,مليسيا دان اسلام بوکن ميليک اورڠ ڤوليتيک
, مک ڤرجواڠن اݢام تتڤ دڤرجواڠکن اوليه اومت اسلام دري بيدڠ يڠ لاءين
سام اد كامي منڠ اتاو كامي ماتي

PERJALAN HAJI AKI


Thursday, 27 August 2015

ANAK MELAYU - SAYA MENYURUH TIDAK DAN MENGHALANG PUN TIDAK.....INI HAK PERIBADI KAMU


Tuntutan Ugama atau tuntutan NAFSU atau alat Anasir Asing atau GILA?
OLAK LEMPIT - Khamis 12 Zulkaedah 1436H, "Mak.....saya ingin pulang, ayah.....sunyinya dunia ini tanpa ibu dan ayah.....hidup kini menjadi asing dan tidak tentu hala tujunya.....mak/ayah,........fitnah, bergaduh, bermasam muka, menyindir, menyakiti kawan, tidak menghormati, berkurang ajar dan menunjuk sifat tidak baik....tidak pernah di ajar pada saya semasa di kampung.

Saya hanya lulus Sekolah Ugama Rakyat.....tiada sijil dari Universiti.....keluarga kita tidak pandai. Kita tiada buku bank dan tiada kad kredit.....tapi, rumah kita tiada hutang, kenduri adek tumbang juga 2 ekor kerbau, kita beli kereta cash......sampai juga KL walaupun 10 jam. Rumah tiada aircond.....tapi tetap terjaga untuk solat subuh di surau......baju ada 3 pasang.....semua kita pakai....peti sejuk yang kecil....tapi sayur semua segar di petik di belakang rumah.....

Tapi di sini.....mereka semua cantik dan BERSIH....tapi hati mereka kotor, mereka ada segalanya, tapi mereka tak bersyukur. Mak....semalam Abang Yan ada talifon dari Kota Tampan, Lenggong. Katanya "Man, keliklah.....tanah Tok tu kosong di Beng, tanah Mak tak di usaha di Chepor dan Tasik depan rumah Makcik mari kita usahakan Bela ikan dalam sangkor".....

Mak.....saya rasa nak balik kampung.....disini dah kotor dan tak BERSIH lagi.......


“Menanam Ketidakpercayaan Rakyat Kepada PEMERINTAH dan Kepimpinnya”  -  Ini adalah “master virus” yang di bawa oleh REVOLUSI WARNA yang di dalangi ANASIR LUAR untuk MEMUSNAHKAN ISLAM dan NEGARANYA dan inilah yang membawa anda TURUN ke jalan raya berperang dengan NAFSU ANDA sendiri.........



Dalang Sebenar BERSIH Tidak Perlu Pakai Baju Kuning

Revolusi Warna

Bermula dari istilah media-media mainstream gerakan massa di negara-negara pecahan Uni Sovyet, Negara-negara Balkan dekade 2000-an dulu, sepertinya Colour Revolution memang bukan gejolak massa biasa. Ia tidak bersifat spontan, tak juga gerakan alami, namun  merupakan setting politik Peringkat Tertinggi mengatasi Nama Gerakan Rakyat. Entah kenapa, sebutan pada setiap gerakan selalu mengadaptasi nama serta warna-warna bunga.

Tengok gerakan di negara-negara pecahan Uni Sovyet dulu. Ada Prague Spring di Czechoslovakia (1989), selanjutnya di Baltic (2000), Revolusi Mawar di Georgia (2003), di Serbia (2003), ataupun Revolusi Oranye di Ukraina (2004), kemudian Revolusi Rose di Georgia (2004), ataupun Revolusi Cedar di Lebanon (2005), di Uzbekistan muncul "Bolga" (Hammer) era 2006-an, di Belarus timbul Revolusi Denim atau Revolusi Vasilykovaya (2008), Revolusi Podsnezhnikov di Armenia (2009), di Moldova bernama Revolusi Kirpichey atau Revolusi Kafelynaya (2011-2012), Revolusi  Tulip di Kyrgyzstan (2010-2011), bahkan Rusia terkena imbas gerakan bertajuk Revolusi Snezhnaya atau Myatezhom Hipsterov, kemudian Bulagria (2013) dan lain-lain.

Cina pun meski di luar jajaran Pakta Warsawa sempat terlanda revolusi "Tiananmen Square" (2001), termasuk Venezuela (2005) dan Negeri Para Mullah (Iran) melalui dua operasi yakni White Revolution (Operasi Ajax) dekade 1989 dan "Revolusi Hijau" (2009), kemudian Syria, Libya, dll. Jujur harus diakui, tatkala Revolusi Warna menjalar di luar kawasan Pakta Warsawa terbukti banyak gagal atau out of control, meski kenyataannya akhirnya kadar gerakan justru ditingkatkan menjadi perang sipil atau pemberontakan bersenjata, sebagaimana kejadian di Libya, di Syria, dan lain-lain.

Arab Spring

Sedangkan gerakan massa di Timur Tengah, Asia Tengah dan Afrika Utara, khususnya  kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara yang hingga kini masih belum ada tanda-tanda reda. Media-media sosial menggelarkan PENENTANGAN ini dengan istilah Arab Spring atau Musim Semi Arab, ataupun “Kebangkitan Dunia Arab”.

Jadi tidak lagi disebut sebagai Revolusi Warna. Menarik memang. Betapa “ruh” dan esensi kedua gerakan massa (Revolusi Warna dan Arab Spring) ternyata tak jauh berbeda, artinya kemasannya terkesan tak serupa namun secara hakiki jelas sama. Kesamaan ada di logo berupa “Tangan Mengepal”, dan slogan gerakan serba singkat yang dimaknai “cukup”. Awal gerakan di Mesir misalnya, berslogan Kifaya artinya cukup, gejolak di Georgia disebut Kmara juga maknanya cukup, di Ukraina namanya Pora (waktunya), di Kyrgystan slogannya Kelkel (zaman baru) dan lain-lain.
Jika kamu BERSENJATA, penulis yakin kamu akan jadi PEMBUNUH

Baik Revolusi Warna di jajaran Pakta Warsa, maupun Arab Spring yang menerajang kelompok negara Timur Tengah, ianya serupa tetapi tak sama. Itulah pemaknaan mutlak yang harus dipahami bersama. Oleh sebab hampir semua gerakan memiliki ciri tanpa kekerasan (non-violent resistance), sangat berperanan menarik minat segenap lapisan masyarakat dan  termasuk di dalamnya ialah kelompok pemuda serta mahasiswa Melayu sebagai TUNJANG dan penampakan MAHASISWA yang tidak BERKUALITI.

Perarakan dan perhimpunan "BAIK dan BERSIH ini hanyalah KULIT, paa hakikatnya ia adalah RANSANGAN SEMANGAT yang menggila yang cuba di BANGKITKAN untuk BERPERANG sesama sendiri dan akhirnya KEMUSNAHAN di datangkan pada Negara dan kita akan kembali seperti dahulu kala.....BANGSA yang SUKA DIRINYA di JAJAH dan menjadi HAMBA kepada BANGSA yang MENUMPANG.

Gerakan Non Kekerasan untuk Ganti Regim

TGHH yang di peralatkan tersedar di HUJUNG USIA


Tuntutan utama dalam revolusi non kekerasan ini ialah GANTI REGIM melalui langkah awal penyebaran isue-isue lazim seperti demokratisasi, hak azasi manusia (HAM), pemimpin zalim, kemiskinan, korupsi dan lain-lain. Tujuannya guna menciptakan opini publik agar menggumpal rasa “ketidakpercayaan rakyat kepada PEMERINTAH dan pemimpinnya”. Inilah “master virus”-nya revolusi yang harus ditancapkan di benak segenap massa di negara-negara yang menjadi target. Tak bisa tidak.
Selanjutnya, adanya kesamaan pola-pola dalam gerakan ganti rezim ini, karena mereka berpedoman pada “buku wajib” berjudul From Dictatorship To Democracy-nya Gene Sharp, sarjana senior Albert Einstein Institute (AEI). Ya. Melawan rezim tanpa senjata ialah metode baku, bahkan menjadi kunci strategi demi keberhasilan atas model gerakan semacam ini. Sasarannya ialah memanipulasi dan mencuri simpati publik melalui media massa serta media sosial seperti facebook, blogger, twitter dan lain-lain.

Tak dapat dipungkiri memang, selain hampir semua logo, slogan, taktik bahkan strategi gerakan berbasis kurikulum pada bukunya  Gene Sharp tadi, dari sisi pelatihan ternyata juga oleh lembaga yang sama yaitu Center for Applied Non Violent Action and Strategies (CANVAS), pusat pelatihan unjuk rasa tanpa kekerasan. Menurut beberapa sumber, CANVAS telah melatih para tokoh demonstran di 37-an negara termasuk di antaranya ialah Korea Utara, Belarus, Zimbabawe, Tunisia, Mesir, Yaman, Bahrain, Suriah, Iran dan lain-lain. Retorika menggelitik pun muncul: bagaimana khabar kaum demonstran di Indonesia, apakah kalian juga termasuk yang dilatihnya?
 
Revolusi Warna diperkenalkan oleh pengasas dan pemikir Albert Einstein Institution, Gene Sharp yang pernah digunakan serentak pada tahun 2005 seperti Revolusi Oren (Ukraine), Revolusi Tulip (Krygyzstan), Revolusi Biru (Kuwait), Revolusi Unggu (Iraq) dan Revolusi Baldu (Czechoslovakia)
Gene Sharp dan Albert Einstein Institution pula ditaja IRI (the International Republican Institute) dan NED (the National Endowment for Democracy)

Revolusi Warna adalah satu kaedah yang diperkenalkan oleh pemikir di institut Yahudi dengan menggunakan kekuatan kumpulan-kumpulan civil society (di belakangnya parti-parti politik pembangkang) untuk memimpin rakyat untuk menjatuhkan pemerintah.

Revolusi Warna diperkenalkan di Malaysia pada tahun 2005, namun dilaksanakan dua tahun kemudiannya.
Menurut laman globalresearch yang memetik sumber asal NDI (sebelum diubahsuai), badan penaja Revolusi Warna itu mula mengadakan bengkel bersama REFSA, satu-satunya sekretariat untuk BERSIH pada tahun 2005.


REFSA adalah nama singkatan kepada Pusat Penyelidikan Untuk Kemajuan Masyarakat (Research for Social Advancement), sebuah badan pemikir DAP, diketuai oleh Liew Chin Tong, ahli DAP sejak dari tahun 1999.

Malah, laman bersih.org turut mengakui idea penubuhan BERSIH hasil daripada resolusi bengkel pilihan raya yang diadakan di Kuala Lumpur pada September 2006. Ketika bengkel pilihan raya dan BERSIH dilancarkan pada tahun 2006, Anwar Ibrahim masih menetap di Amerika Syarikat (AS) yang terlibat secara langsung dengan yayasan dana demokrasi AS, National Endowment for Democracy (NED).

Penganalisis politik yang berpangkalan di Singapura, Nile Bowie mendedahkan Anwar Ibrahim adalah ahli panel NED seperti mana yang dirakam dalam foto Majlis Anugerah Demokrasi pada tahun 2007 bersama-sama dengan Carl Gershman (Presiden NED), Lorne Craner (Presiden IRI) dan Ken Wollack (Presiden NDI).

NED mendapat tajaan tahunan daripada USAID (United States Agency for International Development), kemudian dana itu diagih-agihkan kepada empat badan operasi NED iaitu IRI (International Republican Institute), NDI (National Democratic Institute for International Affairs), CIPE (Center for International Private Enterprise) dan ACILS (American Center for International Labor Solidarity).

BERSIH buat pertama kalinya mengadakan perhimpunan jalanan pada 10 Oktober 2007 jam 3.00 petang di Dataran Merdeka, Kuala Lumpur. Anwar Ibrahim ditonjolkan sebagai ketua perhimpunan BERSIH tersebut.
Peneraju utama DAP, Lim Kit Siang dan anaknya, Lim Guan Eng siapa pemikir sebenar BERSIH, sebab itu Chin Tong dipilih bertanding di Parlimen Bukit Bendera Pulau Pinang pada Pilihanraya Umum ke-12 (2008).

Chin Tong yang juga bekas penyelidik Pelawat di Institute of Southeast Asian Studies (ISEAS), Singapura telah dilantik sebagai Pengarah Eksekutif Penang Institute (sebelum itu dikenali sebagai Socio-Economic and Environmental Research Institute, SERI) pada 2009-2012 selepas DAP berjaya mengambil alih negeri itu dan Guan Eng dilantik Ketua Menteri.

Penang Institute adalah badan pemikir rasmi kerajaan DAP Pulau Pinang. Selepas DAP yang diketuai Kit Siang melancarkan misi menawan Johor pada Pilihanraya Umum ke-13, Chin Tong turut dipindahkan dari Parlimen Bukit Bendera ke Parlimen Kluang, Johor. Chin Tong juga diberi laluan mudah untuk mengetuai DAP Johor apabila pengerusi DAP negeri yang lama, Dr Boo Cheng Hau diketepikan. Inilah juga rahsia kenapa Chin Tong mendapat undi tertinggi dalam pemilihan Jawatankuasa Tertinggi Pusat (CEC) DAP 2013. Kini mereka kearah  Langkah seterusnya dengan BERSIH 4:0

  

DAP Gunakan Melayu Untuk Gulingkan Kerajaan Melayu Kerana Melayu Kepala Batu, BERSIH 4.0

Tiada siapa dapat menafikan DAP adalah dalang di sebalik perhimpunan jalanan BERSIH 4.0 yang bakal bermula pada jam 2 petang 29 Ogos dan berakhir pada 11.59 malam 30 Ogos ini. Ia berarak dari lima lokasi berlainan iaitu Brickfields, Pasar Seni, Sogo, Masjid Negara dan Dataran Maybank dan berakhir di Dataran Merdeka di mana destinasi yang sama adalah lokasi sambutan Hari Kebangsaan setiap tahun, 31 Ogos.

Selesai berhimpun di jalanan, maka pada 31 Ogos, Parti Amanah Rakyat (Amanah) tajaan Gerakan Harapan Baru, di mana DAP di belakangnya akan dilancarkan. Ini bukan kebetulan, ini adalah satu perancangan yang disusun rapi yang mempunyai perkaitan di antara satu sama lain. 


Memang itu sebahagian taktik komunis; penyusupan (infiltration), demontrasi, sabotaj; dan jika mereka mempunyai kekuatan mereka akan melancarkan pemberontakan bersenjata kerana mereka tidak yakin proses demokrasi melalui pilihanraya mampu memberi kekuasaan untuk mencapai matlamat mereka.


Sejarah modus operandi komunis pada tahun 1945 hingga 1969 membuktikan taktik-taktik ini pernah digunakan. Pasca Parti Komunis Malaya (PKM) dibubarkan pada tahun 1989, ahli-ahli bergerak dengan pakaian ‘Rakyat Malaysia’ yang masih menerapkan ideologi dan modus operandi komunis dalam pelbagai jenama yang positif. Seorang berketurunan Cina, Jason Chin ketika menulis di Malaysia-Today mendedahkan perkara ini.

“Dari tahun 1952-1969 pembangkang terkuat di Malaya adalah Parti Buruh yang dipengaruhi oleh komunis. Pada Pilihanraya Umum 1969, parti Buruh memboikot pilihanraya dan telah meninggalkan barisan pembangkang terdiri daripada DAP, Gerakan, PPP dan PMIP/PAS.

“Dalam tempoh berkempen, Parti Buruh memberi sokongan di belakang DAP. Ini dengan sendirinya akan memberitahu anda berkaitan intipati DAP. DAP mempunyai ideologi komunis di dalam DNA parti mereka.

“Dalam laporan Majlis Gerakan Negara (NOC) berkaitan pasca tragedi berdarah 13 Mei 1969, jelas menyebut bahawa pada 11 Mei 1969, DAP menganjurkan pelbagai perarakan tanpa permit polis.

“Mereka yang hadir telah mencetuskan sentimen perkauman yang keras. Perhimpunan haram itu dikatakan menjadi punca rusuhan 13 Mei.

“Walaupun Lim Kit Siang terus mengatakan bahawa dia tidak berada di dalam negara ini semasa tarikh tersebut, namun dia tidak mengkritik tindakan DAP melalui perhimpunan yang menakutkan itu telah membawa kepada pertumpahan darah 13 Mei.

“Terdapat gambar (di internet) menunjukkan Setiausaha Agung DAP Goh Hock Guan memegang bendera Roket (bendera DAP) dan berarak di jalan-jalan di Kuala Lumpur sebelum rusuhan.

“Generasi yang lebih tua yang masih hidup ketika rusuhan tahu bagaimana DAP menyebarkan kebencian di kalangan rakyat yang akhirnya membawa kepada hari yang paling gelap dalam sejarah Malaysia,” dedahnya.
  
 


 


















AMUKANMelayu - Berfikir satu saat itu lebih baiknya dari SOLAT SUNAT 1,000 rakaat...pandanglah mereka di atas......mereka semuanya sedang di pergunakan oleh DAJJAL......adakah kamu juga mahu di pergunakan seperti itu.....terpulanglah wahai anak Melayu.......
Revolusi warna ini adalah pergerakkan politik yang berasal dari negara-negara barat terutamanya Eropah kemudiannya diambil alih oleh Amerika Syarikat dan ianya merupakan satu gelombang ideologi yang menular dari sebuah negara ke negara yang lain manakala penyokong-penyokong dalam revolusi warna ini semuanya menggunakan penentangan aman pada mulanya yang melibatkan orang awam tetapi akhirnya menjadi ganas seperti dilakukan Bersih 1.0 hingga ke Bersih 3.0. Demonstrasi,mogok lapar dan perhimpunan haram semuanya digunakan bagi tujuan melumpuhkan kerajaan memerintah dan memaksa perubahan yang mereka perjuangkan dan pergerakan revolusi ini semuanya menggunakan warna tertentu atau bunga sebagai simbol mereka. Revolusi warna ini amat ketara sekali di dalam menggunakan NGO (pertubuhan bukan kerajaan) yang sengaja ditubuhkan dan khususnya kumpulan-kumpulan aktivis pelajar di dalam mengatur penentangan aman atau perhimpunan-perhimpunan haram ataupun menyerap masuk individu-individu tertentu di dalam agensi-agensi kerajaan bagi menyelaraskan gerakan revolusi yang dirancang, Revolusi warna sebeginii amat berjaya sekali di Serbia terutama dalam Revolusi Jentolak padatahun 2000), di Geogia melalui Revolusi Bunga Ros (2003), di Ukraine dengan Revolusi Oren (2004), di Lubnan dinamakan Revolusi Araz (yang paling ganas pernah berlaku), di Krygyzstan dengan Revolusi Tulip (2005), Revolusi Biru di Kuwait (2005), di Iraq ia dikenali sebagai Revolusi Unggu (2005) dan di Czechoslovakia ia dikenali sebagai Revolusi Baldu (2005). Kumpulan yang berhaluan kiri di negara ini yang dipimpin oleh ekstrimis politik sedang menggerakan agenda yang sama kerana mereka yakin,mereka tidak mampu menumbangkan kerajaan sedia ada melalui proses demokrasi dan sebarang bentuk demonstarsi yang mereka adakan sejak akhir-akhirnya hanya satu latihan menggerakan kepada satu demonstrasi yang lebih besar menjelang PRU13 ataupun ketika diumumkan pembangkang kalah dalam PRU13 nanti.Ini perlu kita awasi. Revolusi Hijau pula telah dimulakan di Iran pada tahun 2009 hingga 2010 tetapi gagal dan revolusi ini dimulakan atas dasar menentang keputusan pilihanraya atau meminta pilihanraya diadakan secara adil. Namun jika ditunaikan sekalipun kehendak penganjur revolusi ini mereka tetap akan melakukan protes sehinggalah kerajaan yang ditentang dijatuhkan dan mereka mengambil alih kepimpinan kerajaan. Lihat saja tuntutan Bersih yang pertama dulu bilamana SPR tunduk kepada permintaan mereka,kumpulan ini terus juga melancarkan demontrasi. Tujuan penentangan mereka sebenarnya adalah topeng kepada hasrat mereka untuk mengambil alih kerajaan walaupun kerajaan semasa mentadbir dengan baik malah genda mereka disokong pula oleh pergerakan demokrasi dari negara-negara barat yang memang berniat memerintah negara-negara yang sedang membangun melalui proksi-proksi mereka. Revolusi warna dalam negara kita ini adalah hasil usahasama pemimpin-pemimpin pembangkang dengan negara luar yang berusaha untuk menguasai sesebuah negara dan selalunya sokongan kewangan yang besar datang daripada kerajaan negara-negara barat dan NGO-NGO barat yang mensasarkan negara tertentu seperti Malaysia untuk diambil alih melalui revolusi sebegini Revolusi warna adalah satu bentuk penjajahan baru yang telah dicipta oleh negara-negara barat dengan menggunakan kepimpinan tempatan seperti Anwar Ibrahim,Mat Sabu,Ambiga dan beberapa nama lagi yang merancang untuk membuat kacau bilau di dalam Negara ini. Mereka ini akan adakan pelbagai tuntutan dan tuduhan kepada kerajaan yang memerintah dan pada masa yang sama cuba tidak akan menerima apa saja pembaharuan yang dibawa walaupun tuntutan-tuntutan mereka telah dipenuhi. Ideologi yang dibawa oleh revolusi warna ini memperdagangkan konsep politik songsang yang sesat malah membawa kesan yang amat buruk kepada sesebuah negara. Lihat sahaja Bersih,HKR dan berbagai-bagai lagi gerakan sonsang yang sedang dilakukan. Rakyat menjadi keliru,keliru dengan maklumat-maklumat palsu yang disebarkan oleh pihak pembangkang dan pihak kerajaan pula akan diserang tanpa henti dengan tohmahan yang dikeluarkan secara besar-besaran meliputi semua media alternatif, laman sosial dan blog-blog anti kerajaan yang dikawal-selia oleh jentera-jentera milik revolusi warna ini dari dalam dan luar negara. Begitulah adanya dengan perancangan licik revolusi warna ini yang hanya semata-mata berusaha atas dana yang diberikan oleh proksi negara-negara barat bagi menjatuhkan mana negara-negara yang mereka ingin ambil alih dan inilah bentuk penjajahan alaf baru yang sedang rancak berlaku dan jika kita berwaspada ia akan berlaku kepada negara kita ini.Lihat sahaja terdedah tentang Suaram,Sarawak Report,MalaysiaKini dan berbagai-bagai lagi yang menerima dana daripada luar untuk menabur serta merekayasakan fitnah terhadap kerajaan dan pemimpinnya. Apakah signifikan baju merah penunjuk perasaan Thai dengan baju kuning penunjuk perasaan Bersih 2.0 dan 3.0 di Malaysia ? Kedua-duanya menggunakan warna sebagai satu cara menunjukkan protes mereka dan mereka sebenarnya tergolong dalam satu pergerakkan global yang dinamakan pergerakan revolusi warna dan Malaysia adalah sasaran seterusnya.. Revolusi warna tanpa syak lagi adalah satu fenomena baru yang sedang menular dalam arena pembangunan politik masa kini dan tujuan saya mendedahkan hal ini supaya dapat diambil peringatan oleh para pemimpin politik tentang bahaya dan kesan revolusi warna ini yang mampu menghancurkan negara kita dengan menimbulkan kacau bilau jika tidak ditangani dengan lebih awal. Kita perlu memahami ciri-ciri pergerakan ini dan bentuk-bentuknya supaya dapat diambil tindakan yang sewajarnya di dalam membenteras wabak ideology ini yang sememangnya dicipta oleh pergerakkan demokrasi barat. Mari kita mulakan dengan definasi yang diambil daripada Wikipedia. Laman web ini adalah antara yang pertama menerangkan tentang wujudnya revolusi warna ini dengan memberi definasi yang berikut ; "Color revolution(s) is a term used by the media to describe related [political] movements that developed in several societies in the CIS (former USSR) and Balkan states during the early 2000s. Some observers have called the events a revolutionary wave. Participants in the color revolutions have mostly used nonviolent resistance, also called civil resistance. Such methods as demonstrations, strikes and interventions have been [used to] protest against governments seen as corrupt and/or authoritarian, and to advocate democracy; and they have also created strong pressure for change. Freedom House, National Democrat Institute, International Republican Institute, CIA, MOSSAD, USAID, CIDA, Albert Einstein Institution, and various western NGOs including Jew billionaire George Soro’s Open Society Institute – are ‘the foreign instigators and helpers’ who pave the way for a pro-USrael regime changes around the world. These groups arrange dessident groups behind a single opposition leader (a pro-West would be ideal, but even an anti-West would do the trick” Copy the BEST Traders and Make Money (One Click) : http://ow.ly/KNICZ

Copy the BEST Traders and Make Money (One Click) : http://ow.ly/KNICZ