Penaklukan Konstantinopel dan Munculnya Al-Qahthani
TANDA-TANDA KECIL KIAMAT
OlehDr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil
PENAKLUKAN KOSTANTINOPEL [1]
Dan di antara tanda-tanda Kiamat adalah kekalahan penaklukan kota Konstantinopel di tangan kaum muslimin sebelum keluarnya Dajjal. Yang dapat difahami dari berbagai hadits bahwa penaklukan ini terjadi setelah peperangan mereka dengan bangsa Romawi pada sebuah peperangan yang sangat besar dan kemenangan kaum muslimin atas mereka.
Waktu itu kaum muslimin pergi menuju Konstantinopel, lalu Allah menaklukkannya untuk kaum muslimin tanpa ada peperangan. Senjata mereka hanyalah takbir dan tahlil (ucapan Laa ilaaha illallaah). Dijelaskan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
سَمِعْتُمْ بِمَدِينَةٍ جَانِبٌ مِنْهَا فِـي الْبَرِّ وَجَانِبٌ مِنْهَا فِي الْبَحْرِ؟ قَالُوا: نَعَمْ يَا رَسُولَ اللهِ. قَالَ: لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَغْزُوَهَا سَبْعُونَ أَلْفًا مِنْ بَنِي إِسْحَاقَ، فَإِذَا جَاءُوهَا نَزَلُوا، فَلَمْ يُقَاتِلُوا بِسِلاَحٍ وَلَمْ يَرْمُوا بِسَهْمٍ، قَالُوا: لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، فَيَسْقُطُ أَحَدُ جَانِبَيْهَا -قَالَ ثَوْرٌ( أَحَدَ رُوَاةِ الْحَدِيْثِ) لاَ أَعْلَمُهُ إِلاَّ قَالَ:- الَّذِي فِي الْبَحْرِ، ثُمَّ يَقُولُوا الثَّانِيَةَ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، فَيَسْقُطُ جَانِبُهَا اْلآخَرُ، ثُمَّ يَقُولُوا: لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، فَيُفَرَّجُ لَهُمْ، فَيَدْخُلُوهَا، فَيَغْنَمُوا، فَبَيْنَمَا هُمْ يَقْتَسِمُونَ الْغَنَائِمَ، إِذْ جَاءَ هُمُ الصَّرِيخُ، فَقَالَ: إِنَّ الدَّجَّالَ قَدْ خَرَجَ، فَيَتْرُكُونَ كُلَّ شَيْءٍ وَيَرْجِعُونَ.
“Pernahkah kalian mendengar satu kota yang satu sisinya ada di daratan sementara satu sisi (lain) ada di lautan?” Mereka menjawab, “Kami pernah mendengarnya, wahai Rasulullah!” Beliau berkata, “Tidak akan tiba hari Kiamat sehingga 70.000 dari keturunan Nabi Ishaq menyerangnya (kota tersebut), ketika mereka (bani Ishaq) mendatanginya, maka mereka turun.
Mereka tidak berperang dengan senjata, tidak pula melemparkan satu panah pun, mereka mengucapkan, ‘Laa ilaaha illallaah wallaahu Akbar,’ maka salah satu sisinya jatuh (ke tangan kaum muslimin) -Tsaur [2] (salah seorang perawi hadits) berkata, “Aku tidak mengetahuinya kecuali beliau berkata, ‘Yang ada di lautan.’” Kemudian mereka mengucapkan untuk kedua kalinya, ‘Laa ilaaha illallaah wallaahu Akbar,’ akhirnya salah satu sisi lainnya jatuh (ke tangan kaum muslimin).
Lalu mereka mengucapkan untuk ketiga kalinya: ‘Laa ilaaha illallaah wallaahu Akbar,’ lalu diberikan kelapangan kepada mereka. Mereka masuk ke dalamnya dan mendapatkan harta rampasan perang, ketika mereka sedang membagi-bagikan harta rampasan perang, tiba-tiba saja datang orang yang berteriak meminta tolong, dia berkata, “Sesungguhnya Dajjal telah keluar,’ lalu mereka meninggalkan segala sesuatu dan kembali.’” [3]
Ada sesuatu yang musykil dalam ungkapan hadits ini:
…يَغْزُوَهَا سَبْعُونَ أَلْفًا مِنْ بَنِي إِسْحَاقَ.
“… Sehingga 70.000 dari bani Ishaq menyerangnya…”
Sementara bangsa Romawi adalah keturunan Ishaq, karena mereka dari keturunan al-Shis bin Ishaq bin Ibrahim al-Khalil Alaihissallam [4]. Maka bagaimana bisa penaklukan kota Konstantinopel dilakukan oleh mereka?!
Al-Qadhi ‘Iyadh berkata, “Demikianlah semua ungkapan yang ada dalam Shahiih Muslim: ‘Dari bani Ishaq.’”
Kemudian beliau berkata, “Sebagian dari mereka berkata, ‘Yang terkenal lagi terjaga ungkapannya adalah dari bani Isma’il,” inilah makna yang ditunjukkan oleh hadits, karena yang dimaksud sebenarnya adalah orang-orang Arab.” [5]
Sementara itu al-Hafizh Ibnu Katsir berpendapat sesungguhnya hadits ini menunjukkan bahwa bangsa Romawi memeluk Islam di akhir zaman.
Barangkali penaklukan kota Konstantinopel dilakukan oleh sebagian dari mereka, sebagaimana diungkapkan oleh hadits terdahulu, ‘Sesungguhnya 70.000 orang dari bani Ishaq memeranginya.’”
Pendapat ini diperkuat dengan kenyataan bahwa mereka dipuji di dalam hadits al-Mustaurid al-Qurasy, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
تَقُومُ السَّاعَةُ وَالرُّومُ أَكْثَرُ النَّاسِ، فَقَالَ لَهُ عَمْرٌو: أَبْصِرْ مَا تَقُولُ. قَالَ: أَقُولُ مَا سَمِعْتُ مِنْ رَسُـولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. قَالَ: لَئِنْ قُلْتَ ذَلِكَ إِنَّ فِيهِمْ لَخِصَالاً أَرْبَعًا إِنَّهُمْ َلأَحْلَمُ النَّاسِ عِنْدَ فِتْنَةٍ، وَأَسْرَعُهُمْ إِفَاقَةً بَعْدَ مُصِيبَةٍ، وَأَوْشَكُهُمْ كَرَّةً بَعْدَ فَرَّةٍ، وَخَيْرُهُمْ لِمِسْكِينٍ وَيَتِيمٍ وَضَعِيفٍ، وَخَامِسَةٌ حَسَنَةٌ جَمِيلَةٌ وَأَمْنَعُهُمْ مِنْ ظُلْمِ الْمُلُوكِ.
‘Kiamat akan tegak sementara bangsa Romawi adalah manusia yang paling banyak,’” lalu ‘Amr berkata (kepada al-Mustaurid), “Jelaskanlah apa yang kau ucapkan itu!” dia berkata, “Aku mengatakan apa yang aku dengar dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Dia berkata, “Jika demikian yang engkau ungkapkan, maka sesungguhnya di dalam diri mereka ada empat (keistimewaan): sesungguhnya mereka adalah manusia paling tenang ketika datang fitnah, paling cepat sadar ketika terjadi musibah, paling cepat menyerang setelah mundur, dan sebaik-baiknya (manusia) dalam menghadapi orang miskin, anak yatim dan orang lemah, dan yang kelima adalah sesuatu yang indah lagi elok, yaitu mereka orang yang paling bersemangat mencegah kezhaliman para raja.” [6]
Komentar saya: Di antara dalil yang menunjukkan bahwa orang-orang Romawi di akhir zaman memeluk Islam adalah hadits Abu Hurairah terdahulu tentang peperangan bangsa Romawi. Waktu itu bangsa Romawi berkata kepada kaum muslimin:
خَلُّوا بَيْنَنَا وَبَيْنَ الَّذِينَ سَبَوْا مِنَّا نُقَاتِلْهُمْ. فَيَقُولُ الْمُسْلِمُونَ: لاَ وَاللهِ لاَ نُخَلِّي بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ إِخْوَانِنَا.
“Biarkanlah kami membunuh orang-orang yang tertawan dari kalangan kami.” Kemudian kaum muslimin berkata, “Kami tidak akan membiarkan kalian memerangi saudara-saudara kami.” [7]
Bangsa Romawi meminta kepada kaum muslimin agar membiarkan mereka memerangi orang yang telah ditawan dari kalangan mereka karena mereka telah memeluk Islam, lalu kaum muslimin menolaknya dan menjelaskan kepada orang-orang Romawi bahwa orang yang telah masuk Islam dari kalangan mereka adalah saudara-saudara kami, maka kami tidak akan menyerahkannya kepada siapa pun.
Kenyataan banyaknya pasukan kaum muslimin dari kalangan orang-orang yang sebelumnya ditawan dari kalangan orang-orang kafir bukanlah hal yang aneh.
Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, “Hal ini ada pada zaman kita sekarang ini, bahkan kebanyakan pasukan Islam di negeri-negeri Syam, dan Mesir adalah para tawanan, kemudian mereka sekarang ini -alhamdulillaah- adalah orang yang menawan orang-orang kafir, dan beberapa kali menawan mereka di zaman kita ini, satu kali saja mereka menawan ada beberapa ribu orang kafir yang ditawan, maka segala puji hanya bagi Allah yang telah memberikan kemenangan dan kejayaan kepada Islam.[8]
Pendapat yang mengatakan bahwa yang menaklukkan Konstantinopel adalah orang-orang dari keturunan Ishaq diperkuat oleh kenyataan bahwa pasukan Romawi jumlahnya mencapai jutaan. Sebagian dari mereka tewas dan yang lainnya masuk ke dalam Islam, dan yang masuk Islam dari kalangan mereka bergabung dengan pasukan kaum muslimin untuk menaklukan Kon-stantinopel, wallaahu a’lam.
Penaklukan Konstantinopel tanpa peperangan belum terjadi sampai se-karang. Imam at-Tirmidzi meriwayatkan dari Anas bin Malik, bahwasanya beliau berkata:
فَتْحُ الْقُسْطَنْطِينِيَّةِ مَعَ قِيَامِ السَّاعَةِ.
“Penaklukan Konstantinopel terjadi seiring dengan akan terjadinya hari Kiamat.”
Kemudian at-Tirmidzi berkata, “Mahmud -maksudnya adalah Ibnu Ghailan, guru at-Tirmidzi- berkata, ‘Hadits ini gharib. Konstantinopel adalah sebuah kota di Romawi, ditaklukkan ketika Dajjal keluar. Sedangkan Konstantinopel telah ditaklukkan pada zaman Sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.’”[9]
Yang benar bahwa Konstantinopel tidak pernah ditaklukkan pada zaman Sahabat, karena Mu’awiyah Radhiyallahu anhu mengirim anaknya, Yazid, ke sana dengan membawa pasukan yang di antara mereka adalah Abu Ayyub al-Anshari, dan penaklukannya belum sempurna. Kemudian daerah tersebut dikepung oleh Maslamah bin ‘Abdil Malik, akan tetapi belum juga bisa ditaklukan, akan tetapi beliau melakukan perdamaian dengan penduduknya untuk mendirikan masjid di sana.” [10]
Penaklukan yang dilakukan bangsa Turk terhadap Konstantinopel pun terjadi dengan peperangan. Kemudian negeri tersebut saat ini berada di tangan orang-orang kafir dan akan ditaklukkan kembali dengan penaklukan yang terakhir, sebagaimana dikabarkan oleh orang yang dibenarkan ucapannya Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ahmad Syakir rahimahullah berkata, “Penaklukan Konstantinopel yang merupakan sebagai kabar gembira dalam hadits ini akan terjadi di kemudian hari, cepat ataupun lambat, hanya Allahlah yang mengetahuinya. Ia adalah penaklukan yang benar (adanya) ketika kaum muslimin kembali kepada agamanya, padahal sebelumnya mereka menolaknya.
Adapun penaklukan yang dilakukan bangsa Turk yang terjadi sebelum zaman kita ini, maka hal itu hanya sebagai pembuka bagi penaklukan yang terakhir (paling besar). Kemudian kota ini keluar dari kekuasaan kaum muslimin ketika pemerintahan di sana telah mengumumkan bahwa pemerintahannya bukanlah pemerintahan Islam dan bukan pemerintahan agama.
Mereka telah melakukan perjanjian dengan orang-orang kafir, musuh-musuh Islam, dan memberlakukan undang-undang kafir terhadap penduduknya. Penaklukan yang dilakukan oleh kaum muslimin akan kembali dilakukan insya Allah, sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.” [11]
[Disalin dari kitab Asyraathus Saa’ah, Penulis Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Daar Ibnil Jauzi, Cetakan Kelima 1415H-1995M, Edisi Indonesia Hari Kiamat Sudah Dekat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir]
PENERANGAN DAN RUJUKAN
[1]. Kota bangsa Romawi, dinamakan Konstantinopel, yaitu sebuah kota yang terkenal pada zaman sekarang dengan nama Istanbul, satu kota di Turki. Pada masa lalu terkenal dengan sebutan Bizantium, kemudian ketika raja tertinggi Bizantium memimpin Romawi, dia membangun pagar di sana dan menamakannya dengan sebutan Konstantinopel dan menjadikannya sebagai ibu kota bagi kerajaannya.
Daerah tersebut memiliki teluk yang mengelilingi dua sisi, sebelah timur dan utara (di lautan), dan kedua sisinya yang lain, yaitu sebelah barat dan selatan adalah di daratan. Lihat kitab Mu’jamul Buldaan (IV/347-348), karya Yaqut al-Hamawi.
[2]. Dia adalah Tsaur bin Zaid ad-Daili mawali mereka adalah al-Madani, tsiqah, wafat pada tahun (135 H) rahimahullah. Lihat Shahiih Muslim (XVIII/43, an-Nawawi), dan Tahdziibut Tahdziib (II/ 31-32).
[3]. Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraatus Saa’ah (XVIII/43-44, Syarh an-Nawawi).
[4]. Lihat an-Nihaayah/al-Fitan wal Malaahim (I/58) tahqiq Dr. Thaha Zaini.
[5]. Syarh an-Nawawi li Shahiih Muslim (XVIII/43-44).
[6]. Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah (XVIII/22, Syarh an-Nawawi).
[7]. Shahiih Muslim (XVIII/21, Syarh an-Nawawi).
[8].Syarah an-Nawawi li Shahiih Muslim (XVIII/21).
[9]. Jaami’ at-Tirmidzi, bab Maa Jaa-a fii ‘Alaamatil Khuruujid Dajjal (VI/498).
[10]. Lihat an-Nihaayah fil Fitan wal Malaahim (I/62) tahqiq Dr. Thaha Zaini.
[11]. Hasyiyah ‘Umdatut Tafsiir ‘an Ibni Katsir (II/256) diringkas dari ditahqiq oleh Ahmad Syakir.
MUNCULNYA AL-QATHANI
Di akhir zaman akan muncul seorang laki-laki dari Qahthan, orang-orang taat kepadanya, dan berkumpul padanya. Hal itu terjadi ketika zaman telah berubah, karena itulah Imam al-Bukhari menyebutkannya dalam bab taghayyuriz zamaan (perubahan zaman).
Imam Ahmad dan asy-Syaikhani (al-Bukhari dan Muslim) meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَخْرُجَ رَجُلٌ مِنْ قَحْطَانَ يَسُوقُ النَّاسَ بِعَصَاهُ.
“Tidak akan tiba hari Kiamat hingga keluar seorang laki-laki dari Qahthan yang menggiring manusia dengan tongkatnya.” [1]
Al-Qurthubi rahimahullah berkata, “Sabda beliau: ‘… menggiring manusia dengan tongkatnya,’ adalah kinayah (kiasan) dari ketaatan manusia kepadanya dan kesepakatan mereka untuk mentaatinya, bukanlah yang dimaksud (di dalam hadits) adalah tongkat secara hakiki, itu hanya sebagai perumpamaan dari ketaatan mereka kepadanya dan kekuasaannya kepada mereka. Hanya saja, penyebutan kata tersebut terdapat dalil bahwa ia orang yang keras kepada mereka.” [2]
Kami katakan: Benar, penggiringan yang dilakukannya terhadap manusia merupakan kiasan ketaatan dan kepatuhan mereka kepadanya. Hanya saja, yang diisyaratkan oleh al-Qurthubi berupa sikapnya yang keras kepada mereka bukanlah sikap yang ditujukan kepada semuanya, sebagaimana nam-pak dari perkataannya. Ia hanyalah keras kepada orang-orang yang melakukan kemaksiatan.
Dia adalah orang shalih yang menghukumi dengan adil. Pendapat ini diperkuat dengan riwayat yang dinukil oleh Ibnu Hajar dari Nu’aim bin Hammad [3], beliau meriwayatkan dari jalan yang kuat dari ‘Abdullah bin ‘Amr, bahwa beliau menyebutkan para khalifah, kemudian dia berkata, “Dan seorang laki-laki dari Qahthan.”
Demikian pula yang diriwayatkan dengan sanad yang jayyid dari Ibnu ‘Abbas, sesungguhnya beliau berkata tentangnya:
وَرَجُلٌ مِنْ قَحْطَانَ كُلُّهُمْ صَالِحٌ.
“Dan seseorang dari Qahthan, semuanya (orang Qahthan) adalah orang shalih.” [4]
Ketika ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhuma meriwayatkan bahwa akan ada seorang raja (penguasa) dari Qahthan, marahlah Mu’awiyah Radhiyallahu anhu, lalu dia berdiri dan memuji Allah dengan sesuatu yang sesuai dengan-Nya, kemudian beliau berkata, “Amma ba’du, telah sampai kepadaku bahwa beberapa orang dari kalian membawakan beberapa riwayat yang tidak ada di dalam Kitabullah, tidak pula diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka adalah orang-orang bodoh di antara kalian, maka hati-hatilah kalian dari angan-angan yang dapat menyesatkan pelakunya, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ هَذَا اْلأَمْرَ فِي قُرَيْشٍ، لاَ يُعَادِيْهِمْ أَحَدٌ، إِلاَّ كَبَّهُ اللهُ عَلَى وَجْهِهِ، مَا أَقَامُوا الدِّيْنَ.
“Sesungguhnya urusan (kekhilafahan) ini akan tetap ada pada keturunan Quraisy, tidak ada seorang pun yang mencabutnya kecuali Allah akan menelungkupkan mukanya; selama mereka (keturunan Quraisy) menegakkan agama.” [HR. Al-Bukhari][5]
Mu’awiyah hanya mengingkarinya karena takut bila seseorang menyangka bahwa kekhalifahan bisa dipegang oleh selain Quraisy, sementara Mu’awiyah sendiri tidak mengingkari akan adanya seorang tokoh dari Qahthan. Karena di dalam hadits Mu’awiyah terdapat ungkapan “Selama mereka menegakkan agama”, artinya jika mereka (Quraisy) tidak menegakkan agama, maka urusan (kekhilafahan) tersebut keluar dari tangan mereka, dan ini pernah terjadi. Manusia akan tetap mentaati seorang Quraisy hingga mereka lemah dalam memegang teguh agama, sehingga mereka pun lemah, dan pada akhirnya kepemimpinan berpindah kepada yang lainnya. [6]
Al-Qahthani ini bukanlah Jahjah [7] , karena al-Qahtani di sini adalah keturunan dari orang merdeka, karena penisbatannya kepada Qahthan yang merupakan puncak nasab penduduk Yaman dari kalangan Himyar, Kindah, Hamadan dan yang lainnya [8]. Adapun Jahjah termasuk dari keturunan budak belian.
Pendapat ini diperkuat riwayat yang disebutkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ يَذْهَبُ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ حَتَّـى يَمْلِكَ رَجُلٌ مِنْ الْمَوَالِـي يُقَالُ لَهُ جَهْجَاهُ.
‘Tidak akan lenyap siang dan malam sehingga seseorang dari (kalangan) hamba sahaya yang bernama Jahjah menjadi raja.’”[9]
[Disalin dari kitab Asyraathus Saa’ah, Penulis Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Daar Ibnil Jauzi, Cetakan Kelima 1415H-1995M, Edisi Indonesia Hari Kiamat Sudah Dekat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir]
PENERANGAN DAN RUJUKAN
[1]. Musnad Ahmad (XVIII/103) (no. 9395), Syarh Ahmad Syakir, disempurnakan oleh Dr. Al-Husaini ‘Abdul Majid Hasyim, Shahiih al-Bukhari, kitab al-Fitan bab Taghayyuriz Zamaan hatta Tu’badul Autsaan (XIII/76, al-Fat-h), Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah (XVIII/36, Syarh an-Nawawi).
[2]. At-Tadzkirah (hal. 635).
[3]. Nu’aim bin Hammad al-Khuza’i. Termasuk tokoh pembesar para Hafizh (ahlul hadits), al-Bukhari meriwayatkan darinya sebagai penyerta, Muslim meriwayatkan darinya dalam Muqaddimah, demikian pula Ash-habus Sunan kecuali an-Nasa-i. Imam Ahmad mentsiqahkannya, begitu juga Yahya bin Ma’in, dan al-‘Ajali. Abu Hatim berkata, “Dia perawi shaduq.” An-Nasa-i melemahkannya, adz-Dzahabi berkata, “Salah seorang Imam akan tetapi layyin di dalam hadits,” Ibnu Hajar berkata, “Shaduq dan sering salah,” adz-Dzahabi menukil dari Nu’aim bahwa beliau berkata, “Se-belumnya aku adalah seorang Jahmiyyah, karena itulah aku mengenal perkataan mereka, ketika aku meminta hadits, aku tahu sesungguhnya akhir dari pendapat mereka adalah Ta’thil (meniadakan seluruh sifat Allah).” Wafat pada tahun 228 H rahimahullah.
Lihat Tadzkiratul Huffaazh (II/418-420), Miizaanul I’tidaal (IV/267-270), Tahdziibut Tahdziib (X/458-463), Taqriibut Tahdziib (II/305), Hadyus Saari Muqaddimah Fat-hul Baari (hal. 447), dan Khulashah Tadzhiibut Tahdziibil Kamaal (hal. 403).
[4]. Fat-hul Baari (VI/535).
[5]. Shahiih al-Bukhari, kitab al-Manaaqib bab Manaaqibu Quraisy (VI/532-533).
[6]. Lihat Fat-hul Baari (XIII/115)
[7]. Berbeda dengan pendapat al-Qurthubi, beliau berkata di dalam kitab at-Tadz-kirah (hal. 636), “Barangkali seorang laki-laki dari Qahthan itu adalah seorang laki-laki yang bernama Jahjaah.”
[8]. Lihat Fat-hul Baari (VI/545, XIII/78).
[9]. Musnad Ahmad (XVI/156) (no. 8346), syarah dan ta’liq Ahmad Syakir, beliau berkata, “Sanadnya shahih, hadits ini terdapat dalam Shahiih Muslim (XVIII/ 36) tanpa lafazh (مِنَ الْمَوَالِي).
MISSI DAJJAL
Rahsia Misi Dajjal Di Timur Tengah |
Di sini ingin saya jelaskan TIDAK. Ia bukan faktor utama, tetapi saya bersetuju jika dikatakan tujuan ‘menyerang’ itu sebagai ‘salah satu faktor’.
Benarkah Dajjal Perlukan Wang?
Dengan penguasaan penuh syarikat-syarikat gergasi Yahudi di seluruh dunia daripada pembuatan seluar dalam hinggalah kepada stesen angkasa lepas, adakah mungkin Dajjal masih memerlukan wang untuk meneruskan agenda ketuhanannya?
Harus diingat, matlamat akhir Dajjal adalah memastikan …
“Semua masyarakat dunia menyembahnya sebagai Tuhan”
Untuk meneruskan misi di atas ada 3 perkara yang menjadi faktor penghalang
1. Imam Mahdi
2. Nabi Isa a.s.
3. Agama Islam
Senario Sekarang VS Kemampuan Dajjal
Kita perlu memahami dua persoalan ini iaitu senario/situasi yang berlaku sekarang dengan kemampuan yang telah dikecapi Dajjal.
Adakah sesuatu yang logik, Dajjal yang telah dikurniakan Allah SWT pemikiran yang genius, umur yang panjang, mendapat pertolongan Iblis, Syaitan dan Jin serta tinggal di rumah Segitiga Bermuda yang kebal itu masih memerlukan wang masyarakat dunia?
Jika dibandingkan dengan situasi sekarang, media Islam dan antarabangsa melaporkan kerajaan-kerajaan Dajjal iaitu Amerika dan Britain melakuan serangan ke atas Afghanistan dan Iraq untuk mendapatkan minyak.
Benarkah begitu?
Saya paling tidak setuju dengan kenyataan ‘mencuri minyak’ oleh media massa. Itu bukanlah faktor utama. Pasti ada misi tersembunyi yang mendokong misi Dajjal melancarkan serangan ke atas Afghanistan dan Iraq.
Wang sudah tidak menjadi masalah dan bukan lagi suatu masalah kepada Dajjal, agen-agen Dajjal sudah pun menguasai minyak dunia sejak 400 tahun dahulu bermula dengan empayar keluarga Rothschild, Rockefeller dan Halliburton.
Misi Sebenar Dajjal
Teliti hadith-hadith ‘misi’ Imam Mahdi dan Nabi Isa a.s. yang disabdakan oleh Rasulullah SAW, Berdasarkan fakta-fakta hadith seperti di bawah, kita dapat ketahui suatu misi tersembunyi Dajjal yang telah pun dilaksanakannya sekarang.
“Al-Mahdi berasal dari keturunanku, berkening lebar, berhidung panjang dan mancung, ia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan dan kemakmuran, sebagai mana ia (bumi ini) sebelum itu dipenuhi oleh kezaliman dan kesemena-menaan, dia berumur tujuh tahun.”
(Riwayat Abu Daud dan Hakim)
“Kemudian kamu akan memerangi kaum ROm dan kamu akan mengalahkan mereka dengan izin Allah .”
(Riwayat Bukhari)
Semua perkataan yang dimerahkan adalah bermaksud misi Imam Mahdi
selepas dibaiahkan oleh umat Islam. Apakah Dajjal tidak tahu akan misi
ini? sudah pasti ia tahu.Dajjal yang genius itu sudah pasti dapat membaca matlamat perjuangan Imam Mahdi melalui hadith ini. Dajjal tidak perlu menumpukan kepada teori-teori tempat kelahiran Nabi ISa a.s. kerana Dajjal tahu Nabi Isa akan ‘diturunkan’ dari kerajaan langit bukannya dilahirkan semula dari perut-perut wanita Islam.
Misi sebenar Dajjal ialah ….
“Mencari dan membunuh Imam Mahdi melalui pencerobohan dan peperangan di negara-negara Islam”
Imam Mahdi seperti yang disebutkan Rasulullah akan lahir dari keturunannya sendiri iaitu sebelah puterinya Fatimah. Manakala perwatakan Imam Mahdi dari segi fizikal dan zahiriah adalah hampir serupa.
Menyedari bahawa Imam Mahdi adalah bersifat manusia biasa yang ‘akan dilahirkan’ oleh seseorang di atas muka bumi ini, maka Dajjal memikirkan penting untuk mencari ‘individu-indiivdu’ yang dijangka melahirkan Imam Mahdi.
Teori Tentang Strategi Dajjal
Disini saya ingin membentangkan teori-teori tentang strategi Dajjal untuk mencari ibu-ibu yang bakal melahirkan Imam Mahdi. Secara logiknya adalah sukar bagi Dajjal. Tetapi secara praktikalnya Dajjal mempunyai pilihan terbaik, iaitu ….
- Untuk mencari anak-anak kecil yang bakal menjadi Imam Mahdi, hadith-hadith Rasulullah dan pandangan-pandangan ulama’ harus diambil kira.
- Pandangan ulama’ perlu bagi Dajjal kerana Imam Mahdi adalah superhero untuk umat Islam, dan kelibatnya amat ditunggu-tunggu sehinggakan ada yang mengaku Imam Mahdi.
#Teori 1 : Imam Mahdi di Iraq dan Iran
Rasulullah mengatakan Imam Mahdi akan lahir dari keturunan Fatimah – maka Imam Mahdi adalah cucu-cicit dari keturunan Hassan dan Hussein kerana Fatimah berkahwin dengan Saidina Ali bin Abi Talib.
“Al-Mahdi berasal dari anak cucuku, dari keturunan Fatimah.”
(Hadis riwayat Abu Daud, Ibnu Majah dan Hakim)
Kaitannya dengan Iraq dan Iran, – Negara Iraq yang luas itu mempunyai jumlah majoriti penduduk Syiah 70% berbanding penduduk Sunni. Mengikut pandangan penganut Syiah, Imam Mahdi akan lahir dari keturunan Hussein.
Penganut mazhab Syiah amat berpegang teguh dengan kepercayaan ini, mereka dengan penuh yakin mengatakan Imam Mahdi akan muncul dari kalangan Syiah, tambahan pula Iran sekarang semakin menghampiri tampuk negara kuasa utama dunia.
Maka adalah logik untuk Dajjal menyerang dan memporak perandakan kedua-dua negara ini kerana Imam Mahdi mungkin akan lahir dari penduduk Iran dan Iraq. Untuk mencari dan menyelidik setiap seorang adalah sukar, dengan menghapuskan wanita-wanita Islam dan kanak-kanak sekali gus lebih mudah.
Senario sekarang dilihat tentera PBB terus ditempatkan di Iraq, ianya sebenarnya sebagai langkah berjaga-jaga memerhati kemunculan Imam Mahdi.
Afghanistan adalah negara kecil yang kaya dengan minyak tetapi teramat kuat dari segi keimanan penduduknya walaupun terdapat pelbagai suku.
Semenjak kemenangan Mujahiddin ke atas Soviet Union, ia mengundang pelbagai persoalan dan tanda tanya terhadap para perancang perang Amerika dan Eropah
Apakah keistimewaan Mujahidin?
Memandangkan keturunan Saidina Hassan dan Hussein berselerakan di merata dunia, maka ramalan bahawa Mujahidin dipimpin oleh bakal-bakal Imam Mahdi kelihatan logik bagi Dajjal.
Dajjal tidak mengenali Imam Mahdi, jadi menyerang secara gerila negara kecil ini sudah memadai untuk melenyapkan Imam Mahdi.
Sehingga sekarang tentera PBB ditempatkan di Afganistan. Menurut Setiausaha Agong PBB ketika itu, Koffi Annan, ianya sebagai langkah mengawal keamanan. Tetapi bagi saya ianya sebenarnya sebagai langkah ‘berjaga-jaga’ menanti kemunculan Imam Mahdi.
Pernahkah kita terfikir?
Pernahkah kita terfikir, apa lagi yang diperlukan Amerika di Iraq selain minyak. Apakah tidak cukup minyak yang terdapat di Afghanistan. Atau ada faktor lain yang menyebabkan Amerika akan terus meletakkan tenteranya di situ.
Pada 8 Disember 2006, Al-Jazeera melaporkan 6 kanak-kanak dan 8 wanita telah di bunuh di kampung Ishaqi, 90km di utara Baghdad. Pembunuhan ini dilakukan oleh pasukan tentera udara Amerika yang menjatuhkan bom di dua buah kediaman orang awam.
Wartawan CNN sendiri iaitu Mike Mount, Jomana Karadsheh dan Barbara Starr pada 12 Oktober 2007 melaporkan, tentera Amerika dalam operasi terbarunya telah membunuh 15 kanak-kanak dan wanita sekali gus. Tiada lelaki yang maut dalam operasi itu.
Dan berpuluh-puluh lagi berita pembunuhan orag awam yang majoritinya adalah kanak-kanak dan wanita yang berlaku.
Jadi, apakah kaitannya wanita dan kanak-kanak dalam operasi ini?
Adakah ianya kebetulan?
#Teori 2 : Imam Mahdi adalah orang kaya Muslim
“Pada akhir zaman akan muncul seorang khalifah yang berasal dari umatku, yang akan melimpahkan harta kekayaan selimpah-limpahnya, dan dia sama sekali tidak akan menghitung-hitungnya.”
(Riwayat Imam Ahmad dan Imam Muslim)
Kemungkinan Dajjal mengetahui akan maksud Rasulullah SAW ini, dan dia (Dajjal) tahu khalifah Islam itu adalah seorang kaya yang beriman. Dajjal mungkin tidak tahu siapa, tetapi dalam mengatur strategi adalah lebih baik membuat andaian bahawa:
“Semua orang kaya Muslim hendaklah dikawal atau pastikan tiada orang Muslim menjadi kaya.”
Jika strategi di atas diambil kira, kita boleh mengandaikan Dajjal telah bersedia menghadapi situasi ini untuk membendung kemunculan Imam Mahdi.
Lihat sahaja orang kaya Muslim di dunia, siapa paling kaya? Sudah pasti orang Arab terutamanya keturunan-keturunan kerabat Diraja Saudi, Kuwait dan UAE. Tetapi adakah mereka ini bebas.
Tidak! Mereka tidak bebas, mereka terikat dengan perjanjian-perjanjian konsesi minyak di negara mereka. Kekayaan mereka adalah dari pemberian syarikat-syarikat minyak Yahudi yang melombong di tempat mereka.
Bagi saya, Dajjal tahu perkara ini, tetapi Dajjal mengambil langkah lebih awal lagi agar mana-mana orang kaya Muslim yang menonjol keimanannya dapat diperhatikan, Dajjal bimbang sekiranya orang kaya tersebut adalah individu yang dimaksudkan dalam hadith di atas.
Kesimpulan
Pada pandangan peribadi, saya amat yakin tujuan sebenar Dajjal menakluk dan menguasai ekonomi negara bukan sahaja di atas faktor politik dan ekonomi, tetapi ianya sebenar dijadikan jalan pintas untuk meninjau dan membendung kelibat atau tanda-tanda kemunculan Imam Mahdi yang dijanjikan Allah SWT.- oleh Ibnuyaacob
Wallahu’alam.
DAJJAL BERMUKIM DI JABBAL HABSHI
Dajjal akan datang, memanjat dan menetap di atas Jabal Habshi
Ini JABAL HABSHI - Adakah ini Istana Ad Dajjal? |
DIATAS BUKTI INILAH TERLETAKNYA ISTANA YANG DIKATAKAN OLEH PARA ULAMAK DUNIA DAJJAL AKAN TURUN MENYESATKAN UMAT ISLAM. (TERLETAK DI TANAH HALAL DIMADINAH) |
Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW telah bersabda:
"Tidak seorang nabi kecuali ia telah memperingatkan kaumnya terhadap sang pendusta yang buta sebelah mata. Ketahuilah bahawa Dajjal itu buta sebelah matanya sedangkan Tuhanmu tidak buta sebelah mata dan di antara kedua matanya tertulis "kaaf", "faa", "raa"
Dari Anas bin Malik r.a., Rasulullah SAW telah bersabda:
"Tiada suatu negeri pun melainkan akan diinjak oleh Dajjal, kecuali hanya Makkah dan Madinah yang tidak. Tiada suatu lorong pun dari lorong-lorong Makkah dan Madinah itu, melainkan di situ ada para malaikat yang berbaris rapat untuk melindunginya. Kemudian Dajjal itu turunlah di suatu tanah yang berpasir di luar Madinah, lalu kota Madinah bergoncanglah sebanyak tiga goncangan dan dari goncangan-goncangan itu Allah SWT akan mengeluarkan akan setiap orang kafir dan munafik". (Hadis Riwayat Muslim dan Bukhari)
Dari Jabir bin Abdullah, Rasulullah SAW bersabda:
“Bumi yang paling baik adalah Madinah. Pada waktu datangnya Dajjal nanti ia dikawal oleh malaikat. Dajjal tidak sanggup memasuki Madinah. Pada waktu datangnya Dajjal (di luar Madinah), kota Madinah bergegar tiga kali. Orang-orang munafik yang ada di Madinah (lelaki atau perempuan) bagaikan cacing kepanasan kemudian mereka keluar meninggalkan Madinah. Kaum wanita adalah yang paling banyak lari ketika itu. Itulah yang dikatakan hari pembersihan. Madinah membersihkan kotorannya seperti tukang besi membersihkan karat-karat besi".
Dari Abdullah ibn Shafeeq, daripada Muhjin ibn Adraa, Rasulullah SAW bersabda kepada orang ramai;
"Hari Pembebasan, Hari pembebasan, Hari Pembebasan!" dan mengulanginya tiga kali.
Baginda SAW ditanya oleh seorang sahabat,
"Apakah Hari Pembebasan?"
Baginda SAW menjawab:
"Dajjal (penipu pada akhir zaman), Dajjal akan datang, memanjat dan menetap di atas Jabal Habshi, melihat ke arah Madinah dan bertanya kepada para pengikutnya; Adakah anda melihat Istana Putih itu? itu lah Masjid Muhammad. Kemudian Dajjal akan cuba mendekati kota Madinah dan mencari jalan di setiap sudut tetapi malaikat menghalalangnya dengan pedang dan Dajjal akan sampai ke tanah lapang Al Jurf dan membuat kem. Madinah akan bergegar sebanyak 3 kali dan akan ada orang munafik lelaki atau wanita keluar untuk menyertai Dajjal, ini adalah hari pembersihan"
(Hadis Sahih Shawahid oleh Sheikh Mustafa al 'Adawi dalam Sahih al Musnad, Hadis al Fitan (Jilid: 1991, m/s: 496) Adakah kita telah siap sedia berhadapan dengan al Masih ad Dajjal?
Segala kelengkapan untuk Dajjal telah dipersiapkan oleh pengikutnya dan terbukti berdasarkan hadis-hadis berkaitan..
Akan tetapi harus diingat bahawa Dajjal tidak akan datang kepada setiap orang manusia dan di setiap penjuru muka bumi ini dengan memperlihatkan dirinya yang 'bermata satu' (luaran) untuk membuktikan dan juga menyesatkan manusia, tetapi cukup sekadar menciptakan sistem dan manusia terikat dengan sistem tersebut.
Sistem itu akan "MENAMBAT" perjalanan kehidupan seharia manusia dimana sistem itu manusia diperhambahkan dalam pelbagai aspek duniawi yang sibuk, penuh nikmat, keselesaan, tidak bertuhan dan jauh dari pegangan mahu pun petunjuk al Quran dan as Sunnah agar umat Islam sentiasa lalai dan menjauhkan diri dari beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT sehinggakan dalam diam ia membutakan 'mata hati' di dalam diri kita, ini lah sebahagian fitnah al Masih ad Dajjal
Dari Abu Darda r.a.,Rasulullah SAW bersabda,Jika sesiapa belajar dengan mata hati dalam 10 ayat pertama Surah Al-Kahf, dia akan terlindung dari fitnah Dajjal.(Hadis Riwayat Muslim)
Adakah kita telah siap sedia berhadapan dengan al Masih ad Dajjal?. Segala kelengkapan untuk Dajjal telah dipersiapkan oleh pengikutnya dan terbukti berdasarkan hadis-hadis berkaitan..
Inilah sebahagian fitnah al Masih ad Dajjal..Adakah kita Sedar?,Masih Lalai?,Sibuk dengan duniawi?
Wallahu alam.
YAJUJ MA'JUJ
Apa dan Siapa Ya'juj & Ma'juj - Dari Awal Kebangkitan Sampai Menjelang Kiamat
Al Qur'an dua kali menyebutkan kata "Ya'juj dan Ma'juj".
Pertama, di surat Al Kahfi ayat 94, yang berbunyi: "Mereka berkata: Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya membuat dinding antara kami dan mereka?"
Kedua, surat Al Anbiya ayat 96-97, berbunyi: "Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh penjuru yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari Kiamat)... ."
Itulah dua ayat Qur'an yang menyebutkan tentang Ya'juj dan Majuj. Ayat 94 surat Al Kahfi berbicara perihal Ya'juj dan Ma'juj di masa lalu. Tentang sifat mereka yang suka membuat kerusakan di dunia, sampai kemudian Dzulqarnain membuat benteng yang menghalangi mereka, dan mereka tidak mampu bangkit lagi semenjak zaman Dzulqarnain itu, juga zaman-zaman setelahnya.
Sementara surat Al Anbiya berbicara dengan jelas tentang Ya'juj dan Ma'juj di masa depan dan perihal kebangkitannya ketika mendekati hari Kiamat.
Kata "dibukakan" atau dalam bahasa Arab "futiha" menurut DR. Shalah Abdul Fatah Al Khalidi penulis buku "Kisah-Kisah Orang Dahulu dalam Qur'an", yaitu diartikan secara makna bukan sebenarnya. Menurutnya, itu merupakan kehendak Allah atas mereka untuk keluar dari negerinya, dan dibiarkannya melakukan kerusakan di atas dunia dan negeri-negeri yang mereka kehendaki. Ini merupakan kebangkitan mereka terbesar dan terakhir sepanjang sejarah, menjelang hari Kiamat.
Kalimat pada ayat surat Al Anbiya yang berbunyi, "dan mereka turun dengan cepat dari seluruh penjuru yang tinggi." Menunjukkan besarnya kekuatan, jumlah personel yang mereka miliki, dan kerasnya ekspansi yang mereka lakukan.
B. Apakah Nama Ya'juj dan Ma'juj dari Bahasa Arab?
Para ahli bahasa Arab berbeda pendapat tentang asal kalimat Ya'juj dan Ma'juj ini. Ada yang mengatakan keduanya berasal dari bahasa Arab, dan ada juga yang menolak pendapat itu kemudian berpendapat Ya'juj dan Ma'juj berasal dari bahasa Asing kemudian diarabkan.
Pendapat kedua ini adalah pendapat yang paling benar. Karena kabilah atau kelompok Ya'juj dan Ma'juj ini sudah ada sebelum peradaban Arab lahir dan sebelum diletakkannya tata bahasa Arab. Kata Ya'juj dan Ma'juj sama halnya dengan kata Iblis, Adam, Hawa, Ibrahim, Musa, Harun, Taurat dan Injil, yang kesemua itu bukan berasal dari bahasa Arab.
Menurut Abu Kalam Azadi, seorang ulama besar dari India, kata Ya'juj dan Ma'juj adalah kata asing yang berbentuk Ibrani (Bahasa Yahudi). Ya'juj dan Ma'juj dalam bahasa Yunani dikenal dengan nama "Gag" dan "Magag". Bentuk kata Gag dan Magag ini, digunakan juga dalam tujuh terjemahan kitab Taurat (Perjanjian Lama) dan banyak ditemukan dalam bahasa-bahasa Eropa.
C. Mongolia Tempat Ya'juj dan Ma'juj
Sebenarnya para ulama berbeda pendapat dengan tempat asal Ya'juj dan Ma'juj dan di negeri mana tempat mereka pertamakali muncul. Tetapi para ulama yang telah meneliti secara detail menemukan bahwa tempat Ya'juj dan Ma'juj ini berasal dari satu tempat di Timur laut wilayah Mongolia.
Penduduknya beretnis Mongol dengan kehidupan nomad. Yang pasti, menurut para peneliti kata "Mongolia" dan "Mongol" sendiri terkait erat dengan kata "Ma'juj", bahkan berhubungan langsung. Terkadang, kata Ya'juj dan Ma'juj juga dipakai dengan sebutan "Mongol" dan "Tartar".
D. Tujuh Kebangkitan Ya'juj dan Ma'juj Sepanjang Sejarah.
Untuk kesekian kalinya DR. Shalah Abdul Fatah Al Khalidi menegaskan bahwa Ya'juj dan Ma'juj adalah mereka yang mendiami wilayah Mongolia. Mereka juga termasuk daerah Turkistan, Russia dan China. Tetapi yang menjadi pertanyaan penting, apakah Ya'juj dan Ma'juj tidak pernah keluar kecuali nanti saat menjelang Kiamat?
Para ilmuwan yang meneliti mengatakan bahwa Ya'juj dan Ma'juj telah bangkit dan keluar berkali-kali. Kebangkitan terakhir adalah ketika menjelang Kiamat, sebagaimana disebutkan juga dalam beberapa hadist Shahih. Para ilmuwan sejarah menyebutkan bahwa mereka terhitung sudah Tujuh kali keluar dari persembunyiannya.
Pertama,
zaman prasejarah Mongol, atau sekitar tahun 5000 S.M. Ketika itu mereka sanggup merubah dan menghancurkan peradaban China kuno, lewat serangan mereka dengan melewati gurun Ghabi.
Kedua,
awal dimulainya sejarah, atau sekitar tahun 1500 S.M - 1000 S.M, gelombang kedatangan mereka sebagian muncul dari Timur laut. Mereka berniat menempati sebagian wilayah China, Asia Tengah, daerah Mongolia dan Turkistan. Akan tetapi ekspansi mereka ke daerah-daerah itu dengan perdamaian bukan dengan penyerangan. Mereka hidup di sana dengan bekerja sebagai petani.
Ketiga,
kemunculan Ya'juj dan Ma'juj kali ini di akhir tahun 1000 S.M. Dimana mereka menguasai wilayah pesisir laut Qazween, laut Hitam, utara Kaukasus, aliran sungai Danube dan Puljaa. Pada kebangkitannya yang ketiga ini, sejarah mencatat mereka telah melewati lorong sempit "Deriyal" di celah pegunungan Kaukasus untuk menyerang peradaban Nenoy, pada akhir tahun 700 S.M. Penyerangan mereka kepada Nenoy memberi pengaruh langsung pada jatuhnya peradaban Asyuria. Hal ini juga dibenarkan oleh Herodotus, bapak sejarah Yunani.
Keempat,
di akhir tahun 500 S.M, Ya'juj dan Ma'juj bergerak untuk menguasai daerah-daerah Asia Barat, dengan melalui lorong sempit Deriyal di celah pegunungan Kaukasus. Saat itulah Dzulqarnain atas permintaan penduduk di sana mendirikan benteng menutupi lorong sempit itu. Dengan adanya benteng itu, penyerangan mereka terhalang dan batal menguasai negeri-negeri yang sudah mereka rencanakan. Negeri-negeri itu pun aman sampai beberapa waktu.
Kelima,
akhir tahun 300 S.M, waktu itu kabilah Ya'juj dan Ma'juj mengarahkan ekspansinya ke wilayah Timur. Lalu tak lama kemudian mereka menyerang kekaisaran China. Para sejarawah China menyebut kabilah Ya'juj dan Ma'juj ini dengan sebutan "Hyung Hu". Pada zaman itu kekaisaran China dipimpin oleh Kaisar Qin Shi Huang atau nama gelarnya "Shih Huang Ti" yang maknanya "Kaisar pertama".
Di era pemerintahannya ia berhasil membangun tembok agung China (The Great Wall). Pembangunan tembok ini dimulai dari tahun 264 SM. dan selesai dalam jangka waktu sepuluh tahun. Tembok inilah yang merupakan benteng dari serangan Ya'juj dan Ma'juj.
Keenam,
kebangkitan Ya'juj dan Ma'juj kali ini pada abad keempat Masehi. Ketika mereka melakukan ekspansi ke Eropa, dengan dipimpin oleh panglima perangnya bernama "Attila". Ekspansi dan penyerangan tergolong sukses, mereka menaklukkan kerajaan Romawi lalu menguasai ibukotanya Roma, yang kemudian kota ini mereka hancurkan. Mereka pun menguasai kerajaan Romawi sampai beberapa abad kemudian.
Ketujuh,
pada abad ke 12 Masehi atau abad ke 7 Hijriyah dibawah kepemimpinan Jenkis khan, mereka menyerang kerajaan-kerajaan Islam sebelah Barat, kemudian berkuasa dan menghancurkannya. Dan cucu Genghis Khan bernama "Hulago" berhasil memasuki Bagdad yang merupakan ibukota pada zaman Khilafah Abbasiyyah dan menghancurkannya pada tahun 656 Hijriyah.
E. Genghis Khan dan Hulago Pemimpin Ya'juj dan Ma'juj
Sebagian sejarawan dan ahli tafsir berpendapat bahwa Mongol dan Tartar merekalah Ya'juj dan Ma'juj. Mereka yang disebutkan di atas telah bangkit dan melakukan ekspansi tujuh kali sepanjang sejarahnya. Dan keluarnya Genghis Khan serta Hulago pada kebangkitan ketujuh Ya'juj dan Ma'juj, menurut para ilmuwan merupakan pendapat yang boleh-boleh saja. Bukan pendapat yang mesti ditolak dan bukan pendapat yang aneh.
Karena ekspansi Mongol atau Tartar selalu dalam jumlah yang besar dan menakutkan. Sementara itu bukti-bukti menyatakan bahwa serangan Mongol dan Tartar pada negeri-negeri Islam sangat besar dan merusak. Jejak penghancurannya terdapat bukti-bukti yang kuat.
F. Jatuhnya Bagdad dan Terbunuhnya Khalifah
Genghis Khan wafat pada tahun 624 Hijriyah. Namun peperangan antara umat Islam melawan bangsa Mongol dan Tartar tetap berlanjut. Sampailah kemudian kepemimpinan Mongol ditangan cucu Genghis Khan, yaitu Hulago. Hulago pun tak kalah bencinya kepada Islam dan berniat terus memeranginya. Ia telah menyiapkan pasukan berjumlah 200 ribu orang untuk menyerang Bagdad.
Mereka menduduki Bagdad dengan mudah pada akhir bulan Muharram tahun 656 Hijriyah. Saat itu pasukan Islam berjumlah kurang dari sepuluh ribu orang. Dengan jumlah sedikit itu menjadikan pasukan Islam mudah dikalahkan. Ditambah lagi pengkhianatan dari para pejabat khalifah, sehingga pasukan Mongol mudah menguasai Bagdad.
Di kota Bagdad Hulago menumpahkan kebenciannya pada Islam, ia memerintahkan untuk membunuh seluruh penduduk Bagdad. Tak terkecuali khalifah yang berkuasa saat itu Al Mu'tashim Billah, yang merupakan khalifah terakhir Dinasti Abbasiyyah. Beberapa sejarawan berbeda pendapat tentang jumlah umat Islam yang terbunuh di Bagdad.
Sebagian mengatakan 800.000 ribu orang, 1.800.000 ribu orang dan bahkan ada yang mengatakan 2 juta orang terbunuh di Bagdad. Wajar jika yang meninggal dalam jumlah sangat besar, karena pedang-pedang prajurit Hulago tidak berhenti selama 40 hari menebas leher orang-orang Islam, hingga diberitakan saat itu Bagdad banjir darah!
G. Perang 'Ain Jalut Serta Kalahkannya Ya'juj dan Ma'juj
Pasukan Mongol di bawah pimpinan Hulago merubah arah ekspansinya dari Bagdad menuju Syiria. Dengan didukung kekuatan yang lengkap mereka dengan mudah menaklukkan wilayah Haleb dan membunuh penduduknya.
Di Timur jauh wilayah Mongolia, terjadi perpecahan antara para pejabat dan panglima perang Mongol dalam masalah kekuasaan. Oleh karena itulah Hulago panglima besar Mongol kembali ke negerinya untuk melihat langsung pertikaian itu.
Ia menyerahkan tapuk kepemimpinan di wilayah Syiria kepada "Kitbuqa". Pasukan Islam saat itu dipimpin oleh Al Mudzaffar Saifuddin Qutuz dan Dzahir Pepris. Dua pasukan itu bertemu di suatu tempat yang dikenal dengan 'Ain Jalut. Perang itu sendiri pecah pada hari Jum'at, 25 Ramadhan tahun 658 H, dua tahun setelah Hulago membumihanguskan Bagdad. Pada perang di 'Ain Jalut ini pasukan Islam memperoleh kemenangan dan berhasil menghancurkan tentara Mongol. Bahkan pangeran Jamaluddin Aqusyi mampu menerobos kejantung pertahanan musuh dan membunuh panglima perang Mongol Kitbuqa.
Kekalahan di 'Ain Jalut merupakan kekalahan pertama Mongol. Ini merupakan akhir kisah dari kebangkitan ketujuh kaum yang disebut Ya'juj dan Ma'juj itu. Setelah kekalahan ini tentara Mongol kembali ke negerinya, mereka mendirikan kerajaan-kerajaan di wilayah India, Khurasan, Turkistan dan lainnya.
H. Kebangkitan Terakhir Ya'juj dan Ma'juj
Para peneliti kembali menyimpulkan bahwa Ya'juj dan Ma'juj mereka adalah orang-orang yang berkulit kuning. Mendiami wilayah China, Korea, Tibet, Mongolia, Rusia, Turkistan dan lainnya. Lalu apa hubungan mereka dengan kebangkitan Ya'juj dan Ma'juj menjelang hari Kiamat?
China disinyalir merupakan bahaya yang dahsyat bagi Eropa, Amerika, Arab dan lainnya. Sedikit informasi ekonomi Mesir hari ini mulai dikuasai oleh bangsa pendatang (China). Bahaya di masa depan utamanya adalah terkait dengan jumlah penduduknya. Penduduk China merupakan seperempat jumlah penduduk bumi.
Jumlah itu terus bertambah dengan cepat. Memang belum jelas apa yang akan terjadi di masa depan, dengan terus bertambahnya jumlah penduduk bukan tidak mungkin mereka melakukan ekspansi besar-besaran. Ekspansi itu mungkin dengan cara damai atau bahkan dengan pendudukan secara paksa. Akan tetapi sumber sejarah membenarkan keadaan ini, dan mewanti-wanti akan bahaya China di masa depan. Seorang Kaisar Jerman pernah berkata, "akan celaka Eropa dari China!"
Keberadaan Rusia juga tidak bisa dikesampingkan, mungkin saja mantan negara adidaya itu bangkit kembali dan berkuasa. Karena sejarah dan sunatullah mencatat ada pengulangan dari setiap kejayaan.
Sebagian ilmuwan berpendapat bahwa Ya'juj dan Ma'juj bukan ditujukan kepada kelompok atau etnis tertentu, tetapi lebih menekankan kepada sifat secara umum bagi semua kelompok, etnis dan bangsa yang suka membuat kerusakan dan membunuh manusia. Tetapi pendapat ini dibantah, karena bukti-bukti sejarah dan dalil-dalil agama menunjuk kepada kelompok tertentu (baca: pengkhususan).
Kebangkitan Ya'juj dan Ma'juj menjelang hari Kiamat merupakan suatu kepastian. Mereka akan bangkit dari sebelah Timur dalam jumlah yang sangat besar, mereka menghabiskan 'sumber-sumber air' di negeri-negeri yang mereka lewati. Bahkan saking rakusnya, sebagian kelompok Yajuj dan Ma'juj yang terakhir tidak mendapatkan air itu. Ini semua tidak akan terjadi kecuali menjelang hari Kiamat. Wallahu 'alam [Abu Nahidh]
Mengenal Ya'juj dan Ma'juj
Kemunculan sebuah bangsa yang akan menciptakan kekacauan serta kerusakan
di muka bumi telah ditakdirkan Allah subhanahuwata’ala sebagai salah
satu penanda kiamat besar. Siapakah dan bagaimanakah mereka?
Di dalam beberapa hadits tentang tanda-tanda hari kiamat kubra, disebutkan ada sepuluh tanda hari kiamat. Di antaranya adalah keluarnya Ya`juj wa Ma`juj. Berita tentang keluarnya Ya`juj wa Ma`juj bukan hanya mutawatir, bahkan disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiya’ ayat 96-97:
"Hingga apabila dibukakan (dinding) Ya’juj dan Ma’juj, dan mereka
turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah
datangnya janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba
terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata): “Aduhai,
celakalah kami, sesungguhnya kami dalam kelalaian tentang ini, bahkan
kami adalah orang-orang yang dzalim.”
Ibnu Katsir rahimahullahu menerangkan: mereka adalah
dari keturunan Adam ‘alaihissalam dari keturunan Nabi Nuh
‘alaihissalam, dari anak keturunan Yafits yakni nenek moyang bangsa
Turki yang terisolir oleh benteng tinggi yang dibangun oleh Dzulqarnain.
Sedangkan makna “min kulli hadabin yansilun” diterangkan oleh Ibnu Katsir ahimahullahu: yakni turun dari tempat-tempat yang tinggi dengan cepat dengan membuat kerusakan.
Demikian pula disebutkan dalam surat Al-Kahfi ayat 94:
Sedangkan makna “min kulli hadabin yansilun” diterangkan oleh Ibnu Katsir ahimahullahu: yakni turun dari tempat-tempat yang tinggi dengan cepat dengan membuat kerusakan.
Demikian pula disebutkan dalam surat Al-Kahfi ayat 94:
“Wahai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya`juj wa Ma`juj merusak di muka
bumi, kami akan siapkan imbalan yang besar agar kiranya engkau
membuatkan benteng antara kami dengan mereka.”
Adapun kalimat yang menunjukkan bahwa runtuhnya benteng Dzulqarnain dan
keluarnya Ya`juj wa Ma`juj sebagai tanda dekatnya hari kiamat adalah
ucapan Allah subhanahuwata’ala pada ayat ke-98: “Ini adalah rahmat dari
Rabbku…..” Ibnu Katsir rahimahullahu menyatakan: “Ini adalah dalil yang
menunjukkan bahwa mereka tidak akan bisa melubanginya sedikitpun…”
Sedangkan makna “Jika datang janji Rabbku” adalah: Jika telah dekat hari
kiamat, Allah subhanahuwata’ala akan runtuhkan benteng tersebut.
Demikian dikatakan oleh Ibnu Katsir rahimahullahu.
Ya`juj wa Ma`juj dari keturunan Adam ‘alaihissalam
Ya’juj wa Ma’juj adalah dari jenis manusia keturunan Adam. Tidak seperti
yang digambarkan oleh sebagian orang bahwa mereka bukanlah dari
keturunan manusia. Hanya saja mereka adalah orang-orang yang merusak
serta memiliki sifat dan perangai yang Allah subhanahuwata’ala takdirkan
kepada mereka tidak seperti manusia pada umumnya.
Dalil yang menunjukkan bahwa mereka dari jenis manusia keturunan Adam ‘alaihissalam adalah apa yang diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dalam Kitabul Anbiya’ bab Qishah Ya’juj wa Ma’juj, dari Abu Sa’id Al-Khudri
Radhiyallahu’anhu, bahwa Nabi Sallallahu’alaihiwassallam bersabda:
ن أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِي اللَّهم عَنْهم عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى ا عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَقُولُ ا تَعَالَى يَا آدَمُ فَيَقُولُ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ فِي يَدَيْكَ فَيَقُولُ أَخْرِجْ بَعْثَ النَّارِ قَالَ وَمَا بَعْثُ النَّارِ قَالَ مِنْ كُلِّ أَلْفٍ تِسْعَ مِائَةٍ وَتِسْعَةً وَتِسْعِينَ فَعِنْدَهُ يَشِيبُ الصَّغِيرُ ) وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ ا شَدِيدٌ ( قَالُوا يَا رَسُولَ ا وَأَيُّنَا ذَلِكَ الْوَاحِدُ قَالَ أَبْشِرُوا فَإِنَّ مِنْكُمْ رَجُلًا وَمِنْ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ أَلْفًا…
Allah subhanahuwata’ala berfirman kepada Adam: “Wahai Adam.” Maka Adam menjawab: “Labbaika wa sa’daika wal khairu fi yadaika (Aku sambut panggilan-Mu dengan senang hati dan kebaikan semuanya di tangan-Mu).” Kemudian Allah subhanahuwata’ala berfirman: “Keluarkan pasukan penghuni neraka.” Maka Adam bertanya: “Apa itu pasukan penghuni neraka?” Allah subhanahuwata’ala berfirman: “Mereka dari setiap seribu orang, sembilan ratus Sembilan puluh sembilan orang!” Maka ketika itu anak kecil menjadi beruban, setiap yang hamil melahirkan apa yang dikandungnya, dan kamu lihat orang-orang seakan-akan mabuk padahal mereka tidak mabuk, tetapi karena adzab Allah subhanahuwata’ala yang sangat keras. Kemudian para sahabat bertanya: “Siapa yang satu itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Bergembiralah sesungguhnya penghuni neraka itu dari kalian satu dan dari Ya’juj wa Ma’juj seribu.” (HR. Al-Bukhari dengan Fathul Bari, juz 6 hal.382)
Dari hadits di atas kita dapatkan beberapa faedah:
Pertama: Ya’juj wa Ma’juj adalah calon penghuni neraka.
Kedua: jumlah Ya’juj wa Ma’juj sangat besar.
Ketiga: bahwa Ya’juj wa Ma’juj dari jenis manusia keturunan Adam.
Dalil yang menunjukkan bahwa mereka dari jenis manusia keturunan Adam ‘alaihissalam adalah apa yang diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dalam Kitabul Anbiya’ bab Qishah Ya’juj wa Ma’juj, dari Abu Sa’id Al-Khudri
Radhiyallahu’anhu, bahwa Nabi Sallallahu’alaihiwassallam bersabda:
ن أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِي اللَّهم عَنْهم عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى ا عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَقُولُ ا تَعَالَى يَا آدَمُ فَيَقُولُ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ فِي يَدَيْكَ فَيَقُولُ أَخْرِجْ بَعْثَ النَّارِ قَالَ وَمَا بَعْثُ النَّارِ قَالَ مِنْ كُلِّ أَلْفٍ تِسْعَ مِائَةٍ وَتِسْعَةً وَتِسْعِينَ فَعِنْدَهُ يَشِيبُ الصَّغِيرُ ) وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ ا شَدِيدٌ ( قَالُوا يَا رَسُولَ ا وَأَيُّنَا ذَلِكَ الْوَاحِدُ قَالَ أَبْشِرُوا فَإِنَّ مِنْكُمْ رَجُلًا وَمِنْ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ أَلْفًا…
Allah subhanahuwata’ala berfirman kepada Adam: “Wahai Adam.” Maka Adam menjawab: “Labbaika wa sa’daika wal khairu fi yadaika (Aku sambut panggilan-Mu dengan senang hati dan kebaikan semuanya di tangan-Mu).” Kemudian Allah subhanahuwata’ala berfirman: “Keluarkan pasukan penghuni neraka.” Maka Adam bertanya: “Apa itu pasukan penghuni neraka?” Allah subhanahuwata’ala berfirman: “Mereka dari setiap seribu orang, sembilan ratus Sembilan puluh sembilan orang!” Maka ketika itu anak kecil menjadi beruban, setiap yang hamil melahirkan apa yang dikandungnya, dan kamu lihat orang-orang seakan-akan mabuk padahal mereka tidak mabuk, tetapi karena adzab Allah subhanahuwata’ala yang sangat keras. Kemudian para sahabat bertanya: “Siapa yang satu itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Bergembiralah sesungguhnya penghuni neraka itu dari kalian satu dan dari Ya’juj wa Ma’juj seribu.” (HR. Al-Bukhari dengan Fathul Bari, juz 6 hal.382)
Dari hadits di atas kita dapatkan beberapa faedah:
Pertama: Ya’juj wa Ma’juj adalah calon penghuni neraka.
Kedua: jumlah Ya’juj wa Ma’juj sangat besar.
Ketiga: bahwa Ya’juj wa Ma’juj dari jenis manusia keturunan Adam.
Sifat-sifat Ya’juj wa Ma’juj
Walaupun mereka dari jenis manusia keturunan Adam, namun mereka memiliki sifat khas yang berbeda dari manusia biasa. Ciri utama mereka adalah perusak dan jumlah mereka yang sangat besar sehingga ketika mereka turun dari gunung seakanakan air bah yang mengalir, tidak pandai berbicara dan tidak fasih, bermata kecil (sipit), berhidung kecil, lebar mukanya, merah warna kulitnya seakan-akan wajahnya seperti perisai dan lain-lain. Disebutkan dalam riwayat Al-Imam Ahmad rahimahullahu, dari Ibnu Harmalah, dari bibinya, dia berkata:
وَهُوَ عَاصِبٌ إِصْبَعَهُ مِنْ n خَطَبَ رَسُولُ ا لَدْغَةِ عَقْرَبٍ فَقَالَ: إِنَّكُمْ تَقُولُونَ لَا عَدُوَّ وَإِنَّكُمْ لَا تَزَالُونَ تُقَاتِلُونَ عَدُوًّا حَتَّى يَأْتِيَ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ عِرَاضُ الْوُجُوهِ صِغَارُ الْعُيُونِ شُهْبُ الشِّعَافِ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ كَأَنَّ وُجُوهَهُمُ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ
Rasulullah sallallahu’alaihi wassallam berkhutbah dalam keadaan jarinya tersengat kalajengking. Beliau bersabda: “Kalian mengatakan tidak ada musuh. Padahal sesungguhnya kalian akan terus memerangi musuh sampai datangnya Ya’juj wa Ma’juj, lebar mukanya, kecil (sipit) matanya, dan ada warna putih di rambut atas. Mereka mengalir dari tempat-tempat yang tinggi, seakan-akan wajah-wajah mereka seperti perisai.” (HR. Ahmad)
Ya`juj dan Ma`juj Sudah Ada Sekarang
Ya`juj dan Ma`juj sudah ada dan terus dalam keadaan turun-temurun (beranak pinak), tidak meninggal satu orang dari mereka, kecuali lahir seribu orang lebih. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat Abdullah bin ‘Amr radhiallahuanhu yang diriwayatkan Al-Hakim rahimahullahu dalam Mustadrak-nya.
Namun Alhamdulillah Allah subhanahuwata’ala telah bentengi mereka dari kita, yaitu dengan sebab menakdirkan munculnya Dzulqarnain yang dengan kemampuannya membuat benteng yang terbuat dari besi dan tembaga. Allah subhanahuwata’ala berfirman: “Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan keduanya, suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata:
‘Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya`juj dan Ma`juj itu orang-orang yang
membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan suatu
pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan
mereka?’ Dzulqarnain berkata: ‘Apa yang telah dikuasakan oleh Rabbku
kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan
kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara
kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi.’ Hingga apabila
besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah
Dzulqarnain: ‘Tiuplah (api itu).’ Hingga apabila besi itu sudah menjadi
(merah seperti) api, diapun berkata: ‘Berilah aku tembaga (yang
mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas itu.’ Maka mereka tidak
bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya. Dzulqarnain
berkata: ‘Ini (dinding) adalah rahmat dari Rabbku, maka apabila sudah
datang janji Rabb-ku Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji
Rabbku itu adalah benar’.” (Al-Kahfi:92-98)
Kesombongan Ya’juj dan Ma’juj
Ya`juj dan Ma`juj ketika keluar tidaklah melewati sesuatu kecuali dirusaknya. Tidaklah melewati danau kecuali meminumnya hingga habis. Tidaklah mendapati manusia kecuali dibunuhnya sampai ketika mereka merasa menang membantai seluruh penduduk bumi, dia menantang penduduk langit. Inilah kesombongan yang luar biasa dari Ya`juj wa Ma`juj.
ثُمَّ يَسِيرُونَ حَتَّى يَنْتَهُوا إِلَى جَبَلِ الْخُمَرِ وَهُوَ جَبَلُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ فَيَقُولُونَ: لَقَدْ قَتَلْنَا مَنْ فِي الْأَرْضِ هَلُمَّ فَلْنَقْتُلْ مَنْ فِي السَّمَاءِ. فَيَرْمُونَ بِنُشَّابِهِمْ إِلَى السَّمَاءِ فَيَرُدُّ اللهُ عَلَيْهِمْ نُشَّابَهُمْ مَخْضُوبَةً دَمًا
“Kemudian mereka berjalan dan berakhir di gunung Khumar, yaitu salah
satu gunung di Baitul Maqdis. Kemudian mereka berkata: “Kita telah
membantai penduduk bumi, mari kita membantai penduduk langit.” Maka
mereka melemparkan panah-panah dan tombak-tombak mereka ke langit. Maka
Allah subhanahuwata’ala kembalikan panah dan tombak-tombak mereka dalam
keadaan berlumuran darah.” (HR. Muslim dalam kitab Al-Fitan wa Asyrathus Sa’ah)
Yakni mereka mengira bahwa darah tersebut bukti kemenangan mereka melawan penduduk langit. Maka Allah subanauwata’ala binasakan seluruhnya pada saat puncak kesombongan mereka dalam waktu yang hampir bersamaan.
Binasanya Ya’juj dan Ma’juj dengan doa Nabi Isa ‘alaihissallam
Diriwayatkan dari An-Nawwas Ibni Sam’an dalam hadits yang panjang. Di antaranya sebagai berikut:
إِذْ أَوْحَى اللهُ إِلَى عِيسَى إِنِّي قَدْ أَخْرَجْتُ عِبَادًا لِي لَا يَدَانِ لِأَحَدٍ بِقِتَالِهِمْ فَحَرِّزْ عِبَادِي إِلَى الطُّورِ وَيَبْعَثُ اللهُ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ فَيَمُرُّ أَوَائِلُهُمْ عَلَى بُحَيْرَةِ طَبَرِيَّةَ فَيَشْرَبُونَ مَا فِيهَا وَيَمُرُّ آخِرُهُمْ فَيَقُولُونَ لَقَدْ كَانَ بِهَذِهِ مَرَّةً مَاءٌ وَيُحْصَرُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ حَتَّى يَكُونَ رَأْسُ الثَّوْرِ لِأَحَدِهِمْ خَيْرًا مِنْ مِائَةِ دِينَارٍ لِأَحَدِكُمُ الْيَوْمَ فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ فَيُرْسِلُ اللهُ عَلَيْهِمُ النَّغَفَ فِي رِقَابِهِمْ فَيُصْبِحُونَ فَرْسَى كَمَوْتِ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ ثُمَّ يَهْبِطُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى الْأَرْضِ فَلَا يَجِدُونَ فِي الْأَرْضِ مَوْضِعَ شِبْرٍ إِلَّا مَلَأَهُ زَهَمُهُمْ وَنَتْنُهُمْ فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى اللهِ فَيُرْسِلُ اللهُ طَيْرًا كَأَعْنَاقِ الْبُخْتِ فَتَحْمِلُهُمْ فَتَطْرَحُهُمْ حَيْثُ شَاءَ اللهُ ثُمَّ يُرْسِلُ اللهُ مَطَرًا لَا يَكُنُّ مِنْهُ بَيْتُ مَدَرٍ وَلَا وَبَرٍ فَيَغْسِلُ الْأَرْضَ حَتَّى يَتْرُكَهَا كَالزَّلَفَةِ ثُمَّ يُقَالُ لِلْأَرْضِ أَنْبِتِي ثَمَرَتَكِ وَرُدِّي بَرَكَتَكِ…
Yakni mereka mengira bahwa darah tersebut bukti kemenangan mereka melawan penduduk langit. Maka Allah subanauwata’ala binasakan seluruhnya pada saat puncak kesombongan mereka dalam waktu yang hampir bersamaan.
Binasanya Ya’juj dan Ma’juj dengan doa Nabi Isa ‘alaihissallam
Diriwayatkan dari An-Nawwas Ibni Sam’an dalam hadits yang panjang. Di antaranya sebagai berikut:
إِذْ أَوْحَى اللهُ إِلَى عِيسَى إِنِّي قَدْ أَخْرَجْتُ عِبَادًا لِي لَا يَدَانِ لِأَحَدٍ بِقِتَالِهِمْ فَحَرِّزْ عِبَادِي إِلَى الطُّورِ وَيَبْعَثُ اللهُ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ فَيَمُرُّ أَوَائِلُهُمْ عَلَى بُحَيْرَةِ طَبَرِيَّةَ فَيَشْرَبُونَ مَا فِيهَا وَيَمُرُّ آخِرُهُمْ فَيَقُولُونَ لَقَدْ كَانَ بِهَذِهِ مَرَّةً مَاءٌ وَيُحْصَرُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ حَتَّى يَكُونَ رَأْسُ الثَّوْرِ لِأَحَدِهِمْ خَيْرًا مِنْ مِائَةِ دِينَارٍ لِأَحَدِكُمُ الْيَوْمَ فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ فَيُرْسِلُ اللهُ عَلَيْهِمُ النَّغَفَ فِي رِقَابِهِمْ فَيُصْبِحُونَ فَرْسَى كَمَوْتِ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ ثُمَّ يَهْبِطُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى الْأَرْضِ فَلَا يَجِدُونَ فِي الْأَرْضِ مَوْضِعَ شِبْرٍ إِلَّا مَلَأَهُ زَهَمُهُمْ وَنَتْنُهُمْ فَيَرْغَبُ نَبِيُّ اللهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى اللهِ فَيُرْسِلُ اللهُ طَيْرًا كَأَعْنَاقِ الْبُخْتِ فَتَحْمِلُهُمْ فَتَطْرَحُهُمْ حَيْثُ شَاءَ اللهُ ثُمَّ يُرْسِلُ اللهُ مَطَرًا لَا يَكُنُّ مِنْهُ بَيْتُ مَدَرٍ وَلَا وَبَرٍ فَيَغْسِلُ الْأَرْضَ حَتَّى يَتْرُكَهَا كَالزَّلَفَةِ ثُمَّ يُقَالُ لِلْأَرْضِ أَنْبِتِي ثَمَرَتَكِ وَرُدِّي بَرَكَتَكِ…
Ketika Allah subhanahuwata’ala mewahyukan kepada Isa ‘alaihissalam:
Sesungguhnya aku mengeluarkan hamba-hamba-Ku yang tidak ada kemampuan
bagi seorang pun untuk memeranginya. Maka biarkanlah mereka
hamba-hamba-Ku menuju Thuur. Lalu Allah subhanahuwata’ala keluarkan
Ya’juj wa Ma’juj dan mereka mengalir dari tiap-tiap tempat yang tinggi.
Kemudian mereka melewati danau Thabariyah1, dan meminum seluruh air yang
ada padanya. Hingga ketika barisan paling belakang mereka sampai di
danau tersebut mereka berkata: “Sungguh dahulu di sini masih ada
airnya.” Ketika itu terkepunglah Nabiyullah Isa ‘alaihissallam dan para
sahabatnya.
Hingga kepala sapi ketika itu lebih berharga untuk mereka daripada seratus dinar kalian sekarang ini. Maka Isa dan para sahabatnya berharap kepada Allah subhanahuwata’ala. Maka Allah subhanahuwata’ala pun mengirim sejenis ulat yang muncul di leher mereka. Maka pagi harinya mereka seluruhnya binasa menjadi bangkai-bangkai dalam waktu yang hampir bersamaan. Kemudian turunlah (dari gunung Thuur) Nabiyullah Isa dan para sahabatnya, maka tidak didapati satu jengkal pun tempat kecuali dipenuhi oleh bangkai dan bau busuk mereka. Maka Nabi Isa ‘alaihissallam pun berharap (berdoa) kepada Allah subhanahuwata’ala. Maka Allah subhanahuwata’ala mengirimkan burung-burung yang lehernya seperti unta, membawa bangkai-bangkai mereka dan kemudian dilemparkan di tempat yang Allah subhanahuwata’ala kehendaki2. Kemudian Allah kirimkan hujan yang tidak menyisakan satu pun rumah maupun kemah, lalu membasahi bumi hingga menjadi licin. Kemudian dikatakan kepada bumi itu: ‘Tumbuhkanlah buahbuahanmu dan kembalilah berkahmu.” (HR. Muslim)
Wajib Beriman dengan berita Ya`juj wa Ma`juj
Berita tentang Ya`juj wa Ma`juj adalah berita dari Allah subhanahuwata’ala dan Rasul-Nya, sehingga seorang muslim yang beriman wajib menerimanya. Bukankah ciri-ciri orang yang bertakwa adalah beriman kepada hal ghaib yang dikabarkan oleh Allah subhanahuwata’ala dan Rasul-Nya? Dan termasuk hal yang ghaib adalah apa yang akan terjadi pada akhir zaman, termasuk berita akan keluarnya Ya`juj wa Ma`juj? Namun sebagian kaum muslimin, khususnya kaum Mu’tazilah dan para rasionalis atau orang-orang yang terpengaruh oleh mereka, menolak berita-berita hadits yang -menurut anggapan mereka- tidak masuk akal. Mereka menganggap hadits-hadits tersebut hanya akan membuat orang lari dari Islam. Ketika mereka mendengarkan hadits-hadits tentang diangkatnya Nabi Isa ‘alaihissallam dalam keadaan hidup, akan turunnya beliau pada akhir zaman, berita tentang Dajjal – yang sudah ada wujudnya dalam keadaan terbelenggu- atau tentang Ya`juj wa Ma`juj yang masih beranak-pinak dan terus menerus berupaya untuk keluar dari benteng yang dibuat oleh Dzulqarnain, dan lain-lainnya. Mereka benar-benar gelisah, panas dadanya seraya berkata: “Untuk apa hadits-hadits seperti ini disampaikan. Hadits-hadits ini akan menjadikan manusia semakin jauh dari Islam.” Mereka melontarkan olok-olok, celaan, dan berbagai macam ucapan penolakan terhadap hadits-hadits tersebut. Keadaan mereka ini persis seperti yang dikatakan oleh para ulama tentang ahlul bid’ah:
Ahmad bin Sinan Al-Qaththan rahimahullahu berkata: ”Tidak ada di dunia ini seorang mubtadi’ (ahli bid’ah) pun kecuali akan membenci ahlil hadits. Jika seseorang mengada-adakan kebid’ahan niscaya akan dicabut kelezatan hadits dari hatinya.” (Aqidatussalaf wa Ashhabul Hadits hal. 300)
Abu Nashr bin Sallam Al-Faqih rahimahullahu berkata: “Tidak ada sesuatu yang lebih berat dan lebih dibenci bagi orang-orang mulhid (sesat) daripada mendengarkan hadits dengan riwayat dan sanadnya.” (AqidatusSalaf Ashhabil Hadits hal. 302)
Penutup
Sebagai nasihat dan peringatan untuk kita dan seluruh kaum muslimin, kami nukilkan beberapa ucapan para ulama dalam masalah ini:
Al-Imam Ahmad bin Hambal rahimahullahu menyatakan: “Barangsiapa yang menolak hadits Nabi salallahu’alaihiwassallam, maka dia berada di pinggir jurang kehancuran.” (Thabaqat Al-Hanabilah, 2/11 dan Al-Ibanah, 1/269; lihat Ta’zhimus Sunnah hal. 29)
A l – I m a m A l – B a r b a h a r i rahimahullahu menegaskan: “Jika engkau mendengar seseorang mencela riwayat-riwayat (yakni riwayat hadits yang shahih), menolaknya atau menginginkan selainnya, maka curigailah keislamannya dan jangan ragu kalau dia adalah pengekor hawa nafsu, ahlul bid’ah.”(Syarhus Sunnah hal. 51)
Abul Qashim Al-Ashbahani rahimahullahu menerangkan: Ahlus Sunnah dari kalangan salaf berkata: “Barangsiapa mencerca riwayat-riwayat hadits, maka sepantasnya untuk dituduh keislamannya.” (Al-Hujjah fi Bayanil Mahajjah 2/248. Lihat Ta’zhimus Sunnah, hal. 29)
Al-Imam Az-Zuhri –imamnya para imam pada zamannya- berkata: “Dari Allah subanahuwata’ala keterangannya, Rasulullah sallallahu’alaihiwassalam yang menyampaikannya, maka kewajiban kita adalah menerimanya.” (Aqidatus Salaf Ashhabil Hadits, hal. 249)
Beliau berkata juga: “Diriwayatkan dari salaf bahwa kaki Islam tidak akan kokoh, kecuali di atas fondasi at-taslim (yakni menerima dan tunduk pada seluruh ucapan Allah subhanahuwata’ala dan Rasul-Nya, pent.).” (Aqidatus Salaf Ashhabul Hadits hal. 200) Wallahu a’lam.
Catatan kaki:
1 Danau Tiberias/Galilea, terletak di wilayah pendudukan Yahudi, tepatnya di barat daya Dataran Tinggi Golan. Merupakan sumber air tawar bagi warga Yahudi-Israel.
2 Dalam riwayat lain, dilemparkan ke laut. (HR. Hakim dalam Mustadrak-nya, dan Al-Imam Ahmad dalam Musnad-nya)
Sumber : http://asysyariah.com/mengenal-yajuj-dan-majuj.html
Ya’juj dan Ma’juj Sudah Muncul?
Penulis: Al-Ustadz Abulfaruq Ayip Syafruddin
Ya`juj dan Ma`juj, bangsa yang nanti akan muncul menjelang hari kiamat memang sudah ada sekarang di sebuah wilayah yang dipagari oleh sebuah “benteng”. Namun benarkah mereka telah berhasil menembus dinding besi dan tembaga yang mengisolir mereka selama ini kemudian mewujud dalam bangsa yang mendiami wilayah Rusia dan negara-negara pecahan Soviet di Asia Tengah dan sebagian Eropa? Dan benarkah mereka adalah bangsa Mongol (Tartar)?
Asyrathus Sa’ah (أَشْرَاطُ السَّاعَةِ) mengandung pengertian asy-syarthu (الشَّرْطُ) yang bermakna tanda (al-‘alamah). Bentuk jamaknya asyrath (أَشْرَاطٌ). Tanda sesuatu adalah permulaannya. Misal, seorang komandan, berarti dia adalah orang yang di depan memimpin pasukan (bawahannya). Sedangkan kata as-sa’ah (السَّاعَةُ) secara bahasa memiliki makna satu bagian dari bagian-bagian malam dan siang. Bentuk jamaknya sa’at (سَاعَاتٌ) dan sa’a (سَاعَ). As-Sa’ah menurut istilah syar’i yaitu waktu terjadinya kiamat. Disebut kiamat lantaran cepatnya hisab pada hari itu, atau pada waktu itu manusia terkejut dalam hentakan sesaat, kemudian semua mengalami kematian dalam satu tiupan. (An-Nihayah fi Gharibil Hadits, Lisanul ‘Arab, dan Al-Qamus Al-Muhith. Lihat Asyrathus Sa’ah, karya Yusuf Al-Wabil)
Maka, Asyrathus Sa’ah adalah tanda-tanda kiamat yang mendahului tibanya (hari kiamat) serta menunjukkan akan dekatnya.
Tanda-tanda kiamat terbagi menjadi dua bagian, yaitu asyrath shughra, yaitu tanda-tanda yang mendahului kiamat dalam rentang waktu yang panjang, seperti pudarnya ilmu (di tengah kehidupan umat, pent.), berkembangnya kebodohan (terhadap agama), merebaknya minuman keras, banyaknya bangunan bertingkat, dan lain-lain. Adapun yang kedua, yaitu asyrath kubra. Ini merupakan tanda-tanda yang berupa kejadian-kejadian besar yang terjadi menjelang hari kiamat. Apa yang terjadi merupakan peristiwa-peristiwa yang luar biasa, seperti kemunculan Dajjal, turunnya Isa ‘alaihissalam, keluarnya Ya`juj dan Ma`juj, serta terbitnya matahari dari barat. (Asyrathus Sa’ah, karya Yusuf Al-Wabil)
Al-Qur`an mengungkap fenomena kemunculan Ya`juj dan Ma`juj sebagai bagian dari kejadian-kejadian menjelang hari kiamat.
حَتَّىٰٓ إِذَا فُتِحَتۡ يَأۡجُوجُ وَمَأۡجُوجُ وَهُم مِّن ڪُلِّ حَدَبٍ۬ يَنسِلُونَ (96
(97 وَٱقۡتَرَبَ ٱلۡوَعۡدُ ٱلۡحَقُّ فَإِذَا هِىَ شَـٰخِصَةٌ أَبۡصَـٰرُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ يَـٰوَيۡلَنَا قَدۡ ڪُنَّا فِى غَفۡلَةٍ۬ مِّنۡ هَـٰذَا بَلۡ ڪُنَّا ظَـٰلِمِينَ
“Hingga apabila dibukakan (dinding) Ya’juj dan Ma’juj, dan mereka
turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah
kedatangan janji yang benar (hari kiamat), maka tiba-tiba terbelalaklah
mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata): ‘Aduhai, celakalah kami,
sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah
orang-orang yang zhalim’.” (Al-Anbiya`: 96-97)
Juga dalam surat Al-Kahfi ayat 92-99 dinyatakan pula perihal Ya`juj dan Ma`juj:
ثُمَّ أَتۡبَعَ سَبَبًا (92
حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ بَيۡنَ ٱلسَّدَّيۡنِ وَجَدَ مِن دُونِهِمَا قَوۡمً۬ا لَّا يَكَادُونَ يَفۡقَهُونَ قَوۡلاً۬ (93
قَالُواْ يَـٰذَا ٱلۡقَرۡنَيۡنِ إِنَّ يَأۡجُوجَ وَمَأۡجُوجَ مُفۡسِدُونَ فِى ٱلۡأَرۡضِ فَهَلۡ نَجۡعَلُ لَكَ خَرۡجًا عَلَىٰٓ أَن تَجۡعَلَ بَيۡنَنَا وَبَيۡنَهُمۡ سَدًّ۬ا (94
قَالَ مَا مَكَّنِّى فِيهِ رَبِّى خَيۡرٌ۬ فَأَعِينُونِى بِقُوَّةٍ أَجۡعَلۡ بَيۡنَكُمۡ وَبَيۡنَہُمۡ رَدۡمًا (95
ءَاتُونِى زُبَرَ ٱلۡحَدِيدِۖ حَتَّىٰٓ إِذَا سَاوَىٰ بَيۡنَ ٱلصَّدَفَيۡنِ قَالَ ٱنفُخُواْۖ حَتَّىٰٓ إِذَا جَعَلَهُ ۥ نَارً۬ا قَالَ ءَاتُونِىٓ أُفۡرِغۡ عَلَيۡهِ قِطۡرً۬ا (96
فَمَا ٱسۡطَـٰعُوٓاْ أَن يَظۡهَرُوهُ وَمَا ٱسۡتَطَـٰعُواْ لَهُ ۥ نَقۡبً۬ا (97
قَالَ هَـٰذَا رَحۡمَةٌ۬ مِّن رَّبِّىۖ فَإِذَا جَآءَ وَعۡدُ رَبِّى جَعَلَهُ ۥ دَكَّآءَۖ وَكَانَ وَعۡدُ رَبِّى حَقًّ۬ا (98
وَتَرَكۡنَا بَعۡضَہُمۡ يَوۡمَٮِٕذٍ۬ يَمُوجُ فِى بَعۡضٍ۬ۖ وَنُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَجَمَعۡنَـٰهُمۡ جَمۡعً۬ا (99
“Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). Hingga apabila
dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan
keduanya, suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka
berkata: ‘Hai Dzulqarnain1, sesungguhnya Ya`juj dan Ma`juj itu
orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami
memberikan suatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara
kami dan mereka?’ Dzulqarnain berkata: ‘Apa yang telah dikuasakan oleh
Rabbku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka bantulah aku dengan
kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara
kalian dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi.’ Hingga apabila
besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah
Dzulqarnain: ‘Tiuplah (api itu).’ Hingga apabila besi itu sudah menjadi
(merah seperti) api, diapun berkata: ‘Berilah aku tembaga (yang
mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas itu.’ Maka mereka tidak
bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya. Dzulqarnain
berkata: ‘Ini (dinding) adalah rahmat dari Rabbku, maka apabila telah
datang janji Rabbku Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji
Rabbku itu adalah benar.’ Kami biarkan mereka di hari itu bercampur aduk
antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi sangkakala, lalu
Kami kumpulkan mereka itu semuanya.”
Kemunculan Ya`juj dan Ma`juj merupakan satu dari tanda-tanda kiamat besar. Ini sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Al-Imam Muslim rahimahullahu dari Hudzaifah bin Usaid Al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam muncul di hadapan kami di mana saat itu kami tengah berbincang-bincang. Maka beliau bertanya: “Apa yang kalian perbincangkan?” Mereka (para shahabat) menjawab: “Kami sedang berbincang tentang hari kiamat.”
Lantas Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ، فَذَكَرَ الدُّخَانَ، وَالدَّجَّالَ، وَالدَّابَّةَ، وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، وَنُزُولَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَيَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ، وَثَلاَثَةَ خُسُوفٍ: خَسْفٌ بِالْـمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِالْـمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ، وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنْ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ
“Sesungguhnya tidak akan terjadi hari kiamat hingga kalian melihat sebelumnya sepuluh tanda. Kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan: Muncul Dajjal, binatang, matahari terbit dari barat, Isa bin Maryam turun (ke bumi), Ya`juj dan Ma`juj, tiga khusuf2, yaitu di timur, barat, dan jazirah Arab. Lantas akhir semua itu muncul api yang keluar dari Yaman yang menghalau manusia ke tempat berkumpul mereka.” (Shahih Muslim, Kitabu Al-Fitan wa Asyrathu As-Sa’ah)
Bahkan dalam hadits yang berasal dari An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu (dalam Shahih Muslim) disebutkan kemunculan Ya`juj dan Ma`juj ini dalam satu rangkaian dengan kemunculan Dajjal, Isa bin Maryam, lantas muncul Ya`juj dan Ma`juj. Semua peristiwa tersebut adalah peristiwa-peristiwa yang akan mendahului terjadinya hari kiamat.
Nampaklah bahwa peristiwa demi peristiwa jelang hari kiamat merupakan peristiwa yang tersusun bagai marjan dalam satu untaian tali. Al-Imam Ahmad rahimahullahu meriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الْآيَاتُ خَرَزَاتٌ مَنْظُومَاتٌ فِي سِلْكٍ فَإِنْ يُقْطَعِ السِّلْكُ يَتْبَعْ بَعْضُهَا بَعْضًا
“Tanda-tanda hari kiamat (bagaikan) marjan yang disusun dalam untaian tali. Bila tali itu putus, maka terikutlah sebagian pada sebagian (lainnya).” (Musnad Ahmad 12: 6-7, hadits no. 7040. Ahmad Syakir rahimahullahu berkata, “Sanadnya shahih.” Al-Haitsami rahimahullahu berkata, “Hadits ini diriwayatkan Ahmad dan di dalamnya terdapat Ali bin Zaid yang bagus haditsnya.” (Majma’uz Zawaid, 7/321. Lihat Asyrathu As-Sa’ah, Yusuf Al-Wabil, hal. 246)
Ya`juj dan Ma`juj merupakan anak keturunan Nabi Adam ‘alaihissalam (manusia). Dalil yang menunjukkan mereka dari anak cucu Adam adalah hadits yang diriwayatkan Al-Imam Al-Bukhari rahimahullahu dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
يَقُولُ اللهُ تَعَالَى: يَا آدَمُ. فَيَقُولُ: لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ فِي يَدَيْكَ. فَيَقُولُ: أَخْرِجْ بَعْثَ النَّارِ. قَالَ: وَمَا بَعْثُ النَّارِ؟ قَالَ: مِنْ كُلِّ أَلْفٍ تِسْعَ مِائَةٍ وَتِسْعَةً وَتِسْعِينَ فَعِنْدَهُ يَشِيبُ الصَّغِيرُ ﭽ ﭣ ﭤ ﭥ ﭦ ﭧ ﭨ ﭩ ﭪ ﭫ ﭬ ﭭ ﭮ ﭯ ﭰ ﭱ ﭼ. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَأَيُّنَا ذَلِكَ الْوَاحِدُ؟ قَالَ: أَبْشِرُوا فَإِنَّ مِنْكُمْ رَجُلاً وَمِنْ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ أَلْفًا
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Wahai Adam.” Adam menjawab: “Aku sambut panggilan-Mu dan dengan bahagia aku penuhi perintah-Mu, segala kebaikan berada di tangan-Mu. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Keluarkanlah utusan (penghuni) neraka.” Adam bertanya, “Apa utusan (penghuni) neraka itu?” Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Dari setiap 1.000 orang ada 999 orang.” Maka, ketika itu anak-anak kecil rambutnya beruban, yang hamil melahirkan kandungannya, dan kamu lihat manusia mabuk padahal mereka tidak mabuk, akan tetapi karena adzab Allah Subhanahu wa Ta’ala yang teramat keras. Para shahabat bertanya, “Siapa satu yang selamat dari kita itu, wahai Rasulullah?” Beliau jawab, “Bergembiralah, karena kamu hanya seorang sedang dari kalangan Ya`juj dan Ma`juj seribu orang.” (Shahih Al-Bukhari, Kitab Al-Anbiya` Bab Qishshah Ya`juj wa Ma`juj)
Berdasar hadits ini pula, Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullahu menyatakan bahwa Ya`juj dan Ma`juj adalah keturunan manusia. Kata beliau, “Hadits ini jelas sekali menyatakan bahwa Ya`juj dan Ma`juj adalah keturunan Adam.” Demikian pula Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu dalam Tafsiru Surati Al-Kahfi menyebutkan bahwa dengan hadits ini kita mengetahui kesalahan mereka yang berpendapat Ya`juj dan Ma`juj bukan berujud seperti manusia. Sebagian mereka sangat pendek dan sebagian lagi sangat tinggi tubuhnya. Sebagian telinganya terpentang dan yang lain berlipat. Semuanya merupakan dongeng Israiliyat. Tidak boleh kita membenarkan (begitu saja), bahkan harus dikatakan bahwa sesungguhnya mereka termasuk bani Adam (manusia), hanya saja mereka kemungkinan berbeda seperti perbedaan (di antara) manusia karena keadaan lingkungannya.” Demikian kata Asy-Syaikh Al-Utsaimin rahimahullahu.
Karakteristik Ya`juj dan Ma`juj di muka bumi ini adalah melakukan kerusakan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
قَالُواْ يَـٰذَا ٱلۡقَرۡنَيۡنِ إِنَّ يَأۡجُوجَ وَمَأۡجُوجَ مُفۡسِدُونَ
فِى ٱلۡأَرۡضِ فَهَلۡ نَجۡعَلُ لَكَ خَرۡجًا عَلَىٰٓ أَن تَجۡعَلَ
بَيۡنَنَا وَبَيۡنَهُمۡ سَدًّ۬ا
“Mereka berkata, ‘Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya`juj dan Ma`juj itu orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi...” (Al-Kahfi: 94)
Kata Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullahu, yang dimaksud Al-Ifsad (membuat kerusakan) di muka bumi mencakup semua perbuatan yang tidak baik dan tidak memperbaiki. Merusak dengan membunuh, merampok atau merampas, penyimpangan, kesyirikan, dan dalam segala hal.
Ibnu Katsir rahimahullahu saat memberi penjelasan pada ayat:
حَتَّىٰٓ إِذَا فُتِحَتۡ يَأۡجُوجُ وَمَأۡجُوجُ وَهُم مِّن ڪُلِّ حَدَبٍ۬ يَنسِلُونَ
“Hingga apabila dibukakan (dinding) Ya`juj dan Ma`juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi.” (Al-Anbiya’: 96)
disebutkan bahwa (mereka) orang-orang yang cepat dalam berjalan guna membuat kerusakan.
Al-Imam Muslim rahimahullahu dalam Shahih-nya meriwayatkan dengan memberi tambahan (pada hadits An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu) setelah lafal “di danau ini pernah ada air” dengan sabda beliau yang artinya: “Kemudian mereka berjalan hingga Gunung Khumar, yaitu gunung di Baitul Maqdis, maka mereka (Ya`juj dan Ma`juj) berkata, ‘Sungguh kita telah membunuh penduduk bumi. Maka, marilah kita bunuh penduduk langit.’ Lalu mereka melepaskan anak panah mereka ke langit, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala kembalikan anak-anak panah mereka itu kepada mereka dengan berlumuran darah. (Shahih Muslim, tambahan hadits no. 2937)
Begitulah laku lampah Ya`juj dan Ma`juj. Destruktif, membuat onar, berbuat kerusakan di muka bumi. Timbul pertanyaan, kapan Ya`juj dan Ma`juj muncul? Sudahkah Ya`juj dan Ma`juj muncul di era lalu atau bahkan di zaman sekarang ini?
Ada beberapa kalangan yang berpendapat bahwa Ya`juj dan Ma`juj telah ada dewasa ini. Seperti dinukil Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullahu dalam kitabnya Ya`juj wa Ma`juj wa Fitnatu Ad-Dajjal (hal. 21), bahwa Al-Amir Syakib Arsalan dan selainnya berpandangan sesungguhnya Ya`juj dan Ma`juj adalah negara Soviet atau sebagian dari mereka. Tidak diragukan sesungguhnya mereka adalah bagian dari Ya`juj dan Ma`juj. Demikian diungkapkan Al-Amir Syakib Arsalan.
Lain halnya dengan Sayyid Quthub. Dia berpendapat, secara tarjih, bukan yakin, bahwa janji Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk melubangi dinding telah terjadi serta Ya`juj dan Ma`juj telah keluar. Mereka adalah bangsa Tartar yang muncul pada abad ke-7 Hijriyah. Mereka telah menghancurkan kerajaan-kerajaan Islam dan menebar kerusakan di muka bumi. (Asyrathu As-Sa’ah, Yusuf Al-Wabil hal. 378)
Dalam hadits An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu disebutkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan kepada Isa ‘alaihissalam akan keluarnya Ya`juj dan Ma`juj yang tidak ada seorang pun mampu memerangi mereka, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Isa ‘alaihissalam menjauhkan kaum mukminin dari jalan yang ditempuh Ya`juj dan Ma`juj seraya berfirman: “Kumpulkan hamba-hamba-Ku ke gunung Ath-Thur.” (lihat Asyrathu As-Sa’ah, Yusuf Al-Wabil hal. 369)
Berdasarkan hadits An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu dalam Shahih Muslim, maka akan nampak bahwa kemunculan Ya`juj dan Ma`juj bersamaan masa dengan kehadiran Isa ‘alaihissalam. Maka apabila Ya`juj dan Ma`juj dinyatakan telah muncul, tentu akan timbul pertanyaan, bagaimana dengan Isa ‘alaihissalam?
Asy-Syaikh Muhammad Al-Amin bin Muhammad Al-Mukhtar Asy-Syinqithi rahimahullahu menyatakan setelah beliau rahimahullahu memaparkan hadits An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu yang panjang, “Berdasar hadits shahih ini, sungguh aku telah melihat penjelasan Nabi Shallallahu ‘alahi wa sallam: ‘Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mewahyukan kepada Isa bin Maryam perihal keluarnya Ya`juj dan Ma`juj setelah terbunuhnya Dajjal.’ Barangsiapa yang menyatakan bahwa mereka (Ya`juj dan Ma`juj) adalah Rusia, dan dinding itu telah roboh sejak dulu, maka pendapatnya tersebut menyelisihi apa yang telah dikabarkan Ash-Shadiqu Al-Mashduq (Rasulullah) Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka batil. Karena sesungguhnya, yang menentang kabar Ash-Shadiq adalah pendusta yang membahayakan, sebagaimana dimaklumi. Tidak ada sesuatu yang kuat dalam Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bisa memalingkan hadits (An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu, ed.) ini yang anda telah melihat keshahihan sanadnya serta memberi kejelasan dalil-dalilnya tentang maksud yang dituju.
Pada hakekatnya, yang menjadi sandaran bagi orang-orang yang menyatakan bahwa Ya`juj dan Ma`juj adalah Rusia, dan sandaran orang-orang mulhid (atheis) bahwa Ya`juj dan Ma`juj itu tidak ada wujudnya, adalah alasan-alasan logika, yang telah menjadi keyakinan pemiliknya.” (Adhwa`u Al-Bayan fi Idhah Al-Qur`an bi Al-Qur`an, hal. 141-142)
Menurut mereka, kalau Ya`juj dan Ma`juj itu sudah ada di balik benteng tersebut, tentu sudah ditemukan lokasinya. Apalagi dengan adanya kemajuan teknologi yang pesat dan alat-alat yang canggih untuk mendeteksi keberadaan mereka. Tapi, karena tidak ada orang yang menemukan mereka atau lokasi mereka, berarti Ya`juj dan Ma`juj belum pernah ada.
Logika seperti ini dapat dibantah dengan realita bahwa banyak hal yang masih belum mampu diungkap hakekatnya, secanggih apapun teknologi yang dikuasai manusia. Ruh misalnya. Ruh, yang demikian dirasakan keberadaannya, selalu menyertai, tetapi belum pernah terungkap eksistensi dan substansinya.
Maka, yang menjadi salah satu tanda-tanda datangnya hari kiamat besar, yaitu keluarnya Ya`juj dan Ma`juj pada akhir zaman, belum terjadi. Sebab, hadits-hadits yang shahih menunjukkan bahwa Ya`juj dan Ma`juj keluar setelah Isa ‘alaihissalam turun ke bumi. Dialah yang berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar membinasakan Ya`juj dan Ma`juj. Allah Subhanahu wa Ta’ala pun lantas membinasakan dan membuang bangkai mereka ke laut, serta mengamankan negara-negara dan hamba-hamba-Nya dari kejahatan Ya`juj dan Ma`juj.
Wallahu ta’ala a’lam.
1 Lihat keterangan tentang Dzulqarnain di Kajian Utama
2 Lihat keterangan tentang khusuf di Kajian Utama
Diambil dari Majalah Asy Syariah Vol.IV/No.37/1429/2008
TEMBOK YAJUJ MA'JUJ
QS. Al-Anbiya: 96
“Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya-juj dan Ma-juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi.
Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (Hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir.
(Mereka berkata); “Aduhai celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zhalim.”
Ya-juj dan Ma-juj dalam Hadits Dari Zainab Binti Jahsh -isteri Nabi SAW, berkata;
“Nabi SAW bangun dari tidurnya dengan wajah memerah, kemudian bersabda; “Tiada Tuhan selain Allah, celakalah bagi Arab dari kejahatan yang telah dekat pada hari kiamat, (yaitu) Telah dibukanya penutup Ya-juj dan Ma-juj seperti ini !” beliau melingkarkan jari tangannya. (Dalam riwayat lain tangannya membentuk isyarat 70 atau 90),
Aku bertanya; “Ya Rasulullah SAW, apakah kita akan dihancurkan walaupun ada orang-orang shalih ?”
Beliau menjawab; “Ya, Jika banyak kejelekan.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari dan Muslim)
Jenis dan Asal Usul Ya-juj dan Ma-juj dalam QS. Al-Kahfi : 94
Ya-juj dan Ma-juj menurut ahli lughah ada yang menyebut isim musytaq (memiliki akar kata dari bhs. Arab) berasal dari AJAJA AN-NAR artinya jilatan api. Atau dari AL-AJJAH (bercampur/sangat panas), al-Ajju (cepat bermusuhan), Al-Ijajah (air yang memancar keras) dengan wazan MAF’UL dan YAF’UL / FA’UL. Menurut Abu Hatim, Ma-juj berasal dari MAJA yaitu kekacauan.
Ma-juj berasal dari Mu-juj yaitu Malaja. Namun, menurut pendapat yang shahih, Ya-juj dan Ma-juj bukan isim musytaq tapi merupakan isim ‘Ajam dan Laqab (julukan). Para ulama sepakat, bahwa Ya-juj dan Ma-juj termasuk spesies manusia. Mereka berbeda dalam menentukan siapa nenek moyangnya.
Ada yang menyebutkan dari sulbi Adam AS dan Hawa atau dari Adam AS saja. Ada pula yang menyebut dari sulbi Nabi Nuh AS dari keturunan Syis/At-Turk menurut hadits Ibnu Katsir.
Sebagaimana dijelaskan dalam tarikh, Nabi Nuh AS mempunyai tiga anak, Sam, Ham, Syis/At-Turk. Ada lagi yang menyebut keturunan dari Yafuts Bin Nuh.
Menurut Al-Maraghi, Ya-juj dan Ma-juj berasal dari satu ayah yaitu Turk, Ya-juj adalah At-Tatar (Tartar) dan Ma-juj adalah Al-Maghul (Mongol), namun keterangan ini tidak kuat. Mereka tinggal di Asia bagian Timur dan menguasai dari Tibet, China sampai Turkistan Barat dan Tamujin.
Mereka dikenal sebagai Jengis Khan (berarti Raja Dunia) pada abad ke-7 H di Asia Tengah dan menaklukan Cina Timur.
Ditaklukan oleh Quthbuddin Bin Armilan dari Raja Khuwarizmi yang diteruskan oleh anaknya Aqthay.
“Batu” anak saudaranya menukar dengan negara Rusia tahun 723 H dan menghancurkan Babilon dan Hongaria. Kemudian digantikan Jaluk dan dijajah Romawi dengan menggantikan anak saudaranya Manju, diganti saudaranya Kilay yang menaklukan Cina.
Saudaranya Hulako menundukan negara Islam dan menjatuhkan Bagdad pada masa daulah Abasia ketika dipimpin Khalifah Al-Mu’tashim Billah pertengahan abad ke-7 H / 656 H.
Ya-juj dan Ma-juj adalah kaum yang banyak keturunannya.Menurut mitos, mereka tidak mati sebelum melihat seribu anak lelakinya membawa senjata.
Mereka taat pada peraturan masyarakat, adab dan pemimpinnya. Ada yang menyebut mereka berperawakan sangat tinggi sampai beberapa meter dan ada yang sangat pendek sampai beberapa centimeter.
Konon, telinga mereka panjang, tapi ini tidak berdasar.
Pada QS. Al-Kahfi:94, Ya-juj dan Ma-juj adalah kaum yang kasar dan biadab. Jika mereka melewati perkampungan, membabad semua yang menghalangi dan merusak atau bila perlu membunuh penduduk. Karenya, ketika Dzulkarnain datang, mereka minta dibuatkan benteng agar mereka tidak dapat menembus dan mengusik ketenangan penduduk.
Siapakah Dzulkarnain ? Menurut versi Barat, Dzulkarnain adalah Iskandar Bin Philips Al-Maqduny Al-Yunany (orang Mecedonia, Yunani). Ia berkuasa selama 330 tahun. Membangun Iskandariah dan murid Aristoteles. Memerangi Persia dan menikahi puterinya. Mengadakan ekspansi ke India dan menaklukan Mesir. Menurut Asy-Syaukany, pendapat di atas sulit diterima, karena hal ini mengisyaratkan ia seorang kafir dan filosof.
Sedangkan al-Quran menyebutkan; “Kami (Allah) mengokohkannya di bumi dan Kami memberikan kepadanya sebab segala sesuatu.” Menurut sejarawan muslim Dzulkarnain adalah julukan Abu Karb Al-Himyari atau Abu Bakar Bin Ifraiqisy dari daulah Al-Jumairiyah (115 SM - 552 M.).
Kerajaannya disebut At-Tababi’ah. Dijuluki Dzulkarnain (Pemilik dua tanduk), karena kekuasaannya yang sangat luas, mulai ujung tanduk matahari di Barat sampai Timur. Menurut Ibnu Abbas, ia adalah seorang raja yang shalih.
Ia seorang pengembara dan ketika sampai di antara dua gunung antara Armenia dan Azzarbaijan.
Atas permintaan penduduk, Dzulkarnain membangun benteng. Para arkeolog menemukan benteng tersebut pada awal abad ke-15 M, di belakang Jeihun dalam ekspedisi Balkh dan disebut sebagai “Babul Hadid” (Pintu Besi) di dekat Tarmidz.
Timurleng pernah melewatinya, juga Syah Rukh dan ilmuwan German Slade Verger. Arkeolog Spanyol Klapigeo pada tahun 1403 H. Pernah diutus oleh Raja Qisythalah di Andalus ke sana dan bertamu pada Timurleng. “Babul Hadid” adalah jalan penghubung antara Samarqindi dan India.
BENARKAH TEMBOK CINA ADALAH TEMBOK Zulkarnain ?
Banyak orang menyangka itulah tembok yang dibuat oleh Zulkarnain dalam surat Al Kahfi. Dan yang disebut Ya’juj dan Ma’juj adalah bangsa Mongol dari Utara yang merusak dan menghancurkan negeri-negeri yang mereka taklukkan. Mari kita cermati kelanjutan surat Al Kahfi ayat 95-98 tentang itu.
Zulkarnain memenuhi permintaan penduduk setempat untuk membuatkan tembok pembatas. Dia meminta bijih besi dicurahkan ke lembah antara dua bukit. Lalu minta api dinyalakan sampai besi mencair. Maka jadilah tembok logam yang licin tidak bisa dipanjat.
Ada tiga hal yang berbeda antara Tembok Cina dan Tembok Zulkarnain. Pertama, tembok Cina terbuat dari batu-batu besar yang disusun, bukan dari besi. Kedua, tembok itu dibangun bertahap selama ratusan tahun oleh raja-raja Dinasti Han, Ming, dst. Sambung-menyambung. Ketiga, dalam Al Kahfi ayat 86, ketika bertemu dengan suatu kaum di Barat, Allah berfirman,
“Wahai Zulkarnain, terserah padamu apakah akan engkau siksa kaum itu atau engkau berikan kebaikan pada mereka.” Artinya, Zulkarnain mendapat wahyu langsung dari Tuhan, sedangkan raja-raja Cina itu tidak. Maka jelaslah bahwa tembok Cina bukan yang dimaksud dalam surat Al Kahfi. Jadi di manakan tembok Zulkarnain?
BEBERAPA PENELITIAN TEMBOK YA’JUJ
Abdullah Yusuf Ali dalam tafsir The Holy Qur’an menulis bahwa di distrik Hissar, Uzbekistan, 240 km di sebelah tenggara Bukhara, ada celah sempit di antara gunung-gunung batu. Letaknya di jalur utama antara Turkestan ke India dengan ordinat 38oN dan 67oE.
Tempat itu kini bernama buzghol-khana dalam bahasa Turki, tetapi dulu nama Arabnya adalah bab al hadid. Orang Persia menyebutnya dar-i-ahani. Orang Cina menamakannya tie-men-kuan. Semuanya bermakna pintu gerbang besi.
Hiouen Tsiang, seorang pengembara Cina pernah melewati pintu berlapis besi itu dalam perjalanannya ke India di abad ke-7. Tidak jauh dari sana ada danau yang dinamakan Iskandar Kul. Di tahun 842 Khalifah Bani Abbasiyah, al-Watsiq, mengutus sebuah tim ekspedisi ke gerbang besi tadi.
Mereka masih mendapati gerbang di antara gunung selebar 137 m dengan kolom besar di kiri kanan terbuat dari balok-balok besi yang dicor dengan cairan tembaga, tempat bergantung daun pintu raksasa. Persis seperti bunyi surat Al Kahfi. Pada Perang Dunia II, konon Winston Churchill, pemimpin Inggris, mengenali gerbang besi itu.
Apa pun tentang keberadaan dinding penutup tersebut, ia memang terbukti ada sampai sekarang di Azerbaijan dan Armenia. Tepatnya ada di perunungan yang sangat tinggi dan sangat keras. Ia berdiri tegak seolah-olah diapit oleh dua buah tembok yang sangat tinggi. Tempat itu tercantum pada peta-peta Islam mahupun Rusia, terletak di republik Georgia.
Al-Syarif al-Idrisi menegaskan hal itu melalui riwayat penelitian yang dilakukan Sallam, staf peneliti pada masa Khalifah al-Watsiq Billah (Abbasiah). Konon, Al-Watsiq pernah bermimpi tembok penghalang yang dibangun Iskandar Dzul Qarnain untuk memenjarakan Ya’juj-Ma’juj terbuka.
Mimpi itu mendorong Khalifah untuk mengetahui perihal tembok itu saat itu, juga lokasi pastinya. Al-Watsiq menginstruksikan kepada Sallam untuk mencari tahu tentang tembok itu. Saat itu sallam ditemani 50 orang. Penelitian tersebut memakan biaya besar. Tersebut dalam Nuzhat al-Musytaq, buku geografi, karya al-Idrisi, Al-Watsiq mengeluarkan biaya 5000 dinar untuk penelitian ini.
Rombongan Sallam berangkat ke Armenia. Di situ ia menemui Ishaq bin Ismail, penguasa Armenia. Dari Armenia ia berangkat lagi ke arah utara ke daerah-daerah Rusia. Ia membawa surat dari Ishaq ke penguasa Sarir, lalu ke Raja Lan, lalu ke penguasa Faylan (nama-nama daerah ini tidak dikenal sekarang).
Penguasa Faylan mengutus lima penunjuk jalan untuk membantu Sallam sampai ke pegunungan Ya’juj-Ma’juj.
27 hari Sallam mengarungi puing-puing daerah Basjarat. Ia kemudian tiba di sebuah daerah luas bertanah hitam berbau tidak enak. Selama 10 hari, Sallam melewati daerah yang menyesakkan itu.
Ia kemudian tiba di wilayah berantakan, tak berpenghuni. Penunjuk jalan mengatakan kepada Sallam bahwa daerah itu adalah daerah yang dihancurkan oleh Ya’juj-Ma’juj tempo dulu. Selama 6 hari, berjalan menuju daerah benteng. Daerah itu berpenghuni dan berada di balik gunung tempat Ya’juj-Ma’juj berada.
Sallam kemudian pergi menuju pegunungan Ya’juj-Ma’juj. Di situ ia melihat pegunungan yang terpisah lembah. Luas lembah sekitar 150 meter. Lembah ini ditutup tembok berpintu besi sekitar 50 meter.
Dalam Nuzhat al-Musytaq, gambaran Sallam tentang tembok dan pintu besi itu disebutkan dengan sangat detail (Anda yang ingin tahu bentuk detailnya, silakan baca: Muzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaq, karya al-Syarif al-Idrisi, hal. 934 -938).
Al-Idrisi juga menceritakan bahwa menurut cerita Sallam penduduk di sekitar pegunungan biasanya memukul kunci pintu besi 3 kali dalam sehari. Setelah itu mereka menempelkan telinganya ke pintu untuk mendengarkan reaksi dari dalam pintu. Ternyata, mereka mendengar gema teriakan dari dalam. Hal itu menunjukkan bahwa di dalam pintu betul-betul ada makhluk jenis manusia yang konon Ya’juj-Ma’juj itu.
Ya’juj-Ma’juj sendiri, menurut penuturan al-Syarif al-Idrisi dalam Nuzhat al-Musytaq, adalah dua suku keturunan Sam bin Nuh. Mereka sering mengganggu, menyerbu, membunuh, suku-suku lain. Mereka pembuat onar, dan sering menghancurkan suatu daerah. Masyarakat mengadukan kelakuan suku Ya’juj dan Ma’juj kepada Iskandar Dzul Qarnain, Raja Macedonia. Iskandar kemudian menggiring (mengusir) mereka ke sebuah pegunungan, lalu menutupnya dengan tembok dan pintu besi.
Menjelang Kiamat nanti, pintu itu akan jebol. Mereka keluar dan membuat onar dunia, sampai turunnya Nabi Isa al-Masih.
Dalam Nuzhat al-Musytaq, al-Syarif al-Idrisi juga menuturkan bahwa Sallam pernah bertanya kepada penduduk sekitar pegunungan, apakah ada yang pernah melihat Ya’juj-Ma’juj. Mereka mengaku pernah melihat gerombolan orang di atas tembok penutup. Lalu angin badai bertiup melemparkan mereka. Penduduk di situ melihat tubuh mereka sangat kecil. Setelah itu, Sallam pulang melalui Taraz (Kazakhtan), kemudian Samarkand (Uzbekistan), lalu kota Ray (Iran), dan kembali ke istana al-Watsiq di Surra Man Ra’a, Iraq.
Ia kemudian menceritakan dengan detail hasil penelitiannya kepada Khalifah.
Kalau menurut penuturan Ibnu Bathuthah dalam kitab Rahlat Ibn Bathuthah pegunungan Ya’juj-Ma’juj berada sekitar perjalanan 6 hari dari Cina. Penuturan ini tidak bertentangan dengan al-Syarif al-Idrisi. Soalnya di sebelah Barat Laut Cina adalah daerah-daerah Rusia.
Referensi:
Az-Zuhaily, Tafsir Al-Munir.
Dr. Thaha Ad-Dasuqy, ‘Aqidatuna Wa Shilatuha Bil Kaun Wal Insan Wal Hayat, Darul Huda, Kairo, 1995.
Syekh Sya’ban ‘Abdulhadi Abu Rabah, Islamiyat, Haqaiq Fi Dzilli Tauhid Al-Ara Al-Islamiyah, Muassasah Al-’Arabiyah Al-Haditsiyah, Kairo, 1991.
PEMBINASA YAJUJ MA'JUJ
Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj setelah masa kedatangan al-Masih ad-Dajjal dan Turunnya ISA Putera Maryam alaihissalam.
Rasullullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
“Para nabi adalah saudara anak-anak yang mempunyai satu bapak dengan beda ibu, ibu-ibu mereka banyak dan agama mereka satu. Aku orang yang pertama setelah Isa Putera Maryam, karena tidak ada diantara aku dan dia seorang nabi, sesungguhnya dia (Isa) akan turun, maka apabila kamu melihatnya maka kenalilah ia: Seorang laki-laki yang tinggi sedang, kulitnya antara merah dan putih, dia memakai dua pakaian yang dicelup dengan debu merah, kepalanya seolah-olah meneteskan air walaupun dia tidak kena basahnya, dia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menetapkan pajak, menyeru manusia untuk memeluk Islam, maka Allah menyirnakan seluruh kebosanan pada zamannya kecuali Islam, dan ia bersama Allah akan membinasakan al-Masih ad-Dajjal pada zamannya, keamanan terkontrol dimuka bumi hingga singa dapat hidup bersama unta, harimau bersama lembu, serigala bersama kambing, dan anak-anak dapat bermain dengan ular. Dia menetap selama empat puluh tahun di bumi, kemudian wafat dan dishalatkan oleh kaum muslimin” (HR. Ahmad, dari Abu Hurairah ra. Dan dishahihkan oleh al-Adawi dalam kitab al-Fitan wa al-Malahim)
Nabi Isa alaihissalam juga akan memberantas Ya’juj dan Ma’juj.
Dari an-Nawwas bin Sam’an al-Kilabi, bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
“Ketika dia dalam keadaan seperti itu, Allah memberi wahyu kepada ISA, ‘Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba. Tidak satupun kaum yang tunduk jika diperangi oleh mereka. Mereka semakin kuat dari waktu ke waktu’. Kemudian Allah mengeluarkan Ya’juj dan Ma’juj. Dari setiap sisi mereka berkembang. Para penghulu mereka melewati laut kecil Tabristan dan meminum airnya. Sedangkan orang-orang terakhir dari mereka berkata, ‘Dalam laut ini terdapat air yang pahit’. Kemudian Nabi Isa dan para sahabatnya menjadi gelisah, hingga harga satu kepala sapi lebih mahal dari seratus dinar pada zaman kalian ini. Nabi Isa dan para sahabatnya menjadi tidak senang. Lalu Allah mengirimkan cacing-cacing di leher mereka (Ya’juj dan Ma’juj). Mereka pun mati seperti kuda yang mati. Lalu nabi Isa melewati bangkai-bangkai mereka. Mereka (nabi Isa dan para sahabatnya) tidak mendapati satu jengkal tanah pun kecuali telah dipenuhi bau busuk dari bangkai mereka. Nabi Isa lalu mengadu dan mohon pertolongan pada Allah. Lalu Allah mengirim burung-burung yang membawa bangkai-bangkai itu kesuatu tempat yang hanya Allah yang tahu. Kemudian Allah menurunkan hujan yang membasuh bumi hingga menjadi licin. Kemudian diperintahkan pada bumi, “Keluarkanlah buah-buahanmu!” (HR. Muslim)
Kemunculan Dajjal dan Terbukanya Dinding Pemisah yang memenjarakan Ya’juj dan Ma’juj merupakan tanda-tanda akan datangnya Hari Kiamat.
Hudzaifah bin Asid Al-Ghifari, ia berkata: “Rasullullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam tiba-tiba muncul di tengah-tengah kami saat kami sedang membicarakan sesuatu. Ketika melihat kami, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bertanya, ”Apa yang sedang kalian perbincangkan?”. Jawab mereka, “Tentang hari Kiamat”. Kemudian Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya hari Kiamat tidak akan datang hingga kalian menyaksikan – sebelum itu – sepuluh tanda-tanda kedatangannya.
Maka Beliau menyebutkannya Tanda Kiamat yaitu:
- Adanya asap,
- Munculnya Dajjal,
- Keluarnya hewan melata,
- Terbitnya matahari dari tempat terbenamnya,
- Turunnya Nabi Isa as,
- Munculnya Ya’juj dan Ma’juj,
Serta Terjadinya Tiga Gerhana:
- Gerhana di belahan bumi timur,
- Gerhana di belahan bumi barat, dan
- Gerhana di Jazirah Arab.
Adapun tanda yang terakhir adalah munculnya api di Yaman yang menggiring manusia menuju tempat berhimpun, al-Mahsyar.” (HR. Muslim)
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda,
“Laa ilaha illallah, celakalah orang Arab karena keburukan sudah semakin dekat. HARI KIAMAT datang sejak kehancuran Ya’juj dan Ma’juj seperti ini – beliau sambil melingkarkan jari jempolnya dengan jari sebelahnya.
Zainab binti Jahsy bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kami mendapat celaka padahal ada orang-orang yang shaleh diantara kami?”.
Beliau Shalallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab, “YA, jika perbuatan nista sudah banyak dilakukan (manusia)” (HR. Bukhari dan Muslim)
Allah Subhanahu wa Ta’ala membangkitkan Ya’juj dan Ma’juj. Mereka turun melandai dari tampat yang tinggi. Gelombang pertama melewati Danau Thabariyah, lalu mereka meminum habis air telaga tersebut. Kemudian, lewat pula rombongan yang lain. Mereka berkata, ‘Sesungguhnya dahulu di sini ada air.’ Kemudian Nabi Isa dan para sahabat beliau terkepung sehingga sebuah kepala sapi lebih berharga bagi mereka daripada seratus dinar bagi seseorang pada hari itu (karena kekurangan makanan).
Nabi Isa bin Maryam dan para sahabatnya berdoa, kemudian Allah mengirim kepada mereka penyakit hidung seperti yang menimpa hewan-hewan, sehingga pagi harinya mereka semua mati. Kemudian, Nabi Isa dan para sahabatnya turun ke bumi. Tetapi tidak sejengkal tanah pun didapatinya melainkan penuh dengan bangkai-bangkai busuk.
Kemudian, Nabiyullah Isa dan para sahabatnya berdoa, semoga Allah berkenan menyingkirkan bangkai-bangkai busuk itu. Maka, Allah mengutus burung-burung sebesar unta yang mengangkat bangkai-bangkai tersebut dan melemparkannya ke tempat yang dikehendaki Allah. Kemudian Allah menurunkan hujan, sehingga bersihlah bumi dari rumah tanah liat dan rumah-rumah bulu. Sehingga, bumi kelihatan bersih seperti kaca.
Kemudian Allah memerintahkan kepada bumi, ‘Tumbuhkanlah tumbuh-tumbuhanmu dan kembalikan keberkatanmu!’ Seketika itu, sekelompok keluarga kenyang memakan sebuah delima dan mereka dapat berteduh di bawah kulitnya. Rezeki mereka sangat berkah, sehingga susu seekor unta cukup untuk orang sekampung, susu seekor sapi cukup untuk orang sekabilah, susu seekor biri-biri cukup untuk sekelompok keluarga dekat.
Ketika mereka sedang berada dalam keridhaan Allah yang demikian, tiba-tiba Allah mengirim angin sejuk lewat ketiak mereka, maka tercabutlah ruh setiap orang mukmin dan orang muslim. Maka, tinggallah orang-orang jahat belaka, mereka bercampur-baur seperti keledai. Maka, ketika itu terjadilah kiamat.”
TANDUK SYAITAN
Bila tiada ilmu, maka banyaklah pertikaian berlaku antara sesama Islam. Kadang-kadang seperti Mazhab itu sendiri lebih besar dari SYUHADAH. Pada fahaman penulis, kita BERBAIAH dengan Islam adalah dengan SYUHADAH. Syuhadah itulah yang menjadikan kita bersaudara. Tapi kenapa Mazhab yang kita dahulukan dan sampai kita sanggup bersengketa sesama kita?
Lihat hadis mengenai Tanduk Syaitan ini. Ada dua pendapat mengenainya. Bacalah dengan baik dan cuba memahaminya, jangan kita menjadi syaitan sebelum timbulnya Tanduk Syaitan.
حَدَّثَنَا
أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ
حَدَّثَنِي سَالِمُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ
سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ وَهُوَ عَلَى
الْمِنْبَرِ أَلَا إِنَّ الْفِتْنَةَ هَا هُنَا يُشِيرُ إِلَى الْمَشْرِقِ
مِنْ حَيْثُ يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ
‘Abdullah bin ‘umar radalahiallahu ‘anhuma berkata,
aku mendengar rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda saat
beliau berdiri di mimbar: “ketahuilah, sesungguhnya fitnah akan timbul
dari sana”. Beliau memberi isyarat ke arah timur ( المشرق) , tempat terbit tanduk setan ( قرن الشيطان)…. ( Bukhari 3511 )
1 - NEJAD TANDUK SETAN ADALAH DI IRAQ Bukan Di Saudi
Hujjah itu pakai hadits , bukan pake peta........
Add caption |
Muncul fitnah dari timur ( المشرق ) = iraq ( العراق) = khurasan ( خراسان )
Aliran syiah , sufi , jahmiyyah dari iraq…
Silahkan Kalian meradang dgn hujjah di bawah ini :
حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
دِينَارٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ
رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُشِيرُ إِلَى
الْمَشْرِقِ فَقَالَ هَا إِنَّ الْفِتْنَةَ هَا هُنَا إِنَّ الْفِتْنَةَ
هَا هُنَا مِنْ حَيْثُ يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ
Dari ‘abdullah bin ‘umar radalahiallahu ‘anhuma
berkata; “aku melihat rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menunjuk
ke arah timur ( المشرق) lalu bersabda: “fitnah itu akan timbul dari sana. Fitnah timbul dari tempat terbitnya tanduk setan”…. ( Bukhari 3279, 3511 )
1) Timur = iraq
Sabda nabi :
يخرج
ناس من المشرق يقراون القرآن لا يجاوز تراقيهم يمرقون من الدين كما يمرق
السهم من الرمية لا يعودون فيه حتى يعود السهم الى فوقه سيماهم التحليق
Akan datang dari arah timur ( المشرق)
segolongan manusia yang membaca al-quran hanya sampai kerongkonan saja.
Mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya,
mereka tidak akan bisa kembali seperti anak panah yang tidak akan
kembali ketempatnya, tanda-tanda mereka adalah bercukur (gundul). ( HR
Bukhari no 7562 )
Berkata al-hafidz ibnu hajar :
يخرج الناس من المشرق : تقدم في كتاب الفتن انهم الخوارج وبيان مبدا امرهم وما وردفيهم, وكان ابداء خروجهم في العراق وهي من جهة المشرق بالنسبة الى مكة المشرفة
Akan muncul orang-orang dari arah timur (المشرق)
: telah berlalu pada kitb fitan bhw mereka adalah khawarij, penjelasan
sebab kemunculan mereka,dan apa yang ad pada mereka,tempat awal
munculnya di iraq ( العراق ) , dilihat dari mekkah tempat itu berada di wilayah timur… ( Fathul baari 15/520 )
Beliau juga berkata:
“sabda nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ((keluar
sekelompok manusia dari arah timur)), sebagaimana telah lalu… mereka
adalah khawarij…dan awal kemunculan mereka di iraq, dan iraq berada di
arah timur jika ditinjau dari kota mekah al-musyarrofah” ( Fathul baari
13/536 )
2) Tanduk setan = iraq ( tidak mendapatkan doa dari nabi)
حَدَّثَنَا
أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ
حَدَّثَنِي سَالِمُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ
سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ وَهُوَ عَلَى
الْمِنْبَرِ أَلَا إِنَّ الْفِتْنَةَ هَا هُنَا يُشِيرُ إِلَى الْمَشْرِقِ
مِنْ حَيْثُ يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ
‘Abdullah bin ‘umar radalahiallahu ‘anhuma berkata,
aku mendengar rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda saat
beliau berdiri di mimbar: “ketahuilah, sesungguhnya fitnah akan timbul
dari sana”. Beliau memberi isyarat ke arah timur ( المشرق) , tempat terbit tanduk setan ( قرن الشيطان)…. ( Bukhari 3511 )
Dari nafi’ dari ibnu umar dgn lafadz :
اللهم بارك لنا في شامنا,اللهم بارك لنا في يماننا. فقالها مراراذفلما كان في الثالثة او الربعة,قالو: يا رسول الله ! وفي عراقنا ? قال : ان بها الزلازل والفتن وبها يطلع قرن الشيطان
Rasulullah berdoa : ya allah berkahilah syam kami,
berkahilah yaman kami,beliau (Rasulullah) mengulangi doa tsb
berkali-kali,pr sahanat berkata : wahai Rasulullah dlm iraq kami ( عراقنا) ?,Beliau menjawab : sesungguhnya disana terdapat kegoncangan dan fitnah ,dan disana pula muncul tanduk setan ( قرن الشيطان) … ( HR ath-thabrani dlm mu’jam al-kabir no 13422 & tarikh al-kabir oleh imam bukhari 5/388/1247 )
Dari salim bin abdullallah bin umar dari ayahnya dgn lafadz :
اللهم بارك لنا في مكتنا, اللهم بارك لنا في مدينتنا, اللهم بارك لنا في شامنا,اللهم بارك لنا في صاعنا وبارك لنا في مدنا. فقال رجل : يارسول الله ! وفي عراقنا, فاعرض عنه, فقال: بها الزلازل والفتن وبها يطلع قرن الشيطان
Rasulullah berdoa : ya allah berkahilah makkah
kami,& madinah kami & syam kami ,dan berkahilah sha’ kami dan
mud kam,seseorang bertanya : wahai Rasulullah dlm iraq kami (عراقنا )
? ,nabi berpaling darinya dan mengulangi doa tsb 3 kali,namun tetap
saja org tsb berkata : dalam iraq kami,..dan nabipun berpaling darinya
dan bersabda : disanalah kegoncangan dan fitnah dan disana muncul tanduk
setan ( قرن الشيطان) … ( HR abu nu’aim dlm al-hilyah 6/133 )
Kesimpulan : Rasulullah menjelaskan bahwa tanduk setan ( قرن الشيطان) berasal dari iraq
Dari salim bin abdullah bin umar berkata:
يا اهل العراق ! ما اسالكم عن الصغيرة واركبكم عن الكبيرة, سمعت ابي عبد الله بن عمر رضي الله عنهما يقول : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : ان الفتنة تجيئ من هاهنا واوما بيده نحو المشرق, من حيث يطلع قرن الشيطان
Wahai penduduk iraq (العراق)
, alangkah seringnya kalian bertanya tentang masalah2 sepele,dan
alangkah beraninya kalian menerjang dosa besar,saya dengar dari ayahku
abdullah bin umar mengatakan : saya mendengar dari Rasulullah bersabda :
sesungguhnya fitnah datang dari arah sini – beliau sambil menunjuk dari
arah timur ( المشرق ) – disitulah muncul tanduk syetan… ( Muslim 2905 )
Kesimpulan : sahabat ibnu umar telah menjelaskan bahwa timur ( المشرق) adalah iraq
3) TANDUK Setan = nejd iraq
Dari ibnu umar :
عن ابن عمر قال : ذكر النبي صلى الله عليه وسلم : اللهم بارك لنا في شامنا, اللهم بارك لنا في يماننا, قالوا : يا رسول الله, وفي نجدنا ? قال : اللهم بارك لنا في شامنا اللهم بارك لنا في يمننا, قالوا : يا رسول الله زفي نجدنا ? , فاظنه قال في الثالثه : هنالك الزلازل والفتن, وبها يطلع قرن الشيطان
Rasulullah berdoa : ya allah berkahilah syam kami,ya
allah berkahilah yaman kami,pr sahabat berkata : wahai Rasulullah ,dan
najed kami ?, Jawab beliau: ya allah berkahilah syam kami ,ya allah
berkahilah yaman kami,mk kami menyangka Rasulullah akan berkata yang
ketiganya, disana terjadi kegoncangan dan fitnah dan di sana muncul
tanduk setan.. ( Bukhari , 1037.7094 )
Penjelasan hadits
Berkata al-hafidz ibnu hajar :
Berkata al-hafidz ibnu hajar :
وقال الخطابي : نجد من جهة المشرق ومن كان بالمدينة كان نجده بادية العراق ونواحيها وهي مشرق اهل المدينة, واصل النجد ما ارتفع من الارض, وهو خلاف الغور ومكة من تهامة
Berkata al-khatthabi : nejed adalah arah timur, siapa yang ada di madinah mk najednya adalah lembah iraq ( العراق)
dan daerah sekitarnya,itulah arah timur madinah,asal kata najed adalah
tanah yang meninggi,berbeda dgn ghour yaitu tanah yang rendah, tihamah
semuanya termasuk ghour dan makkah termasuk tihamah.. 9 Fathul baari
14/546)
Berkata al-hafidz ibnu hajar :
وعرف بهذا وهاء ما قاله الداودي ان نجدا من ناحية العراق فانه توهم ان نجدا موضع مخصوص, وليس كذلك بل كل شيء ارتفع بالنسبة الى ما يليه يسمى المرتفع نجدا والمنخفض غورا
Dengan begitu diketahui kesalahan ad-dawudi yang
mengatakan najed adalah dari sekitarnya irak saja,sesungguhnya najed
adalah tempat khusus,tidak demikian,bhkn semua tempat yang lebih tinggi
dari sekitarnya dinamakan najd dan yang lebih rendah disebut ghour… (
Fathul baari..14/546 )
Al-khaththabi : nejd atau arah timur bg penduduk
madinah nejdnya adalah iraq..i’lam sunan 2/1274, hal ini jg dijelaskan
oleh al-aini dlm syarah shohih bukhari umdatul qori 24/200,al-kirmani
dlm syarh shohih bukhari 24/168,al-qasthalani dlm irsyad sari
10/181,al-hafidz ibnu hajar dlm fathul baari 13/47
4) PEMBUNUH Hasan dan husain dari iraq :
.حَدَّثَنَا
مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا مَهْدِيٌّ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي
يَعْقُوبَ عَنْ ابْنِ أَبِي نُعْمٍ قَالَ كُنْتُ شَاهِدًا لِابْنِ عُمَرَ
وَسَأَلَهُ رَجُلٌ عَنْ دَمِ الْبَعُوضِ فَقَالَ مِمَّنْ أَنْتَ فَقَالَ
مِنْ أَهْلِ الْعِرَاقِ قَالَ انْظُرُوا إِلَى هَذَا يَسْأَلُنِي عَنْ دَمِ
الْبَعُوضِ وَقَدْ قَتَلُوا ابْنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَسَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُولُ هُمَا رَيْحَانَتَايَ مِنْ الدُّنْيَا
Dari ibnu abu nu’m dia berkata; saya pernah
menyaksikan ibnu umar bahwa dia ditanya seorang laki-laki tentang darah
nyamuk, ibnu umar bertanya; “dari manakah kamu?” Laki-laki itu menjawab;
“dari negeri iraq ( العراق )
” ibnu umar berkata; “lihatlah kepada orang ini, dia bertanya kepadaku
tentang darah nyamuk, sementara mereka (penduduk irak) telah membunuh
cucu nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dan saya mendengar nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “keduanya (hasan dan husain)
adalah kebanggaanku di dunia.”… ( Bukhari 5994, Tirmidzi 3770 )
حَدَّثَنِي
مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ
مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي يَعْقُوبَ سَمِعْتُ ابْنَ أَبِي نُعْمٍ سَمِعْتُ
عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ
وَسَأَلَهُ
عَنْ الْمُحْرِمِ قَالَ شُعْبَةُ أَحْسِبُهُ يَقْتُلُ الذُّبَابَ فَقَالَ
أَهْلُ الْعِرَاقِ يَسْأَلُونَ عَنْ الذُّبَابِ وَقَدْ قَتَلُوا ابْنَ
ابْنَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هُمَا رَيْحَانَتَايَ مِنْ
الدُّنْيَا
Dari muhammad bin abu ya’qub aku mendengar ibnu abu
nu’min aku mendengar ‘abdullah bin ‘umar radalahiallahu ‘anhuma yang
ketika itu ada orang yang bertanya kepadanya tentang muhrim (orang yang
sedang ihram) “. Syu’bah berkata; “seingatku orang itu telah membunuh
lalat ketika sedang ihram”. Maka ‘abdullah bin ‘umar radalahiallahu
‘anhuma berkata; “penduduk ‘iraq ( العراق )
bertanya tentang lalat padahal mereka telah membunuh putra dari putri
rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedangkan nabi shallallahu
‘alaihi wasallam telah berkata bahwa: “keduanya (al hasan da al husain)
adalah aroma wewangianku dari dunia”…. ( Bukhari 3753 )
5) KHAWARIJ Dari iraq
حَدَّثَنَا
مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ حَدَّثَنَا
الشَّيْبَانِيُّ حَدَّثَنَا يُسَيْرُ بْنُ عَمْرٍو قَالَ قُلْتُ لِسَهْلِ
بْنِ حُنَيْفٍ هَلْ سَمِعْتَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُولُ فِي الْخَوَارِجِ شَيْئًا قَالَ سَمِعْتُهُ يَقُولُ وَأَهْوَى
بِيَدِهِ قِبَلَ الْعِرَاقِ يَخْرُجُ مِنْهُ قَوْمٌ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ
لَا يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنْ الْإِسْلَامِ مُرُوقَ
السَّهْمِ مِنْ الرَّمِيَّةِ
Asy syaibani telah menceritakan kepada kami yusair
bin amru mengatakan, aku bertanya kepada sahal bin hunaif; ‘apakah
engkau mendengar nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang
khawarij (الخوارج) ? ‘ ia menjawab; aku mendengar beliau bersabda; -sambil beliau arahkan tangannya menuju iraq ( العراق)
– “dari sanalah muncul sekelompok kaum yang membaca al-qura’an tidak
melebihi kerongkongan mereka, mereka keluar dari islam sebagaimana anak
panah keluar dari busurnya.”… ( BUKHARI, no. 6934 )
حَدَّثَنَا
أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ عَنْ
الشَّيْبَانِيِّ عَنْ يُسَيْرِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ سَأَلْتُ سَهْلَ بْنَ
حُنَيْفٍ هَلْ سَمِعْتَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَذْكُرُ الْخَوَارِجَ فَقَالَ سَمِعْتُهُ وَأَشَارَ بِيَدِهِ نَحْوَ
الْمَشْرِقِ قَوْمٌ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ بِأَلْسِنَتِهِمْ لَا يَعْدُو
تَرَاقِيَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنْ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنْ
الرَّمِيَّةِ
Dari yusair bin amru ia berkata, saya bertanya kepada
sah bin hunaif, “apakah anda pernah mendengar nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam menyebutkan tentang khawarij ( الخوارج) ?” Ia pun menjawab; saya telah mendengar beliau -ia sambil memberi isyarat ke arah timur ( المشرق )
– bersabda: “mereka adalah suatu kaum yang pandai membaca al qur`an
dengan lisan-lisan mereka, namun bacaan mereka tidak sampai melampaui
kerongkongan mereka. mereka keluar dari islam, sebagai meluncurnya anak
panah dari busurnya.”… ( Muslim 1068 )
6) MUNCULNYA Dajjal dari timur ( المشرق) = khurosan ( خراسان )
عَنْ
عَمْرِو بْنِ حُرَيْثٍ عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ قَالَ حَدَّثَنَا
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الدَّجَّالُ
يَخْرُجُ مِنْ أَرْضٍ بِالْمَشْرِقِ يُقَالُ لَهَا خُرَاسَانُ يَتْبَعُهُ
أَقْوَامٌ كَأَنَّ وُجُوهَهُمْ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam telah menceritakan kepada kami, beliau bersabda, “dajjal akan muncul dari bumi (tanah) [أَرْضٍ] yang berada di timur [بِالْمَشْرِقِ] disebut bernama khurasan ( خراسان ) , ia diikuti oleh kaum-kaum yang wajah mereka bagai perisai besi yang ditempa.”…. (Tirmidzi No.2237 )
حَدَّثَنَا
نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ وَمُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ
وَمُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالُوا حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ
حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ عَنْ أَبِي التَّيَّاحِ عَنْ
الْمُغِيرَةِ بْنِ سُبَيْعٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ حُرَيْثٍ عَنْ أَبِي بَكْرٍ
الصِّدِّيقِ قَالَ
حَدَّثَنَا
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ الدَّجَّالَ
يَخْرُجُ مِنْ أَرْضٍ بِالْمَشْرِقِ يُقَالُ لَهَا خُرَاسَانُ يَتْبَعُهُ
أَقْوَامٌ كَأَنَّ وُجُوهَهُمْ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ
Dari ‘amru bin huraits dari abu bakar ash shiddiq dia
berkata, “rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menceritakan kepada
kami bahwa sesungguhnya dajjal akan keluar dari bumi bagian timur ( بالمشرق ) yang di sebut dengan daerah khurasan ( خراسان ) , ia di ikuti oleh suatu kaum yang wajah mereka menyerupai tameng (alat) pemukul.”… ( Ibnu majah 4072 )
Kesimpulan : bahwa rasulullah telah menjelaskan timur ( المشرق) adalah khurasan
7) JAHMIYYAH Dari iraq khurasan
حَدَّثَنَا
هَنَّادٌ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ خَيْثَمَةَ
عَنْ عَدِيِّ بْنِ حَاتِمٍ قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْكُمْ مِنْ رَجُلٍ إِلَّا سَيُكَلِّمُهُ رَبُّهُ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ تُرْجُمَانٌ فَيَنْظُرُ
أَيْمَنَ مِنْهُ فَلَا يَرَى شَيْئًا إِلَّا شَيْئًا قَدَّمَهُ ثُمَّ
يَنْظُرُ أَشْأَمَ مِنْهُ فَلَا يَرَى شَيْئًا إِلَّا شَيْئًا قَدَّمَهُ
ثُمَّ يَنْظُرُ تِلْقَاءَ وَجْهِهِ فَتَسْتَقْبِلُهُ النَّارُ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ اسْتَطَاعَ
مِنْكُمْ أَنْ يَقِيَ وَجْهَهُ حَرَّ النَّارِ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ
فَلْيَفْعَلْ
Dari khaitsamah dari ‘adi bin hatim berkata:
rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “tidaklah ada seorang
dari kalian melainkan akan diajak bicara rabbnya pada hari kiamat yang
tidak ada penerjemah antara keduanya, ia melihat ke sisi paling membawa
berkahnya, ia tidak melihat apa pun kecuali sesuatu yang telah
diperbuat, lalu ia melihat ke sisi kirinya, ia tidak melihat apa pun
selain sesuatu yang telah diperbuat lalu ia melihat ke arah depannya,
lalu neraka menyambutnya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam
bersabda: “barangsiapa di antara kalian bisa menjaga wajahnya dari
panasnya neraka meski dengan sebelah kurma hendaklah ia lakukan.”
قَالَ
أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ حَدَّثَنَا أَبُو السَّائِبِ
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ يَوْمًا بِهَذَا الْحَدِيثِ عَنْ الْأَعْمَشِ فَلَمَّا
فَرَغَ وَكِيعٌ مِنْ هَذَا الْحَدِيثِ قَالَ مَنْ كَانَ هَا هُنَا مِنْ
أَهْلِ خُرَاسَانَ فَلْيَحْتَسِبْ فِي إِظْهَارِ هَذَا الْحَدِيثِ
بِخُرَاسَانَ لِأَنَّ الْجَهْمِيَّةَ يُنْكِرُونَ هَذَا اسْمُ أَبِي
السَّائِبِ سَلْمُ بْنُ جُنَادَةَ بْنِ سَلْمِ بْنِ خَالِدِ بْنِ جَابِرِ
بْنِ سَمُرَةَ الْكُوفِيُّ
Berkata abu isa: hadits ini hasan shahih. Telah
menceritakan kepada kami abu as sa`ib telah menceritakan kepada kami
waki’ pada suatu hari hadits ini dari al a’masy, setelah usai menyebut
hadits ini waki’ berkata: siapa pun penduduk khurasan ( خراسان) yang ada di sini, hendaklah mengharap pahala dengan menyebarkan hadits ini di khurasan ( خراسان) karena jahmiyyah ( الجهمية)
mengingkari hadits ini. nama abu as sa`ib adalah salm bin junadah bin
salm bin khalid bin jabir bin samurah al kufi…. (Tirmidzi 2415 )
Syaikh abdul lathif bin abdur rahman :apa yang
dikabarkan Rasulullah telah terbukti,ini bukti mu’jizat beliau,sbb
kebanyakan fitnah muncul di iraq,seperti antara ali dan mu’awiyah,antara
ali dan khawarij,,antara ali dan aisyah dsb.. ( Takhrij ahadits fadhail
syam wa dimasyq hal 26-27 )
Syaikh muhammad syukri al-alusi al-iraqi : tidak aneh
iraq mmg pusatnya fitnah,seperti munculnya khawarij (ahli
haura’),jahmiyah,mu’tazilah,fitnah kaum sufi yang menggugurkan beban
syariat yang muncul awalnya di bashrah, dan fitnah syiah rofidhoh yang
mencela dan mengkafirkan pr sahabat yang mulia… ( ghayatul amani 2/180 )
Jadi nejd yang dimaksud Rasulullah adalah nejd iraq bukan nejd hijaz (riyadh)
adapun munculnya matahari ada dua arah.
adapun munculnya matahari ada dua arah.
(1) Jika diantara bulan oktober -maret maka munculnya
matahari ditimur agak ke selatan, desember matahari muncul dari arah
timur selatan (tenggara)
(2) Jika Bulan april-agustus munculnya matahari di timur agak ke utara
Yang kedua inilah yang dimaksud dm hadits nabi.. tepat bulan mei matahari muncul dari arah timur utara (timur laut)
[Pelajaran SD]
2 - NEJAD TANDUK SETAN ADALAH DI SAUDI, Bukan Di IRAQ
Disusun oleh: Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi
Sesungguhnya Alloh telah berjanji
menjaga kemurnian agama-Nya, dengan membangkitkan sebagian hamba-Nya
untuk berjuang membela agama dan membantah ahli bid’ah, para pengekor
hawa nafsu, yang seringkali menyemarakkan agama dengan kebid’ahan dan
mempermainkan dalil al-Qur’an dan as-Sunnah seperti anak kecil
mempermainkan tali mainannya. Mereka memahami nash-nash dengan pemahaman yang keliru dan lucu. Hal itu karena mereka memaksakan dalil agar sesuai dengan selera hawa nafsu.
Bila anda ingin bukti, terlalu banyak, tetapi contoh berikut ini mungkin dapat mewakili.
Dalam sebuah majalah bulanan yang terbit di salah satu kota Jawa timur, seorang yang menamakan dirinya ”Masun Said Alwy” menulis sebuah artikel sekitar sepuluh halaman berjudul ”Membongkar Kedok Wahabi, Satu Dari Dua Tanduk Setan”.
Setelah penulis mencoba membaca tulisan tersebut, ternyata hanya keheranan yang saya dapati. Bagaimana tidak? Tulisan tersebut tiada berisi melainkan kebohongan dan kedustaan, sampai-sampai betapa hati ini ingin sekali berkata kepada penulis makalah tersebut, ”Alangkah beraninya anda berdusta! Tidakkah anda takut siksa?!”
Sungguh banyak sekali kebohongan yang kudapati([1]),
namun yang menarik perhatian kita untuk menjadi topik bahasan rubrik
hadits adalah ucapannya yang berkaitan tentang “hadits” sebagai berikut:
”Sungguh Nabi SAW telah memberitakan akan datangnya Faham Wahabi ini dalam beberapa hadits, ini merupakan tanda kenabian beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dalam memberitakan sesuatu yang belum terjadi. Seluruh hadits-hadits ini adalah shahih, sebagaimana terdapat dalam kitab shahih Bukhari & Muslim dan lainnya”. Di antaranya:الْفِتْنَةُ مِنْ هَا هُنَا الْفِتْنَةُ مِنْ هَا هُنَا وَأَشَارَ إِلَى الْمَشْرِقِFitnah itu datangnya dari sana, fitnah itu datangnya dari arah sana, sambil menunjuk ke arah timur (Nejed). HR. Muslim dalam Kitabul Fitan
يَخْرُجُ نَاسٌ مِنَ الْمَشْرِقِ يَقْرَأُوْنَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ يَمْرُقُوْنَ مِنَ الدِّيْنِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ لاَ يَعُوْدُوْنَ فِيْهِ حَتَّى يَعُوْدَ السَّهْمُ إِلَى فَوْقِهِ سِيْمَاهُمْ التَّحْلِيْقُ. رواه البخاريAkan keluar dari arah timur segolongan manusia yang membaca Al Qur’an namun tidak sampai melewati kerongkongan mereka (tidak sampai ke hati), mereka keluar dari agama seperti anak anah keluar dari busurnya, mereka tidak akan bisa kembali seperti anak panah yang tak akan kembali ke tempatnya,tanda-tanda mereka ialah bercukur (gundul) . HR. Bukhari no 7123, Juz 6 hal 20748. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majah, Abu Dawud dan Ibnu Hibban.Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berdoa
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ شَامِنَا, اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ يَمَنِنَاYa Allah, berikanlah kami berkah dalam negara Syam dan Yaman.
Para sahabat bertanya: Dan dari Nejed wahai Rasulullah, beliau berdoa: Ya Alloh, berikanlah kami berkah dalam negara Syam dan Yaman, dan pada yang ketiga kalinya beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
هُنَاكَ الزَّلاَزِلُ وَالْفِتَنُ وَبِهَا يَطْلَعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ وَفِيْ رِوَايَةٍ قَرْنَا الشَّيْطَانِDi sana (Nejed) akan ada keguncangan fitnah serta di sana pula akan muncul tanduk Syetan. Dalam riwayat lain: Dua tanduk Syetan.
Bani Hanifah adalah kaum nabi palsu Musailamah Al-Kadzdzab danMuhammad bin Su’ud. Kemudian dalam kitab tersebut Sayyid Alwi menyebutkan bahwa orang yang tertipu ini tiada lain ialah Muhammad bin Abdul Wahhab…”.
Dalam hadits-hadits tersebut dijelaskan, bahwa tanda-tanda mereka adalah bercukur (gundul). Dan ini adalah merupakan nash yang jelas ditujukan kepada para penganut Muhammad bin Abdul Wahab, karena dia telah memerintahkan setiap pengikutnya mencukur rambut kepalanya hingga mereka yang mengikuti tidak diperbolehkan berpaling dari majlisnya sebelum bercukur gundul. Hal seperti ini tidak pernah terjadi pada aliran-aliran sesat lain sebelumnya seperti yang dikatakan oleh Sayyid Abdur Rahman al-Ahdal: “Tidak perlu kita menulis buku untuk menolak Muhammad bin Abdul Wahhab, karena sudah cukup ditolak oleh hadits-hadits Rasulullah SAW itu sendiri yang telah menegaskan bahwa tanda-tanda mereka adalah bercukur (gundul), karena ahli bid’ah sebelumnya tidak pernah berbuat demikian”.
Al Allamah Sayyid Alwi bin Ahmad bin Hasan bin Al-Quthub Abdullah Al-Haddad menyebutkan dalam kitabnya “Jala’udz Dzolam” sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abbas bin Abdul Muthalib dari Nabi SAW:سَيَخْرُجُ فِيْ ثَانِيْ عَشَرَ قَرْنًا فِيْ وَادِيْ بَنِيْ حَنِيْفَةَ رَجُلٌ كَهَيْئَةِ الثَّوْرِ لاَيَزَالُُ يَلْعَقُ بَرَاطِمَهُ يَكْثُرُ فِيْ زَمَانِهِ الْهَرَجُ وَالْمَرَجُ يَسْتَحِلُّوْنَ أَمْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ وَيَتَّخِذُوْنَهَا بَيْنَهُمْ مَتْجَرًا وَيَسْتَحِلُّوْنَ دِمَاءَ الْمُسْلِمِيْنَAkan keluar di abad kedua belas nanti di lembah Bani Hanifah seorang lelaki, yang tingkahnya bagaikan sapi jantan (sombong), lidahnya selalu menjilat bibirnya yang besar, pada zaman itu banyak terjadi kekacauan, mereka menghalalkan harta kaum muslimin, diambil untuk berdagang dan menghalalkan darah kaum muslimin”. Al-Hadits.
INILAH JAWABANNYA
Demikianlah teks ucapannya sebagaimana termuat dalam Majalah ”Cahaya Nabawiy” Edisi 33 Th. III Sya’ban 1426 H (September 2005 M) hal. 15-17 tanpa saya kurangi atau tambahi (adapun penulisan cetak tebal dalam beberapa kata atau kalimat adalah dari admin blog). Ucapan di atas mendorong penulis menanggapinya dalam tiga point pembahasan:
I. Pertama: Dakwah Muhammad bin Abdul Wahhab Adalah Fitnah Nejed?([2])
Sebenarnya apa yang dilontarkan oleh saudara Masun Said Alwy di atas bukanlah hal baru melainkan hanyalah daur ulang dari para pendahulunya yang mempromosikan kebohongan ini, semisal al-Haddad dalam Mishbahul Anam hal. 5-7, al-A’jili dalam Kasyful Irtiyab hal. 120, Ahmad Zaini Dahlan dalam Durarus Saniyyah fir Raddi ‘alal Wahhabiyyah hal. 54([3]), Muhammad Hasan al-Musawi dalam al-Barahin al-Jaliyyah hal. 71, an-Nabhani dalam ar-Raiyah ash-Sughra hal. 27, dan lain-lain dari orang-orang yang hatinya disesatkan Allah. Semuanya berkoar bahwa maksud ”Nejed” dalam hadits-hadits di atas adalah Hijaz (Saudi Arabia sekarang) dan maksud fitnah yang terjadi adalah dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab!
Kebohongan ini sangat jelas bagi
orang yang dikaruniai hidayah ilmu dan diselamatkan dari hawa nafsu,
ditinjau dari beberapa segi:
A. Hadits itu saling menafsirkan
Bagi orang yang mau meneliti jalur-jalur
hadits ini dan membandingkan lafazh-lafazhnya, niscaya tidak samar lagi
baginya penafsiran makna Nejed yang benar dalam hadits ini. Dalam
lafazh yang dikeluarkan Imam Thabrani dalam Mu’jam al-Kabir 12/384 no.13422 dari jalur Ismail bin Mas’ud: Menceritakan kami Ubaidullah bin Abdullah bin Aun dari ayahnya dari Nafi’ dari Ibnu Umar – dengan lafazh:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ شَامِنَا,
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ يَمَنِنَا. فَقَالَهَا مِرَارًا, فَلَمَّا
كَانَ فِيْ الثَّالِثَةِ أَوْ الرَّابِعَةِ, قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ! وَفِيْ عِرَاقِنَا؟ قَالَ: إِنَّ بِهَا الزَّلاَزِلَ وَالْفِتَنَ وَبِهَا يَطْلَعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ
Wahai Alloh berkahilah kami dalam
Syam kami, wahai Alloh berkahi kami dalam Yaman kami. Beliau
mengulanginya beberapa kali, pada ketiga atau keempat kalinya, para
sahabat berkata, ”Wahai Rasulullah! Dalam Iraq kami?” Beliau menjawab, ”Sesungguhnya di sana terdapat kegoncangan dan fitnah dan di sana pula muncul tanduk setan.”
- Sanad hadits ini bagus. Ubaidullah seorang yang dikenal haditsnya, sebagaimana kata Imam Bukharidalam Tarikh al-Kabir 5/388/1247. Ibnu Abi Hatim berkata dalam al-Jarh wat Ta’dil 5/322 dari ayahnya, ”Shalih (bagus) haditsnya.”
- Dan dikuatkan dalam riwayat Ya’qub al-Fasawi dalam al-Ma’rifah 2/746-748, al-Mukhallish dalam al-Fawa’id al-Muntaqah 7/2-3, al-Jurjani dalam al-Fawa’id 2/164, Abu Nu’aim dalam al-Hilyah 6/133, dan Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimsyaq 1/120 dari jalur Taubah al-‘Anbari dari Salim bin Abdullah bin Umardari ayahnya dengan lafazh:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ مَكَّتِنَا, اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ مَدِيْنَتِنَا, اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ شَامِنَا, اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ صَاعِنَا وَبَارِكْ لَنَا فِيْ مُدِّنَا. فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُوْلَ اللهِ! وَفِيْ عِرَاقِنَا, فَأَعْرَضَ عَنْهُ, فَرَدَّدَهَا ثَلاَثًا, كُلُّ ذَلِكَ يَقُوْلُ الرَّجُلُ: وَفِيْ عِرَاقِنَا, فَيُعْرِضُ عَنْهُ, فَقَالَ: بِهَا الزَّلاَزِلُ وَالْفِتَنُ وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِWahai Alloh berkahilah kami dalam Makkah kami, wahai Alloh berkahilah kami dalam Madinah kami, wahai Alloh berkahilah kami dalam Syam kami. Wahai Alloh, berkahilah kami dalam sha’ kami dan berkahilah kami dalam mudd kami. Seorang bertanya, ”Wahai Rasulullah! Dalam Iraq kami.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpaling darinya dan mengulangi tiga kali. Namun tetap saja orang tersebut mengatakan, ”Dalam Iraq kami.” Nabi pun berpaling darinya seraya bersabda, ”Di sanalah kegoncangan dan fitnah dan di sana pula muncul tanduk setan.” (Sanad hadits ini shahih, sesuai syarat Bukhari-Muslim)
- Imam Muslim dalam Shahihnya 2905 meriwayatkan dari Ibnu Fudhail dari ayahnya, dia berkata, ”Saya mendengar ayahku Salim bin Abdullah bin Umar berkata:
يَا أَهْلَ الْعِرَاقِ! مَا أَسْأَلَكُمْ عَنِ الصَّغِيْرَةِ وَأَرْكَبَكُمْ عَنِ الْكَبِيْرَةِ, سَمِعْتُ أَبِيْ عَبْدَ اللهِ بْنَ عُمَرَ يَقُوْلُ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ n يَقُوْلُ : إِنَّ الْفِتْنَةَ تَجِيْئُ مِنْ هَا هُنَا وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ نَحْوَ الْمَشْرِقِ, مِنْ حَيْثُ يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِWahai penduduk Iraq! Alangkah seringnya kalian bertanya tentang masalah-masalah sepele dan alangkah beraninya kalian menerjang dosa besar! Saya mendengar ayahku Abdullah bin Umar mengatakan, ”Saya mendengar Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, ’Sesungguhnya fitnah datangnya dari arah sini –beliau sambil mengarahkan tangannya ke arah timur–, dari situlah muncul tanduk setan….’”
Riwayat ini sangat jelas menunjukkan bahwa maksud ”arah timur” adalah Iraq sebagaimana dipahami oleh Salim bin Abdullah bin Umar.
- Al-Khaththabi berkata dalam I’lam Sunan 2/1274, ”Nejed: arah timur. Bagi penduduk kota Madinah, nejednya adalah Iraq dan sekitarnya. Asli makna ’Nejed’ adalah setiap tanah yang tinggi, lawan kata dari ’Ghaur’ yaitu setiap tanah yang rendah seperti Tihamah (sebuah kota di Makkah–pen) dan Makkah. Fitnah itu muncul dari arah timur dan dari arah itu pula keluar Ya’juj dan Ma’juj serta Dajjal sebagaimana diriwayatkan dalam banyak hadits.”
- Demikian pula dijelaskan oleh para ulama lainnya seperti:
- al-‘Aini dalam Umdatul Qari 24/200,
- al-Kirmani dalam Syarh Shahih Bukhari 24/168,
- al-Qashthalani dalam Irsyad Sari 10/181,
- Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 13/47,
- dan sebagainya.
Hal ini dapat kita temukan juga dalam kitab-kitab kamus bahasa Arab seperti al-Qamus al-Muhith oleh ar-Razi dan Lisanul Arab oleh Ibnu Manzhur, dan dalam kitab-kitab gharib hadits seperti an-Nihayah fi Gharib Haditsoleh Ibnu Atsir.
Dengan sedikit keterangan di atas, jelaslah bagi orang yang memiliki pandangan, bahwa maksud ”Nejed” dalam riwayat hadits di atas bukanlah nama negeri tertentu, tetapi untuk setiap tanah yang lebih tinggi dari sekitarnya. Dengan demikian maka Nejed yang dikenal oleh dunia Arab banyak sekali jumlahnya. (lihat Mu’jam al-Buldan 5/265, Taj al-Arus 2/509, Mu’jam al-Mufahras li Alfazh Hadits 8/339)
- Jadi, Nejed yang merupakan tempat munculnya tanduk setan dan sumber kerusakan (fitnah) adalah arah Iraq. Karena itulah timur kota Madinah Nabawiyah. Maka seluruh riwayat dan lafazh hadits ini kalau digabungkan, ternyata saling menafsirkan antara satu dengan lainnya, sebagaimana hal ini juga dikuatkan oleh penafsiran para ulama –yang terdepan adalah Salim, anak Ibnu Umar-radhiyallahu a’nhu-dan para pakar ahli bahasa.
.
(2) Sejarah dan fakta lapangan membuktikan kebenaran hadits Nabi n/ di atas. Benarlah, Iraq adalah sumber fitnah([4]), baik yang telah terjadi maupun yang belum terjadi. Seperti:
- Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj,
- Perang Jamal,
- Perang Shifin,
- Fitnah Karbala’,
- Tragedi Tartar.
- Demikian pula munculnya kelompok-kelompok sesat seperti
- Khawarij yang muncul di kota Harura’ –kota dekat Kufah–,
- Rafidhah (Syi’ah) –hingga kini masih kuat–,
- Mu’tazilah,
- Jahmiyah, dan
- Qadariyah.
Awal kemunculan mereka di Iraq, sebagaimana dalam hadits pertama Shahih Muslim.
Dan kenyataan yang kita saksikan dengan mata kepala pada saat ini, keamanan di Iraq terasa begitu mahal.
Banyak peperangan dan pertumpahan darah, serta andil (campur tangan)
orang-orang kafir dalam menguasai Iraq. Kita berdo’a kepada Alloh agar
memperbaiki keadaan di Iraq, menetapkan langkah para mujahidin di Iraq
dan menyatukan barisan mereka. Amiin.
- Ibnu Abdil Barr berkata dalam al-Istidzkar (27/248), ”Rasulullah mengkhabarkan datangnya fitnah dari arah timur, dan memang benar secara nyata bahwa kebanyakan fitnah muncul dari timur dan terjadi di sana. Seperti perang Jamal, perang Shifin, terbunuhnya al-Husain, dan lain sebagainya dari fitnah yang terjadi di Iraq dan Khurasan semenjak dahulu hingga sekarang. Akan sangat panjang kalau mau diuraikan. Memang, fitnah terjadi di setiap penjuru kota Islam, namun terjadinya dari arah timur jauh lebih banyak.”
- Syaikh Abdur Rahman bin Hasan berkata dalam Majmu’atur Rasa’il wal Masa’il (4/264-265), ”Telah terjadi di Iraq beberapa fitnah dan tragedi mengerikan yang tidak pernah terjadi di Nejed Hijaz. Hal itu diketahui oleh seorang yang menelaah sejarah, seperti keluarnya Khawarij, pembunuhan al-Husain, fitnah Ibnu Asy’ats, fitnah Mukhtar yang mengaku sebagi nabi … dan apa yang terjadi pada masa pemerintahan Hajjaj berupa pertumpahan darah, sangat panjang kalau mau diuaraikan.”
- Syaikh Mahmud Syukri al-Alusi al-Iraqi berkata dalam Ghayatul Amani (2/180), ”Tidak aneh, Iraq memang pusat fitnah dan musibah. Penduduk Islam di sana selalu dihantam fitnah satu demi satu. Tidak samar lagi bagi kita, fitnah ahli Harura’ (kelompok Khawarij–pen) yang mencemarkan Islam. Fitnah Jahmiyah yang banyak dikafirkan oleh mayoritas ulama salaf juga muncul dan berkembang di Iraq. Fitnah Mu’tazilah dan ucapan mereka terhadap Hasan al-Bashri serta lima pokok ajaran mereka yang berseberangan dengan paham Ahli Sunnah begitu masyhur. Fitnah ahli bid’ah kaum sufi yang menggugurkan beban perintah dan larangan yang berkembang di Bashrah. Dan fitnah kaum Rafidhah dan Syi’ah serta perbuatan ghuluw (berlebihan) mereka terhadap ahli bait, ucapan kotor terhadap Ali bin Abu Thalib-radhiyallahu a’nhu- serta celaan terhadap pembesar para sahabat, merupakan hal yang sangat masyhur juga.”
.
(3) Anggaplah bahwa ”Nejed” yang
dimaksud hadits di atas adalah Nejed Hijaz, tetap saja tidak mendukung
keinginan mereka, sebab hadits tersebut hanya mengkhabarkan terjadinya
fitnah di suatu tempat, tidak menvonis perorangan seperti Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
Terjadinya suatu fitnah di suatu tempat, tidaklah mengharuskan
tercelanya setiap orang yang bertempat tinggal di tempat tersebut.
- Bukankah Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- juga mengkhabarkan akan terjadi fitnah di kota Madinah Nabawiyah?! Seandainya terjadinya fitnah di suatu tempat pasti mengakibatkan setiap penduduknya tercela, maka itu artinya seluruh penduduk Madinah tercela, padahal tak seorangpun mengatakan hal ini. Bahkan tidak ada suatu tempat pun di dunia ini –baik telah terjadi maupun belum– kecuali akan terjadi fitnah di dalamnya. Lantas akankah seseorang berani mencela seluruh kaum muslimin seantero dunia?! Jadi, timbangan celaan seorang bukanlah karena dia lahir di tempat ini atau itu. Tetapi timbangannya adalah kalau dia sebagai pencetus fitnah berupa kekufuran, kesyirikan, dan kebid’ahan. (Shiyanatul Insan ‘an Waswasah Syaikh Dahlan hal. 498-500 oleh Syaikh Muhammad Basyir al-Hindi)
- Syaikh Abdur Rahman bin Hasan mengatakan, ”Bagaimanapun juga, celaan itu silih berganti waktu tergantung kepada penduduknya, sekalipun memang tempat itu bertingkat-tingkat keutamaannya. Tempat maksiat pada suatu waktu bisa saja akan menjadi tempat ketaatan di waktu lain, demikian pula sebaliknya.
- Seandainya Nejed tercela karena Musailamah (al-Kadzdzab) setelah kemusnahannya bersama para pengikutnya, niscaya Yaman juga tercela karena Aswad al-Ansiy yang mengaku nabi….
- Kota Madinah tidaklah tercela karena kaum Yahudi tinggal di sana dan kota Makkah tidaklah tercela disebabkan penduduknya dahulu mendustakan Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan memusuhi dakwahnya.” (Majmu’atur Rasa’il wal Masa’il 4/265).
Syaikh Abdul Lathif bin Abdur Rahman bin Hasan berkata dalam Minhaj Ta’sis wa Taqdis hal. 92,
”Timbangan keutamaan itu tergantung pada penduduknya, berbeda dan berpindah bersama ilmu dan agama. Kota dan desa yang paling utama di setiap waktu adalah yang paling banyak ilmu dan sunnahnya, dan sejelek-jelek kota adalah yang paling sedikit ilmu, paling banyak kejahilan, kebid’ahan, dan kesyirikan, paling lemah dalam menjalankan sunnah dan jejak salafush shalih. Jadi, keutamaan kota itu tergantung kepada penduduk dan orangnya.”
Sebagai kesimpulan, penulis ingin menurunkan ucapan berharga dari penjelasan ahli hadits abad ini,Muhammad Nashiruddin al-Albani yang telah menepis salah paham hadits ini dalam berbagai kesempatan. Beliau berkata setelah takhrij hadits yang panjang,
”Sengaja saya memperluas keterangan takhrij hadits shahih ini serta menyebutkan jalur dan lafazh-lafazhnya, karena sebagian ahli bid’ah yang memerangi sunnah dan menyimpang dari tauhid telah mencela Imam Muhammad bin Abdul Wahhab, pembaharu dakwah tauhid di jazirah Arab, dan mereka mengarahkan hadits ini pada beliau, dengan alasan karena beliau berasal dari Nejed yang populer saat ini.Mereka tidak tahu atau memang pura-pura tidak tahu bahwa hal itu bukanlah yang dimaksud oleh hadits ini, namun yang dimaksud adalah Iraq sebagaimana dijelaskan oleh kebanyakan jalur hadits ini. Demikianlah yang ditegaskan oleh para ulama semenjak dahulu seperti Imam Khaththabi,Ibnu Hajar al-Asqalani, dan sebagainya.Mereka tidak tahu juga bahwa orang yang berasal dari negeri tercela tidaklah otomatis dia tercela kalau memang dia orang yang shalih. Demikian pula sebaliknya, betapa banyak orang fajir dan fasik di Makkah, Madinah, dan Syam. Dan betapa banyak orang alim dan shalih di Iraq([5])? Alangkah bagusnya ucapan Salman al-Farisi kepada Abu Darda’ tatkala mengajak dirinya hijrah dari Iraq ke Syam, ”Amma ba’du, sesungguhnya negeri yang mulia tidaklah membuat seorang pun menjadi mulia, namun yang membuat mulia ialah amal perbuatannya.”(Silsilah Ahadits Shahihah 5/305)
Beliau juga berkata,
”Jalur-jalur hadits ini menguatkan bahwa arah yang diisyaratkan oleh Nabi adalah arah timur, yang tepatnya adalah Iraq, sebagaimana anda lihat secara jelas dalam sebagian riwayat. Hadits ini merupakan tanda diantara tanda-tanda kenabian, sebab awal fitnah adalah dari arah timur, yang merupakan penyebab perpecahan di tengah kaum muslimin, demikian pula bid’ah-bid’ah muncul dari arah yang sama, seperti bid’ah Syi’ah, Khawarij, dan sebagainya. Imam Bukhari 7/77 dan Ahmad 2/85, 153 meriwayatkan dari Ibnu Abi Nu’min, bahwasanya dia menyaksikan Ibnu Umar -radhiyallahu a’nhu-ketika ditanya oleh seorang dari Iraq tentang hukum membunuh lalat bagi muhrim (orang yang sedang ihram). Maka berkata Ibnu Umar,’Wahai penduduk Iraq! Kalian bertanya kepadaku tentang orang muhrim membunuh lalat, padahal kalian telah membunuh anak putri-Rasulullah, sedangkan beliau (Nabi) sendiri bersabda: Keduanya (al-Hasan dan al-Husain) adalah kesayanganku di dunia.’”(Silsilah Ahadits Shahihah 5/655-656)
Beliau juga berkata,
”Apa yang dikhabarkan oleh Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah terbukti. Sebab kebanyakan fitnah besar munculnya dari Iraq, seperti peperangan antara Ali dan Mu’awiyah, antara Ali dan Khawarij, antara Ali dan Aisyah, dan sebagainya yang disebutkan dalam kitab-kitab sejarah. Dengan demikian, hadits ini merupakan salah satu mu’jizat dan tanda-tanda kenabiannya.”(Takhrij Ahadits Fadha’il Syam wa Dimsyaq, hal. 26-27)
.
II. Kedua: Muhammad bin Abdul Wahhab dan cukur rambut([6])
Adapun tudingan saudara Masun Said Alwy bahwa Muhammad bin Abdul Wahhab memerintahkan setiap pengikutnya mencukur rambut kepalanya dan ini termasuk dalam hadits Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-tentang Khawarij, ”Tanda mereka adalah cukur rambut.”
- Kebohongan ini pun bukanlah hal yang baru. Ini hanya daur ulang dari para pembohong sebelumnya seperti:
- Jamil az-Zuhawi al-Iraqi dalam al-Fajr ash-Shadiq dan
- Ahmad Zaini Dahlan dalam Durarus Saniyyah,
- dan lain-lain.
Tuduhan ini sangat mentah. Tujuan di
balik itu sangat jelas, yaitu melarikan manusia dari dakwah yang
disebarkan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
Ada beberapa point untuk mendustakan tuduhan ini:
(1) Mereka mendustakan tuduhan bohong ini
- Syaikh Abdullah bin Muhammad bin Abdul Wahhab berkata tatkala membantah tuduhan bahwa ulama dakwah mengkafirkan orang yang tidak mencukur rambut kepalanya, ”Sesungguhnya ini adalah kedustaan dan kebohongan kepada kami. Seorang yang beriman kepada Alloh dan hari akhir tidak mungkin melakukan hal ini. Karena kekufuran dan kemurtadan tidaklah terealisasikan kecuali dengan mengingkari perkara-perkara agama yang maklum bi dharurah (diketahui oleh semua). Macam-macam kekufuran, baik yang berupa ucapan maupun perbuatan adalah perkara yang maklum bagi para ahli ilmu. Tidak mencukur rambut kepala bukanlah termasuk di antaranya (kekufuran atau kemurtadan), bahkan kamipun tidak berpendapat bahwa mencukur rambut adalah sunnah, apalagi wajib, apalagi kufur keluar dari Islam bila ditinggalkan.” (Durarus Saniyyah 10/275-276, cet. kelima)
- Syaikh Sulaiman bin Sahman berkata, ”Ini termasuk kebohongan, kedustaan, kezhaliman, dan penganiayaan.” (adh-Dhiya’ asy-Syariq hal. 119)
- Syaikh Muhammad Basyir al-Hindi berkata juga, ”Ini adalah kedustaan yang sangat jelas dan kebohongan yang sangat keji.” (Shiyanatul Insan ‘an Waswasah Syaikh Dahlan hal. 560)
(2) Pendapat Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab tentang mencukur rambut
- Merupakan bukti yang menguatkan kebohongan tuduhan ini, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab telah menjelaskan pendapatnya dalam masalah mencukur rambut atau memeliharanya, yang menyelisihi tuduhan musuh-musuhnya. Beliau berkata, ”Imam Ahmad pernah ditanya tentang seorang yang memelihara rambutnya? Dia menjawab, ’Sunnah yang bagus, seandainya kami mampu maka kami akan melakukannya. Rambut Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- sampai ke bahunya.’ Dan disunnahkan sifat rambut seorang seperti sifat rambut Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Kalau panjang maka sampai ke bahu, kalau pendek maka sampai ke daun telinga.”
- Beliau juga berkata, ”Dibencikah mencukur rambut kepala pada selain haji dan umrah? Ada dua riwayat;Pertama: Dibenci, berdasarkan sabda Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- tentang Khawarij, ’Tanda mereka adalah bercukur.’ Kedua: Tidak dibenci, berdasarkan larangannya tentang qaza’ (mencukur sebagian rambut dan membiarkan sebagian lainnya), ’Cukurlah semua atau biarkan semua.’ (HR. Abu Dawud). Ibnu Abdil Barr berkata, ’Para ulama di setiap tempat bersepakat bolehnya bercukur.’ Cukuplah ini sebagai hujjah.” (Mukhtashar al-Inshaf wa Syarh al-Kabir, kumpulan karya Syaikh Ibnu Abdil Wahhab 1/28, cet. Jami’ah Imam)
(3) Pendapat Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab tentang Khawarij
- Bagaimana mungkin Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dikategorikan termasuk hadits yang disinyalir Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- tentang Khawarij, padahal beliau sendiri berlepas diri dari Khawarij. Perhatikan ucapannya, ”Telah mutawatir hadits-hadits dari Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- tentang ciri-ciri khawarij, kejelekan mereka serta anjuran memerangi mereka.” (Mukhtashar Sirah Rasul hal. 498)
(4) Ibadah dengan mencukur gundul merupakan syi’ar Khawarij
- Adapun ucapan saudara ”Hal seperti ini tidak pernah terjadi pada aliran-aliran sesat lain sebelumnya”, ini merupakan kesalahan dan kejahilan. Sebab ibadah dengan cukur gundul ini adalah syi’ar aliran sesat Khawarij dan diikuti sebagian sufi.
Syaikh Muhammad Rasyid Ridha berkata dalam Fatawanya (hal. 347): ”Alasan para ulama membenci cukur rambut dan menganggapnya menyelisihi sunnah karena hal itu adalah syi’ar Khawarij dahulu.” (lihat pula Aridhatul Ahwadzi 7/256 oleh Ibnul Arabi dan Fathul Bari 13/669 oleh Ibnu Hajar)
- Dan (syi’ar) ini juga diikuti oleh sebagian kelompok sufi, sebagaimana dijelaskan oleh:
- Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam: al-Istiqamah 1/256
- dan muridnya, Ibnul Qayyim, dalam Ahkam Ahli Dzimmah2/749.
Maka ucapan “Hal ini tidak pernah terjadi pada aliran-aliran sesat lain sebelumnya” adalah kejahilan dan kesalahan.
.
III. Ketiga: Berdusta atas nama hadits([7])
Adapun hadits yang dinukil oleh saudara Masun Said Alwy dari kitab “Jala’udz Dzolam fir Raddi ‘ala Najdi Al-Ladzi Adholla Awam” oleh Sayyid Alwy al-Haddad dari Abbas bin Abdul Muthallib, maka ini adalah kebodohan di atas kebodohan. Sebab hadits ini tidak ada asal usulnya sama sekali dalam kitab-kitab hadits, tetapi tetap dijadikan argumen untuk mendukung hawa nafsunya.
- Anda jangan tertipu dengan ucapan di akhirnya: “Al-Hadits”!!
Seandainya itu diriwayatkan oleh ahli hadits, maka mengapa tidak dia sebutkan?! Apa beratnya? Lebih terkejut lagi, kalau anda tahu bahwa ucapan “Al-Hadits” ini sebenarnya bukan dari kitab aslinya, melainkan hanyalah ucapan Masun Said Alwy.
- Seharusnya saudara Masun Said Alwy menukil takhrij lucu dari kitab aslinya. Si pengarang kitab tersebut mengatakan, ”Hadits ini memiliki syawahid (penguat-penguat) yang mendukung maknanya, sekalipun tidak diketahui siapa yang meriwayatkannya.” !!
- Kalau memang tidak diketahui siapa yang meriwayatkannya, mengapa dia berdalil dengannya?! Jadi, hadits ini hanyalah buatan orang tersebut dan yang semodel dengannya. Dia berdusta atas nama Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- secara terang-terangan di depan makhluk. Aduhai, alangkah rusaknya hati yang berani berbuat demikian, dan alangkah buruknya hati yang mencintai orang-orang model mereka! Mereka berdusta atas nama Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan mengaku cinta Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-. Mungkinkah dua hal ini dapat bersatu di hati seseorang?! Sekali-kali tidak, kecuali di hati seorang ahli bid’ah dan pendusta.
- Sungguh lucu ucapannya “Tidak diketahui siapa yang meriwayatkannya”. Seandainya dia menyandarkannya kepada kitab yang tidak ada wujudnya, niscaya akan lebih laris kebohongannya di tengah-tengah orang-orang jahil, bukan bagi para ulama yang mengetahui cahaya ucapan Nabi.
Kami harap anda jangan heran, karena berdusta dan menyebarkan hadits-hadits dusta adalah kebiasaan setiap penggemar bid’ah.
.
PENUTUP & NASIHAT
Usai kita menanggapi tiga permasalahan
di atas, penulis merasa perlu menyodorkan nasihat bagi kita semua dan
secara khusus kepada saudara Masun Said Alwy, penulis artikel
”Membongkar Kedok Wahabi”:
(1) Hendaknya kita mempelajari makna hadits dengan bantuan kitab-kitab syarah (penjelasan) para ulama agar tidak ngawur menafsirkannya.
- Alangkah indahnya ucapan Sufyan bin ‘Uyainah:
يَا أَصْحَابَ الْحَدِيْثِ تَعَلَّمُوْا مَعَانِيَ الْحَدِيْثِ فَإِنِّيْ تَعَلَّمْتُ مَعَانِيَ الْحَدِيْثِ ثَلاَثِيْنَ سَنَةًWahai penuntut ilmu hadits! Pelajarilah makna hadits, sesungguhnya saya mempelajari makna hadits selama tiga puluh tahun.
(2) Hendaknya kita lebih selektif dan kritis dalam menerima berita, sebagaimana yang diperintahkan Alloh dalam kitab-Nya (yang artinya):
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti. (QS. al-Hujurat: 6)
- Syaikh Muhammad Rasyid Ridha berkata, ”Sesungguhnya telah sampai kepada para ulama India dan Yaman berita-berita tentang Syaikh Ibnu Abdil Wahhab. Lalu mereka membahas, memeriksa, dan meneliti sebagaimana perintah Alloh, hingga jelaslah bagi mereka bahwa para pencelanya adalah pembohong yang tidak amanah.” (Muqaddimah Syiyanatul Insan hal. 29-30)
- Maka kepada para pendengki dakwah ini, bersikap adillah kalian dan periksalah berita yang sampai kepada kalian, niscaya kalian akan segera sadar bahwa kalian dibutakan dengan kedustaan dan tuduhan!
(3) Seringkali kami menasehatkan
kepada saudara-saudara kami agar waspada dalam menyampaikan hadits
lemah dan palsu, apalagi dusta yang tidak ada asal usulnya.
Ditambah lagi, apabila hal itu untuk mendukung selera hawa nafsu. Semua
itu dosa yang sangat berbahaya, karena termasuk dusta atas nama Nabi-shallallahu ‘alaihi wa sallam-.
- Sebagaimana kami nasehatkan juga agar kita selektif dalam menyebutkan hadits, yaitu hendaknyadisertai riwayatnya, jangan hanya sekedar menyebutkan “al-Hadits” begitu saja.
Akhirnya kita memohon kepada Alloh hidayah dan taufiq, sesungguhnya Dia Maha Pemurah.
.
artikel: http://abiubaidah.com
([1]) Seperti tuduhan kejinya bahwa Muhammad bin Abdul Wahhab adalah alat Inggris untuk menyebarkan ajaran barunya, mengkafirkan kaum muslimin, punya keinginan mengaku nabi, merendahkan Nabi n/ dan melecehkannya, menghancurkan makam-makam bersejarah dan tuduhan-tuduhan dusta lainnya. Penulis telah berniat membongkar kebohongan-kebohongan ini secara terperinci pada edisi ini tetapi keterbatasan halaman mengurungkan niatnya. Semoga pada edisi-edisi berikutnya, Alloh memudahkan terwujudnya niat baiknya.Amiin.
([2]) Disadur dari kitab al-Iraq fi Ahadits wa Atsar al-Fitan oleh Syaikh Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan Alu Salman, cet. Maktabah al-Furqan.
([3]) Telah diulas bantahannya dalam majalah AL FURQON Edisi 3 Tahun V Rubrik ”Kutub”. Silakan baca kembali.
([4]) Oleh karenanya, para ulama menjadikan hadits ini sebagai salah satu tanda-tanda kenabian Nabi Muhammad n/. Lihat Umdatul Qari 24/200 oleh al-’Aini dan Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah 5/655, dan Takhrij Ahadits Fadhail Syam hal. 26-27 oleh al-Albani.
([5]) ”Tak
seorang muslim pun mengatakan tercelanya para ulama Iraq. Bagaimana
tidak, para pembesar ahli hadits, fiqh, dan jarh wa ta’dil, mayoritas
mereka dari Iraq.” (Mishbah Zhalam hal. 336)
([6]) Disadur dari risalah Sya’rus ar-Ra’si oleh Sulaiman bin Shalih al-Khurasyi.
([7]) Lihat Muqaddimah Hadzihi Mafahimuna oleh Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alu Syaikh.
sumber : http://abiubaidah.com/kritikhadits-wahabi.html/
Pemerintahan Imam Mahdi Selepas Kematian Dajjal
1. Nabi Isa AS Turun Menyelamatkan Umat IslamA. Sabda Nabi SAW,
“Ketika al-Mahdi dan umat Islam yang turut berada di Baitulmaqdis mahu mengerjakan sembahyang subuh, tiba-tiba Isa bin Maryam turun. Maka al-Mahdi mundur ke belakang agar Nabi Isa ke hadapan untuk menjadi imam (sembahyang subuh mereka). Lantas Nabi Isa meletakkan kedua-dua belah tangannya ke atas kedua-dua belah bahu al-Mahdi sambil berkata,
“Silakan maju ke hadapan dan jadi imamlah. Sesungguhnya (sembahyang subuh) ini diiqamatkan untukmu.” Maka al-Mahdi menjadi imam bagi para mukmin dan Nabi Isa AS.” (Ibnu Majah & Abu Nuaim)
B. Sabda Nabi SAW,
“Al-Mahdi memalingkan kepalanya ke kanan dan ke kiri (memerhatikan makmum pada saf pertama), maka ketika itulah Nabi Isa turun dari langit, laksana menitisnya air daripada rambut al-Mahdi. Lantas al-Mahdi berkata, “Sila ke depan dan jadilah imam (kami).”
Nabi Isa menjawab,
“Sesungguhnya sembahyang ini diiqamatkan untukmu.” Kemudian Nabi Isa
sembahyang di belakang seorang lelaki daripada keturunanku.” (At-Tabrani & Abu Nuaim)
Setelah cukup empat puluh hari Dajjal memerintah dunia dengan keadaan yang amat menderitakan seluruh kemanusiaan, manusia yang mengikutinya mulai amat sedar betapa silapnya mereka karena terlalu mengikut cakap-cakap Dajjal itu. Betapa jauhnya perbedaan antara pemerintahan Islam sebelumnya dengan pemerintahan Dajjal yang sedang memerintah pada hari ini.
Pemerintahan Islam cukup ideal dan baik, membawa rahmat yang tidak terhingga kepada seluruh manusia, malah yang kafir pun turut mendapat limpahan nikmat yang Allah turunkan. Pemerintahan Dajjal ini bukannya membawa kebaikan, malah orang yang menuhankannya pun turut mendapat
susah dan takut. Begitu jauhnya perbedaan antara kedua-dua bentuk pemerintahan ini. Namun untuk berpatah balik amatlah sukar pula, malah boleh dikatakan bahwa pintu taubat sudahpun Allah tutup untuk setiap yang mengikut Dajjal itu. Maka mereka menjadi golongan yang amat menyesal.
Dalam keadaan yang penuh menyesal itulah Allah turunkan Nabi Isa AS kepada umat Islam, membawa khabar berita yang amat menggembirakan seluruh umat Islam yang sedang sangat menderita itu. Turunnya Nabi Isa AS bukanlah sebagai seorang rasul yang akan mengembangkan ajaran baru. Tugas itu sudahpun ditutup dengan wafatnya Rasulullah SAW lebih seribu empat ratus
tahun dahulu.
Tugas pertama Nabi Isa AS adalah sebagai pembunuh Dajjal. Untuk tujuan itu, Nabi Isa AS diturunkan oleh Allah pada waktu subuh, ketika umat Islam sedang berdiri untuk mengerjakan sembahyang subuh. Turunnya Nabi Isa AS ini memang mengejutkan seluruh umat Islam. Selepas sembahyang subuh itulah Nabi Isa AS bersiap-siap untuk membunuh Dajjal seperti yang Allah SWT
perintahkan kepadanya sebelum turun ke bumi ini.
Dari mana turunnya Nabi Isa AS itu tidak perlulah dikaji-kaji dan dicungkil-cungkil. Yang penting sekali, Nabi Isa AS sudahpun turun semula ke dunia, dalam keadaan seolah-olah orang yang baru berusia 33 tahun, sama seperti keadaannya sewaktu diselamatkan oleh Allah daripada ditangkap oleh Yahuza Iskarius, anak muridnya yang membelot dahulu.
2. Nabi Isa AS Menjadi Makmum
A. Nabi SAW bersabda,
“Sekumpulan orang dari umatku akan berjuang menegakkan kebenaran sehingga hampir tibanya kiamat, apabila Isa anak Marian AS turun, dan pemimpin mereka memintanya mengimamkan sembahyang, tetapi Isa AS menolaknya sambil berkata, “Tidak, sesungguhnya di kalangan kamu
ada orang yang Allah telah jadikannya pemimpin ke atas yang lain dan Dia telah
menzahirkannya untuk kamu semua.” (Muslim)
Allah SWT telah menurunkan Nabi Isa AS sebagai suatu rahmat bagi sekalian umat Islam yang ada pada masa itu. Dan sebelum Nabi Isa AS turun semula ke dunia ini, Allah akan turunkan terlebih dahulu Dajjal. Sebelum Dajjal itu dimunculkan ke dunia ini, Allah akan utuskan Imam Mahdi untuk memimpin seluruh manusia kepada Islam dan iman yang hakiki. Sebelum Imam Mahdi
muncul, wajib muncul dahulu Pemuda Bani Tamim yang akan mendirikan tapak pemerintahan untuk Imam Mahdi. Jadinya, ketiga-tiga pemimpin besar Islam itu dan juga Dajjal keluarnya adalah berturutturut dan berkait-kait, tidak dapat dipisahkan lagi.
Dan keempat-empat mereka ini adalah sekumpulan tanda-tanda besar kiamat yang awal. Selepas Nabi Isa AS wafat, maka kiamat sudah tidak dapat
dielakkan lagi dan hanya menunggu saat saja untuk berlaku. Nabi Isa AS turun pada kali ini adalah sebagai seorang umat Islam, bukan sebagai seorang
rasul. Tugasnya sebagai seorang rasul sudah terhapus walaupun jawatannya tetap ada dan tetap juga berjawatan Ulul Azmi seperti dahulu.
Hanya tugasnya menjalankan risalah saja yang sudah tidak ada lagi. Jika ada pun, hanyalah menjalankan risalah agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, seperti yang biasa dilakukan oleh Imam Mahdi dan pendakwah-pendakwah lain. Itu saja dan tidak lebih daripada itu.
3. Nabi Isa AS Membunuh Dajjal
A. Sabda Nabi SAW,
“… Kemudian semasa tentara Islam sedang mempersiapkan perang dan mengatur barisan, dan pada masa itu sembahyang akan didirikan, Isa bin Maryam turun, lalu mendatangi tentara Islam ini. Ketika itu, apabila musuh-musuh Islam melihat Isa bin Maryam, maka mereka pun (hancur)
luluh seperti luluhnya garam di dalam air. Seandainya Isa bin Maryam tidak mendatangi (untuk membunuh) mereka, musuh-musuh Islam itu telahpun (sedia) luluh, sehingga dapat dikalahkan dengan mudah saja.
Akan tetapi Allah (memang telah menetapkan bahwa Dia) bermaksud
mahu membunuh Dajjal itu melalui tangan Nabi Isa. Kemudian Nabi Isa memperlihatkan darah Dajjal yang mengalir di hujung tombaknya (kepada umat Islam itu).” (Muslim)
B. Sabda Nabi SAW,
“Dajjal itu diikuti oleh 70,000 orang Yahudi Asbihan yang semuanya memakai jubah hijau. Apabila mereka melihat Nabi Isa, maka luluhlah mereka seperti luluhnya garam di dalam air. Maka Dajjal pun melarikan diri (daripada Nabi Isa AS).
Nabi Isa kemudian berkata, “Aku pasti akan membunuh kamu dan kamu tidak akan berupaya memukul aku.” Nabi Isa (mengejar) lalu menangkapnya di Pintu Lud, suatu bandar dekat Baitulmaqdis, bahagian timur, lalu Nabi Isa membunuhnya. Setelah itu, Allah memporak-perandakan orang-orang Yahudi dan mereka dibunuh semahu-mahunya.”
Sebenarnya Dajjal dan bala tentaranya itu memang boleh dan mampu dilawan oleh orangorang Islam yang ada itu tetapi Allah SWT memang bermaksud mahu membunuh Dajjal itu melalui tangan Nabi Isa AS seorang, tidak oleh orang lain. Dan selepas turunnya Nabi Isa AS itu, seluruh kelengkapan Dajjal yang tersergam megah itu hancur berkecai dan rosak binasa, tidak ada satu pun
yang tinggal lagi. Orang-orang Yahudi yang mengikut Dajjal itu juga porak-peranda dikerjakan oleh orang-orang Islam.
Tidak ada seorang pun yang selamat melainkan habis semuanya dibunuh oleh
mereka. Akhirnya habislah riwayat bangsa Yahudi dari atas muka bumi ini untuk selama-lamanya. Yang tinggal hanyalah orang-orang Yahudi yang telah sedia memeluk agama Islam.
4. Masanya Nabi Isa AS Turun ke Dunia
A. Kata tabiin RH,
“Dajjal mengepung para mukminin di dalam Baitulmaqdis. Kemudian mereka (kekurangan makanan sehingga) ditimpa kelaparan yang amat sangat sehingga (terpaksa) memakan tulangtulang yang telah dibuat tali. Dalam keadaan seperti inilah, tiba-tiba mereka mendengar satu suara pada akhir malam. Serentak mereka berkata, “Sungguh ini adalah suara seorang lelaki yang kenyang!” Kemudian mereka (mencari dan) melihatnya. Tidak disangka-sangka dia adalah
Isa bin Maryam. Sebentar kemudian, sembahyang subuh akan didirikan.
Tokoh-tokoh Islam mempersilakan al-Mahdi untuk menjadi imam sembahyang tetapi al-Mahdi (pula) mempersilakan Nabi Isa. Kemudian Nabi Isa bertindak sebagai imam. Seterusnya dia menjadi imam sembahyang pada setiap waktu selepas itu.”
B. Sabda Nabi SAW,
“Ketika al-Mahdi dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba Allah menurunkan al-Masih Ibnu Maryam di tepi menara putih di Damsyik sambil kedua-dua tangannya diletakkan di atas sayap dua malaikat. Nabi Isa terus mencari Dajjal sampai ditemuinya di depan Pintu Lud, lalu dibunuhnya.” (Muslim)
Nabi Isa AS turun semula ke dunia ini pada waktu subuh, iaitu ketika azan telah dilaungkan dan iqamat akan dibacakan. Semasa Nabi Isa AS turun itulah iqamat dibacakan untuk Imam Mahdi mengimamkan sembahyangnya. Apabila Imam Mahdi melihat Nabi Isa AS datang kepada mereka, beliau mempersilakan Nabi Isa AS menjadi imam sembahyang mereka.
Yang dimaksudkan Nabi Isa AS menjadi imam sembahyang itu adalah di tempat lain, karena wilayah pemerintahan Imam Mahdi amatlah luas dan masjid pula amat banyak. Maka Nabi Isa AS seterusnya dilantik oleh Imam Mahdi untuk menjadi imam sembahyang di sebuah masjid yang besar, memimpin umat Islam dalam sembahyang mereka.
5. Nabi Isa AS Turun Pada Waktu Subuh
A. Sabda Nabi SAW,
“Mereka (orang-orang Arab) pada ketika itu sedikit. Tokoh-tokoh umat Islam berada di Baitulmaqdis. Imam mereka adalah al-Mahdi, seorang lelaki yang (amat) soleh. Ketika imam mereka sedang melangkah untuk melakukan sembahyang subuh, tiba-tiba Isa bin Maryam turun bertepatan dengan takbirnya imam.” (Ibnu Majah)
B. Sabda Nabi SAW,
“Orang-orang mukmin ketika itu berjumlah sedikit sekali. Tokoh-tokoh mereka berada di Baitulmaqdis. Dan imam mereka adalah seorang lelaki yang (amat) soleh. Kemudian Dajjal keluar hingga sampai di Baitulmaqdis, lalu mengepung umat Islam yang berada di sana. Ketika Dajjal mengepung umat Islam itu, tiba-tiba Isa AS turun, yang ketika itu imam (mereka) hampir mengerjakan sembahyang subuh. Ketika imam melihat Isa, maka dia segera mengenalinya.
Lantas si imam mundur agar Nabi Isa maju untuk menjadi imam mereka. Nabi Isa AS meletakkan kedua-dua tangannya ke atas kedua-dua belah bahu si imam sambil berkata, “Majulah dan jadilah imam. Sesungguhnya sembahyang ini telah diiqamatkan untukmu.”
Kemudian Nabi Isa sembahyang di belakang si imam. Setelah imam mengakhiri sembahyangnya, Nabi Isa AS berkata,
“Bukakanlah pintunya.”
Maka pintunya pun dibuka orang. Ketika itu Dajjal langsung ternampak Nabi Isa AS sedangkan dia diikuti oleh 70,000 orang Yahudi Asbihan, lengkap dengan pedang masing-masing dan berjubah hijau.” (Ibnu Majah) Kedua-dua buah hadits pada bahagian ini bersifat menjelaskan perkara yang telah diperjelaskan pada bahagian-bahagian yang sebelumnya dan disertakan dengan beberapa tambahan yang amat berguna untuk diambil ingatan oleh kita.
Imam Mahdi adalah pemimpin umat Islam pada masa itu walaupun Dajjal sedang menguasai dunia, dan turunnya Nabi Isa AS adalah untuk menyempurnakan pembunuhan terhadap Dajjal itu.
6. Pengesahan Pemerintahan Imam Mahdi oleh Nabi Isa AS
A. Sabda Nabi SAW,
“(Nabi) Isa bin Maryam AS akan turun dan memberitahu tentang kekhalifahan al-Mahdi. Apabila diminta untuk menjadi imam, maka Nabi Isa AS menjawab, “Tidak.” Lantas dia memberitahu, “Sesungguhnya di antara kamu ada (seorang) pemimpin yang (sangat) dimuliakan oleh Allah untuk umat ini.” (Muslim)
B. Diriwayatkan daripada Abu Hurairah RA bahwa Nabi SAW bersabda,
“Apakah reaksi kamu semua apabila Isa anak Mariam turun sedangkan Imam kamu adalah dari kalangan kamu?” (Al-Bukhari & Muslim)
C. Sabda Nabi SAW,
“Apakah keadaan kamu jika anak Marian turun di kalangan kamu dan Imam kamu adalah dari kalangan kamu?” (Al-Bukhari)
Nabi Isa AS turun semula ke dunia ini bukanlah untuk merampas kuasa atau menunjuknunjuk kehebatan tetapi untuk membantu menyelamatkan umat Islam dan melepaskan mereka daripada belenggu kesusahan yang sedang menimpa mereka. Selain itu, Nabi Isa AS turut memperakukan pemerintahan Imam Mahdi apabila beliau sendiri turut membaiat Imam Mahdi sebagai khalifahnya, sedangkan beliau itu adalah seorang rasul.
Belum pernah terjadi lagi seorang rasul membaiat seorang biasa, melainkan Talut yang pernah dibaiat oleh Nabi Samuel AS. Maka Imam Mahdi turut mendapat keistimewaan yang amat bermakna ini. Nabi Isa AS sendiri turut menyatakan bahwa Imam Mahdi adalah orang yang sangat dimuliakan oleh Allah dan mengesahkan pemerintahan Imam Mahdi itu ke atas seluruh dunia.
Selepas itu, Imam Mahdi melantik Nabi Isa AS sebagai salah seorang pembantu kanannya untuk mentadbir seluruh muka bumi ini menurut sunnah Nabi Muhammad SAW yang suci ini.
7. Orang-orang Yahudi Dibunuh di Mana-mana
A. Dari Ibnu Umar RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Golongan Yahudi akan (sentiasa) memerangi kamu lalu kamu dapat mengalahkan mereka sehinggakan batu berkata, “Wahai orang Islam, ini orang Yahudi menyorok di belakang aku, (marilah dan) bunuhlah dia.”
(At-Tarmizi)
B. Abu Hurairah RA memberitahu bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Tidak akan berlaku kiamat sehingga orang-orang Islam akan memerangi orang-orang Yahudi. Maka orang-orang Islam akan membunuh mereka sehingga orang-orang Yahudi lari bersembunyi di belakang batu dan pokok, maka berkatalah batu dan pokok, “Wahai orang Islam, wahai hamba Allah, ini dia Yahudi di belakangku.
Marilah dan bunuhlah dia.” Melainkan pohon gharqad karena pokok itu adalah pohon Yahudi.” (Al-Bukhari, Muslim dan at-Tarmizi)
Umat Islam diberikan keramat yang amat besar iaitu dapat mendengar pokok-pokok dan batu-batu bercakap dengan mereka, sedangkan orang-orang Yahudi tidak dapat mendengarnya. Akhirnya dengan bantuan keramat yang amat besar inilah umat Islam berjaya mengalahkan bangsa Yahudi dan menghapuskan terus mereka dari atas muka bumi ini. Orang-orang Yahudi yang masih tinggal selepas peristiwa pembunuhan beramai-ramai ini hanyalah dari kalangan mereka yang telah sedia memeluk agama Islam sebelum Dajjal keluar ke dunia ini. Yang lain daripada itu semuanya habis dibunuh oleh orang-orang Islam, tanpa kecuali-kecuali lagi.
8. Imam Mahdi Membunuh Babi dan Mematahkan Salib
A. Sabda Nabi SAW,
“Al-Mahdi akan datang (memerintah manusia) dengan penuh bijaksana dan adil. Salib-salib akan dihancurkan dan babi-babi akan dibunuh semua sekali. Dia akan membahagi-bahagikan harta (kepada semua manusia tanpa berkira-kira) tetapi (akhirnya) tiada seorang pun yang mahu menerimanya.”
B. Dari Abu Hurairah RA katanya, Rasulullah SAW bersabda,
“Demi Tuhan yang diriku berada di tangan-Nya, sudah dekat masanya turun kepada kamu Ibnu Maryam AS yang menjadi hakim yang adil. Dia akan memecahkan salib, membunuh babi, menghapuskan jizyah dan harta melimpah ruah sehingga tiada seorang pun yang mahu menerimanya.” (Muslim)
Peristiwa Imam Mahdi dan Nabi Isa AS mematahkan salib-salib dan membunuh babi-babi sehingga seluruh dunia ini bersih daripada babi-babi dan salib-salib dirakamkan oleh Rasulullah SAW secara berasingan. Karena itulah ramai yang menganggap hadits mengenai Imam Mahdi mematahkan salib dan membunuh babi sebagai hadits dhaif atau maudhuk saja, karena lazim kita memahami
tugas itu adalah tugas Nabi Isa AS, yang dilakukannya selepas berjaya membunuh Dajjal.
Sebenarnya kedua-dua buah hadits ini tidaklah bertentangan karena jika digabungkan keduaduanya, maka jadilah Nabi Isa AS dan Imam Mahdi, sama-sama memikul tugas membersihkan muka bumi ini daripada sebarang kekotoran dan lambang-lambang syirik. Selain itu, peranan mereka hanyalah sebagai pemula saja, karena lazim apa-apa yang diperbuat oleh si pemimpin, maka rakyatlah yang akan menyambutnya.
Tugas itu akan dipikul bersama-sama oleh orang-orang Islam yang berada di merata-rata tempat sehingga akhirnya bersihlah seluruh muka bumi ini daripada babibabi dan bangunan-bangunan daripada tanda-tanda salib.
Ada sebuah buku yang ditulis oleh anak murid kepada anak murid Muhammad Abduh, yang isinya cukup melucukan untuk dibaca dan ditatap oleh kita. Di sini penulis salinkan sepenuhnya tulisan beliau.
Ejaan dan bentuk bahasa beliau, penulis kekalkan. Lihatlah betapa tidak fahamnya beliau akan kedudukan masalah ini, pandangannya pula amat berat sebelah, amat dangkal ilmu dan kajiannya tetapi masih mahu menulis berdasarkan pandangannya yang sememangnya telah amat bias itu.
3. Kepada keterangan dalam hadits mi’raj, bahwa nabi kita Muhammad saw. ketika naik kelangit dan diketuk pintunya satu demi satu lalu beliau masuk, beliau melihat nabi Isa dan putera bibinya Nabi Yahya dilangit kedua. Cukuplah kelemahan keterangan ini, karena telah ditetapkan oleh kebanyakan para pensyarah hadits yang menerangkan tentang keadaan mi’raj dan berkumpulnya nabi saw. dengan para nabi disana, adalah berkumpul ruh bukan berkumpul jasad. (lihat Fathul Bari, Zadul Ma’ad dll, Al Fatawa Syekh Syaltut halaman 54).
Kata kata Hadits.
Nabi Isa akan memecahkan kayu salib dan membunuh babi, kalau hadits ini maqbul/diterima, lalu diberi arti letterliyk tentu tidak ilmiah dan rationil. Apakah nabi Isa akan masuk kepada setiap gereja yang ada didunia ini untuk memecahkan kayu salib ? Dan pergi masuk ke kota kota, kampung kampung dan hutan hutan untuk membunuh babi ? Karena itu golongan yang melarang ta’wil harus menghadapi arti yang sulit yang tidak ilmiah dan irationil, orang-orang akan memandang bahwa agama ini menyampaikan pelajaran yang tidak ilmiah dan irationil. (I. Z. Abidin, Qiyamat dan Tanda2nya, muka surat 86)
Pandangan beliau adalah benar jika dilihat oleh orang yang mengutamakan akal semata-mata atau oleh orang yang tidak bersifat pemimpin umat. Hanya orang yang bertaraf pemimpin umat saja yang dengan mudah dapat melihat keadaan sebenar di sebalik apa yang tersurat daripada hadits-hadits Nabi SAW, ucapan para Sahabat RA dan asar-asar para tabiin dan tabiit tabiin RH. Oleh itu,
kepada Allah sajalah kita memohon agar kita diberikan-Nya hidayah untuk memahami erti sebenar agama Islam yang suci ini.
9. Rezeki Amat Makmur dan Hidup Sangat Selamat
A. Kata sahabat RA,
“Pada zaman al-Mahdi nanti, kambing dan serigala digembala bersekali, kanak-kanak bermain ular dan kala, yang mana ular dan kala itu tidak membahayakan sama sekali. Manusia akan menanam secupak benih dan akan menuai hasilnya sebanyak 700 cupak. Riba, perzinaan dan minuman keras hilang lenyap. Umat manusia berumur panjang, amanah-amanah ditunaikan,
perkara-perkara yang keji habis binasa dan orang-orang yang membenci Keluarga Nabi SAW habis binasa.”
B. Kata Abu Nadrah, kami bersama-sama dengan Jabir bin Abdullah RA, lalu dia berkata,
“Akan berlaku (peristiwa) penduduk Iraq tidak menghantar bahan makanan dan dirham mereka.”
Kami bertanya, “Dari arah mana?” Jawabnya, “Dari arah bukan Arab, yang menahannya.”
Kemudian dia berkata lagi,
“Aku syak bahwa penduduk Syam juga tidak menghantar dinar dan
mud mereka.”
Kami bertanya, “Dari arah mana datangnya?”
Jawabnya, “Dari arah Rom.”
Kemudian dia diam seketika, lalu berkata, telah bersabda Rasulullah SAW, “Akan berlaku pada akhir zaman nanti seorang khalifah yang menyebarkan harta benda sebanyak-banyaknya tanpa mengira-ngira.”
Aku bertanya kepada Abu Nadrah dan Abul A’ala,
“Kami menyangka dia (yang dimaksudkan) itu adalah Umar bin Abdul Aziz.” Jawabnya, “Bukan.”
C. Abu Said Al-Khudri RA menceritakan bahwa Nabi SAW bersabda,
“Banyak cubaan dan bala bencana akan menimpa umatku daripada pemerintah mereka sebelum dunia ini kiamat. Akan berlaku satu bencana yang sememangnya tidak dapat dielakkan lagi. Terdapat banyak kezaliman iaitu dunia ini dipenuhi kezaliman dan penyelewengan yang akan memusnahkan kebaikan.
Orang-orang yang beriman tidak mendapat pembelaan daripada
penindasan yang berlaku itu. Pada ketika itulah Allah akan menghantar seorang lelaki dari keturunanku untuk memenuhkan bumi ini dengan keadilan dan kesaksamaan seperti sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan penindasan. Seluruh penduduk langit dan bumi akan meredhai pemerintahannya.
Bumi akan mengeluarkan segala isinya, dan langit pula akan menurunkan hujan selebat-lebatnya. Dia akan tinggal bersama-sama mereka selama tujuh atau sembilan tahun. Segala keberkatan dan kemakmuran akan Allah turunkan kepada bumi, sehingga mereka yang masih hidup amat mengharapkan agar orang-orang yang telah mati dapat hidup semula (untuk turut merasai kemakmuran dan keberkatannya pada masa itu).”
Inilah bentuk dunia utopia yang sangat diidam-idamkan oleh filsuf Yunani yang terkenal iaitu Plato. Beliau amat mengimpikan keadaan ini, dan ternyata bahwa apa yang beliau impikan itu ruparupanya boleh menjadi kenyataan di tangan seorang pemerintah yang beragama Islam, yang taat beragama, yang sangat soleh dan zuhud iaitu Imam Mahdi. Setiap umat Islam akan hidup dalam
penuh sukacita dan bahagia, tidak ada lagi yang perlu dirisaukan dan ditakuti.
Mereka sentiasa dilindungi oleh pemimpin mereka yang sangat dikasihi dan gagah perkasa, tangannya amat kuat, keberaniannya memancar dan ketakwaannya terang benderang menembusi hati-hati yang sebelum ini
gelap pekat oleh zulmat dosa-dosa yang bertimbun-timbun sehingga jadilah hati itu hati yang suci bersih dan jernih laksana cermin yang baru digilap.
Demikianlah ibarat keadaan umat Islam pada masa itu. Betapa bahagianya mereka karena mendapat pemimpin yang benar-benar berjiwa pemimpin, bukan sekadar pemimpin yang berjiwa dunia seperti yang ada pada hari ini. Oleh itu, jadilah hidup mereka sangat aman damai dan bahagia sepanjang masa.
10. Imam Mahdi Menghapuskan Bidaah dan Khurafat
A. Kata sahabat RA,
“Pada zaman al-Mahdi nanti, tidak ada perkara bidaah melainkan akan (segera) dihapuskan dan tidak ada suatu sunnah pun melainkan akan ditegakkan. Dia akan menundukkan Kostantinople, China dan Gunung ad-Dailam (Eropah). Dia akan menguasai kawasan tadi selama tujuh tahun, yang mana setahun pada masa itu sama (panjang) dengan 20 tahun sekarang ini. Kemudian Allah akan melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya.”
11. Dunia Sangat Aman Damai
A. Kata tabiin RH,
“Panglima perang al-Mahdi adalah orang yang paling terpilih. Penolong dan pembaiat al-Mahdi adalah penduduk Kufah, Yaman dan para Wali Abdal dari Syam. Yang berada di hadapan al- Mahdi adalah Jibril dan Mikail. Dia sangat dicintai oleh makhluk, kepemimpinannya mampu menyelesaikan masalah bencana yang sedang menjadi-jadi, penduduk bumi berasa aman tentaram
sehinggakan lima orang wanita dapat melakukan ibadat haji dengan (penuh aman) tanpa seorang pun muhrim (yang mengawal). Mereka tidak berasa takut (terhadap apa pun sepanjang perjalanan dan semasa mengerjakan haji) melainkan kepada Allah.”
Keadaan yang aman damai ini tidak lain adalah karena keadilan pemerintahan Imam Mahdi terhadap seluruh dunia sehingga akhirnya seluruh manusia hanya mencari Tuhan saja dalam hidup mereka. Tamadun yang bangun hasil daripada takwa rupa-rupanya adalah jauh lebih hebat lagi daripada tamadun yang dibangunkan sebelumnya yang berasaskan kepada teknologi zahir dari Barat.
Memang kita akui pada hari ini, tamadun Barat adalah baik tetapi karena tidak dibangunkan atas dasar takwa, teknologi yang baik itu sentiasa disalahgunakan oleh penggunanya sehingga jadilah teknologi yang baik itu merosakkan kembali manusia dan kemanusiaan. Akhirnya buat apa saja pun, ada saja yang tidak kena dan kesan buruknya.
Kesan buruknya itu pula tidak terjangkakan oleh si pencipta tamadun itu. Karena itulah semasa Imam Mahdi memerintah, tamadun dunia akan lebih rancak lagi, tetapi semuanya teratur sebab jiwa manusianya sudah terpimpin ke arah kebaikan, fikiran mereka sudah dibina semula dengan binaan Islam dan
kemahiran mereka digilap semula dengan asas takwa. Maka tamadun Islam yang terbangun itu membawa kebaikan kepada manusia dan mengembalikan fitrah manusia kepada asalnya iaitu untuk mendapatkan keredaan Ilahi semata-mata.
Karena sifat takwa yang amat tinggi itu jugalah manusia hidup dalam keadaan yang sangat aman sehingga beberapa orang wanita dapat mengerjakan haji tanpa berasa takut sepanjang perjalanan pergi, semasa di Makkah dan sepanjang perjalanan pulang. Itulah yang dikatakan keamanan sejati dan kebahagiaan hakiki.
12. Lama Pemerintahan Imam Mahdi Selepas Kematian Dajjal
A. Dari Abu Said al-Khudri RA, bahwasanya Nabi SAW bersabda,
“Akan ada di kalangan umatku (ketika itu) seorang al-Mahdi. Jika (umur dan
pemerintahannya) dipendekkan (selepas kematian al-Masih Dajjal), lamanya tujuh tahun, jika tidak (dipendekkan tempoh pemerintahannya) maka sembilan tahun. Umatku akan memperolehi (sebanyak-banyak) kenikmatan, yang belum pernah diperolehi oleh mereka sama sekali nikmat yang seperti itu.
Mereka diberikan makanan (yang sangat banyak) sedangkan kamu tidak menyimpan sesuatu pun dari mereka (yang sehingga sebanyak itu). Dan harta benda pula pada waktu itu, terlonggok dengan amat banyak. Lalu seorang lelaki berdiri (meminta di hadapan al- Mahdi) dan berkata, “Berilah aku (harta).” Kata Imam Mahdi, “Ambillah (sebanyak yang engkau mahu).” (Ibnu Majah)
B. Abu al-Siddiq an-Naji menceritakan dari Abu Said al-Khudri RA yang berkata,
“Kami khuatir sepeninggal Nabi kami nanti akan terjadi suatu kejadian (yang buruk), lalu kami bertanya kepada Rasulullah SAW.
Maka baginda bersabda,
“Sesungguhnya di dalam umatku ada al-Mahdi yang keluar serta hidup selama lima, tujuh atau sembilan.”
Abu Said berkata, “Kami bertanya, “Apa (maksud angka-angka) itu?” Baginda bersabda, “Tahun.”
Baginda bersabda lagi,
“Lalu datang seseorang kepadanya dan berkata, “Hai Mahdi, berilah aku, berilah aku.”
Baginda bersabda, “Kemudian dia memberikan kepadanya (harta benda dan dimuatkan) dalam pakaiannya sebanyak yang termampu dibawanya(At-Tarmizi)
C. Kata tabiin RH,
“Al-Mahdi hidup selama 40 tahun dan meninggal dunia di atas tempat tidurnya.”
D. Rasulullah SAW pernah ditanya,
“Berapa lamakah dia memerintah?” Baginda SAW menjawab, “Lima tambah dua.”
E. Abu Said al-Khudri RA menceritakan bahwa Rasulullah SAW mengisytiharkan,
“Dunia ini akan dipenuhi dengan kezaliman dan penyelewengan. Ketika itulah seorang lelaki dari kaum keluargaku akan naik memerintah selama tujuh atau sembilan tahun dan akan memenuhkan dunia ini dengan keadilan dan kesaksamaan.” (Imam Ahmad)
F. Abu Said al-Khudri RA menceritakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Al-Mahdi adalah dari keturunanku. Dahinya luas dan hidungnya mancung. Dia akan memenuhkan bumi ini dengan keadilan dan kesaksamaan ketika dunia sedang dipenuhi dengan penindasan. Dia akan memerintah selama tujuh tahun.”
G. Sabda Nabi SAW,
“… seorang lelaki dari kaum keluargaku akan memerintah selama tujuh atau sembilan …”
Pemerintahan Imam Mahdi selepas kematian Dajjal adalah selama tujuh hingga sembilan tahun dan seperti yang dijelaskan dalam hadits yang terdahulu, tempoh sembilan tahun ini buknlah menurut ukuran kita pada masa ini tetapi adalah tujuh atau sembilan tahun menurut kiraan pada masa itu. Jadi, lama sebenar Imam Mahdi memerintah dunia ini jika dilihat menurut ukuran kita pada masa ini ialah antara seratus empat puluh tahun hingga seratus lapan puluh tahun.
Ini disebabkan oleh ukuran masa setahun pada masa itu bersamaan dengan dua puluh tahun menurut ukuran pada masa kita ini. Masa diberkatkan sehingga setahun bersamaan panjangnya dengan dua puluh tahun pada masa ini, iaitu zaman yang masanya tidak diberkatkan oleh Allah SWT. Demikianlah adanya. Allah jualah yang Maha Mengetahui akan segala-galanya.
13. Umat Manusia Hidup Sejahtera
A. Sabda Nabi SAW,
“Pada zaman (pemerintahan) al-Mahdi, seluruh umat manusia sama ada yang taat mahupun yang jahat, hidup penuh sejahtera, yang mana kesejahteraan ini belum pernah dinikmati (oleh mana-mana umat manusia pun) sebelumnya. Langit menurunkan hujan deras, yang mana setiap titisannya (mampu) menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan setiap tumbuh-tumbuhan (pula akan)
mendatangkan keuntungan.” (Al-Hakim)
Sehubungan dengan itu, Imam Ibnu Kasir, dalam Alamat Yaumul Qiyamah, menyatakan kira-kira begini:
“Dan pada zaman pemerintahannya, buah-buahan menjadi sangat lebat, tanam-tanaman sangat menjadi, harta-benda tersebar luas (di kalangan semua manusia), pemerintahan Islam sangat kuat perkasa, syariat Islam tegak kukuh, musuh-musuh Islam binasa semuanya dan kebaikan sentiasa berlaku sepanjang masa.”
14. Manusia Kembali Bersatu Hati
A. Sayidina Ali KMW berkata, aku bertanya kepada Rasulullah SAW,
“Adakah al-Mahdi itu datang daripada keluarga kita atau dari orang lain?” Baginda SAWmenjawab,
“Dia adalah dari kalangan kita. Allah akan menutup agama ini dengannya seperti Dia memulakan agama ini dengan kita. Dia datang menerusi kita karena orang ramai mendapat perlindungan daripada godaan, seperti mana melalui kita mereka selamat daripada syirik. Melalui kita jugalah Allah akan memautkan hati mereka dalam persaudaraan seperti sebelumnya berlaku permusuhan, dan membawa bersama-sama ukhwah dalam agama mereka, selepas berpecah belah akibat syirik.”
Imam Mahdi diberikan satu lagi keramat yang besar iaitu mampu menyatukan hati umat manusia sehingga jadilah mereka sebagai umat yang satu. Ya, satu dalam erti kata yang sebenar, seperti yang berlaku pada zaman Nabi SAW dahulu. Hal ini tidak Allah berikan kepada sesiapa pun menurut ukuran yang sepenuhnya, karena pemimpin lain turut diberikan keupayaan untuk ini tetapi
tidak dalam ukuran yang sepenuhnya. Hanya Imam Mahdi saja yang Allah berikan keupayaan yang amat hebat ini.
15. Nabi Isa AS Dilantik Menggantikan Imam Mahdi
A. Kata sahabat RA,
“Al-Hasyimi akan menyerahkan kekhalifahan (selepas kematian Imam Mahdi) kepada Isa bin Maryam AS.”
Al-Hasyimi yang dimaksudkan ini bukanlah Al-Hasyimi yang bertemu dengan Pemuda Bani Tamim itu lagi tetapi seorang lain yang menggantikan tempat Al-Hasyimi pertama dahulu, dengan mengekalkan gelaran Al-Hasyimi itu di hujung namanya, sebagai mengambil berkat gelaran Al-Hasyimi pertama dahulu, yang gelaran itu diberikan oleh Rasulullah SAW dan para Sahabat RA serta oleh para tabiin dan tabiit tabiin RH.
Pelantikan Nabi Isa AS sebagai pemerintah seluruh umat manusia di seluruh dunia ini dilakukan sejurus selepas Imam Mahdi yang amat disayangi, dikasihi dan dicintai oleh seluruh manusia itu mangkat di atas katil dan sejurus sebelum proses pemakaman dijalankan. Maknanya semasa jenazah Imam Mahdi disembahyangkan oleh seluruh umat Islam, Nabi Isa AS sudah pun
dilantik menggantikan tempatnya sebagai Imam bagi sekalian manusia.
Selepas pelantikan itu dibuat oleh Al-Hasyimi, seluruh manusia akan membaiat Nabi Isa AS dan sejurus selepas pembaiatan itu berjalan, Nabi Isa AS memimpin seluruh manusia menunaikan sembahyang jenazah kepada Imam Mahdi dan seterusnya memakamkan jenazah Imam Mahdi yang amat mulia itu di tempatnya di Malaysia.
Dengan pelantikan ini, umat Islam mendapat pemimpin
baru mereka iaitu Nabi Isa AS sendiri. Nabi Isa AS turut menggunakan gelaran Imam Mahdi terhadap dirinya, iaitu gelaran yang sama yang pernah digunakan oleh Imam Muhammad bin Abdullah Al-Mahdi.
Lama pemerintahan Nabi Isa AS di dunia ini adalah kira-kira 52 tahun. Beliau berkahwin dan mendapat beberapa orang anak. Semasa pemerintahan beliau inilah keluarnya makhluk yang ramai dan ganas iaitu Yakjuj dan Makjuj, selain runtuhnya Kaabah oleh orang kua dari Afrika pada penghujung pemerintahan Nabi Isa AS.
Semua ini adalah dengan kehendak Allah SWT jua dan telah
ditetapkan-Nya begitu. Sebab utamanya ialah, zaman pemerintahan Nabi Isa AS ini adalah benarbenar di penghujung usia dunia dan tanda-tanda besar kiamat sudah, sedang dan akan muncul satu demi satu.
16. Nabi Isa AS pun Dikira Sebagai Imam Mahdi Juga
A. Dari Anas bin Malik RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,
“Tidaklah bertambah sesuatu urusan agama melainkan kesulitan, tidaklah bertambah urusan keduniaan melainkan akan tertinggal di belakang, tidaklah bertambah pada manusia melainkan kebakhilan dan tidaklah terjadi kiamat melainkan kepada seburuk-buruk manusia. Dan adalah tidak ada Imam Mahdi melainkan Nabi Isa bin Maryam AS.” (Ibnu Majah)
Yang dimaksudkan dengan tiada Imam Mahdi melainkan Nabi Isa AS adalah bahwa Nabi Isa AS itu adalah Imam Mahdi yang bertaraf rasul Ulul Azmi. Jelaslah bahwa Imam Mahdi itu adalah suatu gelaran bagi penjawat yang bermaksud pemimpin yang mendapat petunjuk daripada Allah SWT dalam pemerintahannya. Maksud sebenarnya ialah Nabi Isa AS adalah Imam Mahdi yang maksum, yang terpelihara daripada sebarang bentuk dosa dan makruh.
Imam Mahdi yang bernama Muhammad bin Abdullah al-Mahdi itu adalah Imam Mahdi juga, tetapi tidak sampai ke taraf maksum, karena beliau hanyalah seorang wali Allah. Dan wali Allah itu bersifat dengan sifat mahfuz. Hanya rasul
saja yang bersifat maksum, yang lain-lain itu dikatakan mahfuz. Di situlah perbedaan antara Imam Mahdinya Muhammad bin Abdullah dengan Imam
Mahdinya Nabi Isa AS yang perlu diketahui dan difahami benar-benar oleh sekalian manusia, terutamanya umat Islam di seluruh dunia.
Hal ini nampaknya kurang difahami oleh ramai orang, terutamanya yang mengkaji tentang hadits-hadits mengenai Imam Mahdi sedangkan kajian mereka tidak mendalam, hanya membuat rumusan berdasarkan kajian yang singkat dan bahan rujukan yang amat terhad pula. Mereka juga bersikap amat bias dalam kajian tersebut lalu memberikan pandangan mengenai Imam Mahdi berdasarkan bias yang telah sedia ada dalam kotak fikiran mereka.
17. Al-Qahtani Menggantikan Nabi Isa AS
Adakah ini HADIS PALSU?
A. Kata Mumar RH, sabda Nabi SAW,
“Al-Qahtani tidak jauh berbeda daripada Al-Mahdi.”
Jelasnya di sini, pengganti Imam Mahdi yang sebenar adalah Nabi Isa AS. Selepas itu, Al- Qahtani pula memerintah dunia ini dengan adil dan saksama. Seperti yang disebutkan dalam bahagian-bahagian sebelum ini, Al-Qahtani itu adalah seorang yang berbangsa Melayu yang sangat bertakwa.
Pemerintahannya adalah adil seperti juga pemerintahan Imam Mahdi dan Nabi Isa AS. Tempoh pemerintahannya kira-kira tujuh atau sembilan tahun juga, seperti Imam Mahdi dan selepas kemangkatan beliau, pemimpin lain naik memerintah tetapi umat manusia sudah mula lemah dan terus lemah. Pada masa inilah muncul tanda-tanda kiamat besar yang lain dan munculnya satu demi satu membawa erti bahwa umur dunia ini sudah benar-benar di hujung.
Memang sejak hujung pemerintahan Nabi Isa AS lagi tanda-tanda besar kiamat yang lain sudah pun muncul dan ini telah ditetapkan oleh Allah SWT ke atas dunia ini. Selepas itu, hanya amal soleh saja yang bernilai kepada
manusia. Demikianlah beberapa buah hadits tidaklah akan dapat difahami dengan mudah, melainkan kita perlu belajar dan memahaminya.
Mungkin banyak perkara yang masih tidak terungkap, yang masih lagi menjadi rahsia Tuhan yang tidak dapat dimasukkan di sini. Hal-hal sebegini biasanya dan segala selok-belok yang berkaitan dengannya dengan mudah dapat difahami oleh golongan tasawuf tulen dan kerohanian, bukan tasawuf teori atau tasawuf kajian. Sebab biasanya ahli-ahli tarekat dan sufi memang tahu dan yakin dengan perkara-perkara seperti ini.
Bagi golongan Ahlus Sunnah wal Jamaah, persoalan Imam Mahdi adalah perkara furuk saja, bukannya perkara iktikad atau rukun iman. Ini berlawanan dengan pendapat golongan Wahabi yang menyatakan bahwa soal Imam Mahdi adalah perkara iktikad, dan mereka akan menjatuhkan hukum sesat kepada yang menentang pendapat mereka, atau hukuman-hukuman lain yang dirasakan sesuai dengan keadaan itu. Sepatutnya soal Imam Mahdi ini hendaklah dibicarakan dengan dada yang lapang, hati yang tenang dan ilmu yang jelas, sebab perkara Imam Mahdi yang dihebohkan itu MEMANG bukannya soal kepercayaan yang wajib diyakini.
Persoalan ini hanyalah satu bentuk kepercayaan, tetapi bukan akidah. Kalau kita telitikan baik-baik dari segala segi, memang persoalan Imam Mahdi adalah benarbenar soal furuk akidah, bukan pokok akidah. Sebab itu dalam kelas-kelas tauhid yang membincangkan tentang rukun iman, tidak pernah disebutkan mengenai kepercayaan kepada Imam Mahdi. Rata-rata umat Islam pada hari ini kalau ditanya percaya atau tidak kepada Imam Mahdi, pasti mereka akan serba salah hendak menjawab. Ini berlaku disebabkan ilmu tentang Imam Mahdi tidak
pernah diajar dalam pelajaran tauhid, baik di sekolah-sekolah mahupun majlis-majlis pengajian.
Persoalan ini hanya berkisar terutamanya di kalangan ulama-ulama muktabar, dan mereka sejak dahulu lagi telah membahaskannya dengan panjang lebar.
Bagi kita yang hidup pada akhir zaman ini, Imam Mahdi adalah khabar gembira yang dijanjijanjikan untuk kita. Kebangkitan semula Islam dari Timur sudah bermula dan sedang menuju ke kemuncak, maka tanda-tanda Imam Mahdi itu hampir menabalkan dirinya sudah amat ketara dan begitu terasa. Mendoakan agar beliau segera dimunculkan untuk membantu kita yang amat lemah ini,
adalah perbuatan yang baik sekali.
Lagipun kita dituntut mencari siapa dia mujaddid kurun kelima belas Hijriah ini karena kita masih lagi berada pada awal kurun Hijrah, dan pemimpin berkenaan
masih lagi belum memunculkan dirinya. Jika tidak berkeupayaan mencari orangnya, mendoakan agar Allah segera munculkan orang itu adalah memadai juga, terutama bagi kita yang lemah yang hidup pada akhir zaman ini.
Perbuatan sebahagian pihak yang menyatakan salah jika kita menentukan siapa Imam Mahdi itu, maka eloklah berhati-hati dengan kenyataannya itu.
Mereka perlu memikirkan semula apakah nas yang tidak membenarkan kita menentukan secara zanni siapa Imam Mahdi itu. Apa alasan yang hendak diberikan? Tunjukkan nasnya sama ada di dalam Al-Quran atau hadits yang menyatakan sesat kepada orang yang menentuka siapa Imam Mahdi itu. Kemudian, fikirkan pula bagaimana pula dengan ulama muktabar zaman dahulu yang telah menetapkan siapa Imam Mahdi itu, yang antaranya adalah Imam As-Suyuti dan Imam Ibnu Hajar RH.
Sepatutnya kita bertolak ansur dalam hal ini. Kita perlu ingat, kalau satu-satu pihak menolak mengenai Imam Mahdi ini, ada ulama-ulama lain yang lebih hebat ilmunya di dunia ini yang menerima. Ulama-ulama muktabar seperti inilah yang banyak diikuti oleh orang ramai, karena mereka lebih yakin dengan ilmu mereka dan nama besar mereka itu. Sebab itulah mana-mana pihak pun tidak
boleh membidaah atau menyesatkan pendapat pihak yang satu lagi. Kita patut hormat-menghormati pendapat orang lain walaupun masing-masing terus berpegang kepada pendapatnya sendiri, yang dirasakannya lebih sesuai dengan dirinya.
Kita sepatutnya mencari ilmu yang dapat menambah keyakinan kita kepada Allah SWT dan Rasul-Nya SAW serta agama Islam yang kita cintai dan sayangi ini. Carilah ilmu yang benar, yang suci dan dapat menambahkan lagi iman kita kepada Allah SWT. Bagaimana hendak mendapatkan ilmu yang sebegini pada zaman yang sebegini? Hal ini sebenarnya lebih banyak bergantung kepada HATI kita, tidak lain.
Mulakannya dengan mencari takwa kepada Allah, nescaya selepas itu Allah akan
berikan kita ilmu yang yakin, yang tidak pernah kita dapati sebelumnya. Lihatlah nas-nas berikut yang menceritakan mengenai hal ini. Firman Allah SWT yang maksudnya,
“Sesiapa yang bertakwa kepada Allah, Allah akan mempermudahkan segala urusannya.” (At-Talak : 4)
Firman Allah SWT yang maksudnya,
“Sesiapa yang bertakwa kepada Allah, Allah akan melepaskannya daripada kesusahan hidup dan diberikan-Nya rezeki dari sumber-sumber yang tidak terduga.” (At-Talak : 2 – 3)
Firman Allah SWT yang maksudnya,
“Hendaklah kamu bertakwa kepada Allah, nescaya Allah akan ajarkan kamu.”
(Al-Baqarah : 282)
Rasulullah SAW pernah bersabda yang maksudnya,
“Sesiapa yang beramal dengan apa yang dia ketahui, maka Allah akan mempusakakannya dengan ilmu yang dia tidak tahu.”
Dengan ilmu yang yakin saja kita akan dapat menentukan mana satu yang benar dan mana pula yang salah. Dengan itu insya-Allah kita akan selamat daripada memperkatakan sesuatu yang kita tidak tahu atau sesuatu yang kita tidak yakin atau sesuatu yang kita tidak pernah amalkannya sebelum ini. Dan dengan ilmu yang yakin itulah juga kita akan diselamatkan di dunia ini dan selamat pula di akhirat kelak.
Diharapkan juga melalui susunan hadits-hadits dan asar-asar yang sedemikian, iaitu menurut tempat letaknya yang sebenar, akan banyak membantu pembaca dalam memahami dengan lebih tepat akan kisah-kisah mengenai Imam Mahdi ini, dan dengan pemahaman yang lebih baik lagi, sekali gus dapat memahami kedudukan hadits-hadits yang kelihatan pada zahirnya berlawanan antara satu dengan yang lain, dan karena hadits-hadits itu yang sebelum ini berselerakan itulah yang menyebabkan ramai ulama moden dan cendekiawan Islam pada hari ini dengan tergesa-gesa memasukkan hadits-hadits mengenai Imam Mahdi itu ke dalam bakul sampah saja karena mereka tidak memahami erti tersirat
di sebalik yang tersuratnya.
Itulah harapan besar daripada penulis dan rakan-rakan. Begitulah secara serba ringkas dicerita dan dihuraikan beberapa perkara mengenai tiga orang
tokoh paling penting pada akhir zaman ini iaitu Pemuda Bani Tamim, Imam Mahdi dan Nabi Isa AS. Ketiga-tiga orang tokoh inilah yang akan memeriahkan semula penghayatan Islam di kalangan seluruh umatnya dan meninggikan Islam ke tempat yang layak untuknya. Dari situ dapatlah kita lihat betapa saling berkaitnya antara satu tokoh dengan tokoh yang satu lagi, bagaikan tiga dalam satu dan satu dalam tiga.
Tidak akan muncul salah satu daripada mereka melainkan akan muncul ketiga-tiga mereka secara berturut-turut dan akhirnya bersama-sama memerintah seluruh dunia ini. Itulah juga salah satu maksud sebenar buku ini ditulis, selain dari maksud yang telah dijelaskan pada bahagian Muqaddimah.
Sesiapa yang ingin percaya, alhamdulillah; yang tidak mahu menerimanya, tidaklah mengapa pada masa ini. Terimalah buku ini sebagai suatu percambahan pendapat yang menjurus kearah yang positif. Penulis tidak bermaksud untuk menambahkan retak yang sedia menanti belah, sedia hancur
yang menanti luluh dan sedia berpecah menanti berkecai. Bukan itu maksud penulis yang sebenarnya.
Dalam era pemikiran terbuka pada hari ini, kita bebas menyatakan pendapat dan pandangan. Lagi pun apa yang ditulis dalam buku ini adalah suatu yang umum, tidak mengkhusus kepada mana-mana pihak. Penulis hanya melontarkan pandangan penulis yang dirasakan relevan dengan keadaan dan
suasana pada masa ini. Oleh itu, sebarang kekurangan, kesilapan, kesalahan dan kejanggalan yang terlalu serius, haraplah dimaafkan saja. Yang demikian adalah karena kelemahan iman penulis sendiri dan jauhnya tautan hati dengan Allah SWT.
Pesanan Al-Hafiz Abdul Aziz bin Umar Al-Hasyimi dari bapanya,
"Saya telah mendengar daripada orangorang yang saya percaya dan pegang akan perkataannya sebab baik agamanya dan ilmunya yang berkata bahwa,
Berkhidmatlah untuk Imam Bagi Sesuatu Zaman Itu, Terutamanya Imam yang Bertaraf Sahibul Zaman"
AMUKANMelayu - Banyak lagi yang perlu kita ketahui dan lalui.......
Istana Ad Dajjal di
Jabal Habshi (Madinah terletak ditanah halal)
DIATAS BUKTI INILAH TERLETAKNYA ISTANA YANG DIKATAKAN OLEH PARA ULAMAK
DUNIA DAJJAL AKAN TURUN MENYESATKAN UMAT ISLAM.
(TERLETAK DI TANAH HALAL DIMADINAH)
Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW telah bersabda:
"Tidak seorang nabi kecuali ia telah memperingatkan kaumnya terhadap
sang pendusta yang buta sebelah mata. Ketahuilah bahawa Dajjal itu buta
sebelah matanya sedangkan Tuhanmu tidak buta sebelah mata dan di antara
kedua matanya tertulis "kaaf", "faa", "raa"
Dari Anas bin Malik r.a., Rasulullah SAW telah bersabda:
"Tiada suatu negeri pun melainkan akan diinjak oleh Dajjal, kecuali
hanya Makkah dan Madinah yang tidak. Tiada suatu lorong pun dari
lorong-lorong Makkah dan Madinah itu, melainkan di situ ada para
malaikat yang berbaris rapat untuk melindunginya. Kemudian Dajjal itu
turunlah di suatu tanah yang berpasir di luar Madinah, lalu kota Madinah
bergoncanglah sebanyak tiga goncangan dan dari goncangan-goncangan itu
Allah SWT akan mengeluarkan akan setiap orang kafir dan munafik".
(Hadis Riwayat Muslim dan Bukhari)
Dari Jabir bin Abdullah, Rasulullah SAW bersabda:
“Bumi yang paling baik adalah Madinah. Pada waktu datangnya Dajjal nanti
ia dikawal oleh malaikat. Dajjal tidak sanggup memasuki Madinah. Pada
waktu datangnya Dajjal (di luar Madinah), kota Madinah bergegar tiga
kali. Orang-orang munafik yang ada di Madinah (lelaki atau perempuan)
bagaikan cacing kepanasan kemudian mereka keluar meninggalkan Madinah.
Kaum wanita adalah yang paling banyak lari ketika itu. Itulah yang
dikatakan hari pembersihan. Madinah membersihkan kotorannya seperti
tukang besi membersihkan karat-karat besi".
Dari Abdullah ibn Shafeeq, daripada Muhjin ibn Adraa, Rasulullah SAW
bersabda kepada orang ramai;
"Hari Pembebasan, Hari pembebasan, Hari Pembebasan!" dan mengulanginya
tiga kali.
Baginda SAW ditanya oleh seorang sahabat,
"Apakah Hari Pembebasan?"
Baginda SAW menjawab:
"Dajjal (penipu pada akhir zaman), Dajjal akan datang, memanjat dan
menetap di atas Jabal Habshi, melihat ke arah Madinah dan bertanya
kepada para pengikutnya; Adakah anda melihat Istana Putih itu? itu lah
Masjid Muhammad. Kemudian Dajjal akan cuba mendekati kota Madinah dan
mencari jalan di setiap sudut tetapi malaikat menghalalangnya dengan
pedang dan Dajjal akan sampai ke tanah lapang Al Jurf dan membuat kem.
Madinah akan bergegar sebanyak 3 kali dan akan ada orang munafik lelaki
atau wanita keluar untuk menyertai Dajjal, ini adalah hari pembersihan"
(Hadis Sahih Shawahid oleh Sheikh Mustafa al 'Adawi dalam Sahih al
Musnad, Hadis al Fitan (Jilid: 1991, m/s: 496)
Adakah kita telah siap sedia berhadapan dengan al Masih ad Dajjal?
Segala kelengkapan untuk Dajjal telah dipersiapkan oleh pengikutnya dan
terbukti berdasarkan hadis-hadis berkaitan..
Akan tetapi harus diingat bahawa Dajjal tidak akan datang kepada setiap
orang manusia dan di setiap penjuru muka bumi ini dengan memperlihatkan
dirinya yang 'bermata satu' (luaran) untuk membuktikan dan juga
menyesatkan manusia tetapi cukup sekadar menciptakan satu sistem
kehidupan yang mana manusia diperhambahkan dalam pelbagai aspek duniawi
yang sibuk, penuh nikmat, keselesaan, tidak bertuhan dan jauh dari
pegangan mahu pun petunjuk al Quran dan as Sunnah agar umat Islam
sentiasa lalai dan menjauhkan diri dari beriman dan bertaqwa kepada
Allah SWT sehinggakan dalam diam ia membutakan 'mata hati' di dalam diri
kita, ini lah sebahagian fitnah al Masih ad Dajjal..
Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ
Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ