Menguak Sejarah Perkembangan Islam di Amerika..
Sedih - US Negara ISLAM yang Dimurtadkan!
Benua Amerika adalah negeri muslim yang dimurtadkan, manakah fakta
yang menyebutkan hal tersebut? Islam ternyata ada dalam sejarah benua
Amerika dan hubungannya pun termasuk erat. Kalau berkunjung ke
Perpustakaan Kongres yang berlokasi di Washington DC, coba cek arsip
perjanjian antara suku Cherokee (suku Indian di tahun 1787) dengan pemerintah Amerika.
Muhammad Ibnu Abdullah dan Abdel Khak adalah kepala suku tersebut yang
bertanda tangan di perjanjian itu. Perjanjian tersebut adalah tentang
hak kelangsungan pemerintahan, perkapalan, dan perdagangan oleh suku
Cherokee berdasar pada hukum Islam, bahkan termasuk soal cara berpakaian
yang auratnya perlu ditutup.
Benua Amerika Adalah Negeri Muslim yang Dimurtadkan,
Benua Amerika Adalah Negeri Muslim yang Dimurtadkan,
Apa Buktinya?
1. Adanya sepotong batu yang ditemukan di daerah Corinto di El Salvador, tepatnya di dalam sebuah gua telah diidentifikasi dan dari situlah kedatangan umat Islam di Amerika Selatan dapat teridentifikasi oleh batu yang diketahui sebagai bantalan prasasti Malaka Haji Malaya pada abad ke-13. Umat muslim tersebut diduga berasal dari salah satu daerah di Indonesia.
2. Ditemukan beberapa koin oleh Pendeta Thaddeus Mason Harris yang ditulis oleh seorang penulis jurnal Amerika yang pada tahun 1787 ketika berkunjung ke beberapa area Massachusetts. Koin itu kemudian oleh Harris diserahkan ke perpustakaan Harvard College untuk diperiksa dan diketahui bahwa koin tersebut berasal dari abad ke-8 dan 9 dan dikenal sebagai Samarqand Dirham. Ada prasasti La ilaha illa-Allah Muhammadun Rasulullah dan Bismillah yang kelihatan ada pada koin tersebut.
3. Prasasti batu lagi-lagi ditemukan dengan bentuk bantalan huruf Cufic
4. Tulisan Cufic itu ada dan penemuannya ada di White Mountains di tahun 1951 yang lokasinya tidak jauh dari kota Benton di perbatasan Nevada. Tulisan dengan gaya Cufic yang dikenali sebagai tulisan di abad ke-7 ini terdapat kalimat tentang Iblis yang merupakan sumber dari segala kebohongan atau Setan maha mayan.
5. Ada banyak orang yang mencoba meneliti sejarah awal masuknya Islam ke Amerika, mungkin termasuk Profesor Barry Fell seorang dosen yang sudah pensiun dari Harvard University. Ia menekankan bahwa di tahun 650-an, Amerika kedatangan kaum muslim dan tentu ada dasar mengapa sang profesor berani menyatakan demikian, ini karena kaligrafi Cufic. Kalau memang benar, itu artinya pada era Khalifah Utsman, umat Islam telah menapakkan kaki di Amerika.
6. Tulisan “In the Name of Allah” juga ditemukan oleh Profesor Fell dan dianggap sebagai bukti selanjutnya akan Amerika negeri muslim yang dimurtadkan. Jika mengecek dan melihat secara hati-hati akan temuan prasasti tersebut, akan didapati kesimpulan bahwa memang benda tersebut tidaklah bergaya modern Arab dan malah mengandung gaya Cufic yang sangat ada hubungannya dengan gaya tulisan di abad ke-7.
7. Diketahui pula bahwa sebuah daerah di mana orang-orang Arablah penghuninya, diserang oleh Navajos dan Apache asli yang merupakan Athapcan Tribe. Sejumlah sekolah yang dibangun oleh orang-orang Arab dapat memesonakan para pribumi yang buta huruf, dan dari situlah tercipta subyek yang mirip serta binatang mitos hasil dari ubahan bentuk geometris yang kemungkinan dikerjakan dengan bantuan tawanan selama berabad-abad.
Masih ada banyak lagi bukti-bukti mengenai Amerika yang dulunya sebenarnya merupakan negeri Islam melalui penjelasan catatan sejarah. Benua Amerika adalah negeri muslim yang dimurtadkan atau mungkin lebih tepatnya disesatkan.
Red-Indian Amerika Adalah MUSLIM ! |
Sunday, 02 June 2013 00:00 | ||||||||||
Siapa yang tidak kenal dengan suku-suku Red Indian atau Dayak Merah sebagai penduduk asli Amerika. Filem-filem Hollywood kerap mempromosikan kehebatan koboi-koboi mereka bertempur dengan pahlawan Apache yang hanya bersenjatakan panah dan kapak 'tomahawk'. Lagi sekali kita tertipu. Seolah-olah Islam sama sekali tiada kaitan dan asing di bumi yang dipanggil Amerika. Rupa-rupanya ada sesuatu yang mereka sengaja gelapkan dari pengetahuan seluruh dunia. Kenapa ? Jika anda melawat Washington DC, pergilah ke Perpustakaan Kongres (Library of Congress). Disana anda boleh melihat perjanjian kerajaan Amerika Syarikat dengan suku Cherokee, iaitu salah satu suku Indian, tahun 1787. Pada perjanjian itu, anda akan menemui tanda tangan Ketua Suku Cherokee yang bernama Abde Khak dan Muhammad Ibnu Abdullah. Isi perjanjian itu antara lain adalah mengenai hak suku Cherokee dalam menjalankan perdagangan, perkapalan, dan pemerintahan suku cherokee pada waktu itu adalah mengikut undang-undang Islam. Anda juga akan menemui pakaian suku Cherokee yang menutup aurat sedangkan kaum lelaki memakai turban (serban). Kaum wanita suku Cherokee menutup aurat Cara berpakaian ini boleh didapati di dalam gambar atau lukisan suku cherokee yang diambil gambarnya sebelum tahun 1832. Ketua suku Cherokee beragama Islam yang terakhir adalah Ramadan Ibnu Wati Bercakap tentang suku Cherokee, Sequoyah adalah salah seorang yang berpengaruh di dalam suku ini. Beliau adalah orang asli suku cherokee yang berpendidikan dan menghidupkan kembali Syllabary suku mereka pada 1821. Syllabary adalah seperti aksara. Jika kita sekarang mengenal abjad A hingga Z, maka suku Cherokee mempunyai aksaranya yang tersendiri. Yang menariknya adalah aksara yang dihidupkan kembali oleh Sequoyah ini amat mirip dengan bahasa Arab. Bahkan, beberapa tulisan masyarakat cherokee abad ke-7 yang ditemui pada batuan di Nevada terpahat kata yang sangat mirip dengan kata "Muhammad" dalam bahasa Bahasa Arab. Nama-nama suku Indian yang berasal dari bahasa Arab tidak hanya ditemui pada suku Cherokee (Shar-kee) shaja tetapi juga ditemui di dalam suku Anasazi, Apache, Arawak, Makah, Hohokam, Hupa, Hopi, Mahigan, Mohawk, Nazca, Zulu, dan Zuni. Selain itu, beberapa ketua suku Indian juga mengenakan penutup kepala khas orang Islam seperti ketua Suku Chippewa, Creek, Iowa, Kansas, Miami, Potawatomi, Sauk, Fox, Seminole, Shawnee, Sioux, Winnebago, dan Yuchi. Ini semua dapat dilihat pada foto-foto di antara tahun 1835 dan 1870. Secara umumnya, suku-suku Indian di Amerika percaya adanya Tuhan yang menguasai alam semesta. Bagi mereka, tuhan tidak dapat dilihat oleh panca indera. Mereka juga yakin bahawa tugas utama manusia yang diciptakan Tuhan adalah untuk memuja dan menyembah-Nya. Seperti kata-kata seorang ketua Suku Ohiyesa: "In the life of the Indian, there was only inevitable duty. The duty of prayer and the daily recognition of the Unseen and the Eternal". Bukankah Al-Qur'an juga memberitakan bahawa tujuan penciptaan manusia dan jin semata-mata untuk beribadah pada Allah. Sejarah hubung kait islam dan penduduk Red Indian Amerika ini adalah panjang. Semangat orang-orang Islam dan China ketika itu untuk mengenal lebih jauh tentang dunia selain untuk melebarkan pengaruh, mencari sumber dan jalan perdagangan baru dan ini menyebabkan dakwah Islam semakin meluas dan mendorong mereka untuk lebih berani melintasi kawasan yang masih dianggap gelap dalam peta-peta mereka waktu itu. Sebagai contoh adalah Cheng Ho (nama islamnya Hajji Mahmud Shamsuddin) dan Ibnu Batutta. Selain itu terdapat juga pelayar-pelayar Islam yang lain tetapi tidak tercatat pada buku -buku akademik. Para ahli geografi dan intelektual dari kalangan muslim yang mencatatkan perjalanan ke benua Amerika adalah Abul-Hassan Ali Ibn Al Hussain Al Masudi (meninggal tahun 957), Al Idrisi (meninggal tahun 1166), Chihab Addin Abul Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300-1384) dan Ibn Battuta (meninggal tahun 1369). Menurut catatan ahli sejarah dan ahli geografi Muslim Al Masudi (871-957), Khashkhash Ibn Saeed Ibn Aswad adalah seorang penjelajah muslim dari Cordoba di Andalusia, telah sampai ke benua Amerika pada tahun 889 Masihi. Dalam bukunya, 'Muruj Adh-dhahab wa Maadin al-Jawhar' (The Meadows of Gold and Quarries of Jewels), Al Masudi melaporkan bahawa semasa pemerintahan Khalifah Sepanyol Abdullah Ibn Muhammad (888-912), Khashkhash Ibn Saeed Ibn Aswad berlayar dari Delba (Palos) pada tahun 889, menyeberangi Lautan Atlantik hingga menemui wilayah yang asing dan disebutnya sebagai Ard Majhoola. Kemudian beliau kembali dengan membawa pelbagai barangan yang menakjubkan. Selepas penemuan itu, banyak pelayaran menuju daratan di seberang Lautan Atlantik dilakukan. Al Masudi juga menulis buku 'Akhbar Az Zaman' yang memuat bahan-bahan sejarah dari pengembaraan para pedagang ke Afrika dan Asia. Dr. Youssef Mroueh juga menulis bahawa semasa pemerintahan Khalifah Abdul Rahman III (tahun 929-961) dari dinasti Umayah, tercatat adanya orang-orang Islam dari Afrika yang berlayar dari pelabuhan Delba (Palos) di Sepanyol menuju ke barat lautan yang gelap dan berkabut , iaitu Lautan Atlantik. Setelah itu mereka berjaya kembali pulang ke Palos dengan membawa barang-barang bernilai yang diperolehnya dari tanah yang begitu asing pada masa dulu. Tercatat begitu banyak bukti bahawa suku-suku itu banyak yang sudah mengenal agama Islam, seperti Apache, Cherokee, Sioux, Anasazi, Arawak, Arikana, Chavin Cree, Makkah (mirip nama mekkah Al-Mukarramah), Hohokam, Hupa, Hopi, Mahigan, Mohawk, Nazca, Zulu, dan Zuni. Begitu banyak bukti bahawa bangsa Indian sudah memeluk agama Islam. Misalnya, beberapa tulisan cherokee abad ke-7 terpahat pada batu-batu di Nevada sangat mirip dengan tulisan "Muhammad" dalam bahasa Arab. Ciri lain adalah gambar atau lukisan yang kita lihat tentang kostum yang dikenakan oleh bangsa Indian. Ternyata banyak kepala suku Indian mengenakan tutup kepala khas orang Islam, seperti serban ini. Bahkan mereka mempunyai aksara Syllabary yang mirip bahasa Arab. Dan fakta yang tidak dapat dinafikan, adalah sebuah naskah perjanjian antara kerajaan Amerika dan Kepala Suku Indian Cherokee. Naskah itu hingga kini masih tersimpan rapi di bangunan Arkib Perpustakaan Negara di ibu kota Washington DC. Yang menarik, nama kepala Suku Cherokee adalah Abdel-Khak and Muhammad Ibnu Abdullah. Jelas itu nama muslim. Namun penduduk suku Indian yang banyak menganut agama Islam menurun secara drastik akibat pembunuhan. Salah satunya polisi rasmi kerajaan USA berupa Indian Removal Act tahun 1830 yang memberikan kebenaran rasmi buat bangsa Eropah untuk mengusir atau membunuh bangsa Indian.
RED INDIAN AMERIKA ASALNYA MUSLIM SEBELUM KEHADIRAN C.COLUMBUS
Benua Amerika Adalah Negeri Muslim yang Dimurtadkan Illuminati, Ini Fakta Sejarahnya. Benua Amerika yang kita kenal saat ini ternyata memiliki hubungan sejarah yang sangat kuat dengan Islam. Nampak sekali dari banyaknya jejak-jejak peninggalan yang tersisa dan masih bisa kita saksikan sampai detik ini, yang paling banyak adalah jejak tentang nama-nama wilayah yang sangat signifikan dengan Islam. Amerika sudah mengenal Islam, jauh sebelum para perompak dari Eropah datang. Islam sudah menjadi kultur budaya di Amerika hingga akhirnya punah dan dimurtadkan oleh para misionaris kristian asal Eropah. Jika Anda mengunjungi Washington DC, datanglah ke Perpustakaan Kongres (Library of Congress). Lantas, mintalah dokumen perjanjian pemerintah Amerika Serikat dengan suku Cherokee, salah satu suku Indian, tahun 1787. Di sana akan ditemukan tanda tangan Ketua Suku Cherokee saat itu, bernama Abdel Khak dan Muhammad Ibnu Abdullah. Isi perjanjian itu antara lain adalah hak suku Cherokee untuk melangsungkan keberadaannya dalam perdagangan, perkapalan, dan bentuk pemerintahan suku cherokee yang saat itu berdasarkan hukum Islam. Lebih lanjut, akan ditemukan kebiasaan berpakaian suku Cherokee yang menutup aurat, sedangkan kaum laki-lakinya memakai turban (serban) dan terusan hingga sebatas lutut. Cara berpakaian ini dapat ditemukan dalam foto atau lukisan suku cherokee yang diambil gambarnya sebelum tahun 1832. Kepala suku terakhir Cherokee sebelum akhirnya benar-benar punah dari daratan Amerika adalah seorang Muslim bernama Ramadan Ibnu Wati. Berbicara tentang suku Cherokee, tidak akan lepas dari Sequoyah. Ia adalah orang asli suku cherokee yang berpendidikan dan menghidupkan kembali Syllabary, suku mereka pada 1821. Syllabary adalah semacam aksara. Jika kita sekarang mengenal abjad A sampai Z, maka suku Cherokee memiliki aksara sendiri. Yang membuatnya sangat luar biasa adalah, aksara yang dihidupkan kembali oleh Sequoyah ini mirip sekali dengan aksara Arab. Bahkan, beberapa tulisan masyarakat cherokee abad ke-7 yang ditemukan terpahat pada bebatuan di Nevada sangat mirip dengan kata ”Muhammad” dalam bahasa Arab. Bukti dalam sumber-sumber Barat: Profesor Barry Fell (Baca: Biografi Sejarah dari Wikipedia), dari Harvard University dan juga anggota dari American Academy of Science dan Seni, Royal Society, epigrafi Society dan Masyarakat Penemuan Ilmiah dan Purbakala, yakin tentang kedatangan Islam di Amerika pada tahun 650-an, 2 prediksi pendapat ini pada kaligrafi Cufic adalah peradaban yang ditemukan di berbagai penggalian di seluruh Amerika. Jika kata-kata Profesor Fell memiliki nilai kebenaran, maka umat Islam telah tiba di Amerika selama era Khalifah Uthman, atau setidaknya di masa Ali, khalifah keempat. Bukti kedua yang ditawarkan oleh Profesor Fell adalah bahwa tulisan “In the Name of Allah” (gambar 1). Demikian juga, batu bersurat tulisan “Muhammad adalah Nabi Allah” (gambar 2) adalah berkaitan dengan era yang sama. Seperti terlihat dengan perbandingan dua gambar, inskripsi tidak dalam gaya modern Arab, sebaliknya mereka berada dalam gaya Cufic, relevan dengan abad ketujuh. Orang-orang Arab, sesuai dengan temuan Profesor Fell, menetap di Nevada selama abad ketujuh dan kedelapan. Keberadaan awal dari sebuah sekolah, yang diajarkan Islam dan ilmu pengetahuan, khususnya navigasi, telah terungkap setelah penyelidikan arkeologi yang dilakukan oleh Profesor Heizer dan Baumhoff of California Universitas sekitar WA 25 di situs Nevada. Penggalian di Nevada telah menemukan tulisan di naskhi Arab dan gaya Cufic yang tertulis di batu yang membawa informasi tentang sekolah ini. Pada abad kedua belas, Athapcan Tribe, terdiri dari Apache asli dan Navajos, menyerbu wilayah yang dihuni oleh orang-orang Arab. Pribumi yang buta huruf terpesona dengan sekolah-sekolah yang didirikan oleh orang-orang Arab, dan, mungkin dengan bantuan tawanan, berusaha meniru subjek yang sama, mengubah bentuk geometris menjadi binatang mitos, yang dilakukan selama berabad-abad. Gambar 5 adalah tulisan Cufic ditemukan pada tahun 1951 di White Mountains, dekat dengan kota Benton di berdekatan Nevada. Kata-kata Syaitan maha mayan, iaitu Iblis adalah sumber dari segala kebohongan, telah ditulis dalam gaya Cufic khas abad ketujuh. Sekali lagi, sebuah inskripsi batu milik pasca-650 CE, tertulis huruf Cufic H-M-I-D, kata Hamid. Tulisan Arab lain yang ditemukan di bebatuan Atlata di Valley of Fire di Nevada. Seorang Penulis Jurnal Amerika, saat bepergian dari Malden ke Cambridge di negara bagian Massachusetts pada tahun 1787, menulis, Pendeta Thaddeus Mason Harris melihat beberapa syiling ditemukan oleh pekerja selama pembangunan jalan. Para pekerja, tidak mempedulikan syiling tersebut. Akibatnya, Harris memutuskan untuk mengirim uang tersebut ke perpustakaan Harvard College untuk pemeriksaan . Penelitian menghasilkan bahawa ini sebenarnya adalah Samarqand Dirham dari abad kedelapan dan kesembilan. Seperti dapat dilihat pada gambar, koin nyata menampilkan prasasti La ilaha illa-Allah Muhammadun Rasulullah (Tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah Rasul-Nya) dan Bismillah (dengan nama Allah). Sepotong batu ditemukan di sebuah gua di wilayah Corinto di El Salvador. Batu bertulis inskripsi Malaka Haji Malaya ini telah diidentifikasi sebagai abad ketiga belas yang menunjukkan kedatangan Muslim di Amerika Selatan, yang mungkin datang dari suatu tempat di daerah Nusantar, mungkin jelasnya Melaka. Secara umum, suku-suku Indian di Amerika juga percaya adanya Tuhan yang menguasai alam semesta. Tuhan itu tidak teraba oleh panca indera. Mereka juga meyakini, tugas utama manusia yang diciptakan Tuhan adalah untuk memuja dan menyembah-Nya. Seperti penuturan seorang Kepala Suku Ohiyesa: ”In the life of the Indian, there was only inevitable duty-the duty of prayer-the daily recognition of the Unseen and the Eternal.” Bukankah Al-Qur’an juga memberitakan bahawa tujuan penciptaan manusia dan jin semata-mata untuk beribadah pada Allah. Subhanallah… Bagaimana Ketua suku Indian Cheeroke itu Muslim? Benua Amerika Adalah Negeri Muslim yang Dimurtadkan, Ini Fakta SejarahnyaBenua Amerika yang kita kenal saat ini ternyata memiliki hubungan sejarah yang sangat kuat dengan Islam. Nampak sekali dari banyaknya jejak-jejak peninggalan yang tersisa dan masih bisa kita saksikan sampai detik ini, yang paling banyak adalah jejak tentang nama-nama wilayah yang sangat identik dengan Islam. Amerika sudah mengenal Islam, jauh sebelum para perompak dari Eropa datang. Islam sudah menjadi kultur budaya di Amerika hingga akhirnya punah dan dimurtadkan oleh para misionaris kristen asal Eropa. Jika Anda mengunjungi Washington DC, datanglah ke Perpustakaan Kongres (Library of Congress). Lantas, mintalah arsip perjanjian pemerintah Amerika Serikat dengan suku Cherokee, salah satu suku Indian, tahun 1787. Di sana akan ditemukan tanda tangan Kepala Suku Cherokee saat itu, bernama Abdel Khak dan Muhammad Ibnu Abdullah. Isi perjanjian itu antara lain adalah hak suku Cherokee untuk melangsungkan keberadaannya dalam perdagangan, perkapalan, dan bentuk pemerintahan suku cherokee yang saat itu berdasarkan hukum Islam. Lebih lanjut, akan ditemukan kebiasaan berpakaian suku Cherokee yang menutup aurat, sedangkan kaum laki-lakinya memakai turban (surban) dan terusan hingga sebatas lutut. Cara berpakaian ini dapat ditemukan dalam foto atau lukisan suku cherokee yang diambil gambarnya sebelum tahun 1832. Kepala suku terakhir Cherokee sebelum akhirnya benar-benar punah dari daratan Amerika adalah seorang Muslim bernama Ramadan Ibnu Wati.
Yang membuatnya sangat luar biasa adalah, aksara yang dihidupkan kembali oleh Sequoyah ini mirip sekali dengan aksara Arab. Bahkan, beberapa tulisan masyarakat cherokee abad ke-7 yang ditemukan terpahat pada bebatuan di Nevada sangat mirip dengan kata ”Muhammad” dalam bahasa Arab. Bukti dalam sumber-sumber Barat:
Subhanallah… Bagaimana bisa Kepala suku Indian Cheeroke itu Muslim? Sejarahnya panjang. PENEMU BENUA AMERIKA PERTAMA ITU ADALAH LAKSAMANA CHENG HO (SEORANG MUSLIM DARI CINA), BUKAN COLOMBUS Semangat orang-orang Islam dari Cina saat itu untuk mengenal lebih jauh planet (tentunya saat itu nama planet belum terdengar) tempat tinggalnya, selain untuk melebarkan pengaruh, mencari jalur perdagangan baru dan tentu saja memperluas dakwah Islam, mendorong beberapa pemberani di antara mereka untuk melintasi area yang masih dianggap gelap dalam peta-peta mereka saat itu. Beberapa nama tetap begitu kesohor sampai saat ini bahkan hampir semua orang pernah mendengarnya, sebut saja Tjeng Ho dan Ibnu Batutta, namun beberapa lagi hampir-hampir tidak terdengar dan hanya tercatat pada buku-buku akademis. Para ahli geografi dan intelektual dari kalangan Muslim yang mencatat perjalanan ke benua Amerika itu adalah Abul-Hassan Ali Ibn Al Hussain Al Masudi (meninggal tahun 957), Al Idrisi (meninggal tahun 1166), Chihab Addin Abul Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300 – 1384) dan Ibn Battuta (meninggal tahun 1369). Menurut catatan ahli sejarah dan ahli geografi muslim Al Masudi (871 – 957), Khashkhash Ibn Saeed Ibn Aswad seorang navigator muslim dari Cordoba di Andalusia, telah sampai ke benua Amerika pada tahun 889 Masehi. Dalam bukunya, ‘Muruj Adh-dhahab wa Maadin al-Jawhar’ (The Meadows of Gold and Quarries of Jewels), Al Masudi melaporkan bahwa semasa pemerintahan Khalifah Spanyol Abdullah Ibn Muhammad (888 – 912), Khashkhash Ibn Saeed Ibn Aswad berlayar dari Delba (Palos) pada tahun 889, menyeberangi Lautan Atlantik, hingga mencapai wilayah yang belum dikenal yang disebutnya Ard Majhoola, dan kemudian kembali dengan membawa berbagai harta yang menakjubkan. Sesudah itu banyak pelayaran yang dilakukan untuk mengunjungi daratan di seberang Lautan Atlantik, yang gelap dan berkabut itu. Al Masudi juga menulis buku ‘Akhbar Az Zaman’ yang memuat bahan-bahan sejarah dari pengembaraan para pedagang ke Afrika dan Asia. Dr. Youssef Mroueh juga menulis bahwa selama pemerintahan Khalifah Abdul Rahman III (tahun 929-961) dari dinasti Umayah, tercatat adanya orang-orang Islam dari Afrika yang berlayar juga dari pelabuhan Delba (Palos) di Spanyol ke barat menuju ke lautan lepas yang gelap dan berkabut, Lautan Atlantik. Mereka berhasil kembali dengan membawa barang-barang bernilai yang diperolehnya dari tanah yang asing. Beliau juga menuliskan menurut catatan ahli sejarah Abu Bakr Ibn Umar Al-Gutiyya bahwa pada masa pemerintahan Khalifah Spanyol, Hisham II (976-1009), seorang navigator dari Granada bernama Ibn Farrukh tercatat meninggalkan pelabuhan Kadesh pada Februari tahun 999 melintasi Lautan Atlantik dan mendarat di Gando (Kepulaun Canary). Ibn Farrukh berkunjung kepada Raja Guanariga dan kemudian melanjutkan ke barat hingga melihat dua pulau dan menamakannya Capraria dan Pluitana. Ibn Farrukh kembali ke Spanyol pada Mei 999. Perlayaran melintasi Lautan Atlantik dari Maroko dicatat juga oleh penjelajah laut Shaikh Zayn-eddin Ali bin Fadhel Al-Mazandarani. Kapalnya berlepas dari Tarfay di Maroko pada zaman Sultan Abu-Yacoub Sidi Youssef (1286 – 1307), raja keenam dalam dinasti Marinid. Kapalnya mendarat di pulau Green di Laut Karibia pada tahun 1291. Menurut Dr. Morueh, catatan perjalanan ini banyak dijadikan referensi oleh ilmuwan Islam. Sultan-sultan dari kerajaan Mali di Afrika barat yang beribukota di Timbuktu, ternyata juga melakukan perjalanan sendiri hingga ke benua Amerika. Sejarawan Chihab Addin Abul-Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300 – 1384) memerinci eksplorasi geografi ini dengan seksama. Timbuktu yang kini dilupakan orang, dahulunya merupakan pusat peradaban, perpustakaan dan keilmuan yang maju di Afrika. Ekspedisi perjalanan darat dan laut banyak dilakukan orang menuju Timbuktu atau berawal dari Timbuktu. Sultan yang tercatat melanglang buana hingga ke benua baru saat itu adalah Sultan Abu Bakari I (1285 – 1312), saudara dari Sultan Mansa Kankan Musa (1312 – 1337), yang telah melakukan dua kali ekspedisi melintas Lautan Atlantik hingga ke Amerika dan bahkan menyusuri sungai Mississippi. Sultan Abu Bakari I melakukan eksplorasi di Amerika tengah dan utara dengan menyusuri sungai Mississippi antara tahun 1309-1312. Para eksplorer ini berbahasa Arab. Dua abad kemudian, penemuan benua Amerika diabadikan dalam peta berwarna Piri Re’isi yang dibuat tahun 1513, dan dipersembahkan kepada raja Ottoman Sultan Selim I tahun 1517. Peta ini menunjukkan belahan bumi bagian barat, Amerika selatan dan bahkan benua Antartika, dengan penggambaran pesisiran Brasil secara cukup akurat. Dua abad kemudian, penemuan benua Amerika diabadikan di dalam peta berwarna Piri Re’isi yang dibuat pada tahun 1513, dan dipersembahkan kepada raja Ottoman Sultan Selim I tahun 1517. Peta ini menunjukkan letak belahan bumi bagian barat, Amerika Selatan dan bahkan benua Antartika, dengan penggambaran pesisiran Brasil secara cukup akurat. Columbus sendiri mengetahui bahwa orang-orang Carib (Karibia) adalah pengikut Nabi Muhammad. Dia paham bahwa orang-orang Islam telah berada di sana, terutama orang-orang dari Pantai Barat Afrika. Mereka mendiami Karibia, Amerika Utara dan Selatan. Namun tidak seperti Columbus yang ingin menguasai dan memperbudak rakyat Amerika, orang-Orang Islam datang untuk berdagang dan bahkan menikahi orang-orang pribumi. Lebih lanjut Columbus mengakui pada 21 Oktober 1492, 70 tahun dalam pelayarannya antara Gibara dan Pantai Kuba melihat sebuah masjid (berdiri di atas bukit dengan indahnya menurut sumber tulisan lain). Sampai saat ini sisa-sisa reruntuhan masjid telah ditemukan di Kuba, Mexico, Texas dan Nevada. Namun, tidak seperti Columbus yang ingin menguasai dan memperbudak, bahkan membantai rakyat Amerika asli (baca: Kebohongan Amerika tentang Christopher Columbus), Orang-Orang Islam datang untuk berdagang dan bahkan beberapa di antaranya menikahi orang-orang pribumi. Dan tahukah Anda? Bahwa 2 orang nahkoda kapal yang dipimpin oleh Columbus, kapten kapal Pinta dan Nina adalah orang-orang Islam, yaitu dua bersaudara Martin Alonso Pinzon dan Vicente Yanex Pinzon yang masih keluarga dari Sultan Maroko Abuzayan Muhammad III (1362). (THACHER, JOHN BOYD: Christopher Columbus, New York 1950). Sekitar 70 tahun sebelum Columbus menancapkan benderanya di tanah Amerika, Laksamana Cheng Ho sudah terlebih dahulu datang ke sana. Para peserta seminar yang diutus oleh Royal Geographical Society di London sangat kaget karena penemuan seorang kru kapal selam dan uraian sejarawan bernama Gavin Menzies. Dia juga seorang mantan perwira Angkatan Laut Kerajaan Inggris (baca: Biography Gavin Menzies). Menzies yang tampil dengan penuh keyakinan, menjelaskan teorinya tentang pelayaran terkenal dari pelaut mashur asal Cina, Laksamana Cheng Ho. Bersama bukti-bukti yang ditemuinya dari catatan sejarah, dia lantas membuat kesimpulan bahawa pelaut serta pengembara ulung dari Dinasti Ming itu adalah penemu awal benua Amerika, dan bukannya Columbus. Bahkan menurutnya, Cheng Ho ‘mengalahkan’ Columbus dengan jarak (perbedaan) waktu sekitar 70 tahun. Apa yang dikemukakan Menzies tentu membuat semua orang tertipu karena masyarakat dunia selama ini mengetahui bahawa Columbus-lah penemu benua Amerika pada sekitar abad ke-15. Penjelasan Menzies ini dikuatkan dengan sejumlah bukti sejarah. Menzies menunjukkan sebuah peta sebelum Columbus memulai ekspedisinya, lengkap dengan gambar benua Amerika serta sebuah peta astronomi milik Cheng Ho yang disandarkan sebagai bahan bukti. Menzies sangat yakin setelah ia meneliti ketepatan dan kesahihan bahan-bahan bersejarah tersebut. (dp/Daulahislam/heboh.co) salam-online Ruj/: http://arkibdirajalangkasuka.blogspot.com/…/red-indian-amer… AMUKANMelayu - Sejarah tidak pernah BERBOHONG, hanya orang yang kalah akan BERBOHONG untuk menyembunyikan MALU kerana kekalahannya..... |