Nasrullah: Saya Menyaksikan Ketakutan Hebat di Mata Netanyahu
Sekjen
Gerakan Muqawamah Islam Lebanon (Hizbullah), Sayyid Hasan Nasrullah,
tampil di televisi menyampaikan pidatonya dan menekankan bahwa muqawamah
tetap berlanjut. Beliau memperingatkan negara-negara Arab untuk tidak
melakukan perundingan damai dengan rezim Zionis Israel.
Sayyid
Nasrullah menuding Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel berupaya
merampas gerakan revolusi rakyat di negara-negara Arab. Dikatakannya
bahwa kemenangan telah dekat. Kantor
berita IRNA melaporkan, pidato Sayyid Nasrullah itu dalam rangka
memperingati 11 tahun pembebasan wilayah selatan Lebanon dari pendudukan
rezim Zionis.
Seraya
menyebut Presiden Amerika Serikat, Barack Obama dan Perdana Menteri
Israel, Benyamin Netanyahu, sebagai dua tokoh penjajah, Sayyid Nasrullah
menegaskan,
“Berbagai peristiwa dalam tiga dekade terakhir membuktikan bahwa satu-satunya cara yang efektif adalah muqawamah.”
Dijelaskan beliau, “Ketika
saya mendengar sikap dan pernyataan Obama di depan AIPAC dan pidato
Netanyahu di Kongres, saya semakin yakin pada jalan yang telah saya
tempuh selama ini.”
“Yaitu
perlawanan bersenjata rakyat. Adapun solusi gila dan tidak logis yang
hanya mengakibatkan kehinaan adalah jalan perundingan yang mereka
istilahkan dengan perundingan damai,” ungkap Sayyid Nasrullah.
Jangan Berunding
Lebih lanjut Sayyid Nasrullah menjelaskan, “Setelah
saya mendengar pernyataan Obama dan Netanyahu, saya meminta
negara-negara Arab untuk menjauhi meja perundingan dengan Israel.”
“Netanyahu
dalam dua hari terakhir di Kongres Amerika Serikat, berbicara tetang
roket-roket Hizbullah dan Hamas. Ketakutan itu tampak sekali dari
matanya dan pernyataan kami adalah bahwa apa hasil dari pidato Obama
atau Netanyahu bagi Palestina atau pemerintah Otorita, serta
kelompok-kelompok Palestina? Obama kembali menyatakan dukungannya
terhadap keamanan rezim Zionis dan keunggulan Israel dibanding
negara-negara lain di kawasan,” tegas Nasrullah.
Menyinggung
klaim Netanyahu bahwa Baitul Maqdis, selamanya akan menjadi ibukota
Israel dan juga masalah nasib pengungsi Palestina, Sekjen Hizbullah
menandaskan, “Di Kuwait, Raja Arab Saudi menyatakan bahwa prakarsa
negara-negara Arab tidak akan mampu bertahan lama di atas meja
perundingan. Setelah pernyatan itu, kini saya meminta negara-negara Arab
untuk mundur dari meja perundingan karena memang sudah saatnya.”
Kekalahan Netanyahu Pasti
Sekjen Hizbullah mengatakan, “Kemenangan telah terhampar di depan Anda, di saat kemarin saya menyaksikan kekalahan pada kening Netanyahu.”
Beliau menambahkan, “Muqawamah
tetap merupakan sahabat setia yang berkaitan erat dengan tujuan,
berbagai penderitaan, dan pengorbanan para syuhada. Seperti yang telah
saya kemukakan pada tahun 2006, kini tiba saat kemenangan.”
Sheikh Al-Azhar : Mesir Tak Perlu Bantuan Barat
Sheikh
Al-Azhar, Ahmad Tayyib, dalam pertemuannya dengan delegasi Uni Eropa
yang berkunjung ke Kairo menekankan bahwa Mesir tidak memerlukan bantuan
Barat.
Koran
Almesryoon yang dikutip Kantor Berita Fars News melaporkan, Ahmad
Tayyib, menerima delegasi Uni Eropa di Al-Azhar yang dipimpin oleh
Bernardino Leon. Pertemuan itu merupakan kunjungan kedua pejabat tinggi
Eropa di Al-Azhar pasca lengsernya Hosni Mubarak.
Dalam
pertemuan tersebut, Ahmad Tayyib kepada delegasi tersebut menegaskan
bahwa Mesir tidak perlu uang dan bantuan Barat. Menurut Tayyib, Barat
mempunyai tujuan tertentu dalam membantu Mesir. Di antara tujuannya
adalah penyebaran kebudayaan Barat di Mesir yang membuat
perempuan-perempuan negeri ini berpakaian ala Barat dan mempengaruhi
pemikiran pemuda.
Sheikh Al-Azhar mengatakan, “Kita
memerlukan bantuan yang membangun kemajuan ilmu, pendidikan, kesehatan
dan pengentasan kemiskinan. Atas dasar syarat ini, kita bisa bekerja
sama dengan Barat.”
Dengan tetap menghormati tamunya, Ahmad Tayyib mengatakan, “Kami
menolak sistem sekuler di Barat yang berusaha dikembangkan ke
negara-negara Islam. Apa yang diharapkan Barat adalah penerapan sistem
sekuler. Namun hal ini tak dapat diterima, karena Timur mempunyai
kebudayaan dan nilai-nilai tinggi sendiri.”
Meski mengkritik pedas, Ahmad Tayyib kepada tamunya tetap mengatakan, “Kami menyambut segala bentuk dialog dan perundingan dengan Uni Eropa karena pintu Al-Azhar selalu terbuka untuk siapa saja.”
Ahmadinejad: Kapitalisme Mendekati Ajal
Presiden
Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan, ketika kekuatan kapitalis secara
diam-diam mencoba untuk menjarah sumber daya bangsa-bangsa lain,
ketahuilah bahwa kapitalisme telah mendekati ajalnya.
“Hari
ini, kapitalisme berencana untuk menduduki negara-negara lain,
membekukan aset dan menguras kekayaan mereka. Barat melakukan semua ini
di bawah penyamaran dan slogan-slogan yang indah,” kata Ahmadinejad di Tehran, IRNA melaporkan.
“Penyamaran dan klaim kaum kapitalis sangat indah, namun sistem ini akan berakhir dan telah mencapai jalan buntu,” tegasnya.
Seraya
mengacu pada runtuhnya Marxisme meskipun mengusung slogan kesetaraan,
Ahmadinejad menjelaskan, itu semua karena penghinaan terbesar terhadap
kemanusiaan. Menurut Presiden Iran ini, dunia haus akan sebuah budaya
dan ideologi baru.
Eiland: Israel Tidak Akan Pernah Menang Lawan Hizbullah
Giora
Eiland, mantan Ketua Dewan Keamanan Nasional Rezim Zionis Israel
mengakui bahwa militer rezim ini tidak akan pernah menang menghadapi
Gerakan Perlawanan Islam Lebanon (Hizbullah).
Koran
al-Akhbar, cetakan Lebanon menulis, Jend. Giora Eiland menandaskan bahwa
Hizbullah meningkatkan strategi perangnya dan memperkuat kemampuan
pasukannya. “Militer Israel tidak akan pernah menang melawan perlawanan Hizbullah,” ungkap Eiland.
Sumber ini
menambahkan, jabatan Eiland sebagai Ketua Dewan Keamanan Nasional Israel
habis tak lama sebelum digelarnya perang 33 hari di Lebanon, namun ia
saat ini sibuk mengkaji strategi untuk menghindari kekalahan tentara
Israel seperti di perang 33 hari lalu.
Sementara
itu, Sekjen Hizbullah, Sayyid Hasan Nasrullah bertepatan dengan
peringatan kelima muqawamah atas Israel di perang 33 hari menandaskan,
Israel memulai perang dengan kepercayaan melebihi batas, namun mereka
terlalu cepat menelan kekalahan atas perlawanan rakyat Lebanon. “Hal ini juga menyebabkan rakyat Israel tidak percaya lagi kepada pemimpin rezim ilegal ini,” tandas Sayyid Hasan.
Militer
Israel pada tahun 2006 dengan dukungan negara-negara Barat khususnya AS
memulai serangan hebat ke Lebanon, namun mereka terpaksa mundur akibat
serangan muqawamah.
DOA HIJAB
IMAM JA’FAR SHADIQ
Dengan Asma Allah yang Mahakasih dan Mahasayang
Duhai Tuhanku
Dosa-dosaku telah membungkamku
Telah patah pembicaraanku, tak ada lagi hujjah bagiku
Aku telah menjadi tawanan bencanaku
tergadai dengan perbuatanku, tenggelam dalam kesalahanku
bingung dalam tujuanku, terputus karenaku
Aku telah membawa diriku
pada perhentian orang hina dan berdosa
perhentian para pendurhaka yang berani menentang-Mu
yang melecehkan janji-Mu
Mahasuci Engkau!
Betapa beraninya aku menentang-Mu
Betapa lenanya aku menipu diriku!
Junjunganku
Kasihi, tersungkurnya mukaku, tergelincirnya kakiku
Balaslah kejahilanku dengan santunan-Mu
kesalahanku dengan kebaikan-Mu
aku mengakui dosaku, aku mengakui kesalahanku
Inilah tanganku dan ubun-ubunku
Jiwaku siap menerima pembalasan
Sayangi ubanku, hilangnya hari-hariku, dekatnya ajalku
Kelemahan dan kemiskinanku serta kurangnya kemampuanku
Junjunganku
Sayangi aku, ketika jejakku terhapus di dunia
dan sebutanku hilang dari para makhluk
aku dilupakan orang seperti orang yang terlupakan
Junjunganku
Sayangi aku, ketika berubah bentukku dan keadaanku
ketika hancur tubuhku, berserakan anggotaku, cerai-berai sendi-sendiku
Junjunganku
Sayangi aku, pada hari dikumpulkan dan dibangkitkan
Jadikan pada hari itu kedudukanku bersama para wali-Mu
kemunculanku beserta para kekasih-Mu
dan tempatku di samping-Mu
Wahai Tuhan Pemelihara Alam semesta
Dengan rahmat-Mu
Wahai Yang Paling Pengasih dari segala yang mengasihi
Ya Arhamar Rahimin
Dalam satu artikel yang disiarkan di media antarabangsa, Reuters,
bertajuk, "Life — if you can call it that — under Israel’s Iron Dome",
baru-baru ini, menunjukkan keadaan huru-hara penulisnya yang baru
tinggal kira-kira dua minggu di wilayah Tel Aviv, Israel.
Keren Blankfeld merupakan warga Amerika yang baru berpindah ke Tel Aviv
atas urusan menyiapkan tugasan ilmiah sebuah buku menzahirkan sebuah
kehidupan yang sering dalam kebimbangan di sana.
Gambar yang disiarkan (lihat diatas) menyaksikan ada di kalangan
penduduk Tel Aviv yang bertempiaran menyelamatkan diri ke dalam "bunker"
dengan hanya berseluar dalam!
Menurutnya, masyarakat Tel Aviv hanya bergantung hidup pada Iron Dome,
sistem anti-peluru berpandu milik rejim Israel, untuk menangkis serangan
peluru berpandu dari pejuang-pejuang Palestin yang membedil negara
haram itu setiap jam, hari dan masa.
"Iron Dome berkesan untuk mematahkan serangan peluru berpandu pejuang Palestin sebanyak 85 hingga 90 peratus, menurut IDF.
"Dengan serangan yang dilancarkan Hamas setiap masa, saya merasakan
nilai kehidupan sebenar saya dan masyarakat di sini (Tel Aviv) huru-hara
dan hanya bergantung kepada keberkesanan Iron Dome," katanya yang
dipetik dari laman media antarabangsa itu.
KedahNews.com melihat pendedahan penulis warga New York itu sebagai
membongkar sesuatu yang perlu dijadikan perhatian oleh dunia Islam,
khususnya bagi pejuang-pejuang Hamas di Palestin untuk melancarkan
serangan yang lebih berkesan.
Untuk menjayakan serangan yang lebih berkesan, Iron Dome perlu diatasi segera.
Maksud kamu, mungkin pakar-pakar tekonologi senjata di kalangan umat
Islam mampu mencari akal baru dengan mencipta sistem-sistem baru yang
mampu mengatasi "kecerdikan" Iron Dome yang berjaya menangkis serangan
peluru berpandu Hamas.
Mengambil iktibar atas apa yang berlaku di Pearl Harbour ketika perang
dunia kedua, Amerika Syarikat bangkit mengalahkan Jepun dengan menyerang
balas menggunakan bom atom yang melumpuhkan Hiroshima dan Nagasaki.
Dalam hal ini, mungkin Hamas boleh menggunakan taktik yang sama dengan
melancarkan serangan paling hebat, dengan syarat mereka perlu
melumpuhkan Iron Dome terlebih dahulu, bukan?
Mungkinkah hackers kita boleh menggodam sistem pertahanan Israel tersebut?
Mungkin mana-mana pihak boleh sampaikan mesej ini kepada saudara kita di Palestin? -KedahNews.com