengecualian. Di hari-hari terakhir Perang Dunia II, ketika Tentara Rusia mendekat ke Bedrlin, Hitler bersembunyi di bunker di bawah bangunan Kanselir Reich.

Saat kabar buruk sampai ke lubang persembunyiannya, Hitler mempersiapkan diri untuk menghabisi dirinya sendiri. Apalagi, ia sudah mendengar apa yang dialami Mussolini. Sang fuhrer minta jasadnya dibakar daripada dipermalukan.

Ia lalu menikahi simpanannya, Eva Braun dan minta kapsul sianida yang sebelumnya diuji pada anjing milik anak-anak menteri propaganda Nazi, Joseph Goebbels. [Lihat: Surat Terakhir `Perempuan Simpanan` Adolf Hitler: Aku Takut...]

Pada 30 April 1945, Hitler dan Braun menuju bagian terbawah bunker. Braun diduga menenggak sianida, sementara Hitler menembak dirinya sendiri. Bawahannya, seorang Letnan lalu membakar jasad mereka.

Tentara Rusia menemukan sisa-sisa mayat yang gosong, mengidentifikasikannya, lalu melenyapkannya. Agar makam Hitler tak jadi simbol baru para pengikut Nazi.  [Lihat: Hitler Lari ke Argentina atau Indonesia]




3. Nicolae Ceausescu, Rumania (1918-1989)


Pemimpin komunis terakhir Rumania menemui ajalnya di Hari Natal 1989. Desember itu, rakyat mulai memberontak dan Nicolae Ceausescu berusaha menenangkan rakyatnya dengan pidatonya yang diucapkan sangat hati-hati pada 21 Desember.

"Huu...!," itu tanggapan rakyat atas pidatonya.

Hari berikutnya, Ceausescu dan istrinya Elena melarikan diri dari Bucharest, beberapa menit sebelum massa mulai dikuasai amarah dan mengamuk.

Namun, pasangan itu tertangkap dan dibawa ke tahanan oleh pasukan Angkatan Darat. Ceausescu diadili dan dijatuhi hukuman mati atas tuduhan genosida dan korupsi.

Meski ada biasanya ada jeda 10 hari sebelum eksekusi, hukuman mati terhadap Ceausescu dilakukan dengan segera.

Dengan kondisi tangan terikat, ia dan istrinya dipaksa menghadap tembok lalu diberondong peluru.

Salah satu anggota tim eksekusi, Dorin-Marian Cirlan belakangan mendeskripsikan pengalamannya sebagai sesuatu yang mengerikan. "Ceausescu melihat ke arahku, seakan menyadari ia akan segera menemui ajal, bukan nanti, lalu ia menangis," kata dia. 



4. Saddam Hussein, Irak (1937-2006)


Diktator Irak, Saddam Hussein kehilangan kekuasaannya lewat invasi AS pada 2002. Pasukan AS menemukannya bersembunyi di sebuah lubang persembunyian di tanah di kampung halamannya. Ia lalu dipenjara dan pada tahun 2006 dinyatakan bersalah atas pembunuhan 148 warga Irak pada 1982 -- pembantaian yang ia perintahkan untuk merespon percobaan pembunuhan atas dirinya. [Lihat: Agen Israel Pernah Coba Bunuh Saddam Hussein dengan Bom Buku]

Pada 30 Desember 2005, Saddam digiring ke tiang gantungan di Camp Justice, di timur laut Baghdad. Video yang diambil dari ponsel mengungkap kata-kata terakhirnya: membela diri sebagai penyelamat Irak dan menyerukan rakyat Irak untuk melawan Amerika.

Saddam Hussein dimakamkan di kota kelahirannya Al-Awja.


5. Moammar Khadafi,  Libya (1942-2011)


Khadafi menjadi penguasa pada 1969 dan sejak saat itu memerintah Libya dengan tangan besi sampai 2011 -- saat ia melarikan diri dari Tripoli yang jatuh ke tangan pemberontak.

Selama berbulan-bulan kemudian, keberadaannya tak diketahui, namun diduga ia berada di kampung halamannya di Sirte, dikelilingi lingkaran dalam yang terdiri dari orang-orang terdekatnya. Saat Sirte jatuh pada 20 Oktober, ia dan para pengikutnya mencoba lari dalam sebuah konvoi yang lantas dibom pasukan NATO.

Khadafi bersembunyi sebuah pipa drainase pinggir jalan, namun ketahuan. Apa yang terjadi kemudian masih jadi polemik. Laporan awal menyebut Khadafi terbunuh secara tak sengaja di tengah baku tembak.

Video yang diambil dari ponsel menguak akhir tragis 'SingaAfrika'. Khadafi yang ditangkap dalam kondisi hidup dan penuh darah diseret, dipukuli, dan ditusuk bayonet atau pisau. Di saat bersamaan ia ditembak di bagian kepala.

Jasadnya kemudian di simpan dalam peti mayat di Kota Misrata selama beberapa hari.

AMUKANMelayu - Kita tak perlukan pemimpin yang bergaya atau berani atau hebat.....tapi kita perlukan PEMIMPIN yang BIJAK dan BERIMAN.............