AKU RINDU HENDAK KESANA
RESAH
- Dalam rembang senja begini hati menjadi resah, hembusan bayu yang
mencuri masuk di celah jendela, menjadikan aku termangu di sudut
kenangan. Seharian di sawah dengan ibu di baruh tak terasa lelahnya.
Melihat ibu mengetam padi....miangnya
masih terasa. Tika ibu menampi padi....iramanya membuatkan aku terlena.
Tika ibu mengajakku menumbuk padi.....antahnya dapat ku lihat di hujung
nyawa.
Tika hujan begini....air Sungai Chepor menjadi keruh, ayah pula galak mengail keli. Lima ekor sudah cukup untuk santapan malam....aku tidak risau walau pun GST melambung tinggi. Tika ayah mengopek kelapa, Sabutnya ku sangkut di hujung beranda, buat istana burung ciak bersarang di dalamnya.
Tika ibu mengukur kelapa, dapat sudah aku menekanya. Santan dimasak aku yang menjaga apinya. Tika santan bertukar minyak, tiada ku peduli berapa harganya. Tika cendawan memutih di punyut bersama kawan-kawan, itulah lauknya.
Tika aku di titian kelapa menyeberang sungai, jerit Tok Yajob masih terdengar, "Jangan di main di sana, air semakin besar". Tika ibu mengomel kehabisan cili, aku berlari kehujung desa. Cabai burung pedas tidak terhingga. Meleleh airmata tak sempat ku kesatnya. Nasi sepinggan habis tidak bersisa.
Waktu senja hendak berlalu, di lubuk rumbia tempat berkumpulnya. Air separas dada, kadang-kadang tertelan juga. Terbatuk-batuk sambil derai ketawa. Tiada swemingpool pun tak mengapa. Air yang jernih ku mandi bersama kerbau. Sabut sehasta di gosok seluruh anggota. Tidak bersabun tidak mengapa. kami tidak busuk tapi kami bersih dalam dan luar. Aku rindu hendak kesana....tapi dimana?
Tika hujan begini....air Sungai Chepor menjadi keruh, ayah pula galak mengail keli. Lima ekor sudah cukup untuk santapan malam....aku tidak risau walau pun GST melambung tinggi. Tika ayah mengopek kelapa, Sabutnya ku sangkut di hujung beranda, buat istana burung ciak bersarang di dalamnya.
Tika ibu mengukur kelapa, dapat sudah aku menekanya. Santan dimasak aku yang menjaga apinya. Tika santan bertukar minyak, tiada ku peduli berapa harganya. Tika cendawan memutih di punyut bersama kawan-kawan, itulah lauknya.
Tika aku di titian kelapa menyeberang sungai, jerit Tok Yajob masih terdengar, "Jangan di main di sana, air semakin besar". Tika ibu mengomel kehabisan cili, aku berlari kehujung desa. Cabai burung pedas tidak terhingga. Meleleh airmata tak sempat ku kesatnya. Nasi sepinggan habis tidak bersisa.
Waktu senja hendak berlalu, di lubuk rumbia tempat berkumpulnya. Air separas dada, kadang-kadang tertelan juga. Terbatuk-batuk sambil derai ketawa. Tiada swemingpool pun tak mengapa. Air yang jernih ku mandi bersama kerbau. Sabut sehasta di gosok seluruh anggota. Tidak bersabun tidak mengapa. kami tidak busuk tapi kami bersih dalam dan luar. Aku rindu hendak kesana....tapi dimana?
Seringkali kita akan kehilangan apa yg kita sayangi d saat kita benar2 tidak menyangka ................
..namun, itu lebih baik dari terlewat menyedari bahawa kita sesungguhnya menyayanginya tatkala kita sudah benar2 kehilangannya..
Aki - dah puas menyapa......tapi tiada yang menjawab, malah di jeling....
..namun, itu lebih baik dari terlewat menyedari bahawa kita sesungguhnya menyayanginya tatkala kita sudah benar2 kehilangannya..
Aki - dah puas menyapa......tapi tiada yang menjawab, malah di jeling....
AMUKANMELAYU - Rindu serindu rindunya