Kenyataan Rasmi Yang Langsung Tidak Bertanggung Jawab Dari Presiden PAS Mengenai Kalimah Allah
HARI ini penulis membawa semula
perhatian pembaca kepada kenyataan rasmi Presiden PAS, Tuan Guru Abdul
Hadi Awang pada 2010 yang mengakui bahawa kalimah Allah boleh digunakan
oleh penganut agama Kristian.
Penulis harap, artikel ini mampu menamatkan semua pertelingkahan yang wujud antara PAS dan DAP sekarang ini. Tidak lupa penulis nak memaklumkan disini bahawa artikel ini bukan penulis reka sendiri, boleh rujuk disini
Oleh: Datuk Seri Abd Hadi Awang – Presiden PAS
PAS sebagai sebuah parti Islam amat
menghormati prinsip kebebasan beragama sepertimana yang ditekankan oleh
Islam kerana manusia tidak boleh dipaksa untuk menerima mana-mana agama,
melainkan ia merupakan pilihan sendiri. Prinsip kebebasan beragama ini
juga telah dimaktub dalam perkara 11 Perlembagaan Persekutuan.
PAS ingin menjelaskan bahawa berdasarkan kepada kaedah Islam, penggunaan nama Allah pada asasnya adalah dibenar untuk digunakan oleh agama samawi seperti Kristian dan Yahudi.
Walau bagaimanapun, penggunaan kalimah Allah secara salah dan tidak bertanggungjawab mestilah dielakkan supaya ianya tidak menjadi isu yang boleh menjejaskan keharmonian kaum dan agama dalam negara ini.
PAS memberikan peringatan kepada semua pihak supaya tidak menyalahgunakan perkataan Allah bagi mengelirukan atau menjadikan politik murahan untuk mendapat sokongan rakyat.
Al-Quran telah menyarankan cara yang betul menggunakan perkataan Allah, sebagaimana yang dinyatakan dalam Surah al-Imran ayat 64 yang bermaksud: Katakanlah hai ahli kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahawa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan dia, dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebahagian kita menjadikan sesama manusia seperti pemimpin dan sebagainya, sebagai tuhan selain Alllah.
PAS dengan tegasnya ingin menolak sebarang bentuk tindakan agresif dan provokatif jahat yang boleh menggugat keharmonian dan mencetuskan ketegangan masyarakat.
PAS dengan segala rasa penuh tanggungjawab bersedia untuk menjelaskan isu ini kepada semua pihak bagi mewujudkan suasana yang harmoni berdasarkan kepada prinsip keadilan sebagaimana yang termaktub dalam perlembagaan dan dijamin oleh Islam.
“Allah For All * Islam For All”
“Islam Adil Untuk Semua”
Lihat kenyataan Hj Hadi di atas dan bandingkan "terjemahan" ayat di bawah.....
“Sesungguhnya
telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah adalah Al
Masih putra Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani
Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu” Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan
kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi
orang-orang lalim itu seorang penolong pun.“[QS. Al-Maidah:72]
"Sesungguhnya
kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari
yang tiga" [trinity], padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa
yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka
akan ditimpa siksaan yang pedih."[QS.Al Maidah:73]
Tafsir Imam Ibnu Katsir surah Al Maidah ayat 72-73
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putra Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun.“[QS. Al-Maidah:72
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُثَلاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
"Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih."[QS.Al Maidah:73]
Allah Subhana wa ta’ala. berfirman menjatuhkan keputusan kafir terhadap beberapa golongan dari kaum Nasrani —yaitu golongan Malakiyah, Ya’qubiyah, dan Nusturiyah— karena sebagian dari mereka mengatakan bahwa Al Masih adalah tuhan. Mahatinggi Allah dari apa yang mereka katakan dan Mahasuci dengan ketinggian yang setinggi-tingginya. Dalam keterangan sebelumnya telah disebutkan, mereka telah diberi tahu bahwa Al-Masih itu adalah hamba dan utusan Allah. Kalimat yang mula-mula diucapkannya selagi ia masih berada dalam buaian ialah, “Sesungguhnya aku adalah hamba Allah!’ Dan ia tidak mengatakan bahwa dirinya adalah Allah, tidak pula sebagai anak Allah, melainkan dia mengatakan:
“Sesungguhnya aku ini hamba Allah; Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. (Maryam: 30)
Sampai dengan beberapa ayat berikutnya, yaitu firman-Nya:
“Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhan kalian, maka sembahlah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus.“(Maryam: 36)
Demikian pula di saat masa dewasanya dan telah diangkat menjadi nabi, dia mengatakan kepada mereka seraya memerintahkan agar mereka menyembah Allah, Tuhannya dan Tuhan mereka semata, tiada sekutu bagi-Nya. Karena itulah dalam surat ini disebutkan melalui firman-Nya:
“padahal Al-Masih (sendiri) berkata, “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhan kalian. ” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah.“(Al-Maidah: 72)
yaitu menyembah selain Allah bersama Dia.
“maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya di neraka“[Al-Maidah 73]
Yakni Allah memastikannya menjadi penghuni neraka dan mengharamkan surga atasnya. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah dalam firman lainnya, yaitu:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. (An-Nisa: 48)
Dan Allah Subhana wa ta’ala. telah berfirman:
Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga, “Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah direzekikan Allah kepada kalian.” Mereka (penghuni surga) menjawab,
“Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir. “(Al-A’raf: 50)
Di dalam kitab Sahih disebutkan bahwa Nabi Saw.pernah memerintahkan seorang juru penyeru untuk menyerukan di kalangan khalayak ramai, bahwa sesungguhnya surga itu tiada yang dapat masuk ke dalamnya kecuali jiwa yang muslim. Menurut lafaz yang lain disebutkan jiwa yang mukmin. Dalam pembahasan sebelumnya, yaitu pada permulaan tafsir surat An-Nisa, tepatnya pada pembahasan firman-Nya:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik“(An-Nisa:48)
Disebutkan sebuah hadis melalui Yazid ibnu Babnus, dari Siti Aisyah radhiyallaahu anha,
bahwa diwan (catatan amal) itu ada tiga macam. Lalu disebutkan salah satunya, yaitu suatu diwan yang Allah tidak mau memberikan ampunan padanya, yaitu dosa syirik (mempersekutukan Allah dengan selain-Nya).
Allah Subhana wa ta’ala. berfirman:
“Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga.“(Al-Maidah 72)
Hadis ini terdapat di dalam kitab Musnad Imam Ahmad. Karena itu, dalam surat ini disebutkan oleh Allah Subhana wa ta’ala.,menceritakan keadaan Al-Masih, bahwa dia telah mengatakan kepada kaum Bani Israil:
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah maka pasti A llah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.“(Al-Maidah: 72)
Yakni di hadapan Allah dia tidak memperoleh seorang penolong pun, tiada yang membantunya dan tiada pula yang dapat menyelamatkan dia dari apa yang dialaminya.
Firman Allah Subhana wa ta’ala.:
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang mengatakan bahwa Allah salah satu dari yang tiga.” (Al-Maidah: 73)
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Hasan Al-Hasanjani, telah menceritakan kepada kami Sa’id ibnul Hakam ibnu Abu Maryam, telah menceritakan kepada kami Al-Fadl, telah menceritakan kepada kami Abu Sakhr sehubungan dengan firman-Nya:
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang mengatakan bahwa Allah salah satu dari yang tiga.“(Al-Maidah; 73)
Hal itu seperti perkataan orang-orang Yahudi, bahwa Uzair adalah anak Allah; dan orang-orang Nasrani mengatakan Al-Masih adalah putra Allah. Mereka menjadikan Allah sebagai salah satu dari yang tiga (yakni ada tuhan ayah, tuhan ibu, dan tuhan anak). Tetapi pendapat ini bila dikaitkan dengan tafsir ayat ini berpredikat gharib, mengingat pendapat ini mengatakan bahwa yang dimaksud adalah dua golongan, yaitu orang orang Yahudi dan Nasrani. Pendapat yang benar ialah yang mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang Nasrani saja secara khusus. Demikianlah menurut apa yang dikatakan oleh Mujahid dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang.
Kemudian mereka berselisih pendapat mengenainya. Menurut suatu pendapat, yang dimaksud ialah orang-orang yang kafir dari kalangan mereka (kaum Ahli Kitab),yaitu mereka yang mengatakan ajaran trinitas, yaitu tuhan ayah, tuhan anak, dan tuhan ibu yang melahirkan tuhan anak. Mahatinggi Allah dari perkataan mereka dengan ketinggian yang Setinggi-tingginya.
Ibnu Jarir dan lain-lainnya mengatakan, ketiga sekte itu —yakni sekte Malakiyah, sekte Ya’qubiyah, dan sekte Nusturiyah— semuanya mengatakan ajaran trinitas ini, sekalipun mereka berbeda pendapat mengenainya dengan perbedaan yang sangat mencolok; pembahasan mengenainya bukan dalam kitab ini. Setiap golongan dari mereka mengalirkan golongan yang lain, tetapi pada prinsipnya KETIGA GOLONGAN INI SEMUANYA KAFIR.
As-Saddi dan lain-lainnya mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan sikap mereka yang menjadikan Al-Masih dan ibunya sebagai dua tuhan selain Allah. Mereka menjadikan Allah sebagai salah satu dari yang tiga itu.
As-Saddi mengatakan bahwa makna ayat ini sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah Subhana wa ta’ala. dalam akhir surat ini melalui firman-Nya:
Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, “Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia, ‘Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah’? ” Isa menjawab, “Mahasuci Engkau. ” (Al-Maidah: 116), hingga akhir ayat.
Pendapat inilah yang terkuat.
Firman Allah Subhana wa ta’ala.:
“padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa.“(Al-Maidah: 73)
Dengan kata lain, Tuhan itu tidak berbilang, melainkan Maha Esa, tiada yang menyekutui-Nya, Tuhan semua yang ada, dan Tuhan semua makhluk. Kemudian Allah Subhana wa ta’ala. berfirman seraya mengancam dan menekan mereka:
“Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu.“(Al-Maidah: 73)
Yakni tidak mau berhenti dari kebohongan dan kedustaan itu.
“pasti orang-orang yang kafir di antara mereka dam ditimpa siksaan yang pedih.“(Al-Maidah: 73)
Kalimah Allah : Pakatan Kekal Pendirian Presiden PAS.
PETALING JAYA 23 Jan - Ketua Umum Parti Keadilan Rakyat (PKR), Datuk
Seri Anwar Ibrahim tetap dengan pendirian pakatan berdasarkan kenyataan
yang dibentangkan oleh Presiden PAS, Datuk Seri Abdul Hadi Awang dalam
mesyuarat Pakatan Rakyat pada 8 Januari yang lalu.
Anwar menegaskan pakatan bersedia mengadakan perbincangan mengenai
keputusan Majlis Syura Pas yang di keluarkan pada 13 Januari.
"Boleh, kenapa tak boleh bincang. Tapi setakat ini tidak timbul.
Setakat ini, pendirian Pakatan Rakyat berdasarkan kenyataan yang
dibentangkan oleh Hadi Awang dalam mesyuarat Pakatan Rakyat yang lalu (8
Januari)," katanya pada sidang media di ibu pejabat PKR di sini hari
ini.
Tambahnya, kenyataan yang dibentangkan oleh Hadi Awang mengenai kalimah Allah boleh diguna selagi ia tidak disalahgunakan.
"Soal isu Allah ini saya baca dengan teliti keputusan Majlis Syura Pas.
Kita juga baca dan bincang kenyataan yang dibentang oleh Hadi Awang di
awal dalam Majlis Pakatan Rakyat.
"Kita dalam Pakatan Rakyat apabila membaca kenyataan Hadi Awang,
pertama dengan tidak melarang penggunaan tetapi menegur
penyalahgunaannya, menyatakan keprihatinan kalau ia boleh mengelirukan.
Kita tidak ada masalah dalam hal demikian," katanya.
Majlis Syura PAS telah membuat keputusannya pada mesyuarat 13 Januari
yang lalu dan secara rasminya PAS Pusat tidak membenarkan kalimah Allah
digunakan dalam mana-mana rujukan Agama Bukan Islam sebagai terjemahan
mana-mana bentuk bahasa pengantara.
Keputusan rasmi ini telah dikeluarkan menerusi kenyataan bertulis dan
ditandatangani Mursyidul Am PAS, Datuk Nik Abdul Aziz Nik Mat bersama
timbalannya, Datuk Dr. Haron Din.
Nik Aziz sebelum ini menegaskan bahawa keputusan ini patut dipatuhi oleh semua anggota parti itu termasuk pimpinan PR.
Anwar turut merasakan kebimbangan masyarakat Islam jika kalimah
berkenaan disalahgunakan oleh pihak yang mahu menyebar dakyah songsang
untuk mengelirukan masyarakat Islam.
"Saya juga dapat merasakan sebahagian daripada kebimbangan itu sahih, maknanya ada benar.
"Dalam kes-kes seperti itu kita harus tegas. Kalau ada antaranya
pengedaran Bible ini kepada budak-budak sekolah, harus ada tindakan.
Yang saya tidak setuju, ia digunakan untuk politik seperti mengatakan
liberal, plural dalam soal Allah ini," katanya lagi.
KENYATAAN PRESIDENT PAS TELAH DI POLITIK DAN MEMUDAHKAN MUSUH ISLAMELAYU MENYESATKAN AKHIDAH UMAT.
Kalimah ALLAH - PKR, DAP Berpegang Kenyataan Hadi 8 Januari, Bukan Majlis Syura
"Kita tidak boleh tukar pendirian setiap hari...Oleh
kerana kita terikat dengan dasar-dasar yang telah dipersetujui secara
kolektif dalam majlis presiden PR, maka kita berpegang kepada keputusan
itu (8 Januari 2013)."
PKR dan DAP Tolak Keputusan Majlis Syura PAS mengenai Kalimah ALLAH. Mereka berpegang kepada keputusan mesyuarat tiga pihak 8 Januari.
Timbalan Presiden PKR, Azmin Ali berkata, pihaknya berpegang pada pendirian Presiden Pas, Datuk Seri Abdul Hadi Awang 8 Januari lalu yang membenarkan orang bukan Islam menggunakan kalimah ALLAH dalam Bible versi bahasa Melayu.
Azmin juga menegaskan, pimpinan tertinggi Pakatan Rakyat (PR) telah sebulat suara menerima pendirian Abdul Hadi yang membenarkan semua agama menggunakan kalimah suci itu tanpa menterjemahkannya ke bahasa lain dan tidak boleh disalahgunakan.
"Pendirian ini tuntas dengan pendirian Pas pada 2010, tidak berganjak walaupun perkara ini dibincangkan semula oleh kerana beberapa kenyataan, tetapi pendirian Pas dan PR tidak berubah.
"Kita tidak boleh tukar pendirian setiap hari," kata beliau kepada pemberita di ibu pejabat PKR, di Petaling Jaya semalam.
Azmin juga menjelaskan keputusan itu dicapai berdasarkan persetujuan bersama secara kolektif dalam Mesyuarat Majlis Presiden PR pada 8 Januari lalu dalam banyak perkara dengan mengambil kira kepentingan bersama.
"Oleh kerana kita terikat dengan dasar-dasar yang telah dipersetujui secara kolektif dalam majlis presiden PR, maka kita berpegang kepada keputusan itu," katanya.
Mengulas lanjut keputusan Majlis Syura yang bertentangan dengan pendirian Presiden Pas itu, Azmin yang juga Pengerusi PKR Selangor menegaskan, ia hanya sebahagian daripada struktur organisasi parti itu yang tidak terikat dengan polisi bersama PR.
"Majlis Syura terikat dengan ahli-ahli Pas, tetapi kita Keadilan (PKR), DAP dan Pas, kita terikat dengan dasar bersama yang telah dipertimbang, dibincang, dilulus dan disahkan dalam Majlis Presiden PR," jelasnya.
Bagaimanapun Azmin tidak menolak pandangan yang dilontarkan Majlis Syura sebagai menghormati hak berdemokrasi dan hak bersuara mana-mana pihak.
"Pandangan Majlis Syura harus kita hormati, kita tak boleh halang orang daripada bercakap," katanya. Ahad lalu, mesyuarat Majlis Syura Pas memutuskan supaya kalimah ALLAH tidak boleh digunakan dalam Bible versi nahasa Melayu selepas isu berkenaan dibantah pelbagai pihak.
Mesyuarat yang dipengerusikan Mursyidul Am Pas, Datuk Nik Abdul Aziz Nik Mat menyatakan perkataan 'God' atau 'Lord' dari mana-mana kitab agama bukan Islam adalah salah dari segi makna, tidak menepati kehendak sebenar dan perlu dicegah kerana membawa kekeliruan yang nyata.