Monday, 16 November 2015

SYIAH - PESANAN DAN PERINGATAN ULAMAK



Image result for Syeikh Muhammad Kurayyim Rajih
SUATU KETIKA - Syeikh Al-Allamah Kurayyim Rajih, Syeikhul Qurra' Syam ziarah Al- Marhum Tuan Guru Nik Aziz


PESAN ULAMA SYRIA UNTUK MUSLIM INDONESIA. MALAYSIA,BRUNAI,SINGAPURA DAN THAILAND


Ketua Ulama Al-Quran Suriah, Syeikh Muhammad Kurayyim Rajih Hafizahullah memberikan sebuah nasehat untuk kita semua agar tidak membiarkan Syiah berkembang dengan bantuan kita, secara tidak sadar.

Berikut penuturan pesan dari Syeikh Muhammad Kurayyim Rajih:

Untuk kalian di Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, Thailand Islam Melayu bagian selatan dan lain-lain,

“Kami di Syria dahulu seperti kamu hidup damai sehingga kami lupa karena sudah membiarkan Syiah berkembang secara perlahan. Akhirnya sekarang Syiah memerintah kami, membunuh anak-anak kecil kami dengan kapak dan memperkosa wanita Ahli Sunnah Wal Jama’ah. Jangan lupa dan jangan sesekali biarkan Syiah berkuasa di sana. Jika kamu tidak ingin terjadi seperti apa yang menimpa kami. Jangan kamu lakukan seperti yang kami lakukan karena membiarkan mereka (Syiah) berkembang. Mereka adalah agenda Amerika dan Yahudi. Pengasas mereka adalah Abdullah bin Saba’ (orang Yahudi yang berpura-pura masuk Islam) Saya akan selalu mendo’akan kalian semua yang ada di Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, Thailand Islam Melayu bagian selatan agar tidak berlaku seperti kami di Syria. Aamiin.”

Syeikh Muhammad Kurayyim Rajih Hafizahullah ketika ditanya apakah SYIAH itu masih ISLAM? Syeikh menjawab:

"Mengkafirkan Abu Bakar dan Umar sedangkan Allah mengasihi mereka dan banyak hadits sahih yang menyatakan kemuliaan sahabat. Menghina istri Rasulullah SAW saidatina Aisyah sedangkan Allah memuliakan Aisyah dalam al quran. Membunuh umat islam sedangkan Allah haramkan bunuh darah muslim. Masih tidak kafirkah itu?"


Peringatan Ulama tentang Kedustaan Syiah - Memahami kenyataan prinsip taqiyah, para ulama kaum muslimin sejak masa silam telah mengingatkan penipuan mereka. Mereka menolak informasi dari syiah, karena memiliki sifat dasar: pembohong. Berikut pernyataan mereka,

1. Keterangan Imam Malik

Asyhab – ulama Malikiyah – mengatakan,

سئل مالك عن الرافضة ؟ قال لا نكلمهم ولا نروي عنهم فإنهم يكذبون

“Imam Malik ditanya tentang rafidhah (syiah). Jawaban beliau: “Kami tidak mau bicara dengan mereka, tidak meriwayatkan dari mereka, karena mereka suka berdusta.”

2. Keterangan Imam As-Syafii

Diriwayatkan oleh Harmalah – salah satu murid Imam As-Syafii –,

سمعت الشافعي يقول لم أر أشهد بالزور من الرافضة

“Saya mendengar As-Syafii mengatakan, ‘Saya belum pernah mengetahui ada kelompok yang paling mudah berdusta melebihi rafidhah (syiah).”

3. Yazid bin Harun Al-Wasithi – salah satu ulama tabi’ tabiin – mengatakan,

يكتب عن كل صاحب بدعة إذا لم يكن داعية إلا الرافضة فإنهم يكذبون

“Boleh ditulis semua hadis dari pelaku bid’ah, selama dia bukan tokohnya. Kecuali rafidhah, karena mereka suka berdusta.”

[Simak 3 keterangan di atas dalam An-Nukat ‘ala Muqadimah Ibnu Sholah, Az-Zarkasyi, 3/399 dan Tadribur Rawi, As-Suyuthi, 1/327].

4. Syarik bin Abdillah – seorang Qadhi Kufah di zaman Imam Abu Hanifah – mengatakan,

أحمل العلم عن كل من لقيت إلا الرافضة فإنهم يضعون الحديث ويتخذونه دينا

“Saya menimba ilmu (hadis) dari setiap orang yang saya jumpai, kecuali rafidhah (syiah). Karena mereka memalsu hadis dan menjadikannya sebagai aturan agama.” (Tadribur Rawi, As-Suyuthi, 1/327).

5. Bahkan hanya sebatas mencela sahabat, hadisnya sudah tidak boleh diterima, karena diduga syiah. Itulah kehati-hatian yang dilakukan Ibnul Mubarok – gurunya Imam Bukhari –, beliau mengatakan,

لا تحدثوا عن عمرو بن ثابت فإنه كان يسب السلف

“Janganlah kalian mengambil hadis dari Amr bin Tsabit. Karena dia melaknat para sahabat.” (Tadribur Rawi, As-Suyuthi, 1/327).

6. Syaikhul Islam mengatakan

وقد اتفق أهل العلم بالنقل والرواية والإسناد على أن الرافضة أكذب الطوائف والكذب فيهم قديم ولهذا كان أئمة الإسلام يعلمون امتيازهم بكثرة الكذب

“Para ulama sepakat, berdasarkan nukilan, riwayat, dan sanad, bahwa rafidhah (syiah) adalah kelompok paling pendusta. Dan dusta bagi mereka, ada sejak masa silam. Karena itu, para ulama islam mengenal ciri khas mereka dengan banyaknya berdusta.” Selanjutnya, Syaikhul Islam menyebutkan beberapa riwayat di atas. (Minhaj As-Sunah An-Nabawiyah, 1/59).

7. Keterangan lainnya dari Ibnu Hazm, dalam karyanya tentang firqah dan kelompok-kelompok yang menisbahkan dirinya kepada islam,

… إنما هي فرق حدث أولها بعد موت النبي صلى الله عليه وسلم بخمس وعشرين سنة …وهي طائفة تجري مجرى اليهود والنصارى في الكذب والكفر

Rafidhah (syiah) adalah kelompok yang pertama kali muncul 25 tahun setelah meninggalnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam… dan itulah kelompok yang sangat persis denga Yahudi dan Nasrani dalam hal berdusta dan melakukan kekufuran. (Al-Fashl fi Al-Milal wa Al-Ahwa wa An-Nihal, Ibnu Hazm, 1/176).

Dusta Atas Nama Ahlul Bait

Selanjutnya anda bisa menilai klaim mereka sebagai pengikut ahlul bait. Anda bisa menilai kebenaran pengakuan mereka sebagai pemilik riwayat dari Ahlul Bait.

1. Mungkinkah ahlul bait mengajarkan kawin kontrak (nikah mut’ah) yang sama sekali tidak berbeda dengan zina?

Sebagai referensi penilaian, anda bisa simak aturan nikah mut’ah dan tarifnya di Iran:


2. Mungkikah ahlul bait mengajarkan kaum muslimin untuk melaknat Abu Bakar, Umar, Utsman, A’isyah, dan istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lainnya?

Sebagai referensi penilaian, anda bisa pelajari:

3. Mungkinkah ahlul bait mengajarkan doktrin bahwa Al-Quran telah berubah? Mungkinkah mereka masih menyimpan Al-Quran, dan tidak diajarkan kepada kaum muslimin yang lainnya dan hanya dimiliki syiah.

4. Mungkinkah ahlu bait mengajarkan kultus kepada para Imam, dan orang shaleh. Sampai memposisikan mereka layaknya Tuhan.

5. Dan mungkinkah ahlul bait mengajarkan umat untuk rajin berdusta?? Sehebat apapun penipu, dia tidak akan pernah mau ditipu.

Penjelasan Syiah lebih Ilmiah?

Karena itu, sungguh aneh ketika ada orang yang menjadikan keterangan syiah sebagai referensi yang dihargai. Bagaimana mungkin, pendusta dan pembohong bisa menjadi rujukan dalam informasi. Terlebih di saat musim ketegangan antara kaum muslimin dan kelompok syiah.

Lebih menyedihkan lagi, ketika ada orang yang tertipu dan menganggap keterangan tokoh syiah lebih ilmiah. Anda boleh geleng kepala… bohong, dianggap ilmiah. Sayangnya, mereka yang tertipu dengan kebohongan syiah kebanyakan dari kalangan civitas akademik universitas-universitas ‘islam’ (dalam tanda kutip) di Indonesia.

Sebagai contoh, anda bisa saksikan, bagaimana upaya pembelaan mereka terhadap kekejaman pemerintahan Basyar, yang membantai kaum muslimin Suriah.

Beberapa klaim yang sering kita dengar, yang mengunggulkan syiah,

  1.  Syiah penganut ahlul bait
  2. Sunni mendapat riwayat dari sahabat, dan syiah mendapat riwayat dari ahlul bait
  3. Iran musuh besar Amerika & Zionis Yahudi
  4. Iran memiliki bom nuklir yang membuat Amerika & Zionis Yahudi gentar
  5. Iran & Syiah, musuh barat – pembebas palestina
  6. Iran negera islam makmur & berperadaban
  7. Iran pemimpin peradaban islam dunia
  8. Perjuangan sang revolusioner ayatollah Khumaini
  9. Ahmadi Nejad, pemimpin muslimin dunia yang rendah hati
  10. Al-Quran kita sama

Dan sejuta klaim lainnya. Namun sayang, banyak orang yang rela untuk jadi korban kedustaan mereka.


Allahu a’lam

/konsultasisyariah.com


91.808 views

Inilah Penyimpangan & Kesesatan Aqidah Syiah

Secara garis besar ada empat hal yang menyebabkan kaum Syiah disebut aliran sesat, yaitu: Tashbih (menyerupakan Imam dengan Tuhan), Ba’da, Raj’ah (kembalinya sang imam setelah wafatnya yang bukan sebenarnya) dan Tanusukh (reinkarnasi).
Menurut terminologi, kata Syiah tertuju kepada satu sekte (firqah) yang mengaku sebagai pengikut dan pendukung setia Ali bin Abi Thalib dan keturunannya, sehingga menjadi nama yang khusus bagi mereka. Syiah adalah kaum muslimin yang menganggap pengganti Nabi Saw merupakan hak istimewa keluarga Nabi, dalam hal ini Ali ra dan keturunannya.
Syiah lahir karena simpati golongan kaum muslimin terhadap Ali dan keturunannya. Bahkan diantara segolongan kaum muslimin yang simpati terhadap Ali menganggap Ali sebagai sahabat Nabi Saw yang paling utama. Namun demikian, akidah Syiah berpijak di atas pencacian, pencelaan dan pengkafiran terhadap para sahabat Rasulullah.
Satu diantara sekian banyak racun yang telah ditebar di tubuh umat, yaitu membangkitkan  fanatisme buta terhadap keimamahan Ali bin Abi Thalib. Lalu bergulir menjadi sebuah akidah (keyakinan) di kalangan Saba’iyah (para pengikut Abdullah bin Saba’), bahwa keimamahan yang pertama dipegang oleh Ali bin Thalib dan berakhir pada Muhammad bin Al-Husain Al-Mahdi. Inilah keyakinan di kalangan Syiah yang merupakan keyakinan sesat. Kalangan Syiah meyakini hal itu sebagai bentuk aqidah ar-raj’ah.
Propagandis Syiah sering melakukan kampanye pendekatan atau penyatuan Sunni-Syiah, dengan tema Ukhuwah Islamiyah. Ini sebenanrnya siasat kaum Syiah agar bisa diterima oleh kaum Sunni (Ahlussunnah wal Jamaah). Padahal di Negara Iran sendiri, kaum Sunni tertindas dari berbagai segi, termasuk tidak diperbolehkan memiliki masjid sendiri.
Penyimpangan Aqidah Syiah
Dalam sebuah kajian mengenai Syiah di Depok, pengamat Syiah Prof. DR. H. Mohammad Baharun, SH, MA saat membedah buku "Mewaspadai Gerakan Syiah di Indonesia", mengungkapkan ajaran-ajaran Syiah yang menyesatkan. Nah, agar tidak tersesat, berikut ini adalah ajaran-ajaran Syiah yang menyimpang, sesat dan menyesatkan :
  • Aqidah Syirik, menisbatkan sifat Ilahiyah kepada imam mereka seperti pemilik dunia akhirat, rob bumi.
  • Aqidah Bada’, yaitu keyakinan bahwa Allah mengetahui sesuatu setelah sebelumnya tidak mengetahui.
  • Aqidah Raj’ah, yaitu kembali hidup sesudah mati sebelum hari kiamat.
Arroj’ah adalah salah satu diantara sekian banyak ajara Syi’ah Imamiyyah Itsna Asyariyyah (Ja’fariyah), yang jelas-jelas menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya. Ajaran Roj’ah ini menurut ulama-ulama Islam, telah membuat Syiah Imamiyah Itsna Asyariyyah (Ja’fariyah) masuk golongan Ghulaah. Ajaran tersebut sangat menyimpang dari ajaran Rasulullah Saw.
Arroj’ah adalah suatu keyakinan , orang-orang Syi’ah Imamiyah Itsna Asyariyyah (Ja’fariyah), bahwa suatu saat nanti, Imam mereka yang bernama Muhammad bin Husain al-Askari – yang dikenal sebagai Imam Syiah yang ke-12 dan sekarang menurut mereka masih sembunyi di dalam gua Sarro Man Roa, akan muncul kembali. Kemudian imam itu akan membangkitka Rasulullah, Imam Ali, Siti Fatimah, Imam Hasan, Imam Husein dan imam-imam lain, serta orang-orang yang dekat kepada mereka.
Selanjutnya, semua orang-orang tersebut akan membaiatnya, yang diawali oleh Rasulullah dan disusul yang lain. Bersamaan dengan itu, menurut mereka, Abu Bakar, Umar dan Aisyah serta orang-orang yang dianggap zhalim oleh mereka, dibangkitkan dalam keadaan hidup untuk menerima siksaan-siksaan.
Sunni atau Ahlusunnah wal jamaah tidak membenarkan adanya ajaran Roj’ah dalam Islam. Bagi orang-orang yang berakal sehat, ajaran Syiah tersebut tidak dapat diterima.
  • Kesesatan akidah Syiah lainnya adalah adanya Aqidah Taqiyyah, yakni suatu perkataan dan perbuatan yang dilakukan tidak sesuai dengan keyakinan, untuk menghindari bahaya yang mengancam jiwa, harta dan kehormatan.
  • Aqidah Kema’suman Para Imam, yakni para imam mereka ma’sum (terjaga dari kesalahan dan dosa) serta mengetahui yang ghaib. Menurutnya, para imam lebih utama dari para nabi dan rasul, dan imam itu memiliki kedudukan yang tidak bisa dicapai oleh malaikat dan para rasul.
  • Aqidah Syiah tentang Al Qur’an (Al-Kafi I/239): “Mushaf Fatimah itu ada dan tebalnya tiga kali lipat Al Qur’an yang ada, dan di dalamnya tidak ada satu huruf pun yang sama dengan Al Qur’an.
  • Aqidah Kota Najaf dan Tanah Karbala: Orang Syiah meyakini bahwa Najaf, Karbala dan Qum sebagai tanah haram, karena terdapat kuburan para imam mereka. Tanah Karbala, menurut orang Syiah, lebih utama daripada Ka’bah.
  • Peringatan Hari Aasyuroo, atau hari yang bersejarah Imam Husein, selalu diperingati kaum Syiah dengan jalan menangis, memukul-mukul badannya, bahkan ada yang melukai dirinya sendiri sampai berlumuran darah, ada yang memukuli badannya sendiri dengan rantai, bahkan ada yang melukai dirinya dengan belati atau pedang.
Ulama-ulama Sunni menilai acara kaum Syiah tersebut, merupakan suatu perbuatan bid’ah (dholalah), karena sangat menyimpang dari ajaran Rasulullah Saw. Bukankah Rasulullah bersabda: “Bukan dari golonganku, orang-orang yang suka memukuli wajahnya dan merobek kantongnya (pakaiannya) serta menyerukan kepada perbuatan jahiliyah.”
Perlu diketahui, bahwa orang-orang Syiah dalam memperingati hari Aasyuuro, mereka hanya mengambil satu peristiwa saja, yakni dimana pada hari itu, Sayyidina Husein menjadi syahid di Karbala (Irak). Atas kematian Husein kaum syiah menangis dan memukul-mukul badannya sebagai bentuk usaha menebus dosa orang-orang Syiah terdahulu.
Dalam kitab Attasyasyyu Baina Mafumil Aimmah wa mafhumil Farisi, disebutkan: Bahwa orang-orang Syiah juga berpuasa pada hari Aasyuuro, tetapi hanya sampai waktu Ashar saja. Berpuasa semacam ini jelas merupakan suatu perbuatan bid’ah karena tidak pernah dilakukan dan diajarkan oleh Rasulullah Saw.
Seorang ahli sejarah (tokoh Syiah) yang dikenal dengan sebutan Al-Ya’quubi, menerangkan dalam kitabnya sebagai berikut: Ketika Imam Ali Zainal Abidin memasuki kota Kufah, beliau melihat orang-orang Syiah (Syiah pengikut ayahnya, Ali bin Abi Thalib) menangis,kemudian Imam Ali Zainal Abidin berkata kepada mereka: “Kalianlah yang membunuhnya, tetapi kalian pula yang menangisinya..”.
Anehnya, orang Syiah selalu membawa cerita-cerita Karbala dengan mengkambinghitamkan orang lain, padahal mereka lah penyebab terbunuhnya Imam Husein di Karbala.
Riwayat & Hadits Palsu
Sejak dahulu, orang-orang Syiah sudah terkenal dalam membuat hadits-hadits palsu, bahkan mereka mempunyai keahlian dalam membuat riwayat-riwayat palu. Mereka tidak segan-segan mencatut nama-nama Ahlul Bait, demi kepentingan golongannya. Mereka juga terbiasa menghalalkan segala cara demi kepentingannya.
Begitu juga dalam memperingati hari Aasyuuro. Ulama Syiah dalam usahanya menguatkan cara memperingati hari tersebut, mereka telah membuat riwayat-riwayat palsu, dengan mengatasnamakan Ahlul Bait. Diantaranya sebagai berikut:
(1)Barangsiapa menangis atau menangis-tangiskan dirinya atas kematian Husein, maka Allah akan mengampuni segala dosanya, baik yang sudah dilakukan maupun yang akan dilakukan. (2) Barangsiapa menangis atau menangis-tangiskan dirinya atas kematian Husein, wajiblah (pastilah) dirinya memperoleh surga. Demikian jaminan dari ulama Syiah, cukup menangis atas kematian Sayyidina Husein ra sudah bisa masuk surga. Bukan itu ajaran Rasulullah Saw!!
Disamping itu, masih banyak lagi riwayat-riwayat palsu yang mereka buat, tidak kurang dari 458 riwayat, mengenai ziarah ke makam Imam-imam Syiah, bahkan dari jumlah tersebut, 338 khusus mengenai kebesaran dan keutamaan serta pahala besar bagi peziarah ke makan Imam Husein ra atau ziarah ke Karbala. Sebagai contoh:
1)Barangsiapa haji sebanyak 20 kali, maka ganjarannya sama dengan ziarah ke kuburan Husein sekali.
2) Barangsiapa ziarah ke makam Imam Husein di Karbala pada hari Arofah, maka ganjarannya sama dengan haji 1.000 kali bersama Imam Mahdi, disamping mendapatkan ganjarannya memerdekakan 1.000 budak  dan ganjarannya bershadaqah 1.000 ekor kuda.
3) Barangsiapa ziarah ke makam Imam Husein pada Nifsu Sya’ban, maka sama dengan ziarah Allah di Arasy-Nya.
4) Barangsiapa ziarah ke makam Husein di Karbala pada hari Aasyuuro, maka ia akan mendapatkan ganjaran dari Allah, seperti orang haji 2.000 kali dan seperti orang yang berperang bersama Rasulullah 2.000 kali.
5) Andaikan saya katakana mengenai ganjaran ziarah ke makam Imam Husein, niscaya kalian tinggalkan haji dan tidak ada seorang pun yang perhi haji.
Itulah diantara hadits-hadits palsu yang bersumber dari kitab Syiah: Wasaailussyiah oleh Al-Khuurul Amily (Ulama Syiah). Seperti itulah kedustaan orang Syiah.
  • Mengenai Nikah Mut’ah, kaum Syiah menjadikan dasar ajaran Syiah, siapa mengingkarinya kafir. Mereka menganggap, menika mut’ah sekali akan menjadi ahli surga. Orang yang meninggal dan belum pernah menikah mut’ah , akan datang di hari kiamat dalam kondisi bunting. Derajat orang yang menikah mut’ah sekali seperti Husain, dua kali seperti Hasan, tiga kali seperti Ali, dan tiga kali seperti Rasulullah Saw.
  • Penilaian Syiah terhadap selain kelompoknya (khususnya Sunni): Orang bukan Syiah adalah buta mata dan hati, terlaknat, sesat dan menyesatkan, murtad, kafir. Syiah memandang halal harta dan darah Sunni (Ahlu Sunnah), lebih kafir daripada Yahudi dan Nasrani. Wanita Syiah tidak boleh dinikahkan dengan laki-laki Sunni, karena ia kafir.  (A. Satria)
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/intelligent/2012/01/25/17531/inilah-penyimpangan-kesesatan-aqidah-syiah/#sthash.V1b3Vngg.dpuf
Asyura

Setiap tahun umat Islam selalu memperingati hari Asyura. Kita memperingatinya dengan cara yang telah dilakukan dan diajarkan oleh Rasulullah saw. Dimana agar kita berpuasa pada tanggal sembilan dan sepuluh Muharram, serta banyak beristigfar memohon ampunan dari Allah atas dosa-dosa yang telah kita perbuat. Begitu pula agar di hari Asyura, kita banyak bersedekah, terutama kepada anak yatim.

Karena itu kegiatan tersebut, selalu dikerjakan oleh Muslimin sejak zaman Rasulullah sampai sekarang dan insya Allah sampai akhir zaman.

Dengan demikian apabila ada orang yang berkomentar bahwa Asyura sekarang tidak diperingati, maka penilaian semacam itu tidak benar, sebab bertolak belakang dengan apa yang selama ini dikerjakan umat Islam. Tapi kalau yang dimaksud, harus memperingati Asyura dengan cara memukul-mukul badan dengan rantai dan pedang sampai berlumuran darah, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang syiah, memang tidak dilakukan oleh umat islam. Sebab hal tersebut dilarang oleh Allah dan RasulNya.

Hari Asyura adalah hari yang bersejarah, hari dimana Allah SWT, telah mengampuni hamba-hambaNya yang bertaubat, serta memohon ampun atas semua dosa-dosa yang telah diperbuat. Sehingga hari itu merupakan hari maghfiroh atau hari pengampunan. Itulah diantara alasan-alasan mengapa hari Asyura diperingati.

Sebelum umat Muhammad dianjurkan oleh Rasulullah saw memperingati hari Asyura, orang-orang Yahudi dan Arab Jahiliyah sudah memperingati hari tersebut. Hal mana mereka lakukan, karena mereka juga mengetahui akan kebesaran hari tersebut, di mana banyak peristiwa yang terjadi pada hari itu seperti :

1 - Pada hari Asyura Allah SWT, telah mengampuni dosa nabi Adam as. Pada hari Asyura Allah SWT telah menyelamatkan dan mendaratkan Nabi Nuh as dengan kapalnya.

2 - Pada hari Asyura Allah SWT telah menyelamatkan Nabi Musa as dan kaumnya serta menenggelamkan Fir’aun bersama tentaranya. 

3 - Pada hari Asyura Allah SWT telah menyelamatkan Nabi Yunus as dari ikan Khuut (Paus).

Di samping itu masih banyak lagi peristiwa yang terjadi pada hari Asyura.
Cara orang-orang Yahudi memperingati hari Asyura, diantaranya ada yang dengan merayakan hari tersebut dengan berpuasa sehari, tepatnya berpuasa pada hari ke sepuluh dalam bulan Muharram.

Orang-orang Arab Jahiliyah juga mengikuti jejak orang-orang Yahudi, mereka merayakan hari itu, bahkan pada hari itu mereka membungkus Ka’bah dengan kain.

Adapun sebab dan cara Rasulullah memperingati Asyura, maka diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dalam kitab sahih Bukhari dan Muslim sebagai berikut :

Ketika Rasulullah saw kembali ke Madinah (dari bepergian) beliau mendapatkan orang-orang Yahudi sedang berpuasa, kemudian Nabi berkata kepada mereka : 

 “Hari apa yang kalian puasai ini?” Mereka menjawab : “Hari ini adalah hari yang sangat mulia, hari di mana Allah telah menyelamatkan Nabi Musa as dan kaumnya serta menenggelamkan Fir’aun beserta tentaranya. Oleh karena Musa as berpuasa pada hari tersebut sebagai rasa syukur kepada Allah, maka kami ikut berpuasa. 

Kemudian Rasulullah berkata: “Kami lebih berhak dan lebih utama dalam mengikuti Nabi Musa as daripada kalian.” 

Selanjutnya Nabi Muhammad berpuasa dan menganjurkan umatnya untuk berpuasa pada hari Asyura. Bahkan beliau kemudian menganjurkan agar umatnya berpuasa dua hari, yaitu pada hari kesembilan dan kesepuluh pada bulan Muharram, dan puasa tersebut dikenal dengan puasa Tasua dan Asyura. Disamping hadits diatas, masih banyak hadits yang menerangkan mengenai pahala orang yang berpuasa pada hari tersebut.

Oleh karena itu kita sekarang memperingati hari tersebut, kita memperingati dengan melaksanakan apa-apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw dimana agar kita berpuasa dan bertaubat memohon ampunan dari Allah atas segala dosa yang telah kita perbuat. Karena di hari Asyura Allah memberikan ampunan (magfiroh) pada hamba-hambaNya yang berdo’a memohon ampunan. Disamping masih banyak lagi ajaran Rasulullah, seperti agar kita banyak bersodaqoh pada anak yatim.

Itulah cara memperingati hari Asyura, sesuai dengan apa yang telah dijalankan dan diajarkan oleh Rasulullah saw beserta sahabat-sahabat dan sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Imam Ali ra dan Imam Husin ra, serta oleh seluruh Ahlil Bait dan turunannya sampai sekarang. 

& Bagaimana hukumnya orang-orang syi’ah yang memperingati hari Asyura dengan jalan menangis dan memukul-mukul badannya, bahkan ada yang melukai dirinya sendiri sampai berlumuran darah, ada yang memukuli badannya sendiri dengan rantai, bahkan ada yang melukai dirinya dengan pedang?

Ulama-ulama kita menilai cara mereka tersebut, merupakan suatu perbuatan bid’ah (dholaalah), karena sangat menyimpang dari ajaran Rasulullah saw.

Rasulullah saw bersabda :
“Bukan dari golonganku, orang-orang yang suka memukuli wajahnya dan merobek kantongnya (pakaiannya) serta menyerukan kepada perbuatan jahiliyah.”

Dalam sabdanya yang lain, beliau melarang orang-orang menangisi orang-orang yang sudah mati. Seperti yang dilakukan orang-orang Syi’ah sekarang, mereka berkumpul dan menangis bersama-sama, dengan berteriak-teriak, sebentar memuji dan sebentar melaknat serta memukuli badannya.

Cara semacam itu adalah cara orang-orang Jahiliyah yang dilarang oleh Rasulullah saw.

Dalam kitab “Attasyayyu’ Baina Mafhumi Al Aimmah Wa Mafhumi Al-Farisi” disebutkan : Bahwa orang-orang Syi’ah juga berpuasa pada hari Asyura, tetapi hanya sampai waktu ashar saja.

Berpuasa semacam ini jelas merupakan suatu perbuatan bid’ah, karena tidak pernah dilakukan dan diajarkan oleh Rasulullah saw.

Perlu diketahui bahwa orang-orang Syi’ah dalam memperingati hari Asyura, mereka hanya mengambil dari satu peristiwa saja, yaitu dimana pada hari itu, Sayyidina Husin menjadi syahid di Karbala (Irak). Adapun mereka menangis dan memukul-mukul badannya, sebagaimana yang kami sebutkan di atas, maka menurut pengakuan ulama mereka, adalah usaha mereka dalam menebus dosa-dosa orang-orang Syi’ah yang terdahulu, yang karena perbuatan mereka, Sayyidina Husin sampai mati terbunuh (syahid) di Karbala.

 Siapa Pembunuh Imam Husin ?
 

Dalam kita-kitab sejarah dikisahkan : Bahwa Imam Husin dalam rangka menghindari Bai’at kepada Yazid, beliau beserta keluarganya meninggalkan Madinah manuju Makkah.

Berita sampainya Imam Husin di Makkah ini tersebar ke berbagai daerah, bahkan orang-orang Kufah setelah mendengar berita tersebut, mereka segera mengirim surat kepada Imam Husin, dengan maksud meminta kepadanya agar beliau datang ke Kufah untuk di bai’at sebagai khalifah.

Meskipun surat yang dikirim dari Kufah tidak ada henti-hentinya, namun Imam Husin tetap tidak mau pergi ke Kufah. Sebab beliau masih ingat betul pengkhianatan orang-orang Kufah terhadap ayahnya dan saudaranya. Mereka mengaku sebagai Syi’ahnya Imam Ali, tapi kenyataannya mereka justru berkhianat.

Setelah melalui berbagai surat gagal, maka orang-orang Kufah tersebut mengutus beberapa orang guna menemui Imam Husin, meminta agar Imam Husin mau datang ke Kufah untuk dibai’at sebagai khalifah.

Sebagai orang yang arif lagi bijaksana, walaupun sudah berkali-kali dikhianati oleh orang-orang yang mengaku sebagai Syi’ahnya Ahlul Bait, beliau akhirnya mengutus Muslim bin Agil (sepupunya) ke Kufah guna membuktikan apa yang sudah mereka sampaikan.

Sesampainya Muslim bin Agil di Kufah, puluhan ribu penduduk Kufah menyambutnya serta membai’atnya sebagai wakil Imam Husin. Muslim bin Agil segera mengirim surat kepada Imam Husin memberitahukan mengenai keadaan dan apa yang terjadi di Kufah, serta mengharap agar Imam Husin segera berangkat ke Kufah. 

Setelah menerima surat tersebut, Imam Husin segera memutuskan untuk segera pergi ke Kufah dan rencana tersebut beliau sampaikan kepada famili-familinya serta sahabat-sahabatnya.

Abdullah bin Abbas (sepupu Imam Ali) begitu mendengar rencana Imam Husin tersebut segera mendatangi Imam Husin dan menasehati agar Imam Husin menggagalkan rencananya. Sebab Ibnu Abbas tahu benar watak orang-orang yang selalu mengaku sebagai Syi’ahnya Ahlul Bait tersebut.

Dengan harapan dapat menyelamatkan Negara dari orang-orang yang tidak layak memimpin negara, maka Imam Husin terpaksa menolak nasihat Ibnu Abbas dan keluarganya yang lain dan tetap berangkat ke Kufah beserta keluarga dan familinya.

Namun apa yang terjadi di Kufah?
Muslim bin Agil akhirnya ditangkap dan dibunuh oleh Gubernur Kufah (Ubaidillah bin Ziyad). Sedang orang-orang Kufah yang telah menyatakan dirinya sebagai Syi’ahnya Imam Husin dan telah membai’at Muslim bin Agil sebagai wakil Imam Husin tersebut, telah berkhianat. 

Mereka berubah haluan, mereka terpengaruh oleh bujukan dan rayuan Ubaidillah bin Ziyad dan berbalik menjadi pengikut Yazid. Bahkan mereka menjadi tentara yang dikirim oleh Ubaidillah bin Ziyad waktu menyerang dan membunuh Imam Husin beserta keluarganya di Karbala.

Begitulah asal mula terjadinya peristiwa Karbala. Satu-satunya anak laki-laki Sayyidina Husin yang tidak mati dan selamat dari kekejaman orang-orang Syi’ah tersebut adalah Sayyidina Ali Zainal Abidin. Beliaulah yang paling mengetahui sebab terjadinya peristiwa Karbala.

Seorang ahli sejarah (tokoh Syi’ah) yang dikenal dengan sebutan AL Ya’Quubi, menerangkan dalam kitabnya sebagai berikut : Ketika Imam Ali Zainal Abidin memasuki kota kufah, beliau melihat orang-orang Syi’ah (Syi’ah ayahnya) menangis, beliaupun berkata kepada mereka :

“ Kalian membunuhnya tetapi kalian menangisinya. Kalianlah yang membunuhnya, lalu siapa yang membunuhnya kalau bukan kalian ? Kalianlah yang membunuhnnya.”

Itulah keterangan ulama Syi’ah, mengenai kata-kata Imam Ali Zainal Abidin dalam menanggapi tangisan orang-orang Syi’ah, atas terbunuhnya keluarga Rasulullah saw di Karbala.

Tetapi anehnya sekarang dalam berkampanye, orang-orang Syi’ah selalu membawa cerita-cerita Karbala dengan mengkambing hitamkan orang lain, padahal merekalah pembunuh dan penyebab terbunuhya Imam Husin dan keluarganya di Karbala.

Hal yang sama dalam pengkhianatan orang-orang Syi’ah, adalah apa yang mereka lakukkan terhadap Imam Ali bin Abi Thalib ra (ayah Imam Husin ra). Karena tidak puas dengan keputusan Imam Ali ra dalam perdamaiannya dengan Mu’awiyah, maka sebagian orang Syi’ah telah bersekongkol dengan musuh-musuh Imam Ali ra yang kemudian dikenal dengan nama Khowaarij. Bahkan pembunuh Imam Ali ra yang bernama Abdurrahman bin Muljam, adalah seorang Syi’ah yang ikut berkhianat.

Setiap muslim akan merasa sedih dan berduka, apabila membaca atau mendengarkan sejarah terbunuhnya Imam Husin ra dan keluarganya di Karbala. Tetapi juga dapat kita ketahui, bagaimana ketabahan Imam Husin ra dalam menghadapi musuh yang begitu banyak. Beliau tidak takut dan tidak gentar serta tidak mengenal taqiyah dalam menghadapi musuh-musuhnya. 

Karena kebenaranlah beliau berkorban. Dan karena berkorban itu, beliau mendapat kedudukan yang tinggi disisi Allah SWT sebagai syahid. Sehingga tepat sekali, kalau sebelumnnya Rasulullah saw sudah mengatakan, bahwa Sayyidina Husin ra dan Sayyidina Hasan ra adalah Sayyidaa Syabaab Ahlil Jannah (Pemimpin Pemuda Surga)

Dengan demikian, hari Asyura adalah hari kemenangan dan kegembiraan, terutama bagi Imam Husin ra, sebab pada hari itu Imam Husin bertemu dengan orang-orang yang dicintainya, yaitu ibunya Fatimah Az-Zahra’ ayahnya Imam Ali dan datuknya Rasulullah saw, sehingga hari itu merupakan hari yang sudah lama dinanti-nantikanya.

Pada hari itu beliau menghadap Tuhanya dalam keadaan berpuasa Asyura, sebagaimana yang di sunnahkan oleh Rasulullah SAW.

Bahkan saat saudarinya menganjurkan agar beliau membatalkan puasanya, maka beliau menjawab ”Saya akan berbuka bersama datukku Rasulullah saw.”
Itulah Imam Husin, meskipun beliau dalam peperangan, tapi beliau tetap berpuasa Asyura.


 Bagaimana dengan Hadist Syiah ; menangis atas kematian
 Sayyidina Husin ?

Sejak dahulu orang-orang Syi’ah sudah terkenal dalam membuat hadist-hadist palsu, bahkan mereka mempunyai keahlian dalam membuat riwayat-riwayat palsu. Mereka tidak segan-segan mencatut nama-nama Ahlul Bait, demi kepentingan golongannya. Mereka juga terbiasa menghalalkan segala cara demi kepentingannya.

Begitu juga dalam memperingati hari Asyura. Ulama SyI’ah dalam usahanya menguatkan cara memperingati hari tersebut, mereka telah membuat hadis-hadis palsu dengan mengatakan namakan Ahlul Bait. Diantaranya sebagai berikut :

1. Barang siapa menangis atau menangis-tangiskan dirinya atas kematian Husin, maka Allah akan mengampuni segala dosanya baik yang sudah dilakukkan maupun yang akan dilakukan.

2. Barang siapa menangis atau menangis-tangiskan dirinya atas kematian Husin, wajiblah (pastilah) dirinya mendapat surga.

Demikianlah jaminan dari ulama Syi’ah, cukup menangis atas kematian Sayyidina Husin ra pasti masuk surga. Disamping riwayat-riwayat diatas, masih banyak lagi riwayat-riwayat palsu yang mereka buat, tidak kurang dari 458 (empat ratus lima puluh delapan) riwayat, mengenai ziarah kemakam Imam-imam Syi’ah, bahkan dari jumlah tersebut 338 (tiga ratus tiga puluh delapan) khusus mengenai kebesaran dan keutamaan serta pahala besar bagi peziarah kemakam Imam Husin ra atau ke Karbala. Sebagai contoh :

1. Barang siapa ziarah kemakam Imam Husin sekali, maka pahalanya sama dengan haji sebanyak 20 kali.

2. Barang siapa ziarah kemakam Imam Husin di Karbala pada hari arafah, maka pahalanya sama dengan haji 1.000.000 kali bersama Imam Mahdi, disamaping mendapatkan pahalanya memerdekakan 1000 (seribu) budak dan pahalanya bersodaqoh 1000 ekor kuda.

3. Barang siapa ziarah ke makam Imam Husin pada Nisfu Sya’ban maka sama dengan ziarah Allah di ‘Arasy-Nya.

4. Barang siapa ziarah kemakam Imam Husin diKarbala pada hari Asyura, maka akan mendapat pahala dari Allah sebanyak pahalanya orang haji 2000 kali dan diberi pahalanya orang umroh sebanyak 2000 kali dan diberi pahalanya orang yang berperang bersama Rasululllah saw 2000 kali.

5. Andaikata saya katakan mengenai pahalanya ziarah ke makam Imam Husin niscaya kalian tinggalkan ibadah haji dan tidak seorangpun yang akan mengerjakan haji.

ItuIah diantara hadist-hadist palsu yang bersumber dari kitab Syi’ah : “ WASAAIL ASY-SYI’AH” oleh Al Khurrul Amily ( ulama Syi’ah ).

Ulam-ulama kita tidak ada yang melarang orang berkunjung atau berziarah ke Karbala. Bahkan dengan berkunjung ke Karbala, kita akan mendapat pelajaran, bagaiaman kita harus waspada dan tidak mudah menerima rayuan orang-orang syi’ah yang sejak dulu sudah dikenal sebagai orang-orang yang suka berdusta dan berkhianat. Sebagaimana yang mereka lakukkan terhadap Imam Ali ra dan Imam Husin ra serta Ahlul Bait pada masa lalu.
 

Riwayat & Hadits Palsu
Sejak dahulu, orang-orang Syiah sudah terkenal dalam membuat hadits-hadits palsu, bahkan mereka mempunyai keahlian dalam membuat riwayat-riwayat palu. Mereka tidak segan-segan mencatut nama-nama Ahlul Bait, demi kepentingan golongannya. Mereka juga terbiasa menghalalkan segala cara demi kepentingannya.
Begitu juga dalam memperingati hari Aasyuuro. Ulama Syiah dalam usahanya menguatkan cara memperingati hari tersebut, mereka telah membuat riwayat-riwayat palsu, dengan mengatasnamakan Ahlul Bait. Diantaranya sebagai berikut:
(1)Barangsiapa menangis atau menangis-tangiskan dirinya atas kematian Husein, maka Allah akan mengampuni segala dosanya, baik yang sudah dilakukan maupun yang akan dilakukan. (2) Barangsiapa menangis atau menangis-tangiskan dirinya atas kematian Husein, wajiblah (pastilah) dirinya memperoleh surga. Demikian jaminan dari ulama Syiah, cukup menangis atas kematian Sayyidina Husein ra sudah bisa masuk surga. Bukan itu ajaran Rasulullah Saw!!
Disamping itu, masih banyak lagi riwayat-riwayat palsu yang mereka buat, tidak kurang dari 458 riwayat, mengenai ziarah ke makam Imam-imam Syiah, bahkan dari jumlah tersebut, 338 khusus mengenai kebesaran dan keutamaan serta pahala besar bagi peziarah ke makan Imam Husein ra atau ziarah ke Karbala. Sebagai contoh:
1)Barangsiapa haji sebanyak 20 kali, maka ganjarannya sama dengan ziarah ke kuburan Husein sekali.
2) Barangsiapa ziarah ke makam Imam Husein di Karbala pada hari Arofah, maka ganjarannya sama dengan haji 1.000 kali bersama Imam Mahdi, disamping mendapatkan ganjarannya memerdekakan 1.000 budak  dan ganjarannya bershadaqah 1.000 ekor kuda.
3) Barangsiapa ziarah ke makam Imam Husein pada Nifsu Sya’ban, maka sama dengan ziarah Allah di Arasy-Nya.
4) Barangsiapa ziarah ke makam Husein di Karbala pada hari Aasyuuro, maka ia akan mendapatkan ganjaran dari Allah, seperti orang haji 2.000 kali dan seperti orang yang berperang bersama Rasulullah 2.000 kali.
5) Andaikan saya katakana mengenai ganjaran ziarah ke makam Imam Husein, niscaya kalian tinggalkan haji dan tidak ada seorang pun yang perhi haji.
Itulah diantara hadits-hadits palsu yang bersumber dari kitab Syiah: Wasaailussyiah oleh Al-Khuurul Amily (Ulama Syiah). Seperti itulah kedustaan orang Syiah.
  • Mengenai Nikah Mut’ah, kaum Syiah menjadikan dasar ajaran Syiah, siapa mengingkarinya kafir. Mereka menganggap, menika mut’ah sekali akan menjadi ahli surga. Orang yang meninggal dan belum pernah menikah mut’ah , akan datang di hari kiamat dalam kondisi bunting. Derajat orang yang menikah mut’ah sekali seperti Husain, dua kali seperti Hasan, tiga kali seperti Ali, dan tiga kali seperti Rasulullah Saw.
  • Penilaian Syiah terhadap selain kelompoknya (khususnya Sunni): Orang bukan Syiah adalah buta mata dan hati, terlaknat, sesat dan menyesatkan, murtad, kafir. Syiah memandang halal harta dan darah Sunni (Ahlu Sunnah), lebih kafir daripada Yahudi dan Nasrani. Wanita Syiah tidak boleh dinikahkan dengan laki-laki Sunni, karena ia kafir.  (A. Satria)
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/intelligent/2012/01/25/17531/inilah-penyimpangan-kesesatan-aqidah-syiah/#sthash.V1b3Vngg.dpuf
 AMUKANMelayu - Pesan Nabi SAW....."dua perkara yang aku tinggalkan pada kamu........Sunnahku dan Al-Quran....ikutlah dua perkara ini dan kamu selamanya tidak akan SESAT"
Sejak dahulu, orang-orang Syiah sudah terkenal dalam membuat hadits-hadits palsu, bahkan mereka mempunyai keahlian dalam membuat riwayat-riwayat palu. Mereka tidak segan-segan mencatut nama-nama Ahlul Bait, demi kepentingan golongannya. Mereka juga terbiasa menghalalkan segala cara demi kepentingannya. - See more at: http://www.voa-islam.com/read/intelligent/2012/01/25/17531/inilah-penyimpangan-kesesatan-aqidah-syiah/#sthash.V1b3Vngg.dpuf

Inilah Penyimpangan & Kesesatan Aqidah Syiah

Secara garis besar ada empat hal yang menyebabkan kaum Syiah disebut aliran sesat, yaitu: Tashbih (menyerupakan Imam dengan Tuhan), Ba’da, Raj’ah (kembalinya sang imam setelah wafatnya yang bukan sebenarnya) dan Tanusukh (reinkarnasi).
Menurut terminologi, kata Syiah tertuju kepada satu sekte (firqah) yang mengaku sebagai pengikut dan pendukung setia Ali bin Abi Thalib dan keturunannya, sehingga menjadi nama yang khusus bagi mereka. Syiah adalah kaum muslimin yang menganggap pengganti Nabi Saw merupakan hak istimewa keluarga Nabi, dalam hal ini Ali ra dan keturunannya.
Syiah lahir karena simpati golongan kaum muslimin terhadap Ali dan keturunannya. Bahkan diantara segolongan kaum muslimin yang simpati terhadap Ali menganggap Ali sebagai sahabat Nabi Saw yang paling utama. Namun demikian, akidah Syiah berpijak di atas pencacian, pencelaan dan pengkafiran terhadap para sahabat Rasulullah.
Satu diantara sekian banyak racun yang telah ditebar di tubuh umat, yaitu membangkitkan  fanatisme buta terhadap keimamahan Ali bin Abi Thalib. Lalu bergulir menjadi sebuah akidah (keyakinan) di kalangan Saba’iyah (para pengikut Abdullah bin Saba’), bahwa keimamahan yang pertama dipegang oleh Ali bin Thalib dan berakhir pada Muhammad bin Al-Husain Al-Mahdi. Inilah keyakinan di kalangan Syiah yang merupakan keyakinan sesat. Kalangan Syiah meyakini hal itu sebagai bentuk aqidah ar-raj’ah.
Propagandis Syiah sering melakukan kampanye pendekatan atau penyatuan Sunni-Syiah, dengan tema Ukhuwah Islamiyah. Ini sebenanrnya siasat kaum Syiah agar bisa diterima oleh kaum Sunni (Ahlussunnah wal Jamaah). Padahal di Negara Iran sendiri, kaum Sunni tertindas dari berbagai segi, termasuk tidak diperbolehkan memiliki masjid sendiri.
Penyimpangan Aqidah Syiah
Dalam sebuah kajian mengenai Syiah di Depok, pengamat Syiah Prof. DR. H. Mohammad Baharun, SH, MA saat membedah buku "Mewaspadai Gerakan Syiah di Indonesia", mengungkapkan ajaran-ajaran Syiah yang menyesatkan. Nah, agar tidak tersesat, berikut ini adalah ajaran-ajaran Syiah yang menyimpang, sesat dan menyesatkan :
  • Aqidah Syirik, menisbatkan sifat Ilahiyah kepada imam mereka seperti pemilik dunia akhirat, rob bumi.
  • Aqidah Bada’, yaitu keyakinan bahwa Allah mengetahui sesuatu setelah sebelumnya tidak mengetahui.
  • Aqidah Raj’ah, yaitu kembali hidup sesudah mati sebelum hari kiamat.
Arroj’ah adalah salah satu diantara sekian banyak ajara Syi’ah Imamiyyah Itsna Asyariyyah (Ja’fariyah), yang jelas-jelas menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya. Ajaran Roj’ah ini menurut ulama-ulama Islam, telah membuat Syiah Imamiyah Itsna Asyariyyah (Ja’fariyah) masuk golongan Ghulaah. Ajaran tersebut sangat menyimpang dari ajaran Rasulullah Saw.
Arroj’ah adalah suatu keyakinan , orang-orang Syi’ah Imamiyah Itsna Asyariyyah (Ja’fariyah), bahwa suatu saat nanti, Imam mereka yang bernama Muhammad bin Husain al-Askari – yang dikenal sebagai Imam Syiah yang ke-12 dan sekarang menurut mereka masih sembunyi di dalam gua Sarro Man Roa, akan muncul kembali. Kemudian imam itu akan membangkitka Rasulullah, Imam Ali, Siti Fatimah, Imam Hasan, Imam Husein dan imam-imam lain, serta orang-orang yang dekat kepada mereka.
Selanjutnya, semua orang-orang tersebut akan membaiatnya, yang diawali oleh Rasulullah dan disusul yang lain. Bersamaan dengan itu, menurut mereka, Abu Bakar, Umar dan Aisyah serta orang-orang yang dianggap zhalim oleh mereka, dibangkitkan dalam keadaan hidup untuk menerima siksaan-siksaan.
Sunni atau Ahlusunnah wal jamaah tidak membenarkan adanya ajaran Roj’ah dalam Islam. Bagi orang-orang yang berakal sehat, ajaran Syiah tersebut tidak dapat diterima.
  • Kesesatan akidah Syiah lainnya adalah adanya Aqidah Taqiyyah, yakni suatu perkataan dan perbuatan yang dilakukan tidak sesuai dengan keyakinan, untuk menghindari bahaya yang mengancam jiwa, harta dan kehormatan.
  • Aqidah Kema’suman Para Imam, yakni para imam mereka ma’sum (terjaga dari kesalahan dan dosa) serta mengetahui yang ghaib. Menurutnya, para imam lebih utama dari para nabi dan rasul, dan imam itu memiliki kedudukan yang tidak bisa dicapai oleh malaikat dan para rasul.
  • Aqidah Syiah tentang Al Qur’an (Al-Kafi I/239): “Mushaf Fatimah itu ada dan tebalnya tiga kali lipat Al Qur’an yang ada, dan di dalamnya tidak ada satu huruf pun yang sama dengan Al Qur’an.
  • Aqidah Kota Najaf dan Tanah Karbala: Orang Syiah meyakini bahwa Najaf, Karbala dan Qum sebagai tanah haram, karena terdapat kuburan para imam mereka. Tanah Karbala, menurut orang Syiah, lebih utama daripada Ka’bah.
  • Peringatan Hari Aasyuroo, atau hari yang bersejarah Imam Husein, selalu diperingati kaum Syiah dengan jalan menangis, memukul-mukul badannya, bahkan ada yang melukai dirinya sendiri sampai berlumuran darah, ada yang memukuli badannya sendiri dengan rantai, bahkan ada yang melukai dirinya dengan belati atau pedang.
Ulama-ulama Sunni menilai acara kaum Syiah tersebut, merupakan suatu perbuatan bid’ah (dholalah), karena sangat menyimpang dari ajaran Rasulullah Saw. Bukankah Rasulullah bersabda: “Bukan dari golonganku, orang-orang yang suka memukuli wajahnya dan merobek kantongnya (pakaiannya) serta menyerukan kepada perbuatan jahiliyah.”
Perlu diketahui, bahwa orang-orang Syiah dalam memperingati hari Aasyuuro, mereka hanya mengambil satu peristiwa saja, yakni dimana pada hari itu, Sayyidina Husein menjadi syahid di Karbala (Irak). Atas kematian Husein kaum syiah menangis dan memukul-mukul badannya sebagai bentuk usaha menebus dosa orang-orang Syiah terdahulu.
Dalam kitab Attasyasyyu Baina Mafumil Aimmah wa mafhumil Farisi, disebutkan: Bahwa orang-orang Syiah juga berpuasa pada hari Aasyuuro, tetapi hanya sampai waktu Ashar saja. Berpuasa semacam ini jelas merupakan suatu perbuatan bid’ah karena tidak pernah dilakukan dan diajarkan oleh Rasulullah Saw.
Seorang ahli sejarah (tokoh Syiah) yang dikenal dengan sebutan Al-Ya’quubi, menerangkan dalam kitabnya sebagai berikut: Ketika Imam Ali Zainal Abidin memasuki kota Kufah, beliau melihat orang-orang Syiah (Syiah pengikut ayahnya, Ali bin Abi Thalib) menangis,kemudian Imam Ali Zainal Abidin berkata kepada mereka: “Kalianlah yang membunuhnya, tetapi kalian pula yang menangisinya..”.
Anehnya, orang Syiah selalu membawa cerita-cerita Karbala dengan mengkambinghitamkan orang lain, padahal mereka lah penyebab terbunuhnya Imam Husein di Karbala.
Riwayat & Hadits Palsu
Sejak dahulu, orang-orang Syiah sudah terkenal dalam membuat hadits-hadits palsu, bahkan mereka mempunyai keahlian dalam membuat riwayat-riwayat palu. Mereka tidak segan-segan mencatut nama-nama Ahlul Bait, demi kepentingan golongannya. Mereka juga terbiasa menghalalkan segala cara demi kepentingannya.
Begitu juga dalam memperingati hari Aasyuuro. Ulama Syiah dalam usahanya menguatkan cara memperingati hari tersebut, mereka telah membuat riwayat-riwayat palsu, dengan mengatasnamakan Ahlul Bait. Diantaranya sebagai berikut:
(1)Barangsiapa menangis atau menangis-tangiskan dirinya atas kematian Husein, maka Allah akan mengampuni segala dosanya, baik yang sudah dilakukan maupun yang akan dilakukan. (2) Barangsiapa menangis atau menangis-tangiskan dirinya atas kematian Husein, wajiblah (pastilah) dirinya memperoleh surga. Demikian jaminan dari ulama Syiah, cukup menangis atas kematian Sayyidina Husein ra sudah bisa masuk surga. Bukan itu ajaran Rasulullah Saw!!
Disamping itu, masih banyak lagi riwayat-riwayat palsu yang mereka buat, tidak kurang dari 458 riwayat, mengenai ziarah ke makam Imam-imam Syiah, bahkan dari jumlah tersebut, 338 khusus mengenai kebesaran dan keutamaan serta pahala besar bagi peziarah ke makan Imam Husein ra atau ziarah ke Karbala. Sebagai contoh:
1)Barangsiapa haji sebanyak 20 kali, maka ganjarannya sama dengan ziarah ke kuburan Husein sekali.
2) Barangsiapa ziarah ke makam Imam Husein di Karbala pada hari Arofah, maka ganjarannya sama dengan haji 1.000 kali bersama Imam Mahdi, disamping mendapatkan ganjarannya memerdekakan 1.000 budak  dan ganjarannya bershadaqah 1.000 ekor kuda.
3) Barangsiapa ziarah ke makam Imam Husein pada Nifsu Sya’ban, maka sama dengan ziarah Allah di Arasy-Nya.
4) Barangsiapa ziarah ke makam Husein di Karbala pada hari Aasyuuro, maka ia akan mendapatkan ganjaran dari Allah, seperti orang haji 2.000 kali dan seperti orang yang berperang bersama Rasulullah 2.000 kali.
5) Andaikan saya katakana mengenai ganjaran ziarah ke makam Imam Husein, niscaya kalian tinggalkan haji dan tidak ada seorang pun yang perhi haji.
Itulah diantara hadits-hadits palsu yang bersumber dari kitab Syiah: Wasaailussyiah oleh Al-Khuurul Amily (Ulama Syiah). Seperti itulah kedustaan orang Syiah.
  • Mengenai Nikah Mut’ah, kaum Syiah menjadikan dasar ajaran Syiah, siapa mengingkarinya kafir. Mereka menganggap, menika mut’ah sekali akan menjadi ahli surga. Orang yang meninggal dan belum pernah menikah mut’ah , akan datang di hari kiamat dalam kondisi bunting. Derajat orang yang menikah mut’ah sekali seperti Husain, dua kali seperti Hasan, tiga kali seperti Ali, dan tiga kali seperti Rasulullah Saw.
  • Penilaian Syiah terhadap selain kelompoknya (khususnya Sunni): Orang bukan Syiah adalah buta mata dan hati, terlaknat, sesat dan menyesatkan, murtad, kafir. Syiah memandang halal harta dan darah Sunni (Ahlu Sunnah), lebih kafir daripada Yahudi dan Nasrani. Wanita Syiah tidak boleh dinikahkan dengan laki-laki Sunni, karena ia kafir.  (A. Satria)
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/intelligent/2012/01/25/17531/inilah-penyimpangan-kesesatan-aqidah-syiah/#sthash.V1b3Vngg.dpuf
91.808 views

Inilah Penyimpangan & Kesesatan Aqidah Syiah

Secara garis besar ada empat hal yang menyebabkan kaum Syiah disebut aliran sesat, yaitu: Tashbih (menyerupakan Imam dengan Tuhan), Ba’da, Raj’ah (kembalinya sang imam setelah wafatnya yang bukan sebenarnya) dan Tanusukh (reinkarnasi).
Menurut terminologi, kata Syiah tertuju kepada satu sekte (firqah) yang mengaku sebagai pengikut dan pendukung setia Ali bin Abi Thalib dan keturunannya, sehingga menjadi nama yang khusus bagi mereka. Syiah adalah kaum muslimin yang menganggap pengganti Nabi Saw merupakan hak istimewa keluarga Nabi, dalam hal ini Ali ra dan keturunannya.
Syiah lahir karena simpati golongan kaum muslimin terhadap Ali dan keturunannya. Bahkan diantara segolongan kaum muslimin yang simpati terhadap Ali menganggap Ali sebagai sahabat Nabi Saw yang paling utama. Namun demikian, akidah Syiah berpijak di atas pencacian, pencelaan dan pengkafiran terhadap para sahabat Rasulullah.
Satu diantara sekian banyak racun yang telah ditebar di tubuh umat, yaitu membangkitkan  fanatisme buta terhadap keimamahan Ali bin Abi Thalib. Lalu bergulir menjadi sebuah akidah (keyakinan) di kalangan Saba’iyah (para pengikut Abdullah bin Saba’), bahwa keimamahan yang pertama dipegang oleh Ali bin Thalib dan berakhir pada Muhammad bin Al-Husain Al-Mahdi. Inilah keyakinan di kalangan Syiah yang merupakan keyakinan sesat. Kalangan Syiah meyakini hal itu sebagai bentuk aqidah ar-raj’ah.
Propagandis Syiah sering melakukan kampanye pendekatan atau penyatuan Sunni-Syiah, dengan tema Ukhuwah Islamiyah. Ini sebenanrnya siasat kaum Syiah agar bisa diterima oleh kaum Sunni (Ahlussunnah wal Jamaah). Padahal di Negara Iran sendiri, kaum Sunni tertindas dari berbagai segi, termasuk tidak diperbolehkan memiliki masjid sendiri.
Penyimpangan Aqidah Syiah
Dalam sebuah kajian mengenai Syiah di Depok, pengamat Syiah Prof. DR. H. Mohammad Baharun, SH, MA saat membedah buku "Mewaspadai Gerakan Syiah di Indonesia", mengungkapkan ajaran-ajaran Syiah yang menyesatkan. Nah, agar tidak tersesat, berikut ini adalah ajaran-ajaran Syiah yang menyimpang, sesat dan menyesatkan :
  • Aqidah Syirik, menisbatkan sifat Ilahiyah kepada imam mereka seperti pemilik dunia akhirat, rob bumi.
  • Aqidah Bada’, yaitu keyakinan bahwa Allah mengetahui sesuatu setelah sebelumnya tidak mengetahui.
  • Aqidah Raj’ah, yaitu kembali hidup sesudah mati sebelum hari kiamat.
Arroj’ah adalah salah satu diantara sekian banyak ajara Syi’ah Imamiyyah Itsna Asyariyyah (Ja’fariyah), yang jelas-jelas menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya. Ajaran Roj’ah ini menurut ulama-ulama Islam, telah membuat Syiah Imamiyah Itsna Asyariyyah (Ja’fariyah) masuk golongan Ghulaah. Ajaran tersebut sangat menyimpang dari ajaran Rasulullah Saw.
Arroj’ah adalah suatu keyakinan , orang-orang Syi’ah Imamiyah Itsna Asyariyyah (Ja’fariyah), bahwa suatu saat nanti, Imam mereka yang bernama Muhammad bin Husain al-Askari – yang dikenal sebagai Imam Syiah yang ke-12 dan sekarang menurut mereka masih sembunyi di dalam gua Sarro Man Roa, akan muncul kembali. Kemudian imam itu akan membangkitka Rasulullah, Imam Ali, Siti Fatimah, Imam Hasan, Imam Husein dan imam-imam lain, serta orang-orang yang dekat kepada mereka.
Selanjutnya, semua orang-orang tersebut akan membaiatnya, yang diawali oleh Rasulullah dan disusul yang lain. Bersamaan dengan itu, menurut mereka, Abu Bakar, Umar dan Aisyah serta orang-orang yang dianggap zhalim oleh mereka, dibangkitkan dalam keadaan hidup untuk menerima siksaan-siksaan.
Sunni atau Ahlusunnah wal jamaah tidak membenarkan adanya ajaran Roj’ah dalam Islam. Bagi orang-orang yang berakal sehat, ajaran Syiah tersebut tidak dapat diterima.
  • Kesesatan akidah Syiah lainnya adalah adanya Aqidah Taqiyyah, yakni suatu perkataan dan perbuatan yang dilakukan tidak sesuai dengan keyakinan, untuk menghindari bahaya yang mengancam jiwa, harta dan kehormatan.
  • Aqidah Kema’suman Para Imam, yakni para imam mereka ma’sum (terjaga dari kesalahan dan dosa) serta mengetahui yang ghaib. Menurutnya, para imam lebih utama dari para nabi dan rasul, dan imam itu memiliki kedudukan yang tidak bisa dicapai oleh malaikat dan para rasul.
  • Aqidah Syiah tentang Al Qur’an (Al-Kafi I/239): “Mushaf Fatimah itu ada dan tebalnya tiga kali lipat Al Qur’an yang ada, dan di dalamnya tidak ada satu huruf pun yang sama dengan Al Qur’an.
  • Aqidah Kota Najaf dan Tanah Karbala: Orang Syiah meyakini bahwa Najaf, Karbala dan Qum sebagai tanah haram, karena terdapat kuburan para imam mereka. Tanah Karbala, menurut orang Syiah, lebih utama daripada Ka’bah.
  • Peringatan Hari Aasyuroo, atau hari yang bersejarah Imam Husein, selalu diperingati kaum Syiah dengan jalan menangis, memukul-mukul badannya, bahkan ada yang melukai dirinya sendiri sampai berlumuran darah, ada yang memukuli badannya sendiri dengan rantai, bahkan ada yang melukai dirinya dengan belati atau pedang.
Ulama-ulama Sunni menilai acara kaum Syiah tersebut, merupakan suatu perbuatan bid’ah (dholalah), karena sangat menyimpang dari ajaran Rasulullah Saw. Bukankah Rasulullah bersabda: “Bukan dari golonganku, orang-orang yang suka memukuli wajahnya dan merobek kantongnya (pakaiannya) serta menyerukan kepada perbuatan jahiliyah.”
Perlu diketahui, bahwa orang-orang Syiah dalam memperingati hari Aasyuuro, mereka hanya mengambil satu peristiwa saja, yakni dimana pada hari itu, Sayyidina Husein menjadi syahid di Karbala (Irak). Atas kematian Husein kaum syiah menangis dan memukul-mukul badannya sebagai bentuk usaha menebus dosa orang-orang Syiah terdahulu.
Dalam kitab Attasyasyyu Baina Mafumil Aimmah wa mafhumil Farisi, disebutkan: Bahwa orang-orang Syiah juga berpuasa pada hari Aasyuuro, tetapi hanya sampai waktu Ashar saja. Berpuasa semacam ini jelas merupakan suatu perbuatan bid’ah karena tidak pernah dilakukan dan diajarkan oleh Rasulullah Saw.
Seorang ahli sejarah (tokoh Syiah) yang dikenal dengan sebutan Al-Ya’quubi, menerangkan dalam kitabnya sebagai berikut: Ketika Imam Ali Zainal Abidin memasuki kota Kufah, beliau melihat orang-orang Syiah (Syiah pengikut ayahnya, Ali bin Abi Thalib) menangis,kemudian Imam Ali Zainal Abidin berkata kepada mereka: “Kalianlah yang membunuhnya, tetapi kalian pula yang menangisinya..”.
Anehnya, orang Syiah selalu membawa cerita-cerita Karbala dengan mengkambinghitamkan orang lain, padahal mereka lah penyebab terbunuhnya Imam Husein di Karbala.
Riwayat & Hadits Palsu
Sejak dahulu, orang-orang Syiah sudah terkenal dalam membuat hadits-hadits palsu, bahkan mereka mempunyai keahlian dalam membuat riwayat-riwayat palu. Mereka tidak segan-segan mencatut nama-nama Ahlul Bait, demi kepentingan golongannya. Mereka juga terbiasa menghalalkan segala cara demi kepentingannya.
Begitu juga dalam memperingati hari Aasyuuro. Ulama Syiah dalam usahanya menguatkan cara memperingati hari tersebut, mereka telah membuat riwayat-riwayat palsu, dengan mengatasnamakan Ahlul Bait. Diantaranya sebagai berikut:
(1)Barangsiapa menangis atau menangis-tangiskan dirinya atas kematian Husein, maka Allah akan mengampuni segala dosanya, baik yang sudah dilakukan maupun yang akan dilakukan. (2) Barangsiapa menangis atau menangis-tangiskan dirinya atas kematian Husein, wajiblah (pastilah) dirinya memperoleh surga. Demikian jaminan dari ulama Syiah, cukup menangis atas kematian Sayyidina Husein ra sudah bisa masuk surga. Bukan itu ajaran Rasulullah Saw!!
Disamping itu, masih banyak lagi riwayat-riwayat palsu yang mereka buat, tidak kurang dari 458 riwayat, mengenai ziarah ke makam Imam-imam Syiah, bahkan dari jumlah tersebut, 338 khusus mengenai kebesaran dan keutamaan serta pahala besar bagi peziarah ke makan Imam Husein ra atau ziarah ke Karbala. Sebagai contoh:
1)Barangsiapa haji sebanyak 20 kali, maka ganjarannya sama dengan ziarah ke kuburan Husein sekali.
2) Barangsiapa ziarah ke makam Imam Husein di Karbala pada hari Arofah, maka ganjarannya sama dengan haji 1.000 kali bersama Imam Mahdi, disamping mendapatkan ganjarannya memerdekakan 1.000 budak  dan ganjarannya bershadaqah 1.000 ekor kuda.
3) Barangsiapa ziarah ke makam Imam Husein pada Nifsu Sya’ban, maka sama dengan ziarah Allah di Arasy-Nya.
4) Barangsiapa ziarah ke makam Husein di Karbala pada hari Aasyuuro, maka ia akan mendapatkan ganjaran dari Allah, seperti orang haji 2.000 kali dan seperti orang yang berperang bersama Rasulullah 2.000 kali.
5) Andaikan saya katakana mengenai ganjaran ziarah ke makam Imam Husein, niscaya kalian tinggalkan haji dan tidak ada seorang pun yang perhi haji.
Itulah diantara hadits-hadits palsu yang bersumber dari kitab Syiah: Wasaailussyiah oleh Al-Khuurul Amily (Ulama Syiah). Seperti itulah kedustaan orang Syiah.
  • Mengenai Nikah Mut’ah, kaum Syiah menjadikan dasar ajaran Syiah, siapa mengingkarinya kafir. Mereka menganggap, menika mut’ah sekali akan menjadi ahli surga. Orang yang meninggal dan belum pernah menikah mut’ah , akan datang di hari kiamat dalam kondisi bunting. Derajat orang yang menikah mut’ah sekali seperti Husain, dua kali seperti Hasan, tiga kali seperti Ali, dan tiga kali seperti Rasulullah Saw.
  • Penilaian Syiah terhadap selain kelompoknya (khususnya Sunni): Orang bukan Syiah adalah buta mata dan hati, terlaknat, sesat dan menyesatkan, murtad, kafir. Syiah memandang halal harta dan darah Sunni (Ahlu Sunnah), lebih kafir daripada Yahudi dan Nasrani. Wanita Syiah tidak boleh dinikahkan dengan laki-laki Sunni, karena ia kafir.  (A. Satria)
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/intelligent/2012/01/25/17531/inilah-penyimpangan-kesesatan-aqidah-syiah/#sthash.V1b3Vngg.dpuf