- Bukti nyata Cina Indonesia antek penjajah
- Sekarang, para anak keturunan dan anak cucu laskar PO AN TUI telah berkuasa dan menguasai Indonesia, kemudian memperbudak dan menjadikan kaum pribumi sebagai kuli di negerinya sendiri. Kejahatan mereka tidak kalah hebatnya, saat di zaman Belanda terhadap pribumi. Asset ekonomi Indonesia sudah digenggam anak keturunan laskar PO AN TUI.
.
Milisi
Cina Indonesia yang dikenal sebagai ‘Po An Tui’ yang dibentuk oleh
Administrasi Belanda untuk membantu mereka melawan Pejuang Indonesia.
Beberapa unit (seperti di Jawa Tengah) Laskar Cina Indonesia ini
terlibat dalam Agresi, dan beberapa dugaan mereka melakukan kejahatan
perang dengan membunuh POW (tawanan perang) di Temanggung./
militaryphotos.net/forums
JAKARTA–
Laskar PO AN TUI, adalah satuan bersenjata orang-orang Cina di Indonesia
yang loyal kepada Belanda.. Inilah fakta sejarah tak pernah terungkap
selama ini dikalangan pribumi.
Tugas
laskar Po An Tui selain menjadi mata-mata juga untuk meneror pejuang
pribumi. Kehadiran serta sepak terjangnya yang terkenal kejam menjadi
salah satu penyebab pejuang Islam sangat membenci etnis Cina, dan
sebaliknya etnis Cinapun antipati terhadap para pejuang Islam.
Aksi Po An Tui itu tergolong kejam bahkan lebih kejam dibanding dengan tentara Belanda. Sayangnya,
dalam penulisan sejarah, keberadaan dan kejahatan serta tindak-tanduk
laskar Po An Tui cenderung diabaikan. Ada upaya sistematis untuk
menghilangkan fakta sejarah ini.
Mengapa
Westerling setelah menebar teror di Bandung dan berniat membunuh
Menteri Pertahanan Sri Sultan Hamengku Buwono IX berhasil kabur ke
Singapura?
Jenderal TNI (Purn) Abdul
Haris Nasution yang kala itu menjabat KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat)
dalam bukunya “Memenuhi Panggilan Tugas,” mengisahkan bahwa, setelah
menebar teror di Bandung, dan jadi buronan pasukan Siliwangi Westerling
berhasil lolos ke Jakarta.
Tapi
persembunyiannya di Jakarta (Tanjung Priok) akhirnya berhasil diendus
oleh satuan CPM dari KMKBDR (Komando Militer Kota Besar Djakarta Raja),
khususnya sub KMK Tanjung Priok.
Westerling
pun tertangkap. Namun, saat hendak digelandang ke KMK, secara tiba-tiba
Westerling dan ajudannya memberondong satuan CPM, dan melarikan diri ke
aeah Zandvoort (pantai Sampur).
Di
pantai itu telah menunggu sebuah pesawat Catalina yang kemudian membawa
Westerling kabur ke Singapura. Mudahnya Westerling kabur ke Singapura,
karena ia memiliki hubungan istimewa dengan Laskar PO AN TUI. Dimasa
Perang Kemerdekaan laskar ini mendapat pasokan senjata dari Singapura.
Laskar PO AN TUI, adalah satuan bersenjata orang-orang Cina di Indonesia yang loyal kepada Belanda.
Tugas
laskar Po An Tui selain menjadi mata-mata juga untuk meneror pejuang
pribumi. Kehadiran serta sepak terjangnya yang terkenal kejam menjadi
salah satu penyebab pejuang membenci etnis Cina dan etnis Cina pun
antipati terhadap para pejuang.
Sebagai
mata-mata, anggota laskar Po An Tui selalu mengamat-amati kegiatan para
pejuang. Akibatnya gerak-gerik dan markas pejuang dapat diketahui.
Setelah markas para pejuang diketahui, Belanda melakukan serangan
gabungan dengan Inggris terhadap markas para pejuang.
Laskar
Po An Tui tidak hanya terdapat di Jakarta, tapi juga di Medan, Surabaya
dan kota-kota lainnya. Aksi Po An Tui itu tergolong kejam bahkan lebih
kejam dibanding dengan tentara Belanda.
Di
Bandung, laskar Po An Tui aktif membantu NICA (Nederland Indische Civil
Administration) menebar teror terhadap para pejuang, seperti
pembunuhan, penculikan, pemerkosaan, dan penjarahan. Teror itu bertujuan
agar pribumi segera pindah ke Bandung Selatan dan tidak mendukung RI.
Sayangnya,
dalam penulisan sejarah, keberadaan dan tindak tanduk laskar Po An Tui
cenderung diabaikan. Ada upaya sistematis untuk menghilangkan fakta
sejarah ini. Mungkin tujuannya agar bangsa ini tidak mengetahui sejarah.
Tapi para pejuang yang pernah menderita kekejamannya tentu tidak dapat
melupakannya.
Menurut salah seorang
putera pejuang kemerdekaan RI, masalah kekejaman Po An Tui sempat
disinggung dalam persidangan Konstituante di tahun 1950-an. Ia menulis
salinan penggalan pidato seorang pejuang yang menjadi anggota
Konstituante.
Pidato yang disampaikan
oleh Mado Miharna (organisasi Persatuan Rakyat Desa) di hadapan Sidang
Pleno Konstituante tahun 1959 adalah sebagai berikut:
Saudara Ketua dan Madjelis Konstituante jang terhormat, dalam rangka pemandangan umum;
Saudara
Ketua, bagi seluruh pedjuang bangsa Indonesia jang mengikuti dan
mengalami pahit-getirnja perdjuangan sedjak Proklamasi 1945, lebih-lebih
tentunja bagi perintis-perintis kemerdekaan bangsa, melihat keadaan dan
penderitaan masjarakat dewasa ini, pasti akan sedih, sedih karena ini
bukanlah tudjuan kita, bukan masjarakat sematjam sekarang jang kita
idam-idamkan.
Seluruh lapisan
masjarakat telah berdjuang tetapi baru beberapa gelintir orang-orang
sadja jang senang. Beribu-ribu pedjuang kita dibunuh, tetapi golongan
pembunuh jang menikmati keuntungan.
Para pedjuang kita ditangkap dan disiksa, tetapi hasilnja golongan jang menangkapi dan menjiksa para pedjuang masih berkuasa.
Pao
An Tui sementara dari golongan Tionghoa jang membantu aktif tentara
Belanda jang telah membunuh, membakar, menangkapi anak-anak buah kami,
sampai sekarang masih bergelandangan, bukan sadja masih bergelandangan,
tetapi berkuasa dan menguasai segala sektor penghidupan rakjat.
Golongan
Po An Tui jang telah dengan kedjamnja membunuh dan membakar para
pedjuang kemerdekaan termasuk anak-anak buah kami, karena mereka tidak
mengungsi dan terus berada di kota bersama Belanda, mendadak menjadi
kaja, sesudah Belanda tidak ada mereka menduduki bekas tempat Belanda.
“Inilah bukan bajangan, bukan impian, tetapi kenjataan, lihatlah sadja di Bandung” ….
(Pidato yang disampaikan oleh Mado Miharna –organisasi Persatuan Rakyat
Desa– di hadapan Sidang Pleno Konstituante, waktu itu (1959).
Sekarang,
para anak keturunan dan anak cucu laskar PO AN TUI telah berkuasa dan
menguasai Indonesia, kemudian memperbudak dan menjadikan kaum pribumi
sebagai kuli di negerinya sendiri. Kejahatan mereka tidak kalah
hebatnya, saat di zaman Belanda terhadap pribumi. Asset ekonomi
Indonesia sudah digenggam anak keturunan laskar PO AN TUI.
Anak
keturunan laskar PO AN TUI sudah masuk di ranah politik, seperti
sekarang Hary Tanoe yang menjadi Cawapres Partai Hanura, di Kalimantan
Barat menjadi Gubernur, di DKI ada Ahok, dan sangat arogan. Padahal,
mereka dahulunya kaki tangan penjajah Belanda dan Jepang.
Sadarlah
wahai kaum pribumi.
voa-islam.com /mh/nahimunkar. Selasa, 19 Rabiul
Awwal 1435 H / 17 Desember 2013 08:49 wib
(Senyum Syuhada 3 jam yang lalu komen di fp nahimunkar.com pada judul https://www.nahimunkar.com/ahok-bohong-dan-tak-suka-ada-kolom-agama-di-ktp/#ixzz2ncVZ2Jtj )
WAJIB BACA!!
PERANCANGAN KAUM CINA (DAP, MCA, GERAKAN) TAWAN MALAYSIA DIDEDAHKAN!!!
Rencana ini adalah diterbitkan oleh sebuah majalah di London. Ditulis di
dalam bahasa mandarin dan telah dialihbahasa oleh pelajar melayu yang
belajar disana. Rencana ini telah disebarkan sekitar tahun 2006 dan
kebenarannya telah terbukti.
TAJUK: 'BERSATULAH KAUM CINA'
Kita semua kaum Cina di mana sahaja kita berada mestilah berbangga
dengan bangsa kita; samada Cina Amerika, Cina Singapura, Cina Taiwan dan
Cina Malaysia. Kita mestilah mengekalkan identiti kita. Di Malaysia,
kita mesti memberitahu anak-anak kita dan mengajar mereka cara-cara
perjalanan halus.
Setakat ini oleh kerana kedudukan kita, kita tiada pilihan untuk memilih
kerajaan yang majoritinya dikuasai oleh orang Melayu. Tetapi kita sedar
dibidang perniagaan dan perindustrian, orang Melayu tidak ada melainkan
mengekalkan bangsa kita (Cina) sebagai unsur utama meninggikan ekonomi
Malaysia dengan meletakkan keutamaan Bahasa Mandarin atau Kantonis di
dalam akhbar tempatan sebagai syarat penerimaan atau syarat kelayakan
perlu. Maka orang-orang Melayu tentunya terpinggir dari bidang pekerjaan
tersebut.
Jadi kita mengambil kesempatan ini atas kedudukan kita dan meminta
hak-hak politik. Orang-orang kita yang bergiat di bidang pelajaran
hendaklah pastikan bahawa generasi yang akan datang tidak akan diajar
segala pengorbanan orang Melayu, terutama sekali dalam pelajaran
sejarah, Ilmu Alam dan lain-lain mata pelajaran, baikpun di sekolah
rendah mahupun di sekolah menengah.
Kita mesti mengajar anak-anak dan anak orang Melayu supaya mempunyai
pendirian bahawa kejayaan itu bergantung semata-mata atas kebolehan.
Untuk tujuan ini kerajaan Singapura yang kita harus banggakan kerana
telah berjaya memecah-belahkan orang-orang Melayu dengan cara
membahagikan mereka kepada banyak puak seperti Banjar, Acheh, Bugis,
Mandaling, Boyan dan lain-lain.
Dari kesannya jiwa Rancangan ini, orang Melayu yang dulunya merupakan
19% daripada penduduk Singapura, sekarang hanya tinggal 10% sahaja.
Sekarang mereka tiada pilihan melainkan memuji kerajaan Singapura kerana
memberi mereka satu kestabilan, keadilan dan harapan untuk masa depan
iaitu mana-mana bentuk yang kerajaan suka dan fikirkan, pasti mereka
terima, sebabnya orang Melayu di sanatiada mempunyai suara lagi dan
mereka akan tetap menemui kegagalan.
Sebagai orang Cina tulin, saya juga berbangga dengan cara yang dilakukan
oleh En. Lim Chong Eu di Pulau Pinanguntuk memecah-belahkan orang-orang
Melayu di sana. Beliau telah berjaya mengambil tanah-tanah orang-orang
Melayu dan memajukannya sebagai kawasan perumahan dan perindustrian.
Oleh kerana harga rumah-rumah itu terlalu tinggi bagi orang Melayu,
mereka tiada keupayaan langsung untuk memiliki rumah-rumah tersebut.
Polisi ini tidak sahaja harus dilakukan di Pulau Pinang, tetapi juga di
lain-lain tempat selain bandar-bandar besar seperti Ipoh, Kuala Lumpur,
Seremban, Melaka, Johor Bahru dan Kuantan. Kita orang Cina harus mara ke
Alor Setar, Kangar, KotaBharu dan Kuala Terengganu.
Tujuan kita ialah untuk menguasai segala kegiatan perdagangan yang
berkaitan dengan bahan makanan, enjin, bank-bank serta pertanian. Alasan
yang munasabah perlu dicari dan dikemukakan kepada kerajaan untuk
menaikkan harga barang-barang keperluan harian. Inilah yang kita akan
terus gunakan untuk mendapatkan kekuasaan politik di Malaysia. Oleh
kerana kita telah kukuh di bidang Antarabangsa, kita mesti menganggap
bahawa saluran penyebaran am yang ada pada kita. Setakat ini, dunia
menganggap bahawa kerajaan Malaysia sekarang adalah anti Cina dan
Pro-Melayu dan juga kita orang Cina ditindas. Orang Cina tersingkir dari
kebanyakan peluang, itulah anggapan mereka. Juga bahawa kepakaran dan
titik peluh kita telah tidak diberi dan mendapat ganjaran yang
sepatutnya. Walau bagaimanapun, kebelakangan ini terdapat
langkah-langkah yang diambil oleh elit-elit Melayu untuk mengubah
gambaran ini dan menyuarakan apa yang sebenarnya berlaku.
Kita sebaliknya mematahkan langkah-langkah itu sebelum ianya berjaya
dilaksanakan. Dalam bidang politik, orang-orang Cina haruslah bergembira
dengan perpecahan demi perpecahan terlibat di kalangan orang-orang
Melayu dengan keluarnya Pas dari Barisan Nasional, keluarnya ahli UMNO
ke parti KeAdilan dan semakin perpecahan itu menguntungkan kita.
Saya sebagai orang Cina, sangatlah bergembira untuk memberitahu anda
bahawa salah satu sebab penyingkiran itu adalah jarum dan tindak-tanduk
teman-teman kita Gerakan dan MCA di dalam Barisan Nasional dan DAP dari
luar. Sekarang tibalah masanya untuk kita menanam perasaan benci di
kalangan orang-orang Melayu terhadap pemimpin mereka. Kalau kita bijak
menjalankan operasi kita, kita akan berjaya mengasingkan Perdana Menteri
sekarang ini yang terlalu jujur menjadi seorang Ahli politik. Kalau
kita orang-orang Cina bersatu, kita berjaya memecah-belahkan Dato' Sri
Dr. Mahathir Mohamed dengan Dato' Sri Anwar Ibrahim, kumpulan Abdullah
Ahmad Badawi dengan Kumpulan Najib Tun Razak.
Apabila British meninggalkan Malaysia, pemerintahan adalah di tangan
beberapa orang Melayu pilihan. Kita ketahui bahawa pemimpin-pemimpin
Melayu ini kiranya disukai oleh orang Melayu sendiri. Pada
keseluruhannya, mereka adalah orang-orang miskin tetapi bernafsu besar.
Kita berkeupayaan memberikan apa yang mereka mahu. Kita akan terus
mendapat apa yang kita kehendaki dari mereka. Kemudian sesudah kita
memberi mereka secukupnya, kita akan mendedahkan mereka ini. Kita akan
meminta mereka supaya dilucutkan daripada jawatan-jawatan mereka. Kita
tidak akan rugi apa-apa dengan pemecahan itu, malah menguntungkan
orang-orang Cina. Pekerjaan ini mesti dijalankan dengan licin, supaya
intelek-intelek Melayu tidak akan menyedarinya.Setakat ini kawan-kawan
kita di bidang perniagaan telah berjaya mengenepikan Dr Mahathir, Dr
Abdul Rahman Yaakob dan semua pelampau-pelampau dalam UMNO termasuk juga
sector kerajaan.
Kita orang-orang Cina harus bangga kerana orang-orang Melayu yang
menerima rasuah ini telah diletakkan di badan-badan berkanun. Di UDA
kita telah mendapat keuntungan yang banyak walaupun orang kita nombor
dua di situ. Mereka yang tidak mempunyai pandangan yang kuat akan terus
sanggup menjual orang-orang dari bangsanya sendiri, kiranya mereka
diberi apa yang mereka kehendaki dan kita pula hendaklah menggunakan
kelemahan mereka ini untuk kepentingan diri kita.
Kita akan gagalkan mereka dengan Tentera Darat, Laut dan Udara. Kita
akan terus gagalkan mereka dalam polis. Kita telah buktikan bahawa tanpa
kita orang-orang Cina, mereka tidak akan mendapat apa-apa maklumat
berkenaan dengan kegiatan Komunis. Kita juga perlu bekerjasama
dengan pergerakan di bawah tanah kerana tujuan kita adalah sama iaitu
menguasai Malaysia.
Kepada kita, caranya tidak lain sama ada menerusi politik atau
perjuangan bersenjata. Satu perkara lagi yang patut kita gunakan adalah
kebencian yang ada pada orang-orang Melayu dengan Sultan-Sultan
mereka. Kita mesti menguatkan lagi kebencian ini supaya apabila
orang-orang Melayu tidak mempunyai kepercayaan terhadap Sultan-Sultan
mereka, mereka akan hilang suatu simbol perpaduan dan kita dengan mudah
sahaja dapat membawa mereka kepada kemusnahan mereka sendiri.
Untuk membuktikan apa yang saya katakan, sebagai seorang Cina, kita tahu
kerajaan Malaysia sekarang lemah. Kelemahan ini terbukti dengan
kegagalan mengawal harga barang-barang keperluan. Kita boleh menurun
mana-mana cukai dengan menurunnya harga buah oren menjelang Tahun
Baru Cina, tetapi kerajaan tidak berbuat demikian apabila tiba Hari Raya
orang-orang Melayu kerana saya tidak pernah ingat harga buah Kurma
diturunkan menjelang Hari Raya.
Pemimpin-pemimpin Melayu bertujuan untuk menolong orang-orang melayu
dalam rancangan Malaysia ke-7. Kita orang-orang Cina harus menunjukkan
sokongan kita terhadap rancangan ini kerana kita tahu mereka tidak akan
mencapai matlamatnya. Di sebaliknya, apabila mereka hendak
memajukan rancangan Felda, kita orang-orang Cina akan mendapat
keuntungan melalui pembinaan jalan, pembinaan bangunan, pembinaan
rumah-rumah, parit, pemotongan pokok, penyediaan tanah dan lain-lain.
Segala bentuk pembangunan akan membawa keuntungan kepada orang-orang
Cina, yang juga bermakna kejayaan serta kekayaan orang-orang Cina akan
bertambah. Sekarang ini saya percaya, orang-orang Cina sudahpun memegang
60% daripada kekayaan negeri ini termasuklah tanah. Sebaliknya
orang-orang Melayu hanya memegang 3% berbanding 4% kepunyaan asing.
Kita tidak boleh berpuas hati. Kita orang Cina hendaklah mendapatkan
kekayaan orang-orang asing ini sebelum ianya jatuh ke tangan orang-orang
Melayu. Taktik kita memberi saham kosong kepada orang-orang Melayu
hendaklah disambung terus kepada orang-orang Melayu ini dan akan
mengenepikan orang-orang Melayu lain daripada memasuki bidang kewangan
terutamanya sebagai akauntan.
Di bidang pelajaran kita mesti mewujudkan Universiti Merdeka secepat
mungkin. Kita mesti terus menghantar beribu-ribu anak-anak kita ke Hong
Kong, Taiwan , Amerika atau di mana-mana di dunia ini. Apabila mereka
pulang kita akan memasukkan mereka di sektor-sektor Swasta yang
mengandungi 80% daripada peluang pekerjaan. Oleh kerana keadaan ini,
kerajaan sekarang ini yang pro-Melayu tidak akan berjaya menguasai
keadaan pasaran. Petani-petani yang terdiri dari 75% orang-orang
Melayu terus tidak bertanah. Nelayan akan tetap miskin oleh kerana
pegawai-pegawai kerajaan mereka sendiri sudah tidak boleh dipercayai
lagi.
Orang Cina harus menolong untuk memusnahkan segelintir pegawai-pegawai
Melayu yang dedikasi dengan membawa mereka ke golongan kita. Kita dengan
demikian diharapkan akan membuat mereka gagal dalam tujuan asal mereka.
Ini kita pastikan lakukan dengan usaha bersama
antara sektor swasta atau kerajaan.
Beberapa di kalangan Cina mungkin bertanya sama ada boleh atau tidak
mengambil alih negara ini dengan pasukan tentera. Saya menjawab, mereka
hanya general-general bodoh.
Lihatlah sahaja kelulusan mereka dan pengalaman mereka dan lihat pula
apa yang berlaku di Indonesia. Di Indonesia mereka semua boleh dibeli.
Jadi, setelah kita memegang kuasa politik, kita boleh ketepikan pasukan
tentera ini.
Kita orang-orang Cina mempunyai kebolehan untuk bermuka manis dan
dipercayai oleh orang-orang Melayu dan kita harus memainkan peranan kita
dengan baik. Kita akan terus bermanis muka dengan berkawan bersama
mereka kerana waktu ini kita belum boleh menunjukkan niat dan
belang kita yang sebenar.
Contoh yang paling konkrit kita mengalami kekalahan teruk dalam atasan
dan saya tahu apa yang ada di dalam otak mereka dan apa yang difikirkan.
Pada keseluruhannya,
pemimpin-pemimpin sekarang sedang takut menemui pengundi mereka.
Kita mesti mengumpulkan tenaga dan usaha mematahkan mereka dengan cara
perlahan-lahan. Pada masa yang sama juga kita mesti perkuatkan dan
mengapi-apikan risauan kesangsian orang-orang Melayu terhadap
pemimpin-pemimpin mereka. Ini kerana terlalu jelas ketidakstabilan
dan kemiskinan masyarakatnya. Akhirnya diharapkan mereka ini tidak akan
berminat untuk mengundi dan membiarkan takdir yang menentukannya.
Kita akan membuat penentuan ke atas mereka dan masa depan mereka kerana
orang-orang Cina akan menjadi pemimpin-pemimpin mereka itu.
Oleh Dr. Ng. Seng
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
PERANCANGAN KAUM CINA (DAP, MCA, GERAKAN) TAWAN MALAYSIA DIDEDAHKAN!!!
Rencana ini adalah diterbitkan oleh sebuah majalah di London. Ditulis di dalam bahasa mandarin dan telah dialihbahasa oleh pelajar melayu yang belajar disana. Rencana ini telah disebarkan sekitar tahun 2006 dan kebenarannya telah terbukti.
'BERSATULAH KAUM CINA'
Kita semua kaum Cina di mana sahaja kita berada mestilah berbangga dengan bangsa kita; samada Cina Amerika, Cina Singapura, Cina Taiwan dan Cina Malaysia. Kita mestilah mengekalkan identiti kita. Di Malaysia, kita mesti memberitahu anak-anak kita dan mengajar mereka cara-cara perjalanan halus.
Setakat ini oleh kerana kedudukan kita, kita tiada pilihan untuk memilih kerajaan yang majoritinya dikuasai oleh orang Melayu. Tetapi kita sedar dibidang perniagaan dan perindustrian, orang Melayu tidak ada melainkan mengekalkan bangsa kita (Cina) sebagai unsur utama meninggikan ekonomi Malaysia dengan meletakkan keutamaan Bahasa Mandarin atau Kantonis di dalam akhbar tempatan sebagai syarat penerimaan atau syarat kelayakan perlu.
Maka orang-orang Melayu tentunya terpinggir dari bidang pekerjaan tersebut. Jadi kita mengambil kesempatan ini atas kedudukan kita dan meminta hak-hak politik. Orang-orang kita yang bergiat di bidang pelajaran hendaklah pastikan bahawa generasi yang akan datang tidak akan diajar segala pengorbanan orang Melayu, terutama sekali dalam pelajaran sejarah, Ilmu Alam dan lain-lain mata pelajaran, baikpun di sekolah rendah mahupun di sekolah menengah.
Kita mesti mengajar anak-anak dan anak orang Melayu supaya mempunyai pendirian bahawa kejayaan itu bergantung semata-mata atas kebolehan. Untuk tujuan ini kerajaan Singapura yang kita harus banggakan kerana telah berjaya memecah-belahkan orang-orang Melayu dengan cara membahagikan mereka kepada banyak puak seperti Banjar, Acheh, Bugis, Mandaling, Boyan dan lain-lain.
Dari kesannya jiwa Rancangan ini, orang Melayu yang dulunya merupakan 19% daripada penduduk Singapura, sekarang hanya tinggal 10% sahaja. Sekarang mereka tiada pilihan melainkan memuji kerajaan Singapura kerana memberi mereka satu kestabilan, keadilan dan harapan untuk masa depan iaitu mana-mana bentuk yang kerajaan suka dan fikirkan, pasti mereka terima, sebabnya orang Melayu di sanatiada mempunyai suara lagi dan mereka akan tetap menemui kegagalan.
Sebagai orang Cina tulin, saya juga berbangga dengan cara yang dilakukan oleh En. Lim Chong Eu di Pulau Pinanguntuk memecah-belahkan orang-orang Melayu di sana. Beliau telah berjaya mengambil tanah-tanah orang-orang Melayu dan memajukannya sebagai kawasan perumahan dan perindustrian.
Oleh kerana harga rumah-rumah itu terlalu tinggi bagi orang Melayu, mereka tiada keupayaan langsung untuk memiliki rumah-rumah tersebut. Polisi ini tidak sahaja harus dilakukan di Pulau Pinang, tetapi juga di lain-lain tempat selain bandar-bandar besar seperti Ipoh, Kuala Lumpur, Seremban, Melaka, Johor Bahru dan Kuantan. Kita orang Cina harus mara ke Alor Setar, Kangar, KotaBharu dan Kuala Terengganu. Tujuan kita ialah untuk menguasai segala kegiatan perdagangan yang berkaitan dengan bahan makanan, enjin, bank-bank serta pertanian.
Alasan yang munasabah perlu dicari dan dikemukakan kepada kerajaan untuk menaikkan harga barang-barang keperluan harian. Inilah yang kita akan terus gunakan untuk mendapatkan kekuasaan politik di Malaysia. Oleh kerana kita telah kukuh di bidang Antarabangsa, kita mesti menganggap bahawa saluran penyebaran am yang ada pada kita. Setakat ini, dunia menganggap bahawa kerajaan Malaysia sekarang adalah anti Cina dan Pro-Melayu dan juga kita orang Cina ditindas.
Orang Cina tersingkir dari kebanyakan peluang, itulah anggapan mereka. Juga bahawa kepakaran dan titik peluh kita telah tidak diberi dan mendapat ganjaran yang sepatutnya. Walau bagaimanapun, kebelakangan ini terdapat langkah-langkah yang diambil oleh elit-elit Melayu untuk mengubah gambaran ini dan menyuarakan apa yang sebenarnya berlaku. Kita sebaliknya mematahkan langkah-langkah itu sebelum ianya berjaya dilaksanakan.
Dalam bidang politik, orang-orang Cina haruslah bergembira dengan perpecahan demi perpecahan terlibat di kalangan orang-orang Melayu dengan keluarnya Pas dari Barisan Nasional, keluarnya ahli UMNO ke parti KeAdilan dan semakin perpecahan itu menguntungkan kita. Saya sebagai orang Cina, sangatlah bergembira untuk memberitahu anda bahawa salah satu sebab penyingkiran itu adalah jarum dan tindak-tanduk teman-teman kita Gerakan dan MCA di dalam Barisan Nasional dan DAP dari luar.
Sekarang tibalah masanya untuk kita menanam perasaan benci di kalangan orang-orang Melayu terhadap pemimpin mereka. Kalau kita bijak menjalankan operasi kita, kita akan berjaya mengasingkan Perdana Menteri sekarang ini yang terlalu jujur menjadi seorang Ahli politik. Kalau kita orang-orang Cina bersatu, kita berjaya memecah-belahkan Dato' Sri Dr. Mahathir Mohamed dengan Dato' Sri Anwar Ibrahim, kumpulan Abdullah Ahmad Badawi dengan Kumpulan Najib Tun Razak.
Apabila British meninggalkan Malaysia, pemerintahan adalah di tangan beberapa orang Melayu pilihan. Kita ketahui bahawa pemimpin-pemimpin Melayu ini kiranya disukai oleh orang Melayu sendiri. Pada keseluruhannya, mereka adalah orang-orang miskin tetapi bernafsu besar. Kita berkeupayaan memberikan apa yang mereka mahu. Kita akan terus mendapat apa yang kita kehendaki dari mereka.
Kemudian sesudah kita memberi mereka secukupnya, kita akan mendedahkan mereka ini. Kita akan meminta mereka supaya dilucutkan daripada jawatan-jawatan mereka. Kita tidak akan rugi apa-apa dengan pemecahan itu, malah menguntungkan orang-orang Cina. Pekerjaan ini mesti dijalankan dengan licin, supaya intelek-intelek Melayu tidak akan menyedarinya.Setakat ini kawan-kawan kita di bidang perniagaan telah berjaya mengenepikan Dr Mahathir, Dr Abdul Rahman Yaakob dan semua pelampau-pelampau dalam UMNO termasuk juga sector kerajaan.
Kita orang-orang Cina harus bangga kerana orang-orang Melayu yang menerima rasuah ini telah diletakkan di badan-badan berkanun. Di UDA kita telah mendapat keuntungan yang banyak walaupun orang kita nombor dua di situ. Mereka yang tidak mempunyai pandangan yang kuat akan terus sanggup menjual orang-orang dari bangsanya sendiri, kiranya mereka diberi apa yang mereka kehendaki dan kita pula hendaklah menggunakan kelemahan mereka ini untuk kepentingan diri kita.
Kita akan gagalkan mereka dengan Tentera Darat, Laut dan Udara. Kita akan terus gagalkan mereka dalam polis. Kita telah buktikan bahawa tanpa kita orang-orang Cina, mereka tidak akan mendapat apa-apa maklumat berkenaan dengan kegiatan Komunis. Kita juga perlu bekerjasama dengan pergerakan di bawah tanah kerana tujuan kita adalah sama iaitu menguasai Malaysia.
Kepada kita, caranya tidak lain sama ada menerusi politik atau perjuangan bersenjata. Satu perkara lagi yang patut kita gunakan adalah kebencian yang ada pada orang-orang Melayu dengan Sultan-Sultan mereka. Kita mesti menguatkan lagi kebencian ini supaya apabila orang-orang Melayu tidak mempunyai kepercayaan terhadap Sultan-Sultan mereka, mereka akan hilang suatu simbol perpaduan dan kita dengan mudah sahaja dapat membawa mereka kepada kemusnahan mereka sendiri.
Untuk membuktikan apa yang saya katakan, sebagai seorang Cina, kita tahu kerajaan Malaysia sekarang lemah. Kelemahan ini terbukti dengan kegagalan mengawal harga barang-barang keperluan. Kita boleh menurun mana-mana cukai dengan menurunnya harga buah oren menjelang Tahun Baru Cina, tetapi kerajaan tidak berbuat demikian apabila tiba Hari Raya orang-orang Melayu kerana saya tidak pernah ingat harga buah Kurma diturunkan menjelang Hari Raya. Pemimpin-pemimpin Melayu bertujuan untuk menolong orang-orang melayu dalam rancangan Malaysia ke-7.
Kita orang-orang Cina harus menunjukkan sokongan kita terhadap rancangan ini kerana kita tahu mereka tidak akan mencapai matlamatnya. Di sebaliknya, apabila mereka hendak memajukan rancangan Felda, kita orang-orang Cina akan mendapat keuntungan melalui pembinaan jalan, pembinaan bangunan, pembinaan rumah-rumah, parit, pemotongan pokok, penyediaan tanah dan lain-lain. Segala bentuk pembangunan akan membawa keuntungan kepada orang-orang Cina, yang juga bermakna kejayaan serta kekayaan orang-orang Cina akan bertambah.
Sekarang ini saya percaya, orang-orang Cina sudahpun memegang 60% daripada kekayaan negeri ini termasuklah tanah. Sebaliknya orang-orang Melayu hanya memegang 3% berbanding 4% kepunyaan asing. Kita tidak boleh berpuas hati. Kita orang Cina hendaklah mendapatkan kekayaan orang-orang asing ini sebelum ianya jatuh ke tangan orang-orang Melayu.
Taktik kita memberi saham kosong kepada orang-orang Melayu hendaklah disambung terus kepada orang-orang Melayu ini dan akan mengenepikan orang-orang Melayu lain daripada memasuki bidang kewangan terutamanya sebagai akauntan. Di bidang pelajaran kita mesti mewujudkan Universiti Merdeka secepat mungkin.
Kita mesti terus menghantar beribu-ribu anak-anak kita ke Hong Kong, Taiwan , Amerika atau di mana-mana di dunia ini. Apabila mereka pulang kita akan memasukkan mereka di sektor-sektor Swasta yang mengandungi 80% daripada peluang pekerjaan. Oleh kerana keadaan ini, kerajaan sekarang ini yang pro-Melayu tidak akan berjaya menguasai keadaan pasaran.
Petani-petani yang terdiri dari 75% orang-orang Melayu terus tidak bertanah. Nelayan akan tetap miskin oleh kerana pegawai-pegawai kerajaan mereka sendiri sudah tidak boleh dipercayai lagi. Orang Cina harus menolong untuk memusnahkan segelintir pegawai-pegawai Melayu yang dedikasi dengan membawa mereka ke golongan kita.
Kita dengan demikian diharapkan akan membuat mereka gagal dalam tujuan asal mereka. Ini kita pastikan lakukan dengan usaha bersama antara sektor swasta atau kerajaan. Beberapa di kalangan Cina mungkin bertanya sama ada boleh atau tidak mengambil alih negara ini dengan pasukan tentera. Saya menjawab, mereka hanya general-general bodoh.
Lihatlah sahaja kelulusan mereka dan pengalaman mereka dan lihat pula apa yang berlaku di Indonesia. Di Indonesia mereka semua boleh dibeli. Jadi, setelah kita memegang kuasa politik, kita boleh ketepikan pasukan tentera ini. Kita orang-orang Cina mempunyai kebolehan untuk bermuka manis dan dipercayai oleh orang-orang Melayu dan kita harus memainkan peranan kita dengan baik.
Kita akan terus bermanis muka dengan berkawan bersama mereka kerana waktu ini kita belum boleh menunjukkan niat dan belang kita yang sebenar. Contoh yang paling konkrit kita mengalami kekalahan teruk dalam atasan dan saya tahu apa yang ada di dalam otak mereka dan apa yang difikirkan. Pada keseluruhannya, pemimpin-pemimpin sekarang sedang takut menemui pengundi mereka.
Kita mesti mengumpulkan tenaga dan usaha mematahkan mereka dengan cara perlahan-lahan. Pada masa yang sama juga kita mesti perkuatkan dan mengapi-apikan risauan kesangsian orang-orang Melayu terhadap pemimpin-pemimpin mereka. Ini kerana terlalu jelas ketidakstabilan dan kemiskinan masyarakatnya. Akhirnya diharapkan mereka ini tidak akan berminat untuk mengundi dan membiarkan takdir yang menentukannya.
Kita akan membuat penentuan ke atas mereka dan masa depan mereka kerana orang-orang Cina akan menjadi pemimpin-pemimpin mereka itu. - Oleh Dr. Ng. Seng
8 Perkara Lee Kuan Telah Lakukan Keatas Orang Melayu Di Singapura
Tulisan
ini dipetik daripada buku tulisan Profesor Dr Lily Zubaidah Rahim
bertajuk “Singapore Dilemma in the Malay World,” Routledge Taylor &
Francis Group, 2009.
Dr
Lily Zubaidah telah dibuang negeri kerana mengkritik kerajaan PAP dan
sekarang beliau bertugas sebagai seorang Profesor di Sydney University
Australia.
1) Memperalat orang Melayu
Selepas
Yusof Ishak tiada lagi Presiden Singapura berbangsa Melayu kerana
selepas kematiannya, jawatan Presiden itu diganti oleh Benjamin Henry
Sheare, Devan Nair, Wee Kim Wee, Ong Teng Cheong, Sellapan Ramanathan
dan Dr. Tony Tan Keng Yam.
Manakala
Setiausaha Agung PAP, Lee Kuan Yew pula memegang jawatan Perdana
Menteri selama 31 tahun diganti dengan Goh Chok Tong dan pada 12 Ogos
2004, anak Kuan Yew, Lee Hsien Loong mengambil alih semula jawatan
Perdana Menteri Singapura hingga sekarang.
Yusuf Ishak hanyalah gula-gula untuk menarik sokongan orang Melayu pada ketika itu.
2) Siapa yang mempersoal PAP, dituduh “Chauvinists, Religious Extremists and harbouring a sinister agenda”.
“Organisasi-organisasi
Melayu, pakatan politik pembangkang, atau individu yang berani
mempersoal kerajaa PAP Singapura, akan didakwa sebagai ‘Chauvinists,
Religious Extremists & harbouring a sinister agenda” (membawa agenda
jahat).
Tuduhan ini amatlah bercanggah dengan amalan meritokrasi seperti mana yang dilaung-laungkan oleh kerajaan PAP.
Tambahan
beliau lagi, orang Melayu di Singapura dinafikan hak mereka untuk
menyatakan pendapat sama ada di media-media utama ataupun akhbar-akhbar
tempatan.
Itu belum lagi, penganiayaan terhadap pelajar Muslim yang ingin memakai tudung ke sekolah.
Hal
ini boleh dilihat pada tahun 2002, Malay Community Organisation,
Fateha.com dan juga jurucakap mereka, Zulfikar Shariff, telah dihalang
kerana dikatakan membicarakan hal-hal sensitif seperti bantahan terhadap
‘No tudung petition’, diskriminasi terhadap pekerja Melayu, menuntut
supaya madrasah dikekalkan dan sebagainya.
[ARTIKEL BERKAITAN: BILA KAFIR BERKUASA - HARAMKAN SIKIT-SIKIT: Larangan guna pembesar suara di masjid kecuali Azan akan diwarta di Pulau Pinang]
[ARTIKEL BERKAITAN: BILA KAFIR BERKUASA - HARAMKAN SIKIT-SIKIT: Larangan guna pembesar suara di masjid kecuali Azan akan diwarta di Pulau Pinang]
3) Bahasa Melayu bahasa golongan rendah.
“Kebanyakan
bukan Melayu tidak bercakap bahasa kebangsaan (Melayu) atau tahu makna
lagu kebangsaan ‘Majulah Singapura’. Oleh itu, ramai rakyat Singapura
tidak menyanyikan lagu kebangsaan apabila ia sedang dimainkan semasa
majlis rasmi.
Menurutnya
penurunan nilai bahasa kebangsaan (Melayu) boleh dikaitkan dengan
pandangan umum masyarakat yang menganggap bahasa itu mencerminkan modal
sosial, ekonomi dan kebudayaan golongan yang lemah dan dituturkan oleh
golongan kelas rendah seperti pembantu rumah warga Indonesia, posmen dan
pembersih pejabat.
“Terdapat
penurunan yang ketara dalam Bahasa Melayu untuk jalan dan daerah.
Pemaju perumahan swasta dan penduduk telah membuat petisyen untuk
menukar nama-nama jalan Melayu, dengan mendakwa mengelirukan dan
memudaratkan maruah penduduk,” katanya.
Menurutnya
lagi pada tahun 1960-an, Jawatankuasa Penasihat Penamaan Jalan telah
diarahkan untuk menghentikan daripada menamakan jalan-jalan dengan
nama-nama berunsur Bahasa Melayu.
Nama jalan ditukar kepada Bahasa Inggeris dan Mandarin.
Perkataan ‘Lorong’ telah dinamakan semula sebagai ‘Avenue’, ‘Rise’, ‘Drive’ dan ‘View’.
Namun, dalam masa sama pada tahun 1980-an, berlaku peningkatan ketara nama-nama jalan dan tempat dalam Bahasa Mandarin.
“Berbeza
dengan kedudukan yang merosot bahasa kebangsaan, Lee Kuan Yew dan
kepimpinan lain dalam PAP terus-menerus mengingatkan masyarakat Cina
daripada nilai ekonomi bahasa Mandarin dan peranannya dalam perniagaan
dan budaya purba Cina tradisional,” katanya lagi.
4) Singapura adalah Israel in a Malay Muslim Sea.
Lee
Kuan Yew dengan bangganya mengakui peranan Singapura di rantau ini
seperti “Israel in a Malay Muslim Sea”. (Willairat 1975:45)
5) Ketuanan Cina di Singapura.
Untuk
memastikan Ketuanan Cina dominan di Singapura, kuasa pengundi Melayu
Singapura telah dicairkan secara sistematik dengan skim penempatan
semula bandar pada tahun 1960-an dan 1970-an, pengenalan kuota perumahan
dan sistem kumpulan perwakilan undi (A Group Representation
Constituency – GRC).
Menurut
beliau, polisi-polisi ini dilaksanakan bersandarkan retorik
multi-racism untuk memastikan masyarakat Melayu yang secara tradisinya
menyokong parti-parti pembangkang tidak mempunyai kuasa penentu dalam
mana-mana kawasan pilihan raya.
Pembaharuan
pilihan raya bukan sahaja dilakukan ke atas parti berasaskan Melayu di
Singapura seperti PKMS (Pertubuhan Kebangsaan Melayu Singapura), bahkan
juga terhadap parti-parti pembangkang lain seperti Parti Pekerja dan
Parti Demokratik Singapura kerana kedua-dua parti pembangkang itu secara
umumnya bersimpati terhadap masyarakat Melayu.
6) Masalah kekurangan penduduk Cina akibat kesuburan diatasi dengan menjadikan pendatang Cina daripada luar sebagai warganegara.
Untuk
mengatasi masalah kekurangan penduduk Cina disebabkan tahap kesuburan
masyarakat tempatan yang rendah, pendatang-pendatang Cina diambil dari
luar yang telah membantu meningkatkan penduduk kepada 4.6 juta pada
tahun 2007 dan dijangka akan membantu meningkatkan penduduk Singapura
kepada 6.5 juta dalam tempoh dua dekad.
Dr
Lily mendedahkan walaupun pendatang bukan Cina diperlukan untuk
pembangunan ekonomi Singapura, namun pendatang Cina separuh mahir telah
ditawarkan penduduk dan status kewarganegaraan.
Mereka
biasanya bekerja di kedai-kedai kopi, pusat membeli-belah, pasar raya,
stesen minyak, tapak pembinaan, pusat penjaja dan sebagai pemandu bas.
Fakta
ini telah diperkukuh dengan data yang menganggarkan bahawa 60 peratus
daripada pekerjaan baru pada tahun 2007 adalah pendatang asing.
Syarikat-syarikat
berkaitan kerajaan, badan berkanun dan angkatan tentera kebanyakannya
pegawai kanannya adalah Cina. Daripada 70 pegawai-pegawai yang paling
kanan (kolonel dan lebih tinggi) pada tahun 1999, hanya satu adalah
bukan Cina.
7) Melayu disisihkan daripada tentera Singapura, GLC dan politik.
Menjelang
tahun 2003, sembilan daripada sepuluh anggota profesional SAF
(Singapore Armed Forces) adalah Cina dengan pelantikan kritikal dipegang
oleh Cina.
Ini
berikutan pada tahun 1980-an, di mana lebih wakil etnik (bukan Cina) di
peringkat pegawai kanan SAF, namun selepas itu pegawai-pegawai bukan
Cina yang bersara, mereka telah diganti oleh pegawai-pegawai Cina.
Menurut
kajian perintis Worthington, daripada 78 Eksekutif teras dalam
lembaga-lembaga berkanun dan GLC pada tahun 1998, hanya 7 (9 peratus)
adalah bukan Cina. Melayu tunggal adalah Ahli Parlimen PAP, Ahmad
Mohamed Megad.
Ahmad Megad juga dikenalpasti sebagai satu-satunya Melayu daripada 122 anggota Eksekutif teras Singapura pada tahun 1998.
Daripada 30 GLC atas, hanya dua (6.7 peratus) yang dipengerusikan oleh bukan Cina pada tahun 1991.
Dalam
kerajaan PAP, orang Melayu kurang dalam Kabinet diberi memegang
portfolio yang agak rendah seperti Hal Ehwal Sosial, Pembangunan
Masyarakat, Sukan, Alam Sekitar dan Hal Ehwal Islam.
Adalah
mustahil orang Melayu akan dilantik untuk portfolio penting dalam
Pertahanan, Kewangan, Perdagangan, Industri, Kementerian Luar atau
Pendidikan pada masa hadapan.
8) 98% penerima biasiswa SAFOS (Angkatan Bersenjata Singapura) adalah Cina.
Data
menunjukkan Cina mendominasi perwakilan dalam birokrasi, GLC, badan
berkanun, SAF (Singapore Armed Forces). Cina juga turut mendominasi
dalam penerimaan biasiswa yang paling berprestij seperti biasiswa
Presiden dan biasiswa SAF yang tidak dibincangkan secara terbuka
dibincangkan oleh media Singapura.
Dalam
masyarakat yang kononnya mempraktikkan sistem meritokrasi, hanya
terdapat seorang penerima biasiswa Presiden bukan Cina antara tahun 1987
dan 2005. Sehingga tahun 2005, 98 peratus daripada penerima biasiswa
luar negara daripada Angkatan Bersenjata Singapura (SAFOS) adalah Cina.
Selain
itu, tidak pernah ada satu penerima biasiswa SAFOS berbangsa Melayu.
Begitu juga, sehingga tahun 2005, 97 peratus daripada biasiswa Angkatan
Bersenjata Singapura Merit (SAFMS) penerimanya adalah orang Cina.
Adakah
Melayu dan India tidak sepintar dan serajin seperti orang Cina? Aduan
diskriminasi tidak mudah ditangani kerana negara itu tidak menubuhkan
Suruhanjaya Peluang Pekerjaan Saksama, Lembaga Anti-Diskriminasi atau
Pejabat Ombudsman untuk melindungi kelayakan yang berbilang kaum dan
meritokrasi Singapura.
Dalam
proses pemilihan untuk biasiswa kerajaan, diskriminasi tidak hanya
berdasarkan keputusan peperiksaan. Sebagai contoh, aktiviti-aktiviti
ko-kurikulum, ‘watak’ dan prestasi dalam satu temubual akan
dipertimbangkan. Pemboleh ubah subjektif telah dimasukkan dengan cara
yang tidak telus untuk kejayaan kemasukan ke fakulti seperti fakulti
Perubatan Universiti Singapura.
Oleh
itu, golongan etnik minoriti yang mendapat hampir skor ‘A’ ditolak
untuk menduduki fakulti seperti Perubatan, mereka cenderung untuk
mengesyaki bahawa terdapat diskriminasi semasa proses temubual, namun
mereka tidak mempunyai bukti kukuh untuk menyokong syak wasangka itu.
Asyraf Farique
Penyelidik IRIS
Rancangan Membendung Kejahat Kafir Malaysia
- Teks Ucapan Mantan Ketua Hakim Negara -
MELAYU BERJUANG UNTUK NEGARA
Semenanjung Tanah Melayu telah dijajah daripada orang Melayu. Yang menentangnya, baik Dato Bahaman, Dato Sagor, Dato Maharaja Lela, Dol Said, Tok Janggut atau Rusli Dhobi, adalah orang Melayu. Yang menentang Malayan Union adalah orang Melayu. Yang berkorban nyawa menentang pengganas Komunis semasa darurat adalah orang Melayu. Yang menuntut kemerdekaan adalah orang Melayu. Orang bukan Melayu menyertai gerakan menuntut kemerdekaan apabila mereka melihat ia akan menjadi kenyataan untuk menjaga kepentingan mereka. Pada masa itu pun tujuan mereka sudah berlainan.
MELAYU SENTIASA BERKORBAN DEMI KEAMANAN
Logiknya, Semenanjung Tanah Melayu yang dijajah daripada orang Melayu hendaklah dipulangkan kepada orang Melayu. Tetapi tidak, orang Melayu diminta berkongsi kuasa yang akan diserah balik oleh penjajah British. Pada masa itu pun orang Melayu telah diminta mengorbankan hak mereka “untuk menjaga perpaduan”. Orang Melayu bersetuju, sehinggakan dalam Pilihan Raya Umum (PRU) 1955, untuk memberi lebih banyak representasi kepada orang bukan Melayu, kawasan-kawasan majoriti Melayu diberikan kepada calon-calon bukan Melayu untuk bertanding. Keadaan ini berterusan demi untuk memastikan kemenangan pemimpin-pemimpin utama bukan Melayu, sehinggalah PRU 12 apabila kemenangan UMNO sendiri dalam kawasan majoriti Melayu sudah tidak terjamin.
PAS MENENTANG PENUBUHAN MALAYSIA DEMI MELAYU
Semasa rundingan kemerdekaan, PAS menuntut supaya Pulau Pinang dan Melaka dijadikan Negeri-Negeri Melayu demi menjaga hak keistimewaan orang Melayu. Semasa Malaysia hendak ditubuhkan PAS menentangnya kerana ia akan mengurangkan peratusan orang Melayu dan takut kiranya orang Melayu akan hilang kuasa politik dan dengan itu kedudukan orang Melayu dan agama Islam akan tergugat. Malah, selama beberapa dekat PAS senentiasa mengkritik UMNO kerana “tak cukup Melayu dan tak cukup Islam”. Begitu prihatin PAS terhadap nasib bangsa Melayu dan agama Islam pada masa itu.
PARTI BOROH MALAYA SEJAK AWAL MENENTANG PENGEKALAN SULTAN
Semasa rundingan kemerdekaan juga, Parti Boroh Malaya menuntut supaya ditubuhkan kerajaan unitari kerana, mengikut mereka, mengekalkan Sultan-Sultan dan Negeri-Negeri Melayu akan mewujudkan sebuah kerajaan beraja. Dalam kata- kata lain mereka hendak menghapuskan sistem beraja di Malaya. Siapakah majoriti ahli-ahli Parti Boroh? Tidakkah tuan-tuan terhidu bau yang serupa sekarang?
SEGELINTIR MELAYU PERNAH DIPERALAT OLEH CINA, HARI INI MASIH BERLAKU
Parti Komunis Malaya mengangkat senjata untuk menubuhkan kerajaan komunis ala-China. Beberapa orang pemimpin parti-parti kiri Melayu lari ke hutan dan menyertai Parti Komunis Malaya kerana takut ditangkap British. Mereka diperalatkan oleh Chin Peng untuk mempengaruhi orang Melayu menyokong perjuangan mereka. Nasib baik, pada masa itu orang Melayu tidak terpengaruh degan mereka. Soalan: Tidakkah orang Melayu ternampak perancangan yang serupa sekarang oleh “komunis bandar” meminjam istilah Tan Sri Rahim Noor, mantan Ketua Polis Negara?
Biar apa pun, akhirnya peruntukan-peruntukan Perlembagaan dipersetujui dan ia menjadi undang-undang utama kita. Pada detik 12.00 tengah malam Semenanjung Tanah Melayu pun merdeka. Orang-orang yang sebaya dengan saya masih terdengar pekikan “Merdeka” itu dengan perasaan penuh semangat dan kegembiraan.
KONTRAK SOSIAL, PENDATANG DIBERI KERAKYATAN
Tetapi, pada detik yang sama, satu perkara berlaku, yang kita tidak sedar. Ini digambarkan dengan jelas oleh Professor Shad Saleem Farouqi dalam bukunya yang bertajuk “Document of Destiny: The Constitution of the Federation of Malaysia” di muka surat 710. Katanya:
“As a result of the “social contract” between the various races, millions of migrants to British Malaya were bestowed with citizenship by the Merdeka Constitution. It is believed that the number of citizens in Malaya doubled at the stroke of midnight on August 31, 1957 due to the constitutional grant.”
“Akibat “kontrak sosial” di antara berbagai-bagai kaum, berjuta-juta pendatang ke Malaya yang diperintah oleh British itu diberi kerakyatan oleh Perlembagaan Merdeka. Adalah dipercayai bahawa jumlah warga negara Malaya bertambah sekali ganda pada detik tengah malam 31 Ogos 1957 disebabkan oleh pemberian Perlembagaan itu.” (Terjemahan saya).
Pada 1963, Sabah dan Sarawak menyertai Malaysia. Kedudukan anak negeri Sabah dan Sarawak hampir serupa dengan kedudukan orang Melayu di Semenanjung. Maka peruntukan yang serupa dibuat untuk mereka – lihat Perkara 153 Perlembagaan Persekutuan.
KAUM PENDATANG MENDAPAT SEGALA-GALANYA
Semenjak Merdeka hinggalah sekarang, Kerajaan Persekutuan dipimpin oleh sekumpulan parti berbagai-bagai bangsa dengan seorang Melayu sebagai Perdana Menterinya. Biar apa pun kelemahan mereka, negara berada dalam keadaan aman, tenteram membolehkannya maju dalam semua bidang dan dinikmati oleh semua orang dan semua kaum. Mana sebuah kaum yang boleh berkata bahawa mereka tidak menikmati kemakmuran Malaysia walau sedikit pun? Negara kita adalah di antara beberapa buah negara sahaja dalam dunia ini yang Perlembagaan asalnya masih berkuat kuasa. Malah Malaysia disifatkan sebagai model negara membangun dan negara Islam moden.
Jika kaum minoriti hendak ‘complain’ mengenai kebebasan mereka, tunjukkan kepada saya sebuah negara yang memberi lebih banyak hak kepada kaum minoriti. Apa jadi kepada orang Islam Rohingya di Myanmar? Di negeri-negeri jiran, nama mereka pun perlu diubah. Tunjukkan kepada saya sebuah negara yang bukan sahaja membenarkan sekolah-sekolah vernakular diadakan, malah membiayainya. Dari segi kebebasan beragama, pernahkah Kerajaan menghalang mereka daripada mengamalkan agama mereka. Pernahkah terfikir oleh mereka bagaimana mudahnya mereka membina rumah-rumah ibadat mereka di Malaysia, termasuk di atas tanah Kerajaan tanpa sebarang tindakan, diberi bantuan kewangan dan tanah gantian apabila dikehendaki pindah? Bandingkan dengan halangan yang di hadapi oleh orang Islam untuk membuat sebuah masjid di Eropah atau Amerika Syarikat.
CINA MAHU LEBIH
Kecuali seketika di sekitar tahun 1969, keadaan bertahan selama lebih kurang 50 tahun. Ia disebabkan Kerajaan Persekutuan kukuh, pemimpin-pemimpin yang tegas dan ekonomi yang senentiasa berkembang. Kerajaan Persekutuan kuat sebab ia menerima sokongan orang Melayu dan bukan Melayu yang mencukupi, walau pun lebih banyak orang Cina senentiasa menyebelahi pembangkang. Mereka mahu lebih. Itu sahaja sebabnya. Dan mereka menuduh orang Melayu “tamak” kerana hendak mencapai 30% ekonomi negara! Bagaimana dengan mereka yang sudah mempunyai 80% tetapi mahu lebih? Mungkin itu “dermawan” mengikut istilah mereka. Anehnya ada juga orang Melayu yang mempercayainya.
MELAYU BERPECAH MEMUDAHKAN MEREKA AMBIL KESEMPATAN
Tetapi, keadaan berubah di kebelakangan ini. Orang Melayu berpecah kerana leka dengan sedikit kemakmuran yang baru dirasai, ketaksuban kepada parti dan pemimpin dan kehadiran pemimpin-pemimpin dan penyokong-penyokong yang oportunis yang tidak kira apa yang akan terjadi kepada bangsa, negara dan agama asalkan cita-cita mereka tercapai. Maka orang Melayu berpecah dengan seriusnya. Kumpulan pengundi majoriti menjadi minoriti. Kumpulan minoriti memperalatkan sebahagian pengundi Melayu untuk kepentingan mereka dan orang Melayu tidak sedar.
Melihat keadaan itu, kumpulan-kumpulan yang memang pandai mengira untung-rugi, terus mengatur perancangan mereka. Mereka membuat perancangan teratur untuk merampas kuasa melalui peti undi, dengan bersatu padu sesama sendiri sambil memperalatkan parti-parti Melayu dan orang Melayu yang naif itu. Mereka hampir berjaya.
Sambil itu kumpulan-kumpulan ekstremis mula membuat tuntutan-tuntutan yang bukan-bukan, menyerang hak-hak orang Melayu, menghina lagu Kebangsaan, menghina bendera Malaysia, menghina Institusi Raja-Raja, menghina pemimpin-pemimpin Melayu dan menghina agama Islam. Ketiadaan tindakan tegas terhadap mereka dilihat oleh mereka sebagai tanda kelemahan dan mereka menuntut lebih lagi.
Pendekatan mereka adalah bersifat ugutan dan bisnes: jika mahu perpaduan berikan kami hak yang sama dan kebebasan sepenuhnya. Dalam kata-kata lain, mereka mahu faedah yang diberikan kepada orang Melayu dan anak negeri Sabah dan Sarawak dihapuskan. Ertinya, mereka mahu perizaban kadar dalam perkhidmatan awam, biasiswa, danasiswa, keistimewaan pendidikan dan latihan, permit, lesen dan sebagainya dihapuskan. Semua mesti diberi atas dasar merit. Mereka tahu mereka menguasai ekonomi dan berada di hadapan dalam bidang pelajaran. Mereka tinggal di bandar-bandar besar di mana terdapat semua kemudahan dan exposure. Apabila pemilihan cuma dibuat berdasarkan kelulusan akademik, merekalah yang akan membolotnya. Tak cukup dengan itu, mereka mahu UiTM juga dibuka kepada mereka!
MEREKA TIDAK SENANG DENGAN ISLAM SEBAGAI AGAMA PERSEKUTUAN
Rata-rata orang bukan Islam di Malaysia tidak senang dengan kedudukan agama Islam sebagai agama Persekutuan. Mereka mahu agama-agama mereka juga diberi kedudukan yang sama. Mengikut mantan Mufti Pulau Pinang, di Pulau Pinang telah berlaku satu peristiwa di mana di perasmian sebuah bangunan oleh Timbalan Ketua Menteri, doa dibacakan oleh seorang Paderi Kristian, seorang Sami Hindu dan Imam Masjid Negeri. Saya amat hairan mengapa Imam Besar pun turut menyertainya. Tidakkah beliau berfikir?
Saya amat sedih melihat orang Melayu dan Islam begitu naif sehingga mereka begitu mudah diperalatkan sehingga sanggup bertakbir dan bergolek di atas jalan raya sedangkan orang bukan Islam yang untung.
MELAYU JAHIL MUSLIHAT DAN SEPAK TERAJANG KAUM BUKAN ISLAM
Saya juga hairan mengapa ada orang-orang yang dikenali sebagai ulama’ tidak nampak muslihat gereja Roman Katolik yang hendak memakai kalimah “Allah” dalam Bible Bahasa Melayu dan upacara gereja dalam Bahasa Melayu selepas 500 tahun kecewa mengkristiankan orang Melayu secara besar-besaran. Mereka merujuk kepada penggunaan kalimah Allah di bumi Arab tanpa menganalisis berbezaannya. Kita perlu lihat isu itu dalam konteks Malaysia.
Hinggakan, apabila sami Buddha mengadakan upacara sembahyang di surau di sebuah hotel pun, ada “ilmuwan Syariah” yang mengatakan Rasul Allah pernah membenarkan orang Kristian bersembahyang dalam masjid. Tidakkah mereka nampak perbezaannya?
Kisah itu melibatkan ahlil-kitab yang beriman dengan Allah dan di peringkat awal kerasulan Muhammad s.a.w. dan cara mereka bersembahyang pun tidak mencemarkan kesucian masjid. Jika dibenarkan penganut-penganut agama yang ada di Malaysia bersembahyang dalam masjid, apa akan jadi? Bukan sahaja masjid akan busuk dengan bau gaharu, babi panggang pun akan dibawa masuk ke masjid, sebab di bulan hantu lapar “offering” kepada hantu lapar adalah sebahagian daripada upacara sembahyang mereka.
Kristian Akan Menjadi Agama Rasmi |
ISLAM DISAMA-RATAKAN DI PULAU PINANG SEKARANG DAN BAKAL MEREBAK KESELURUH NEGARA
Mantan Mufti Pulau Pinang juga memberitahu saya adalah susah mendapat peruntukan untuk aktiviti agama Islam di Pulau Pinang, kerana pemimpin-pemimpin agama-agama lain juga menuntut hak yang sama. Jika kita tidak membendungnya, perkara seperti ini akan merebak ke seluruh Malaysia. Pada waktu itu, waktu penyiaran rancangan-rancangan agama Islam di televisyen pun akan terpaksa dikongsi dengan agama-agama lain. Jabatan-jabatan Kerajaan dan kampus-kampus universiti kerajaan yang menyediakan surau akan terpaksa menyediakan gereja, to’kong-to’kong dan gurdwara, memberi hanya dua misalan. Ertinya, kedudukan Islam sebagai agama Persekutuan sudah tidak bermakna lagi. Peruntukan agama Islam sebagai agama Persekutuan mungkin dimansuhkan atau kesemua agama akan dijadikan agama Persekutuan. Tidakkah orang Islam berfikir?
MEREKA TIDAK PUAS HATI PERLEMBAGAAN LARANG SEBAR AGAMA KEPADA ORANG ISLAM
Kumpulan ini sangat tidak puas hati dengan peruntukan Perlembagaan yang tidak membenarkan orang bukan Islam menyebarkan agama mereka kepada orang Islam. Selain dari itu, mereka pergi ke merata dunia untuk memburukkan Islam kerana Islam tidak membenarkan penganutnya murtad, kerana Islam membolehkan poligami, kerana Islam mengharamkan liwat, membuat tuduhan Islam mendiskriminasikan orang perempuan kerana pembahagian pusaka yang tidak sama rata dan lain-lain. Soalan saya: Mengapa mereka membantah hal-hal mengenai agama Islam pada hal kita tidak pernah membantah mereka membakar kereta kertas, duit neraka (hell money) atau mencucuk pipi mereka dengan besi dan lain-lain.
MEREKA TIDAK PUAS HATI BAHASA MELAYU SEBAGAI BAHASA KEBANGSAAN
Mereka juga tidak puas hati dengan kedudukan Bahasa Melayu sebagai bahasa Kebangsaan. Mereka mahu Bahasa mereka juga diberi kedudukan yang sama. Ke mana perginya “kontrak sosial”?
Ringkasnya mereka mahukan atau mahu menghapuskan apa yang ada pada orang Melayu tetapi mereka tidak mahu melepaskan apa yang ada pada mereka. Sanggupkah syarat kerakyatan dikaji semula? Sanggupkah syarikat-syarikat milik mereka dibuka kepada orang Melayu, baik sebagai pemilik saham, ahli Lembaga atau pengurusan atasan?
KENAPA MEREKA BERANI?
Kumpulan itu menjadi lebih berani kerana:
1. Mereka telah melihat orang Melayu berpecah-belah. Kumpulan majoriti telah menjadi minoriti.
2. Mereka telah berjaya mempengaruhi pemimpin-pemimpin parti-parti orang Melayu untuk bekerjasama dengan mereka.
3. Mereka telah berjaya memanfaatkan pengundi Melayu yang menentang BN yang tidak sedar bahawa mereka diperalatkan.
4. Ketiadaan tindakan terhadap mereka dilihat sebagai kelemahan Kerajaan.
5. Pemansuhan Perisytiharan Darurat dan undang-undang yang dibuat di bawahnya, Akta Keselamatan Dalam Negeri 1960 (ISA) dan pengumuman bahawa Akta Hasutan 1948 juga akan dimansuhkan dilihat sebagai satu kemenangan mereka. Mereka telah sekian lama menuntut perkara itu dilakukan dan mereka berjaya sekarang.
6. Persepsi rasuah di kalangan pemimpin politik Kerajaan yang tinggi memudahkan orang ramai percayai hasutan mereka.
KERAJAAN NAJIB TERLALU BERLEMBUT
Pada masa yang sama, Kerajaan semakin mengambil sikap lebih lembut dan “liberal”, mungkin dalam usaha untuk memenangi semula sokongan pengundi-pengundi bukan Melayu yang telah lari kepada pembangkang. Jika itulah tujuannya, nyata sekali bahawa harapan itu adalah satu kesilapan. Bukan sahaja mereka tidak kembali dan tidak berterima kasih, tetapi mereka melihatnya sebagai satu kelemahan di pihak Kerajaan dan kejayaan bagi mereka.
Saya boleh faham mengapa Perisytiharan Darurat dan undang-undang yang dibuat di bawahnya dimansuhkan.
Dalam tahun 1970an, seorang Hakim dari Afrika yang datang ke Malaysia untuk menghadiri satu persidangan undang-undang bertanya kepada saya: “Malaysia berada dalam keadaan darurat bukan? Saya tidak lihat sekatan jalan raya oleh tentera mahupun kereta kebal di jalan raya.” Saya jawab, “Ya, itu darurat di Malaysia. Bayangkan jika tidak.” Untuk mengatakan selepas tahun 2000 kita masih berada di bawah keadaan darurat adalah tidak munasabah. Demikian juga melaksanakan undang-undang yang dibuat khas untuk menangani keadaan semasa darurat juga sukar untuk dibela walau pun dari segi undang-undang ia adalah sah.
TIDAK FAHAM KENAPA ISA DIMANSUHKAN
Tetapi, saya dapati sukar sedikit untuk memahami mengapa Akta Keselamatan Dalam Negeri 1960 (ISA) juga turut dimansuhkan. Perlu diambil perhatian bahawa ISA bukanlah satu undang-undang yang dibuat di bawah peruntukan Perkara 150, ia itu semasa Proklamasi Darurat berkuat kuasa. ISA dibuat di bawah Perkara 149 yang membolehkan undang-undang seperti ISA dibuat untuk menentang perbuatan subversif, tindakan yang memudaratkan ketenteraman awam dan sebagainya.
Memanglah undang-undang yang membolehkan penangkapan dan tahanan tanpa perbicaraan bukanlah undang-undang yang baik. Tetapi, sudahkah kita lupa Mei 13? Adakah keadaan yang menggugat ketenteraman negara, tidak kira oleh siapa, komunis, militan Islam, kumpulan pelampau dan lain-lain sudah tidak ada lagi? Mana lebih baik ISA atau Guantanamo (Untuk perbincangan mengenai ISA dan Guantanamo, sila baca ucapan dan kertas kerja saya bertajuk “Conflict of Interests Between Different Basic Rights” dan “Legal and Judicial Transformation in Malaysia” yang boleh didapati dalam lman web saya.)
Saya faham bahawa Kerajaan mahu melihat Malaysia berada di kedudukan yang baik di mata dunia. Tetapi, Singapura yang mengekalkan ISA, berada di kedudukan yang lebih baik, hampir dalam semua hal. ISA bukanlah sebab utama yang menentukan kedudukan itu.
SOSMA HILANG TARING
Sekarang ISA telah “digantikan” dengan Akta Kesalahan Keselamatan (Langkah- Langkah Khas) 2012 (SOSMA). Secara ringkas, perbezaan utama di antara keduanya ialah ISA membolehkan tahanan tanpa perbicaraan. (Tetapi tangkapan dan penahanan itu boleh dicabar di mahkamah melalui semakan kehakiman (judicial review)). Sebaliknya, di bawah SOSMA seseorang yang melakukan suatu kesalahan di bawah akta itu mestilah dituduh di mahkamah atas tuduhan tertentu dan dibicarakan sama seperi kes jenayah lain.
Setakat ini sebanyak 38 orang telah dihadapkan ke mahkmah di bawah SOSMA, dengan 30 daripadanya di Lahat Datu. Perbicaraan sedang berjalan. Pendakwaan dilakukan oleh Peguam Negara sendiri. Kebanayakan pertuduhan adalah di bawah Chapter VIA Kanun Keseksaan yakni kesalahan-kesalahan yang berkaitan dengan keganasan (offences relating to terrorism).
SOSMA HANYA CANTIK ATAS KERTAS
Ertinya “terrorism” yang memungkinkan kewujudan ISA masih ada. Apa yang dilakukan sekarang memang cantik di atas kertas. Tetapi soalnya, mampukan SOSMA menangani masalah terrorism? Dari segi kesalahan-kesalahan yang diwujudkan ia nampaknya lengkap. Soalnya, dapatkah pertuduhan-pertuduhan itu dibuktikan? Sama-samalah kita melihat perkembangannya.
Bagi saya ukurannya bukan sangat ISA ada atau tidak tetapi bagaimana ia dilaksanakan. Undang-undang apa pun boleh disalahgunakan. ISA pun jika dilaksanakan dengan berhemah dan menepati peraturan-peraturannya, boleh membawa hasil yang lebih baik dari SOSMA jika SOSMA disalahgunakan.
Sebaliknya, jika SOSMA dilaksanakan dengan berhemah dan ia memberi kesan yang serupa, tentulah SOSMA lebih baik.
NAJIB HENDAK MANSUH AKTA HASUTAN PULA
Selain daripada itu Perdana Menteri Malaysia, Dato’ Seri Mohd Najib Tun Abdul Razak telah juga mengumumkan bahawa Akta Hasutan 1948 juga akan dimansuhkan.
Akta ini dibuat oleh British apabila Persekutuan Tanah Melayu ditubuhkan untuk mengekang penentangan kepada pemerintahan British. Secara ringkas, ia mengandungi kesalahan-kesalahan kerana menghasut untuk membangkitkan kebencian dan tidak taat setia kepada Raja atau Kerajaan, menghasut rakyat untuk mendapat perubahan dengan cara yang tak sah, menghasut orang supaya benci kepada pentadbiran keadilan, menimbulkan perasaan tidak puas hati atau tidak setia di kalangan rakyat Malaysia, mengembangkan perasaan permusuhan antara kaum. Seksyen 3(1)(f) memperuntukkan:
“…….mempersoalkan apa-apa perkara, hak, taraf, kedudukan, keistimewaan, kedaulatan atau prerogatif yang ditetapkan atau dilindungi oleh peruntukan Bahagian III Perlembagaan Persekutuan atau Perkara 152, 153 atau 181
Perlembagaan Persekutuan.”
Bahagian III adalah mengenai kewarganegaraan. Perkara 152 ialah mengenai Bahasa Kebangsaan. Perkara 153 adalah mengenai “perizaban kuota berkenaan dengan perkhidmatan, permit dan sebagainya bagi orang Melayu atau anak negeri Sabah dan Sarawak.
Peruntukan ini dimasukkan akibat peristiwa 13 Mei. Ringkasnya, ia menghalang sesiapa sahaja daripada mempersoalkan perkara-perkara yang disebutkan itu untuk mengelak daripada berulangnya peristiwa 13 Mei.
Bagi saya, perwujudan seksyen 3(1)(f) Akta Hasutan itu adalah kemuncak kejayaan politik orang Melayu dan Tun Abdul Razak Bin Hussain.
Maka kepada anaknya saya berseru: Janganlah mansuhkan apa yang ayah anda telah lakukan. Saya khuatir kiranya beliau tidak akan memaafkan anda kerananya.
RUU HARMONI HANYA HELAH MANSUHKAN AKTA HASUTAN
Bagaimana dengan RUU Harmoni yang JPNIN sedang buat itu?
Mereka mengaitkan Akta Hasutan dengan RUU Harmoni. RUU Harmoni akan menggantikan Akta Hasutan seperti mana SOSMA menggantikan ISA. Ertinya, mengikut mereka, untuk mencapai perpaduan dan harmoni (“perpaduan”) Akta Hasutan perlulah dimansuhkan kerana ia menjadi penghalang perpaduan.
Dalam kata-kata lain, berikan kebebasan kepada sesiapa sahaja untuk menghasut orang ramai supaya membenci Raja, menghapuskan sistem beraja, mempersoalkan kedudukan Bahasa Melayu sebagi Bahasa Kebangsaan, mempersoalkan hak orang Melayu dan anak negeri Sabah dan Sarawak dan kerakyatan, perpaduan akan tercapai.
Lojik apa ini? Ia samalah dengan lojik seorang yang berkata “Kalau mahu tebuan berada di dalam sarangnya, jolokkan sarangnya.” Cubalah!
Maka kita perlu faham bahawa alasan bahawa Akta Hasutan perlu dimansuhkan demi untuk mencapai perpaduan itu tidak berasas langsung. Ia hanyalah helah untuk memansuhkan Akta Hasutan oleh orang-orang yang tidak sukakannya. Apatah lagi yang menggubalnya adalah Majlis Peguam. Itulah yang mereka mahu. Diberi peluang, terus mereka memanfaatkannya. Kita jangan terperangkap dengan helah seperti itu.
Apa untungnya orang Melayu dan anak negeri Sabah dan Sarawak jika larangan- larangan mempersoalkan hak-hak yang diberi kepada mereka oleh Perkara 153 itu dihapuskan? Apakah untungnya orang Melayu jika hasutan mengenai kedudukan Bahasa Melayu sebagai Bahasa Kebangsaan dibenarkan? Yang untung hanyalah orang-orang yang tidak suka peruntukan-peruntukan itu. Tanpa Akta Hasutan mereka bebas menghasut orang ramai untuk menghapuskan pemerintahan Raja Berperlembagaan, Bahasa Melayu sebagai Bahasa Kebangsaan, hak-hak orang Melayu dan anak negeri Sabah dan Sarawak. Itu kita mesti faham.
PERKARA PELIK TENTANG RUU HARMONI, APA NAJIB SEDANG BUAT
Selain dari itu, ada beberapa perkara yang sangat menghairankan saya mengenai usaha menggubal RUU Harmoni untuk menggantikan Akta Hasutan itu.
Pertama, Akta Hasutan terletak di bawah portfolio Kementerian Dalam Negeri (KDN) yang Menterinya ialah Dato’ Seri Dr. Ahmad Zahid Hamidi. Sepatutnya, semua perkara yang berkenaan dengan akta itu, sama ada hendak memindanya atau memansuhkannya, hendaklah datangnya daripada kementerian itu. Ini penting bukan sahaja kerana akta itu terletak di bawah kementerian itu, tetapi kerana kementerian itu mempunyai maklumat-maklumat, termasuk maklumat rahsia, mengenai ketenteraman negara yang akan menentukan dasar mengenainya.
Soalan saya: Mengapa dalam hal ini tugas itu diambil alih oleh Jabatan Perpaduan Negara dan Integrasi Nasional (JPNIN) yang menterinya Tan Sri Joseph Kurup yang nampaknya bekerjasama dengan Nancy Shukri, Menteri di Jabatan Perdana Menteri? Adakah satu “rampasan” (highjacking) berlaku di sini?
Mengikut prosedur biasa, penetapan dasar dilakukan oleh kementerian berkenaan sebelum ia diputuskan oleh Kabinet. Dalam hal ini, penentuan dasar, sekurang- kurangnya di peringkat permulaan, diserahkan kepada JUU&D yang ditubuhkan oleh MKPN yang di tubuh pula oleh JPNIN. Pengerusi JUU&D adalah YB Dato’ Dr Mujahid Yusof Rawa, Ahli Parlimen PAS Parit Buntar dan Timbalan Pengerusinya adalah Lim Chee Wee, mantan Presiden Majlis Peguam. Kita semua tahu bahawa Majlis Peguam adalah penyokong kuat parti-parti pembangkang terutama sekali DAP dan PKR. Adakah ini “rampasan” (highjaking) yang kedua?
Mengikut prosedur biasa juga, setelah dasar ditentukan oleh kementerian berkenaan, penggubalan dilakukan oleh Jabatan Peguam Negara. Dalam hal ini, penggubalan dilakukan oleh Majlis Peguam. Adakah ini “rampasan” (highjaking) yang ketiga?
Disebabkan oleh kesuntukan masa, untuk tujuan wacana ini, memadailah jika saya memberi dua misalan mengenai isi kandungan RUU Harmoni.
Pertama, rang undang-undang itu menekankan peruntukan Perkara 8 Perlembagaan Persekutuan. Seksyen 2(i) National Harmony and Reconciliation Bill mengatakan bahawa tujuan rang undang-undang itu adalah:
“2(i) To give effect to the letter and spirit of the Federal Constitution, in particular Article 8.”
“Untuk memberi kesan kepada apa yang tertulis dan semangat Perlembagaan Persekutuan, khususnya perkara 8.” – (Terjemahan saya.) Apa kata Perkara 8? Perkara 8(1) memperuntukkan:
“8. (1) Semua orang adalah sama rata di sisi undang-undang dan berhak mendapat perlindungan yang sama rata di sisi undang- undang.”
Itulah yang mereka mahu mahkamah memberi keutamaan dalam mentafsir atau memakai (interpretation or application) undang-undang itu jika ada kes.
Sepanjang ingatan saya, saya belum penah temui satu akta yang memperuntukkan bahawa sesuatu perkara dalam Perlembagaan itu kena diberi perhatian yang lebih daripada yang lain-lain. Dari situ kita dapat lihat tujuan mereka yang tersirat.
Kedua, nampaknya matlamat utama penggubal RUU Harmoni adalah untuk memansuhkan Akta Hasutan. Seksyen 8(1), Draft Racial and Religious Hate Crimes Bill memperuntukkan:
“8(1) The Sedition Act 1948 [Act No. 15] is repealed.”
Siapakah yang membuat tuntutan supaya Akta Hasutan dimansuhkan? Tidakkah apa yang hendak dilakukan itu untuk memenuhi kehendak mereka?
Patutkah Akta Hasutan dimansuhkan? Jawapan saya: tidak. Patutkah ia dipinda? Jawapan saya: Ya. Apakah pindaan yang perlu dibuat? Jawapan saya: Masukkan Perkara 3 dan 11 Perlembagaan Malaysia (agama Islam) ke dalam seksyen 3(1)(f) Akta Hasutan. Sekarang menghasut terhadap kedudukan agama Islam bukanlah satu kesalahan di bawah Akta Hasutan. Mungkin kerana itu, mereka sangat berani. Semua orang Islam, sama ada dalam UMNO, PAS, PKR, NGO dan individu hendaklah bersatu dalam hal ini.
Kedua, pada pandangan saya, adalah lebih baik bagi kerajaan kiranya kesalahan menghasut terhadap kerajaan dimansuhkan. Maksud saya hanya mengenai kerajaan tetapi terhadap Raja mestilah dikekalkan. Ini lebih demokratik, lebih telus dan lebih terbuka. Hari ini pun, walaupun larangan itu ada, setakat yang saya tahu, kerajaan tidak pernah mengambil tindakan terhadap orang yang mengkritiknya kerana itu sebahagian daripada proses demokrasi. Untuk apa dikekalkan peruntukan itu?
Pada pandangan saya, itulah pendirian yang semua orang Islam, parti politik Islam dan NGO Islam, patut ambil.
MELAYU BUKAN MAHUKAN HAK ORANG LAIN
Kita bukan mahukan hak orang lain. Kita bukan menuntut supaya Perlembagaan dirombak kerana kita mahu lebih. Kita cuma mempertahankan Perlembagaan Persekutuan. Kita cuma mahu apa yang telah dipersetujui dikekalkan untuk mengekalkan perpaduan dan harmoni. Rasiskah kita?
Pemimpin-pemimpin Melayu dan Islam, tidak kira dalam parti mana hendaklah bersatu dalam mempertahankan kepentingan bangsa, agama dan negara, dengan mempertahankan peruntukan-peruntukan Perlembagaan Malaysia yang sedia ada. Caranya ialah dengan menguatkan Kerajaan Persekutuan. PAS patutlah bekerjasama dengan UMNO dan BN di peringkat pusat. Di peringkat negeri ia boleh kekal seperti sekarang. Saya membuat seruan ini kerana saya percaya bahawa, dalam keadaan sekarang, mengikut hemat saya, itu sahaja cara yang boleh kita mempertahankan Perlembagaan dan kepentingan bangsa Melayu dan umat Islam di Malaysia.
Anak-anak Negeri Sabah dan Sarawak patut ingat bahawa apa yang menjamin nasib mereka ialah Perlembagaan Persekutuan dan mereka juga sepatutnya bersama mempertahankannya.
Sebenarnya semua pemimpin negara, tidak kira apa parti politiknya, apa bangsa dan agamanya, sama-sama mempunyai tanggungjawab untuk mempertahankan Perlembagaan Malaysia untuk kepentingan bersama.
Kesimpulannya:
1. Janganlah mansuh Akta Hasutan 1948.
2. Segala urusan mengenai Akta Hasutan hendaklah dilakukan oleh kementerian yang bertanggungjawab mengenainya ia itu KDN.
3. JPNIN tidak sepatutnya mengambil alih perkara yang terletak dalam bidang kuasa KDN dan Peguam Negara.
4. Prosedur biasa di mana Kementerian berkenaan menentukan dasar dan pengpenggubalan dibuat oleh Jabatan Peguam Negara manakala keputusan muktamad dibuat oleh Kabinet hendaklah diikuti.
5. Akta Hasutan hendaklah dipinda untuk memasukkan Perkara 3 dan 11 (agama Islam) ke dalam seksyen 3(1)(f).
6. Eloklah kerajaan memikirkan untuk meminda Akta Hasutan untuk mengeluarkan kesalahan menghasut terhadap kerajaan supaya kerajaan nampak lebih telus, terbuka dan demokratik.
7. Ketepikan draf RUU yang dibuat oleh Majlis Peguam itu.
8. Jika JPNIN berfikir bahawa perpaduan boleh dicapai melalui undang-undang, sila sediakan drafnya. Ikutlah peraturan biasa.
9. Semua orang Melayu, Islam dan anak negeri Sabah dan Sarawak dan semua parti politik, NGO dan pertubuhan Melayu, Islam dan anak negeri Sabah dan Sarawak, hendaklah bersatu dalam hal ini.
10. Kita bukan hendak meminggir mana-mana kaum. Kita hanya hendak mempertahankan Perlembagaan supaya perpaduan akan berkekalan. Malah, kaum-kaum lain juga sepatutnya bersama-sama mempertahankan Perlembagaan kerana hanya dengan cara itu perpaduan dan harmoni dapat dikekalkan.
Sekian. terima kasih.
Tun Abdul Hamid Mohamad
tunabdulhamid@gmail.com
AMUKANMELAYU - Cina adalah AGEN PENJAJAH di Nusantara telah menjadi SATU CINA dengan SATU TUJUAN di saat PRIBUMI berpecah kepada BERATUS PARTAI VS BERATUS TUJUAN..............