Tembakan Amuk Di Connecticut: 28 Terbunuh Termasuk 20 Kanak-Kanak
Berdasarkan sumber penguatkuasaan undang-undang, lelaki bersenjata berusia 20 tahun itu dikenal pasti sebagai Adam Lanza, melepaskan tembakan di sebuah kelas di Sekolah Elementary Hook Sandy di Newtown, Connecticut, yang memberi pendidikan kepada kanak-kanak dari umur 5 hingga 10 tahun.
Pihak berkuasa menemui 18 kanak-kanak dan tujuh dewasa, termasuk lelaki bersenjata, terbunuh di sekolah, dan kanak-kanak disahkan meninggal dunia selepas dibawa ke hospital.
Berikutan laporan insiden tembakan tersebar luas, ibu bapa panik bergegas ke sekolah mencari untuk anak-anak mereka yang antaranya berlumuran darah sedang dibawa keluar dari bangunan tersebut.
Presiden AS, Barack Obama, mengesat air mata dan berhenti seketika yang tidak dapat menahan sebak dalam ucapan kepada negara, berkabung mengenai nasib "anak-anak kecil yang suci antara umur 5 dan 10 tahun" yang terbunuh.
"Hati kami retak untuk ibu bapa kepada mereka yang terselamat, yang diberkati kerana mempunyai anak-anak mereka bersama di rumah pada malam ini, mereka tahu anak-anak mereka tidak bersalah dibawa jauh pergi terlalu awal dan tiada kata yang boleh mengubati kesakitan yang dialami mereka," kata Obama, yang mempunyai dua orang anak perempuan yang masih kecil.
"Kejahatan 'melawat' komuniti ini hari ini," kata Gabenor Connecticut, Dannel Malloy kepada pemberita.
Abang Adam Lanza iaitu Ryan Lanza, kini diletakkan di bawah jagaan polis atau disoal siasat, kata sumber penguatkuasaan undang-undang.
The New York Times melaporkan bahawa lelaki bersenjata itu berjalan ke dalam sebuah bilik darjah di mana ibunya merupakan guru berkenaan, menembak ibunya dan kemudian 20 pelajar, kebanyakan di dalam kelas yang sama, sebelum menembak lima orang dewasa lain dan membunuh dirinya.
Seorang lagi ditembak di sekolah itu dan terselamat, kata Times.
Beberapa media melaporkan bahawa ibu lelaki bersenjata itu ditemui mati di sebuah rumah berdekatan. - REUTERS
KRISIS GAZA: Israel Makin Banyak Bunuh Anak-Anak
Seorang petugas medis membawa jenazah bocah Palestina berusia 18 bulan, Eyad Abu Khosa, yang menurut pejabat rumah sakit tewas akibat serangan udara Israel, Minggu (18/11/2012). (JIBI/SOLOPOS/Reuters)GAZA – Serangan Israel menewaskan tiga anak-anak dan mencederai dua lagi di Gaza pada Minggu pagi, bahkan saat tentara menyatakan bahwa sepanjang malam tidak ada tembakan roket di tengah pembicaraan gencar gencatan senjata. Pesawat tempur juga menghantam dua pusat media di kota Gaza, melukai sedikit-dikitnya delapan wartawan, termasuk satu yang kehilangan kakinya, kata layanan darurat setempat.
Sementara Mesir dan Prancis berupaya keras menengahi gencatan senjata dan mencegah perang darat habis-habisan seperti padda 2008-2009. Pejabat tinggi Palestina di Gaza kepada AFP mengatakan bahwa di tengah upaya keras mengakhiri kekerasan itu, kesepakatan dapat dicapai di pada Minggu atau Senin.
Saat utusan khusus Prancis, Laurent Fabius ke wilayah itu untuk bergabung dalam upaya gencatan senjata, serangan udara Israel di Gaza tengah menewaskan bocah laki-laki berusia 18 bulan dan menyederai dua adik lelakinya, beberapa jam sesudah pesawat tempur membunuh dua bocah lain di utara. Serangan itu terjadi saat kota di Israel selatan menikmati malam tenang dengan tentara memastikan tidak ada roket menghantam Israel antara pukul 21.00 (01.00 WIB) pada Sabtu hingga 07.00 am (12.00 WIB) pada Minggu, ketika dua roket menghantam selatan.
Kematian terkini menjadikan korban keseluruhan di Gaza menjadi 49 orang akibat serangan Israel sejak Rabu, dengan lebih dari 450 orang luka, kata petugas layanan darurat. Sembilan dari korban tewas itu adalah anak-anak. Gempuran Israel atas Gaza sepanjang malam merusak harapan akan gencatan senjata, yang diusulkan Presiden Mesir Mohamed Morsi setelah pertemuan darurat menteri luar negeri Arab di Kairo pada Sabtu.
Seorang warga Palestina mencium jenazah anaknya yang menjadi korban serangan udara Israel, Minggu (18/11/2012). Dua balita, Jumana Abu Sefan, 18 bulan dan kakaknya, Tamer, 3,5 tahun, serta bayi berusia enam bulan menjadi korban serangan udara Israel di wilayah Jalur Gaza. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)Morsi kepada wartawan menyatakan pemerintahannya dalam hubungan “kuat” dengan Israel dan Palestina, dengan beberapa tanda kemungkinan gencatan senjata segera. Kantor Perdana Menteri Hamas, Ismail Haniya mengatakan telah mengadakan pembicaraan telepon dengan Morsi, yang memiliki akar kelompok Islam sama dan memperbaiki hubungan dengan penguasa Gaza sejak menjabat pada Juni, mengurangi kucilan panjang diplomatik mereka.
Tapi, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersikeras gencatan senjata hanya terjadi jika kelompok bersenjata benar-benar menghentikan tembakan mereka ke Israel selatan, kata media. Polisi Israel menyatakan lima roket ditembakkan dari Gaza pada Minggu pagi, setidak-tidaknya dua di antaranya mengenai sasaran.
Petugas kesehatan menyebut tiga bocah tewas di Gaza itu adalah Saeyfan Abu Tamer, 3; adik perempuannya Jumana Abu Saeyfan, 1, dan Iyyad Abu Khusa (18 bulan). Juru bicara kementerian kesehatan Ashraf al-Qudra kepada AFP menyatakan bocah ketiga dari dua bersaudara itu, berusia empat dan lima tahun, dalam keadaan gawat. Kematian anak-anak akibat serangan udara Israel atas Gaza memicu kemarahan di dunia Arab dan Islam, dengan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan cepat atau lambat, Israel akan membayar untuk pembantaian itu.
Pesawat Israel menghantam dua bangunan media di Gaza tengah, milik saluran televisi Al-Quds dan Al-Aqsa, melukai delapan wartawan dan mengakibatkan kerusakan luas, kata Qudra. Kapal perang, yang ditempatkan di lepas pantai Gaza, juga memasuki keributan itu, menembak lebih dari selusin kali ke daerah kantong tersebut, kata saksi.
amukanmelayu - kembalilah kepada Al-Quran dan Sunnah.....kita semua akan selamat, InsyaAllah.